Babysitter, I Love You! (VKoo...

Por AnnisaIcha576

1.8M 178K 35.7K

Kim Taehyung, pria mapan yang bisa di bilang memiliki segalanya. Dia tampan, kaya raya, memiliki kuasa tak te... Mais

🔷Babysitter, I Love You! : Part 1🔷
🔴Babysitter, I Love You! : Part 2🔴
🔶Babysitter, I Love You! : Part 3🔶
⚪Babysitter, I Love You! : Part 4⚪
🔻Babysitter, I Love You! : Part 5🔻
⚫Babysitter, I Love You! : Part 6⚫
🔆Babysitter, I Love You! : Part 7🔆
🌜Babysitter, I Love You! : Part 8🌛
🔘Babysitter, I Love You! : Part 9🔘
♣Babysitter, I Love You! : Part 10♣
🔺Babysitter, I Love You! : Part 11🔺
⭕Babysitter, I Love You! : Part 12⭕
◽Babysitter, I Love You! : Part 13◽
☇Babysitter, I Love You! : Part 14☇
☀Babysitter, I Love You! : Part 15☀
♡ Buat Kalian ♡
❌Q & A✔
🍂Babysitter, I Love You! : Part 17🍂
💠Babysitter, I Love You! : Part 18💠
🍁Babysitter, I Love You! : Part 19🍁
⏹Babysitter, I Love You! : Part 20⏹
💎Babysitter, I Love You! : Part 21💎
🔳Babysitter, I Love You! : Part 22🔳
⏫Babysitter, I Love You! : Part 23⏫
🍃Babysitter, I Love You! : Part 24🍃
⭐Babysitter, I Love You! : Part 25⭐
🎈Babysitter, I Love You! : Part 26🎈
🕸Babysitter, I Love You! : Part 27🕸
☘Babysitter, I Love You! : Part 28☘
🍭Babysitter, I Love You! : Part 29 🍭
📎Babysitter, I Love You! : Part 30📎
⏺Babysitter, I Love You! : Part 31⏺
🕃Babysitter, I Love You! : Part 32🕄
⏳Babysitter, I Love You! : Part 33⏳
🎲Babysitter, I Love You! : Part 34 (End)🎲
🖤Babysitter, I Love You! : Sequel🖤
❣Terima kasih❣

🌸Babysitter, I Love You! : Part 16🌸

48K 5.2K 1K
Por AnnisaIcha576


⏮⏸⏭

"Tuan, kita sudah sampai."

Taehyung yang tadinya terus melamun dengan menatap kosong keluar jendela mobil dikagetkan dengan suara Hoseok.

Pria tampan itu hanya mengangguk sekilas dan setelah itu mengambil sebuket bunga mawar pink yang ada di samping kanannya.

Hoseok membukakan pintu untuk Taehyung dan pria tampan itu pun langsung keluar dari mobil.

"Kau bisa tunggu di sini saja, Hoseok. Aku tidak akan lama."

"Baik, tuan."

Setelah mendapatkan jawaban dari Hoseok, Taehyung pun mulai melangkahkan kedua kakinya memasuki area pemakaman.

Sudah menjadi kebiasaan Taehyung untuk pergi ke makam Ji Hyo dalam waktu sekali sebulan. Sebenarnya seminggu yang lalu adalah jadwal tetapnya ke sini, namun ada beberapa hal yang akhir-akhir ini sangat mengganggu pikirannya dan membuat dirinya sampai lupa dan baru sekarang ingat untuk mengunjungi makam Ji Hyo.

Langkah kaki Taehyung terhenti tepat di samping makam mendiang istrinya itu. Dia menekuk sebelah kakinya untuk berlutut dan menaruh buket bunga di tangannya ke atas makam tersebut.

Perlahan, tangan kanan Taehyung menyentuh permukaan makam itu. Kedua matanya menatap nanar tempat peristirahatan terakhir mendiang istrinya tersebut, hingga tidak lama setelahnya kepalanya tertunduk dalam. Pundaknya yang selalu nampak tegap terlihat jatuh lemas. Terlalu banyak beban yang akhir-akhir ini memberatkannya dan hal itu benar-benar menguras seluruh tenaga dan pikirannya.

Hanya di saat seperti inilah seluruh kekuasaan dan kekayaan yang Taehyung miliki sedikit pun sudah tidak ada artinya lagi.

Kim Taehyung yang saat ini hanya lah seorang pria yang lemah, rapuh, dan sangat mudah hancur.

Hanya pada Ji Hyo lah Taehyung menampakkan seluruh kelemahan dirinya yang selalu berusaha dia tutupi dari orang-orang di luar sana. Hanya Ji Hyo lah tempat Taehyung mencurahkan seluruh keluh kesahnya yang selama ini bagai hampir membuatnya gila. Hanya Ji Hyo yang tau betapa rapuhnya seorang Kim Taehyung yang di kenal mempunyai jiwa otoriter yang tinggi. Hanya Ji Hyo yang bisa mengerti apa yang seorang Kim Taehyung inginkan tanpa pria itu harus mengatakannya. Hanya wanita itu. Mendiang istrinya. Seseorang yang sangat dia cintai beberapa tahun silam dan hingga sekarang. Walaupun Taehyung mulai meragu akan hal itu.

Taehyung menarik nafasnya dan menghembuskannya dengan berat. Dia menggigit bibir bawahnya kecil, sebelum akhirnya mendongak. Menatap langit yang saat ini begitu cerah dengan warna jingga yang indah, sangat berkebalikan dengan suasana hatinya saat ini.

Pria tampan itu tersenyum getir. Guratan lelah dan penuh beban itu tergambar jelas di wajahnya. Di saat semua hal membuatnya kebingungan dan jawaban itu tidak berhasil dia temukan. Di sinilah dia sangat membutuhkan sosok Ji Hyo.

Selain wanita itu, dia tidak tau harus bercerita pada siapa lagi. Karena tidak ada seorang pun yang bisa mengerti dirinya sebaik Ji Hyo.

Taehyung bisa saja bercerita pada ibunya, tapi dia tau akan memakan banyak waktu untuk mengatakan semua itu dan dia tau akhir dari ceritanya pasti akan di jawab sang ibu dengan suruhan agar dia segera menikah lagi supaya saat ada masalah tidak lari pada wanita yang sudah melahirkannya itu terus. Dan hal itu bukannya membuat perasaan Taehyung menjadi lega, tapi menambah beban pikirannya pastinya.

Bercerita pada Mingyu pun sepertinya bukan pilihan yang bagus. Taehyung tau betul seperti apa Mingyu. Karena adik sepupunya itu adalah orang yang sulit untuk membedakan hal yang serius dengan lelucon.

Sedangkan untuk bercerita pada Nami atau pun Jungkook benar-benar tidak mungkin untuk Taehyung lakukan. Karena sebagian besar beban yang memenuhi pikirannya adalah kedua orang itu.

Lalu pilihan terakhir yang paling benar menurutnya adalah pergi menemui Ji Hyo di sini. Walaupun semenjak tadi dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Tapi Taehyung yakin, Ji Hyo sudah tau semuanya.

Ketika Taehyung masih terus menatap langit di atasnya, tiba-tiba saja ada setangkai bunga yang jatuh ke atas pangkuannya. Taehyung menunduk dan mengambil bunga tersebut dengan kening yang mengeryit bingung.

"Bunga... goldenrod?"

Taehyung menatap sekelilingnya dan tidak menemukan satu pun tumbuhan tersebut di sekeliling tempat pemakaman itu. Lalu darimana bunga ini datangnya?

Namun tiba-tiba saja Taehyung terdiam. Dia kembali menatap bunga berwarna kuning tersebut lamat-lamat dan dengan perlahan ingatannya berputar ke beberapa tahun yang lalu.

Dulu, tepatnya saat Ji Hyo mengandung Minguk. Wanita cantik itu pernah memberikannya bunga goldenrod seperti ini pada dirinya.

Saat itu Taehyung harus segera pergi ke bandara. Karena dia yang di minta sang ayah untuk menggantikan pria itu menghadiri sebuah acara penting di Berlin.

Taehyung masih ingat dengan betul kala itu Ji Hyo meminta dirinya untuk membawa bunga itu. Saat dia bertanya kenapa, Ji Hyo hanya menjawab kalau bunga itu mengandung makna kehati-hatian. Wanita itu berharap dengan Taehyung membawa bunga tersebut, dia akan tetap berhati-hati dalam menjaga dirinya selama pergi jauh. Dan Taehyung pun menurut lalu membawa setangkai bunga tersebut, bahkan hingga dia sampai di Berlin.

Cengkraman Taehyung pada tangkai bunga goldenrod mengerat. Dia menegakkan sedikit wajahnya untuk kembali menatap makam Ji Hyo. Dengan perlahan kedua sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman.

"Terima kasih, Ji Hyo."

◼◽◽◼

"Jungkook, bisa kita bicara?"

Jungkook tersentak kaget saat melihat Mingyu yang saat ini berdiri tepat di depan pintu kamar Minguk. Dengan hati-hati pemuda manis itu menutup pintu kamar Minguk dan memalingkan wajahnya dari Mingyu.

"Maaf, aku harus menyiapkan air hangat untuk Tae-hyung. Sebentar lagi dia akan pulang."

Ketika Jungkook baru saja berniat untuk melangkah pergi dari sana, pergelangan tangannya sudah lebih dulu di tahan oleh Mingyu.

"Kook, ada apa? Kenapa seminggu ini kau menjauhiku? Apa aku berbuat salah padamu?"

Jungkook menoleh ke arah Mingyu. Kepalanya menggeleng kecil, sebelum akhirnya dia berusaha untuk melepaskan cengkraman Mingyu di tangannya.

"Tidak, Mingyu. Kau tidak berbuat salah apapun padaku. Sekarang, tolong lepaskan tanganku. Aku harus pergi."

Mingyu tidak bergeming. Cengkramannya di tangan Jungkook semakin erat hingga membuat pemuda manis itu meringis kesakitan.

"Apa ini karena Tae-hyung? Karena perintahnya semiggu yang lalu agar kau menjauhiku? Aku benar, kan?"

Jungkook membeku saat mendengar pertanyaan beruntun yang di ucapkan Mingyu barusan. Nafasnya tertahan dan tubuhnya terlihat mulai bergetar kecil sekarang.

"Mi-mingyu-..."

"Aku mendengar semuanya, Jungkook. Aku tau dia menyuruhmu agar menjauhiku. Kenapa kau harus menuruti perintahnya? Apa karena dia tuanmu di rumah ini? Atau karena kau memiliki perasaan padanya?"

Seketika suasana di sekeliling mereka menjadi sunyi senyap. Kedua mata Mingyu sedikit pun tidak lepas dari Jungkook yang saat ini terlihat sudah tidak berkutik lagi.

"Kau mencintai hyung-ku kan, Jungkook? Mencintai Kim Taehyung. Apa aku benar?"

Jungkook sudah tidak tau harus mengatakan apa lagi saat ini. Pikirannya langsung kosong saat semua pertanyaan yang di sodorkan Mingyu padanya tepat sasaran.

Padahal selama ini mati-matian Jungkook berusaha menyembunyikan perasaannya untuk Taehyung, namun ternyata usahanya sia-sia. Mingyu mengetahuinya. Padahal baru seminggu lebih pemuda tampan itu di sini.

Jungkook tertunduk. Perasaan takut dan khawatir dengan cepat memenuhi dadanya. Dia takut setelah ini Mingyu akan mengatakan semuanya pada Taehyung dan berakhir dengan dia yang akan langsung diberhentikan bekerja di sini.

Jungkook sudah terlanjur menyayangi Minguk. Dan dia pun juga tidak sanggup kalau harus berpisah dari Taehyung. Dia sudah terlanjur merasa nyaman bekerja di sini dan tidak ingin pergi.

Dengan kekuatan yang masih tersisa pada dirinya, Jungkook melepaskan tangan Mingyu yang menahan tangan kanannya. Menangkup kedua tangannya yang bergetar tepat di depan wajahnya.

"Mingyu, a-aku mohon. Jangan katakan hal itu pada Tae-hyung. Aku... aku tidak ingin berhenti bekerja di sini. Aku menyayangi Minguk. Aku ti-tidak mau berpisah dengan Tae-hyung dan Minguk. Tidak mau..."

Suara Jungkook terdengar sangat lirih, hingga rasanya dapat menyayat hati Mingyu yang mendengarnya. Pemuda tampan itu mengerjap tidak percaya dengan apa yang barusah diucapkan oleh Jungkook.

Sebegitu besarnyakah sudah perasaan Jungkook untuk Taehyung?

Dengan hati-hati Mingyu menarik Jungkook ke dalam dekapannya. Mengelus lembut punggung semput pemuda manis itu.

"Tidak, Jungkook. Aku tidak akan mengatakannya pada Tae-hyung. Kau tenang saja."

Mingyu dapat merasakan Jungkook yang menghembuskan nafas lega di dalam dekapannya. Dia tersenyum kecil, sebelum akhirnya melepaskan dekapanya.

"Dengar, Jungkook. Aku menanyakanmu hal barusan karena aku ingin memastikan semuanya darimu. Aku sudah tau perilah perasaanmu pada Tae-hyung semenjak hari pertamaku di sini. Semuanya tergambar dengan jelas di matamu. Perasaanmu, sikapmu. Semuanya."

Mingyu menyentuh kedua pundak Jungkook. Meremasnya pelan.

"Setelah melihat ketakutanmu barusan. Aku semakin yakin sekarang, bahwa kau adalah orang yang pantas untuk Tae-hyung. Kau menyayangi Minguk dengan sepenuh hatimu. Kau tidak memandang Minguk sebagai anak dari tuanmu, tapi seperti anakmu sendiri. Dan yang paling terpenting kau mencintai Taehyung dengan tulus."

Mingyu tersenyum dengan lebar. Menepuk sekali pundak Jungkook sebelum menjauhkan kedua tangannya dari sana.

"Aku tau, kau pasti masih bingung dengan semua yang aku katakan tadi kan. Tapi, Jungkook. Aku serius tentang merestuimu jika kau bersama dengan hyung-ku itu. Aku sangat menyanyainya, Jungkook. Dia satu-satunya orang yang mengerti aku, bahkan melebihi kedua orang tuaku sendiri. Tae-hyung seseorang yang sangat berharga untukku.--"

Kepala Mingyu tertunduk. Terlihat kedua tangannya terkepal kuat saat ini. Berusaha mengendalikan perasaannya yang mulai emosional ketika menyangkut tentang Taehyung.

"Tiga tahun yang lalu, saat Ji Hyo noona meninggalkan Tae-hyung untuk selamanya. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat Tae-hyung yang luar biasa hancur. Dia orang yang sangat rapuh di balik sifat pemimpinnya. Dia orang yang paling payah dan luar biasa lemah jika menyangkut akan orang-orang yang dia cintai. Bahkan dia perlu waktu yang cukup lama untuk akhirnya bisa kembali bangkit lagi seperti semula. Dan saat itu, aku bertekat di dalam hati untuk bisa mencarikan dia seseorang yang bisa menghapus perasaan sedihnya akan masa lalu dan mulai membuka lembaran baru yang penuh akan kebahagiaan di masa mendatang. Dan aku menemukannya, pada dirimu Jungkook."

Mingyu mengambil kedua tangan Jungkook. Menggenggamnya dengan erat sembari menatap penuh keyakinan pada kedua mata Jungkook.

"Kau orang yang selama ini aku cari untuk Tae-hyung. Kau orang yang ditunggu oleh Tae-hyung untuk menemani hari-harinya. Orang itu kau."

Jungkook yang sedari tadi hanya bisa diam terlihat menggeleng beberapa kali. Dia melepaskan kedua tangannya yang di genggam oleh Mingyu dan mulai bergeser menjauh.

"Ti-tidak, Mingyu. Itu tidak mungkin. Tae-hyung normal. Dia menyukai yeoja. Sangat tidak mungkin aku bisa bersama dengannya. Aku mohon, tolong jangan buat aku semakin berharap pada Tae-hyung. Aku mohon..."

"Jungkook, cinta itu tidak mengenal gender. Cinta itu datang dengan sendirinya. Disetiap kemustahilan pasti ada setitik kemungkinan. Kau dengan Tae-hyung bisa bersama. Kita tidak ada yang tau apa yang akan terjadi pada esok hari dan seterusnya. Jadi berhentilah untuk membuat dirimu selalu berpikiran negatif akan perasaanmu untuk Tae-hyung. Cintamu sama sekali tidak salah untuk Tae-hyung."

Jungkook termangu sembari membiarkan punggungnya yang saat ini menempel pada dinding. Semua perkataan Mingyu barusan bagai menyadarkannya. Selama ini dia hanya terlalu mengkhawatirkan dan menakutkan hal-hal yang sama sekali tidak jelas. Dia selalu mengambil semua kesimpulan dari sudut pandangnya tanpa mengizinkan dirinya untuk sedikit saja menengok sudut pandang yang berbeda.

Dan di saat Jungkook mulai meyakini kalau tidak ada salahnya jika dia menaruh harapan akan Taehyung. Dia teringat akan keberadaan Nami. Seseorang yang membuat Taehyung frustasi akan perasaannya untuk wanita itu. Seseorang yang bahkan jauh sebelum Ji Hyo sempat di cintai oleh Taehyung.

Jungkook menatap Mingyu dengan ekspresi yang sulit terbaca. Bibirnya berkedut membentuk senyum getir.

"Nami noona, Mingyu. Tae-hyung mencintai Nami noona. Dia yang pantas bersanding dengan Tae-hyung. Bukan aku."

Mingyu terlihat menarik nafas gusar. Dia mengacak rambutnya beberapa kali, sebelum akhirnya kembali menyentuh kedua pundak Jungkook.

"Jungkook, demi Tuhan. Tae-hyung juga memiliki perasaan padamu. Apa kau tidak menyadari sikapnya selama ini padamu? Dan kejadian seminggu yang lalu. Untuk apa dia melarangmu dekat denganku jika dia tidak cemburu? Dia juga mencintaimu, Jungkook. Tanpa dia sadari."

Sebelah tangan Mingyu menyentuh dagu Jungkook dan sedikit mengangkatnya.

"Nami noona memang seseorang yang pernah mengisi hati Tae-hyung. Tapi itu sudah sangat lama, Jungkook. Bahkan sebelum Tae-hyung bersama dengan Ji Hyo noona. Dan aku yakin, perasaan yang di miliki Tae-hyung pada Nami noona saat ini tidak lebih dari sekedar rasa menghargai. Jadi mulai sekarang, berusahalah untuk lebih terbuka akan perasaanmu pada Tae-hyung. Tunjukkan kalau kau mencintainya dan aku yakin, tidak lama setelahnya Tae-hyung juga pasti akan menyadari perasaannya untukmu."

Jungkook terlihat masih ragu akan semua perkataan Mingyu barusan. Keningnya mengeryit samar dan semua itu tidak luput dari penglihatan Mingyu.

"Mau mencoba untuk mengetesnya, tidak?"

"Eh? A-apa maksudmu?"

Jungkook langsung membeku saat Mingyu dengan tiba-tiba mendekatkan wajahnya dan mencium sudut bibirnya tanpa permisi.

"Aku pu-..."

Taehyung membeku di ambang pintu rumah. Tas kantornya dan setangkai bunga goldenrod di tangan kanannya terjatuh. Kedua matanya tidak berkedip saat menyaksikan Mingyu dan Jungkook yang saat ini dalam posisi yang sangat intim. Dan... sedang berciuman.

Perasaan emosi tanpa bisa dikendalikan mulai menyulut Taehyung. Kedua tangannya terkepal dengan kuat. Dia melangkah lebar mendekati kedua pemuda itu. Dan langsung melayangkan satu bogeman di rahang kiri Mingyu.

"Hyung!"

Jungkook menahan lengan kanan Taehyung saat dia lihat pria itu berniat ingin kembali menghajar Mingyu. Dengan sekuat tenaga Jungkook menyeret Taehyung menjauh.

"Lepaskan aku, Jungkook! Biar aku memberi pelajaran pada si brengsek itu!"

"Hyung, sudah! Sadar, hyung! Dia Mingyu, dongsaeng-mu!"

Nafas Taehyung terdengar memburu. Kedua tangannya masih terkepal kuat. Dia berusaha mengendalikan emosinya dan dia lepaskan cengkraman Jungkook pada lengannya.

Taehyung tertunduk. Mati-matian menormalkan kembali nafasnya.

"Mingyu, pergilah. Jangan buat aku kembali ingin menghajarmu."

Mingyu yang masih tersungkur meringis memegangi rahang kirinya. Dengan perlahan dia mulai kembali berdiri, sebelum dia melangkah menuju kamarnya dia sempat melirik pada Jungkook dan memberikan satu kedipan pada pemuda manis itu sembari tersenyum kecil.

Setelah Mingyu sudah tidak ada lagi. Taehyung membalikkan tubuhnya menghadap Jungkook. Kedua matanya menatap intens wajah pemuda manis itu. Dengan perlahan tangan kanannya terangkat. Menyentuh pipi kanan Jungkook, sebelum akhirnya dia menjatuhkan kepalanya di pundak kanan Jungkook.

"Jungkook kenapa? Kenapa kau membuat semua ini semakin rumit? Kenapa aku harus marah ketika kau bersama dengan Mingyu? Kenapa aku harus menghajar Mingyu karena dia menciummu? Padahal kau bukan siapa-siapaku."

Dengan perlahan Taehyung mengangkat kedua tangannya. Merengkuh tubuh Jungkook yang terasa begitu pas dalam pelukannya.

"Jungkook aku lelah dengan semua ini.--"

Taehyung mengangkat wajahnya dari pundak Jungkook. Menatap dalam kedua mata pemuda manis itu.

"Bisakah-- bisakah kau membantu aku mencari jawaban dari semua ini?"

Dan di hari ini, Taehyung tanpa sadar sudah menunjukkan sisi lain dari dirinya pada Jungkook.

Menunjukkan kelemahan dirinya yang selama ini hanya dia perlihatkan pada Ji Hyo.

Menunjukkan betapa frustasinya dirinya akan perasaan yang begitu rumit dia rasakan saat ini.

Menunjukkan kalau dia pun tidak menampik bahwa perasaan itu ada untuk Jungkook.

⏮▶⏭

Oke, maaf ya kalau part ini absurd. Soalnya diriku dalam mood yang kurang bagus akhir" ini buat lanjutin bikin ff.

Buat yang minta aku cepet" buat up semua fanfic diriku yang masih belum tamat. Diriku mohon banget, please mengertilah. Kesibukan aku bukan cuman lanjutin ff aja. Sekarang diriku udah semester 3 dan tugas plus praktek itu lebih luar biasa daripada semester sebelumnya. Belum lagi organisasi. Kalo bisa di bagi, ini badan udah diriku bagi jadi 10.

Aku tau kok aku punya kewajiban buat lanjutin ff yang masih pada belum tamat. Aku tau tanggung jawab aku dan aku bakal nyelesainnya hingga akhir. Tapi cuman pas aku punya waktu luang aja diriku bisa lanjutinnya. Jadi diriku mohon, jangan desak aku buat cepet" lanjut. Karena hal itu jujur membebani aku dan bikin mood jadi ancur. Dan hal yang aku takutkan itu aku udah berada di titik lelah yang paling bawah dan mutusin buat unpublish semua fanfic aku di akun ini.

Maaf kalo aku macem marah" sama kalian ya. Aku ngga bermaksud kaya gitu. Semoga kalian bisa mengerti.

Maaf jga klo masih banyak typo(s) dan kesalahan lainnya ya.

Sampai ketemu di part selanjutnya ^^

-AI-

Continuar a ler

Também vai Gostar

The Second Life [ END] Por trii

Ficção Adolescente

65.4K 3.8K 31
[ ENDING ] Karna belum direvisi jadi mohon dimaklumi jika banyak typo Tidak ada kesempurnaan penulisan karena kesempurnaan hanya ada pada Tuhan Sem...
313K 34.1K 35
Komedi, M-Preng, RATE-M (Dewasa)! 🔞. TaeKook BOYSLOVE BOY*BOY Summary : Taehyung dan Jungkook adalah tetangga dan teman kelas yang tidak pernah aku...
982K 59.6K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
100K 8.6K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...