16

554 78 45
                                    

Flashback

"Fokus, memanah bukan seperti mengayunkan sebuah pedang. Saat memanah fokuskan pikiranmu pada targetmu. Aku tidak akan mengakuimu sebagai muridku jika kau tidak bisa mendapatkan point sempurna." ucap seorang wanita yang terlihat sedang melatih seorang anak laki-laki.

Ulangi.. Ulangi.. Ulangi..
Kata-kata itu terus terdengar dari mulut wanita itu.

"Waktu latihan selesai. Minumlah." ucap wanita itu lalu memberikan botol minuman yang selalu ia bawa saat sedang berperang pada anak laki-laki itu.

"Terimakasih guru Shanju." ucap anak laki-laki itu lalu meminum yang di berikan padanya.

"Okta, dengarkan aku. Kau harus berlatih lebih keras lagi, mungkin saat ini kau masih tidak terlihat di negeri ini. Tapi aku yakin jika suatu saat nanti kamu akan menjadi kesatria kerajaan yang tangguh." ucap wanita bernama Shanju. Yang tidak lain adalah guru Okta.

"Jika kau ingin jadi kesatria pemanah yang hebat, kau harus bisa mengambil keputusan serta tindakan secepat anak panah yang mengejar targetnya. Jika kau ingin menjadi yang terkuat untuk melindungi sesuatu yang berharga bagimu, maka kau harus bisa menguasai semuanya. Ilmu sihir, ilmu dalam menggunakan senjata dan ilmu bela diri tentunya." Okta mengangguk patuh.

-Flashback End

DEG.

"Tuan Putri Manda.." Okta sangat terkejut melihat tuan Putri nya juga muncul di hadapannya.

"Apa kabar Okta?" tanya Tuan Putri Manda.

"Tu.. Tuan Putri, apa yang anda.. Bagaimana bisa.." Okta tidak merasakan aura tuan Putri nya lagi. Aura nya kini berbeda.

"Okta. Dia sudah bukan tuan Putri mu lagi, dan guru Shanju pun sudah terkena sihir hitam itu." ucap Vino. Ia mulai mengeluarkan pedangnya.

"Beginikah cara kalian menyambut kedatangan kami? Shanju, lakukan tugasmu." perintah Putri Manda.

Dengan cepat Shanju melesat kearah Gracia, dengan sebuah belati di tangan kanannya. Ia berniat menusuk jantung Gracia, namun gerakan Vino lebih cepat.

Vino menahan tangan Shanju yang memegang belati dengan tangan kiri nya dan tangan kanannya menodongkan pedangnya pada leher Shanju.

"OKTA!! JIKA MEREKA SAMPAI TERLUKA, AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU. SEKARANG BUKAN SAATNYA UNTUK MEMIKIRKAN HAL YANG TIDAK PERLU" Bentak Vino menyadarkan Okta.

"Delion buka portal, dan pindahkan kita semua." perintah Okta.
Melihat Delion melakukan tugasnya, Vino langsung bergerak cepat menendang Shanju dan mengenai perutnya. Membuat Shanju sedikit terpental kebelakang.

Delion melakukan tugasnya, dibantu oleh Archy.
Detik berikutnya, mereka sudah berpindah tempat. Mereka berpindah ke tempat yang terlihat seperti lapangan yang sangat luas dengan pohon-pohon yang besar di sekitarnya.

"Delion dan Archy kalian tolong jaga mereka bertiga. Aku percayakan mereka pada kalian" ucap Okta.

"Kenapa kau menyuruh Delion membawa mereka kemari?"

"Mereka jauh lebih aman jika tetap berada di sekitar kita" jawab Okta.

"Baiklah"

"Protego" Delion dan Archy sama-sama membuat pelindung untuk mereka.

"Putri Manda biar aku yang mengurusnya." ucap Vino, ia berjalan mendekat kearah Putri Manda dan mengambil sikap bersiap menyerang.

"Lama tidak berjumpa Okta." Shanju menyapa Okta tanpa ekspresi apapun, ia menarik dua belati yang tersimpan di belakang tubuhnya bersiap menyerang Okta.

The Angel Fall In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang