The Angel Fall In Love [END]

By Shion2

22.6K 2.4K 778

Cinta akan tumbuh dari Mata turun ke Hati. Semua mahkluk hidup ingin merasakan Cinta. Meski Cinta juga selal... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Hiburan
πŸ™‹πŸ™‹πŸ™‹

13

596 74 16
By Shion2

Sesampainya di sebuah pusat perbelanjaan. Archy, Shani dan Vino langsung masuk dan mulai berburu kebutuhan mereka.

"Nona, ini daftar yang di butuhkan oleh Kak Vino. Dan untuk Nona Shani, anda bisa berbelanja karena kata Ayah. Kak Vino mengatakan jika uang kak Vino adalah uang anda juga." Archy memberikan dompet pria dan sebuah kertas pada Shani.

"Tolong ajarkan kak Vino menggunakannya. Saya akan ke sekolah nona Gracia, untuk mengajak mereka juga ketempat ini. Anda bisa berkeliling atau makan terlebih dulu sampai kami datang." ucap Archy lalu pergi.

Namun tak lama ia kembali menghampiri Shani.

"Kenapa?"

"Bisa berikan saya nomer ponsel anda?" tanya Archy. Shani pun menyalin nomer ponselnya di ponsel Archy lalu memberikannya kembali.

"Terimakasih Nona, baiklah. Saya pergi dulu." ucap Archy.

Saat Shani menoleh, Vino terlihat menatap seperti menyelelidik ke arah perginya Archy.

"Kenapa kak?" tanya Shani.

"Aku tidak suka jika di kalahkan, terlebih oleh anak kecil." jawab Vino sambil cemberut

"Maksudnya kak?"

"Dia punya benda seperti yang biasa kau gunakan."Vino menunjuk ke arah ponsel milik Shani.
Shani tersenyum manis.

"Kamu lucu banget sih kak" batin Shani.
Ia mengecek daftar belanjaan mereka.
-Handphone
-Baju
-Celana
-Topi
-Sendal dan Sepatu
-Jam tangan

"Oke, aku udah tau apa aja yang kita butuhin. Ayo kak" ajak Shani sambil menggandeng tangan Vino.

Drrtt.. Drrtt..

Shani mengecek ponselnya terdapat satu pesan.

"051098 itu kode untuk kartu kredit kak Vino selamat berbelanja dan selamat berulang tahun nona Shani.
Archy."

Saat akan memasuki bagian elektronik Shani menarik tangan Vino menjauh lalu membawa nya menuju ATM terdekat.

"Kau bilang kita akan belanja, kenapa kita kesini?" tanya Vino.

"Ngecek uang dulu Kak." Shani terkejut dengan nominalnya.

"Darimana mereka mendapatkan uang sebanyak ini?" gumam Shani pelan.

"Kenapa? Apa uangnya kurang?" tanya Vino

"Hah? Cukup kok kak." ucap Shani.

"Ya sudah, sekarang apa yang harus kita beli? Apa aku boleh beli itu?" Vino kembali menunjuk ponsel milik Shani.

"Boleh kak. Ini, dompet kamu. Masukin di kantong celananya." ucap Shani. Vino pun menurutinya.

~~~

"Masih dua jam lagi. Apa yang harus kulakukan sekarang?" Archy tau ia tak akan boleh memasuki sekolah itu jika tidak menggunakan seragam sekolah.

"Pak, boleh saya menumpang menunggu di sini? Saya mau menunggu kakak saya." ucap Archy pada satpam penjaga gerbang.

"Mari saya antar. Di dalam ada ruang tunggu untuk tamu sekolahan. Di sana ada satpam juga yang menjaga, adek bisa menunggu di sana."

"Terimakasih pak"
Archy menunggu dengan tenang di ruangan itu. Hingga bel berbunyi dan para murid terlihat keluar dari dalam kelas.

Archy keluar untuk melihat setiap wajah murid yang lewat untuk mencari panglima nya.

"Panglima Okta" sapa Archy saat Okta dan Gracia hampir melewatinya begitu saja.

"Jangan jauh-jauh dariku" Okta menggenggam erat tangan Gracia saat ia berbalik menghadap kearah orang yang memanggilnya.
Okta sudah tidak mempercayai siapapun dari bangsa penyihir kecuali Vino, Delion, Ratu dan tuan Putri nya.

Archy membungkukkan badannya memberi hormat pada Okta.

"Saya Archy anak dari Delion, anda tidak perlu mengeluarkan aura seperti itu. Karena saya ada di pihak anda, saya ditugaskan untuk menjemput anda dan nona Gracia, kak Vino dan nona Shani sudah menunggu anda." ucap Archy.
Namun Okta masih tidak menghilangkan aura nya, aura yang sama saat ia bersiap untuk berperang. Okta tidak ingin mengambil resiko jika ia lengah maka Gracia bisa saja terluka.

Archy mengambil ponselnya lalu menghubungi Shani.
"Jika anda tidak percaya silahkan bicara dengan nona Shani." Gracia mengambil ponsel Archy.

"Halo, Archy?"

"Ini Ge, ci. Cici lagi sama kak Vino?"

"Iya Ge, buruan ke sini kita nungguin kamu."

"Oke ci"

Sambungan telepon terputus, Gracia mengembalikan ponsel Archy.

"Ci Shani lagi nunggu kita Ta, yuk kita pergi" ucap Gracia.

"Silahkan ikuti saya."
~~~

"Sebelum kita menemui kak Vino dan Nona Shani. Saya ingin memberikan ini pada panglima Okta dan nona Gracia."

"Apa ini?" Okta membolak-balik benda di tangannya.

"Itu dompet milik anda panglima. Kak Vino juga sudah memilikinya. Anda bisa terlihat seperti manusia biasa jika menggunakannya. Di dalam itu juga anda tanda pengenal anda. Meski palsu, tapi saya berani menjamin jika itu akan tetap menjadi sebuah rahasia." jelas Archy.

"Wiih.. Keren. Kamu yang buat ini semua?" Gracia terlihat bersemangat.

"Tidak. Itu semua yang membuat Ayah saya, Delion." Archy menjawab setelah melihat perubahan wajah panglima nya itu.

"Baiklah, mari kita menemui kak Vino." Archy berjalan lebih dulu di belakangnya Gracia dan Okta mengikuti sambil bergandengan tangan.

"Hebat ya dia." puji Gracia. Membuat Okta semakin cemburu.

"Aku tidak menyukainya."

"Kenapa? Dia baik, dan dia juga bantuin kamu sama kak Vino kan?" Gracia kebingungan dengan ucapan Okta, apa dulu anak itu pernah berselisih paham atau pernah menjadi musuh Okta? Rasanya tidak mungkin.

"Aku tidak suka saat dia mengambil perhatianmu dariku." jawab Okta. Archy yang sedari tadi mendengarkan, tersenyum dalam hati.

"Panglima cemburu ternyata." batin Archy.

"Perhatian Ge gak di ambil siapapun kok. Ge masih perhatiin Ota. Jadi tenang aja ya. Jangan galak-galak sama dia, nanti dia nangis. Kan dia masih kecil." ucap Gracia, Okta pun mengangguk setuju.

"Ge Okta sini.." panggil Shani saat mereka baru memasuki salah satu tempat makanan cepat saji.

Saat Gracia ingin duduk, Archy menahannya.

"Nona Gracia jangan duduk dulu. Nona dan kak Vino harus ikut saya menemui ayah." ucap Archy.

"Delion ada di sini?" Archy mengangguk.

"Ota, titip tas Ge bentar ya." ucap Gracia. Okta hanya diam sambil memperhatikan Archy.

"Nona Shani dan panglima Okta bisa menunggu di sini sebentar. Kami tidak akan lama." mereka bertiga pun meninggalkan Shani dan Okta.

"Okta, aku mau nanya sesuatu. Boleh?"

"Silahkan."

"Apa kamu suka Sama Ge? Maksud aku apa kamu serius?" tanya Shani.

"Aku bingung" Okta tertunduk lesu.

"Maksudnya? Kamu punya perempuan lain yang kamu suka?" mendengar itu, Okta langsung mendongak menatap Shani lalu dengan cepat ia menggelengkan kepalanya.

"Aku bingung mengutarakannya seperti apa. Kata Delion pengungkapan perasaan kadang sering di salah artikan. Jadi aku bingung bagaimana berbicara pada kalian tanpa ada salah paham." jelas Okta. Shani tersenyum, ia senang mendengar kejujuran Okta.

"Apa yang kamu rasain saat di deket Ge?"

"Aku suka di dekatnya, dia cantik dan lucu. Dan yang paling aku sukai adalah saat dia bisa membuat dadaku berdetak lebih cepat. Aku tidak menyukai saat ada orang yang mengambil perhatiannya dariku." jelas Okta. Sedang Shani sejak tadi tersenyum menatap Okta yang menjelaskan tentang perasaannya.

"Itu tandanya kamu Cinta sama Ge."

"Cinta ya.." Okta berpikir, dulu ia sering mendengar kata Cinta. Tapi Cinta yang sering ia dengar adalah Cinta pada bangsa nya dan juga kerajaannya. Bukan kepada orang.

"Jagain Ge baik-baik ya." ucap Shani.

"Tentu, dia lebih berharga dari nyawaku."

Tak lama Gracia dan Vino kembali bergabung bersama mereka.

"Archy kemana kak?" tanya Shani.

"Dia sedang ada urusan sebentar dengan Ayahnya." Shani hanya mengangguk.

"Kalian tidak pesan makanan? Aku sama Indira tadi sudah." Gracia menggeleng.

"Nanti aja kak" jawab Gracia.

"Aku juga nanti saja" ucap Okta.

Mereka terus bercerita mulai dari Gracia yang di buat kesal karena khawatir oleh tingkah Okta, sampai kejadian-kejadian saat mereka sedang belajar di kelas.

"Selamat sore panglima, nona Shani, nona Gracia." sapa Delion

"Semua sudah siap. Nona Gracia dan panglima Vino bisa ikut saya sebentar?" tanpa menjawab Gracia dan Vino langsung berdiri mengikuti Delion.

"Mereka kenapa sih?" tanya Shani. Okta hanya menggeleng, ia juga tidak tau apa yang sedang mereka kerjakan.

"Selamat ulangtahun Indira." Shani di buat terkejut dengan Vino yang sudah membawakannya cake dengan banyak lilin di atasnya.

"Happy birthday Ota.. Selamat ulangtahun.." Gracia pun melakukan hal yang sama. Ia membawakan cake untuk Okta, tapi jelas cake itu Gracia yang memilihnya karena cake itu berbentuk hati dan berwarna ungu.

"Berdoa dulu dan tiup lilinnya" perintah Gracia. Shani dan Okta pun melakukan perintah Gracia.

"Yeey.. Akhirnya.. Keram nih tangan aku. Kuenya berat." Gracia langsung meletakkan cake di meja mereka setelah Okta meniupnya, begitu pula dengan Vino.

"Kamu ta darimana kak kalau aku hari ini ulangtahun?" tanya Shani

"Aku selalu tau apa yang ingin aku ketahui." jawab Vino menyombongkan diri.

"Kalau aku tadi di Kasih tau kak Vino. Walaupun udah lewat tapi kan kita baru ketemu. Jadi baru bisa kasiin kamu sekarang." ucap Gracia.

"Sekali lagi selamat ulang tahun Ota ku.." ucap Gracia lalu mencium pipi Okta. Membuat wajah Okta memerah karen malu. Ini adalah kedua kalinya Gracia menciumnya di depan Vino.

"Ekhm.. Ekhm.." Vino sudah memasang wajah tengil nya sepertinya ia ingin menggoda Okta karena ciuman tadi.

"Jangan membuat aku menghancurkan seluruh tempat ini bersama dirimu panglima." ancam Okta sebelum Vino mengeluarkan kata-kata menyebalkannya.

Okta menoleh saat merasakan tangannya yang berada di bawah digenggam oleh Gracia.

"Aku mencintaimu Gracia" batin Okta.

Sekarang ia sudah mengerti arti dari perasaannya pada Gracia dan dia bersumpah akan menjaga Gracia dan tidak akan membiarkannya pergi.











😌😌Gimana?  Gimana?
Pendek ya. 😂Gak apa-apa deh.
Happy birthday Bos Muda dan Cici Shani k3sayangan kita semua. 😘😘


M

asih di draf sih. Tunggu aja. Masih inget gak nih sama RSC nya? Kalau lupa berarti baca ulang lagi dari awal baru baca itu. 😂😂

Continue Reading

You'll Also Like

136K 12.6K 15
Follow dulu sebelum baca πŸ˜– Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
951K 90.5K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
292K 24K 27
β€’β€’Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki banyak teman karena status sosialnya...
81.9K 6.6K 25
Semenjak Eirlys Demetria bekerja di Istana sebagai seorang pelayan, ia selalu dibuat penasaran dengan wajah sang pangeran yang seringkali diperbinca...