20

541 79 15
                                    

Sepulang sekolah Gracia langsung memasuki kamarnya. Melihat hal itu Shani pun bertanya pada Okta yang terlihat baru saja masuk dan duduk di sofa ruang tengah dengan boneka beruang besar di sampingnya.

"Gre kenapa Ta?"

"Dia marah padaku" jawab Okta lesu.

"Loh, marah kenapa?" Okta pun menceritakannya dari awal, sampai dia bertanya pada Nadse dan berakhir ia mengikuti saran Nadse yang meminta maaf dengan mencontoh film romantis.

"Lalu? Kenapa Gre marah lagi?" Okta menghela napas.

"Aku terlalu senang saat dia memaafkanku, dan aku mencium pipi nya lalu kabur. Dan ternyata itu membuatnya marah." Shani berusaha menahan tawa nya mendengar cerita Okta. Pasti ekspresi Gracia sangat menggemaskan saat itu, Shani mengerti. Gracia bukannya marah, ia hanya malu.

"Kenapa kamu kabur?" lama Okta terdiam, ia terlihat bingung ingin menjawab apa.

"Karena... Aku malu, entahlah. Yang ada di pikiranku saat itu hanya pergi." jawab Okta lalu ia pergi dengan lesu menuju kamarnya, ia mengingat tak lama lagi waktunya untuk latihan. Tak lupa ia membawa boneka beruang itu bersamanya.

"Shani.." Shani menoleh saat namanya di panggil oleh seseorang.

"Kakak.. Udah selesai latihannya?" Vino mengangguk.

"Okta sudah kembali?"

"Sudah, tadi ada di kamarnya. Kenapa kak?"

"Tidak apa-apa biasanya..."
Ucapan Vino terhenti saat melihat Okta berjalan melewatinya dengan lesu.

"Ada apa dengannya?"

"Katanya Gracia lagi marah sama dia, makanya gitu." jawab Shani.

"Loh, mereka masih bertengkar? Jadi usahanya pagi tadi gagal?" tanya Vino yang mengetahui rencana Okta dari Archy.

Shani mengangguk.
"Wah.. Apa yang harus kita lakukan untuk panglima muda itu." ucap Vino. Ia tampak berpikir, jika terus seperti ini Okta tidak akan berlatih dengan benar. Sedangkan bahaya bisa kapan saja datang seperti waktu itu.

"Aku ada ide Bagus" Shani yang ikut berpikir pun menoleh pada Vino yang ada sampingnya.

"Apa kak?"

"Lebih baik sekarang kita ke dapur dan memasak." dan yang terlintas di pikiran Shani adalah menyiapkan makan malam spesial atau dinner romantis untuk Okta dan Gracia.

Shani tersenyum, ia berpikir bahwa Vino adalah laki-laki yang pintar dan juga romantis. Namun setelah mendengar ucapan Vino selanjutnya senyumnya luntur berganti dengan wajah datarnya.

"Karena aku lapar, Delion dan Archy memberikan latihan yang benar-benar menguras tenaga hari ini." lanjut Vino dengan tampang tanpa dosa.

Shani berjalan meninggalkan Vino menuju ruangan membaca.

"Indira.." Shani tidak menjawab, ia terlihat sibuk memilih buku-buku di rak nya.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Vino yang kini memeluk Shani dari belakang.

Shani masih enggan mengeluarkan suaranya.
"Jangan diam seperti ini, aku tidak bisa jika tidak mendengar suaramu." keluh Vino. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Shani dan menundukkan kepalanya di bahu Shani.

Shani sedikit melonggarkan pelukan Vino padanya lalu berbalik menatap mata laki-laki yang di cintainya itu.

"Aku melakukan kesalahan apa?" tanya Vino dengan wajah polosnya dan tangan yang masih melingkar di pinggang Shani.

The Angel Fall In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang