The Deadly Clans (18+)

By EvanKoloay

2.2K 285 193

Mungkin kalian bosan dengan cerita fiksi remaja, romance, dan kisah-kisah cinta lain.? Yuk baca cerita ini... More

Prolog
Wilayah & Clan
BAB 2 : Hidup & Mati
BAB 3 : Clan Alexi Tidak Akan Pernah Mati
Bab 4 : Melindungi Tuan Muda
BAB 5 : Claimterd
Bab 6 : NW'S
BAB 7 : Pengkhianatan
BAB 8 : Kabar Burung
Info
Bab 9 : Black Forest 1
Black Forest II

BAB 1 : Harapan

412 52 31
By EvanKoloay

Musim panas, Tahun 162.

Suara pedang yang saling bertabrakan terdengar dimana-mana. Semua jerih payah yang mereka lakukan sebelum maju di medan perang akan di uji disini. Hidup dan mati semua tergantung pada seberapa besar kekuatan.

Jeritan-jeritan tanpa henti diteriakan para prajurit dan penyihir yang saling membunuh satu sama lain.

          Tidak ada kata ampun dalam peperangan.

Langit menjadi gelap oleh asap hitam yang membumbung tinggi ke langit. Asap hitam itu berasal dari kebakaran yang terjadi dimana-mana. Tidak ada satupun yang tersisa!

Bahkan tanah telah berubah warna menjadi merah akibat darah yang berceceran dimana-mana.

Peperangan ini telah masuk ke babak akhir! Kekalahan tidak terelakan.

~oOo~

Di tengah kekacauan itu seorang pria paruh baya berlari dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak.

Dia hanya terus berlari di tengah kekacauan yang terjadi. Dia tidak mempedulikan luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya. Dengan nafas terengah-engah dia tetap berlari dengan kecepatan terbaiknya.

Pria paruh baya itu berlari menuju rumah yang berada di Tengah Clan Alexi.

Rumah itu adalah kediaman Kepala Clan Alexi. Rumah yang bisa di bilang kuno itu tetap berdiri dengan kokoh dan tak goyah sama sekali.

Dibalik tuanya rumah itu tersimpan sejarah-sejarah yang menjelaskan tentang Clan Alexi, mulai dari awal mula terbentuknya Clan ini sampai sejarah kepemimpinan Clan. Semuanya terukir di dinding-dinding kayu rumah tersebut.

Terdapat banyak prajurit dan penyihir yang berjaga di sekeliling rumah ini, karena rumah ini adalah titik vital dari Clan Alexi.

Para prajurit biasanya mengenakan baju zirah lengkap dari ujung kaki sampai ujung kepala mereka. Baju zirah ini biasanya terbuat dari lempengan besi baja yang kuat.

Sedangkan para penyihir biasanya menggunakan sebuah jubah panjang yang menutupi badan hingga kakinya, sedangkan untuk kepala biasanya mereka menggunakan topi kerucut.

Dibalik visor-helm penutup muka yang terbuat dari plat besi- dan topi kerucut yang mereka kenakan terdapat wajah yang penuh dengan kecemasan.

Mereka tidak tahu apa yang terjadi di medan perang. Dalam hati para prajurit dan penyihir terdapat harapan agar peperangan ini di menangkan oleh mereka.

Setelah melihat orang tua itu mereka yang berjaga-jaga di rumah ini semakin cemas dan ketakutan. Dengan melihat seberapa terlukanya orang tua itu mereka tahu bahwa kabar darinya sudah pasti kabar buruk. Tapi, dalam hati kecil mereka masih berharap peperangan ini di menangkan oleh mereka. Tapi itu hanyalah sebuah harapan ....

"Kalian semua tidak perlu lagi menjaga rumah ini, pergi dan selamatkan diri kalian! Beritahu juga yang lain untuk melakukan hal yang sama." Penyihir tua itu langsung berteriak setelah dia tiba di halaman rumah tersebut.

"Apa kita kalah?" Kata seorang prajurit tanpa menggubris kata-kata penyihir tadi.

"Kita sudah tidak bisa menahan mereka lebih lama lagi, mereka terlalu banyak dan kuat, jadi selamatkan diri kalian masing-masing." Kata penyihir tua itu dengan nada menyesal.

"Apaaa ..., sialan! Aku tidak percaya. Clan yang selalu aku bangga-banggakan bisa kalah oleh Clan lain."

"Percayalah...," sambil menundukan kepala orang tua itu melanjutkan kata-katanya, "hari ini Clan kita sudah kalah."

"Musuh seperti apakah yang kita hadapi sampai bisa mengalahkan kita?" Wajah yang tadinya kelihatan cemas telah berubah sepenuhnya menjadi wajah yang penuh dengan amarah.

"Kalian pasti tahu siapa yang menyerang kita, tapi, serangan mereka kali ini dipimpin oleh seseorang yang tidak mampu kita kalahkan. Walaupun kita semua bergabung untuk melawannya sendiri."

"Sekuat itukah mereka?" Dalam hati mereka tidak percaya, tapi orang yang mengatakan ini adalah seseorang yang tidak bisa mereka abaikan. Posisinya di Clan sangat tinggi. "Sial.., Ayo.., kita harus pergi sekarang." Kata seorang prajurit dengan nada kesal. Dia tak percaya bahwa Clan Alexi yang di cintainya bisa kalah dalam perang ini.

"Ingat, suatu saat nanti kita akan membalaskan dendam ini. Pergi selamatkan diri kalian dan tunggulah perintah dari kepala Clan selanjutnya."

"Yaaa, kita pasti akan mengingat ini. Suatu saat nanti kita akan membalasnya beberapa kali lebih kejam." Kata prajurit itu dengan nada serius.

Satu per satu prajurit dan penyihir yang menjaga rumah itupun pergi menyelamatkan diri mereka dari bahaya. Entah mereka akan berlari kemana, setidaknya penyihir tua itu telah memberitahu situasi yang terjadi di perang ini.

Penyihir tua itu melanjutkan perjalanannya yang sebelumnya terhenti, dia langsung memasuki rumah dan munuju ke tempat yang menjadi tujuannya dari awal.

~oOo~

Mackenzie Alexi. Dia adalah anak dari kepala Clan, Willyam Alexi. Dia memiliki wajah oval, rambut hitam lurus, memiliki bibir tipis, kulit putih dan mata indah yang menyempurnakan ketampanannya. Mack, begitulah namanya biasa dipanggil. Mack berumur 12 tahun sekarang.

Mack duduk di atas tempat tidur sambil menatap jendela besar yang berada persis di samping tempat tidur. Mack pucat dan berkeringat, karena ketakutan. Katakutan tersebut dikarenakan pemandangan yang Mack lihat bukanlah pemandangan yang biasa Dia lihat setiap harinya, melainkan perang yang terjadi di wilayah Clannya.

Setelah sekian lama melihat pemandangan mengerikan tersebut terdengar suara orang berlari medekati kamarnya. Sambil ketakutan Mack melompat dari tempat tidur dan meraih pedang yang berada di samping tempat tidur. Pedang tersebut terlihat sangat cocok dengan Mack.

Mack sangat ketakutan, keringat membasahi sekujur badan Mack, bahkan Doublet yang dikenakan Mack pun basah oleh keringat. Bukan hanya badan Mack yang basah dengat keringat, tangan Mack pun mulai gemetaran dan lemas karena ketakutan. Mack menatap pintu seolah-olah pintu itu mulut seekor monster yang akan segera terbuka dan menerkamnya hingga Dia tewas.

Suara langkah kaki itu semakin lama semakin kencang, jantung Mack berpacu mengikuti kuatnya suara langkah itu. Suara langkah kaki itu makin kencang dan ... Ssss. Tiba-tiba hening .... Yang terdengar hanyalah detak jantung Mack yang berpacu dalam ketakutan. Pedang yang di pegang Mack pun jatuh di lantai kayu itu dan menimbulkan suara melengking. Bukannya Mack tidak mampu menahan beban pedang itu, melainkan Mack terlalu ketakutan sehingga tangannya lemas dan tidak dapat menahan berat dari pedang itu.

Setelah mendengar suara itu penyihir tua yang sebelumnya berdiri di depan pintu dengan cepat membuka pintu kamar karena cemas jika terjadi sesuatu pada Mack.

"Tuan muda, apakah kamu baik-baik saja?" Kata penyihir tua.

"...." Mack tidak menjawab pertanyaan dari pamannya. Bukannya dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu, tapi Mack sedang menangis.

"Sebagai anak dari kepala clan ini tuan muda tidak sepantasnya menangis. Akan memalukan jika orang lain tahu bahwa tuan muda menangis. Tuan muda harus kuat melewati ini semua." Sambil mengatakan itu, pria tua tersebut mengambil pedang yang jatuh ke lantai dan menyerahkannya pada Mack.

"Tapii...." Sambil menghapus air matanya dia mulai bertanya pada pamannya.

"Tapi paman, kenapa selalu ada perang di dunia ini? Kenapa selalu ada permusuhan antara setiap clan ? Tidak bisakah kita hidup damai ? Perang selalu mengakibatkan orang-orang yang kita sayang meninggal, lalu apa tujuan dari perang sebenarnya ?" Dengan nada marah Mack bertanya pada pamannya.

"...." Penyihir tua itu terkejut dengan pertanyaan Mack. Dia tidak pernah memikirkan seorang anak kecil berusia 12 tahun mempunyai pertanyaan seperti itu. Karena tidak bisa menjawab, orang tua itu langsung mengalihkan pembicaraan.

"Tuan muda, kita harus secepatnya keluar dari Clan ini. Clan ini tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Ambil barang-barang yang paling penting dan ikuti paman keluar dari Clan." Kata penyihir tua itu dengan nada datar.

"Kalau kita pergi dari Clan, bagaimana dengan ayah dan yang lainnya paman ?" Kata Mack.

"Ayahmu sudah memberikan perintah ke paman untuk membawa tuan muda keluar dan pergi jauh dari Clan ini."

"Tidaak. Saya tidak akan pergi tanpa ayah dan yang lainnya!" Mack kembali duduk di samping tempat tidurnya dengan ekspresi tidak senang. Dia tidak mau pergi dari Clannya tanpa ayah dan orang orang yang disayanginya.

"Tapi tuan muda pengorbanan ayahmu dan yang lainnya akan sia sia jika kamu tidak melarikan diri bersama paman. Siapa yang akan meneruskan Clan kita kalau kamu tidak melarikan diri. Ayahmu dan yang lainnya rela berkorban untuk melindungimu, kamu harus tahu bahwa jalan satu satunya untuk meneruskan clan kita hanya ada padamu. Kamu adalah kepala Clan selanjutnya. Jadi, ayo cepat ambil barang barangmu dan pergi bersama paman." Dia tahu bahwa semakin lama mereka tinggal di sini semakin susah untuk keluar dari Clan ini. Walaupun dalam hatinya dia merasa bersalah membentak Mack tapi demi kebaikan dia harus melakukannya.

"Hmm...." Mack mengangguk dan mulai mengambil barang yang penting untuk dibawahnya.

"Ayo kita harus pergi sekarang juga." kata penyihir tua itu.

Mereka berdua langsung berlari menuju pintu depan rumah tersebut. Mereka berencana untuk kabur lewat pintu depan dan menyusuri jalan pintas untuk sampai di jalan rahasia secepatnya. Jalan rahasia tersebut terdapat di bagian timur Clan Alexi. Tapi sebelum mereka mencapai pintu depan, mereka melihat para prajurit dan penyihir mulai memasuki halaman rumah.

"Kita terlambat, kita harus ikut jalan belakang dan memutar melewati daerah utara Clan agar sampai di jalan rahasia yang berada di wilayah timur." kata penyihir tua tersebut.

"Paman, bukannya di wilayah timur Clan sudah di penuhi para prajurit dan penyihir musuh.?" Mack tahu bahwa wilayah timur sudah di penuhi oleh musuh karena jendela yang berada di kamar Mack menghadap ke wilayah timur.

"Tenanglah, paman punya ide. Tuan muda harus mengikuti kata-kata paman dan jangan bertanya."
Sambil mengerutkan kening Mack mengangguk.

~oOo~

Karena pintu depan sudah dipenuhi prajurit dan para penyihir akhirnya mereka berdua berjalan menuju pintu belakang dan dengan cepat berlari ke arah gang-gang kota yang sempit.

Tidak pernah mereka bayangkan bahkan dalam mimpi tergila mereka kalau mereka harus berlarian dan keluar dari Clan mereka sendiri. Apalagi penyihir tua itu adalah orang yang sangat di percaya oleh ayah-kepala Clan Alexi-.

"Kita harus cepat, sebelum makin banyak prajurit dan penyihir musuh datang ke sini dan menguasai sepenuhnya wilayah ini." Kata pria panyihir tua tersebut.

Mereka mengendap-endap di antara gang dan selokan yang kotor untuk mencapai jalan rahasia. Dalam perjalanan, mereka melihat para prajurit dan penyihir yang dengan asiknya menebas dan menguliti penduduk Clan. Sikap mereka bahkan lebih kejam pada para prajurit Clan. Mereka tidak segan-segan memutilasi sedikit demi sedikit tubuh para penjaga Clan Alexi agar mereka merasakan rasa sakit yang sangat menyakitkan sampai mereka berpikir lebih baik mati. Teriakan minta tolong dari para penduduk dan prajurit yang menjaga clan ini tanpa henti-hentinya terdengar dalam perjalanan mereka ke jalan rahasia. Mereka menggertakkan gigi mereka menahan amarah. Pemandangan ini bahkan lebih mengerikan dari pembunuhan. Mereka berdua hanya bisa melihat itu semua dan tidak bisa membantu mereka.

Setelah sekian lama mengendap endap di selokan dan gang kecil, jarak antara jalan rahasia dengan mereka sekitar 600-an meter.

"Tunggu di sini dan jangan kemana mana sampai paman balik ke sini."

• • •

Tetap baca The Deadly Clans yah.

*Jangan lupa bintang sama comment'nya

Continue Reading

You'll Also Like

11.9K 801 20
tanpa sengaja circle Bella Dama bertransmigrasi ke tubuh empat menantu kerajaan Ligera, mereka bertransmigrasi di flim yang baru saja mereka tonton b...
46.4K 4.5K 36
Dalam kegelapan malam yang sunyi, [Name] mengemban kisah hidup penuh tantangan. Di lorong-lorong sekolah, bayangannya sering menjadi sasaran ejekan d...
1.9K 251 16
Seorang adik yang ingin membalaskan dendam karna kematian seorang kaka yang merupakan keluarga satu satunya yang ia miliki
3.7K 630 10
Bermula dari TTM yang menemukan benda bulat aneh dan dengan bodohnya mereka bawa pulang untuk ditunjukkan pada saudara-saudaranya, berlanjut Solar ya...