27

540 75 18
                                    

Para tamu undangan tampak memenuhi meja yang telah di sediakan. Shani tidak menyangka jika Vino mengundang teman-teman sekolah Okta, teman kerja Shani dulu dan juga bos nya, Natalia.

Setelah selesai mengucapkan janji suci,  Shani dan Vino terlihat sibuk dengan tamu-tamu nya.

"Cici.. Akhirnya ya. Nikah juga. Tunggu ya entar aku sama Okta nyusul." Gracia memeluk kakaknya yang sedang berdiri di samping meja yang telah di siapkan khusus untuknya dan juga Vino.

"Sekolah dulu yang bener."

"Iya ci, iya."

"Kak Vino kemana ci?" tanya Gracia.

"Tuh, lagi ngambilin makanan." tunjuk Shani.
Gracia melihat arah yang di tunjuk oleh Shani, dan di sana ternyata Vino tidak sendiri.

"Ci, mereka ngapain tuh? Kayaknya ada yang aneh deh. Samperin yuk" ajak Gracia.

Mereka berjalan perlahan mendekati Vino dan juga Okta.

Shani dan Gracia saling pandang, tersenyum saat tau apa yang sedang di lakukan oleh dua laki-laki itu.

"Pantes ya, daritadi orang-orang susah ngambil ice cream nya. Ternyata ada yang lagi jagain tempat ice cream nya ya." ucap Gracia.

"Iya nih Gre. Cici juga dari tadi nungguin yang bawain makanan kok gak dateng-dateng ya?"sambung Shani.

"Ota.." "Kakak.." dengan pasrah Vino dan Okta berbalik, dan terlihat Shani dan Gracia sedang menatap mereka dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Mau?" tawar Vino pada Shani.
Bukannya mengambil ice cream di tangannya, Shani justru berjalan mengambil tissue di belakang Okta.

"Simpen dulu ice cream nya." Vino langsung menyimpan ice cream nya di meja.

"Kalau mau makan ice cream, makan dulu. Perutnya gak boleh kosong." ucap Shani sambil membersihkan sisa ice cream di sudut bibir Vino.

"Ngerti kan kak?" Vino mengangguk patuh.

"Untung aja baju kamu gak kotor kayak waktu itu. Acara nya kan belum selesai." setelah membersihkan sudut bibir Vino, tangan Shani beralih untuk merapikan rambut Vino.

"Yuk kita ambil makan." ajak Shani. Dan mereka pun pergi, meninggalkan Gracia dan Okta yang masih sama-sama terdiam.

"Aku hanya makan sedikit" ucap Okta yang kini baru saja berani mengeluarkan suaranya.

Gracia masih diam menatap kearah Okta. Membuat Okta semakin bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Bohong"

"Aku benar-benar..."

"Kalau Ge gak datengin Ota, Ota bakal makan lebih banyak dari ini kan?" dan dengan polosnya Okta mengangguk. Membuat Gracia semakin kesal.

"Nyebelin.. Dasar Titan." Okta mengusap lengannya yang baru saja mendapat hadiah pukulan dari Gracia.

"Aku baru saja menemukan ice cream rasa baru, jadi aku..."

"Diem. Ge gak mau denger alasan apapun." Okta langsung menghentikan ucapannya.

"Ngapain kayak gitu?" Tanya Gracia yang masih memasang wajah kesalnya.

"Di bibirku ternyata masih ada rasa ice cream yang tadi" jawab Okta. Ia kembali menjulurkan ujung lidahnya untuk membersihkan ice cream di bibirnya.

"Bersihin yang bener. Gak usah pakai lidah gitu." Okta mengelap bibirnya dengan tangannya.

"OTA JOROK.." Okta langsung berhenti dan menutup mulutnya rapat-rapat.

Gracia mengambil tissue lalu menarik Okta menuju meja mereka dimana ada Nadse yang sedang duduk menyantap makanannya dengan tenang.

The Angel Fall In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang