Angan [TELAH TERBIT]

Od preptiayumaharani

88.2K 2.1K 198

[Telah dibukukan! Tidak tersedia di Gramedia] Namanya Dyra. Gadis cantik yang tak berhenti mengejar cinta Dar... Více

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
#CAST
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 11
ANGAN DI TERBITKAN?!
NEW STORY!

Chapter 10

1.9K 129 3
Od preptiayumaharani

Ku fikir kau telah berubah!
Tapi aku salah,
kau sama seperti dulu.
Selalu sulit untuk ku raih

***

Happy Reading :)

-o0o-

Karena mendapat dukungan dari Hanifa untuk mendekati Dareen lagi, hari ini Dyra mendukung Dareen yang sedang bertanding basket di salah satu sekolah yang kini menjadi lawan sekolahnya.

"Nanti kalau Dareen lagi istirahat, lo langsung samperin dia dan kasih dia minum. Atau apa aja deh terserah lo. Yang penting lo kasih perhatian ke dia." ucap Fanya saat melihat Dyra sedang serius menatap Dareen tanding.

"Lo juga jangan sampai gugub waktu ngomong sama dia Dyr." timpal Nadhia.

"Mending sekarang lo latihan dulu cara ngomong ke Dareennya. Biar nanti lo gak kehabisan kata-kata." lanjut Hanifa.

Dyra menarik napas panjang, "Bismillah," teman-temannya mengangguk mantap membuat Dyra menghela nafas lega.

Pandangan Dyra beralih ke Dareen yang baru saja memasukkan bola ke ring. Dyra berteriak histeris dan tersenyum bangga. Ia bangga karena Dareen begitu lihainya bermain basket. Ia yakin Dareen bisa membanggakan sekolah dengan prestasinya.

Waktu yang di tunggu-tunggu tiba, kini Dareen bersama tim lainnya sedang istirahat. Dyra bangkit dari duduknya dan memberanikan diri untuk menghampiri Dareen.

"Dyr, semangat!" ucap ketiga sahabatnya sebelum Dyra melangkahkan kakinya.

Belum sampai di hadapan Dareen, keringat dingin sudah turun membasahi wajah Dyra. Dyra mencoba mengelapnya menggunakan tissue yang ada di sakunya. Tinggal beberapa langkah lagi, rasa gugub mulai menghampirinya. Ia menghilangkan rasa gugubnya dan mulai menghampiri Dareen bersama tim-nya.

Namun sesampainya disana, Dareen tidak ada.

"Angga," panggil Dyra pada salah seorang tim basket Dareen.

"Iya? Kenapa Dyr?"

"Dareen, kemana ya?"

Angga mengedarkan pandangannya ke sekeling. "Bro, Dareen kemana?" tanyanya pada salah satu temannya.

"Oh, dia lagi ke toilet." jawab seorang teman Angga.

Dyra mengangguk mengerti, "Oke, makasih ya."

Dyra melangkahkan kakinya dan mencari toilet yang tak jauh dari situ. Ia akan mencoba menunggu hingga Dareen keluar. Belum jauh Dyra melangkah, kakinya terhenti saat melihat Dareen telah berada di hadapannya.

Wajah Dareen terlihat dingin seperti biasanya, bahkan Dyra melihat darah di sudut bibir Dareen.

Dyra menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. "Hai," ucap Dyra dengan senyum diwajahnya.

"Kenapa?" tanya Dareen cuek tanpa berbasa-basi.

"Gue, gue mau kasih ini buat lo." ucap Dyra seraya menyerahkan sebotol air mineral dan roti kepada Dareen.

Dareen mengangguk dan meraihnya dari tangan Dyra. "Thanks."

Dyra mengangguk.

Dareen pun langsung meneguk sebotol air mineral itu dan menaruh botolnya di kursi yang ada disebelahnya. Lalu menatap Dyra bingung.

"Lo kenapa ngeliatin gue kaya gitu? Ada yang salah dari gue?" tanya Dareen.

"Itu, bibir lo kenapa? Kok berdarah? Lo abis berantem?" tanya Dyra.

Dareen memegang sudut bibirnya dan benar, ada darah disana.

"Lo kenapa?" tanya Dyra khawatir.

"Bukan urusan lo. Mending sekarang lo pergi." ucap Dareen.

"Tapi lo kenapa?"

"Gue bilang pergi!, ya pergi!" pekik Dareen membuat Dyra tersentak.

Dyra terdiam, lidahnya kelu untuk mengatakan. Ia menghela napas panjang, "Kalau gitu gue balik." ucap Dyra dengan senyum di paksakan. Dareen mengangguk dan membiarkan Dyra berjalan pergi.

Air mata Dyra turun tanpa seizinnya, "Gue fikir lo udah berubah dan bisa liat perasaan gue, tapi gue salah. Lo sama aja kaya dulu, dingin. selalu sulit buat gue raih."

Dyra berlari meninggalkan tempat tersebut. Ia menghentikan taksi yang kebetulan lewat. Ia memutuskan pulang tanpa mengabari teman-temannya.

-o0o-

Sesampainya di rumah, Dyra memilih menemui Max (Anjingnya) yang berada di taman. Taman yang di maksud adalah tanam kecil yang Dyra buatkan khusus untuk Max bermain.

Melihat kehadiran Dyra, Max pun berlari menghampiri.

"Max, aku merindukanmu." Dyra menggendong Max dan menciumnya.

Dyra menaruh Max di atas karpet, lalu meraih gitar yang ada di sudut taman. Gitar itu adalah pemberian Bundanya saat ia berulang tahun yang ke 16. Jarinya mulai memetik senar gitar itu dan memainkan sebuah lagu.

"tertegun ku memandangmu

saat kau tinggalkanku menangis

bodohnya ku mengharapmu

jelas sudah tak kau pedulikan cintaku"

Bibir Dyra bernyanyi dengan fasihnya.

"mestinya telah kusadari

betapa perih cinta tanpa balasmu

harusnya tak ku paksakan

bila akhirnya kan melukaiku"

Air mata Dyra akhirnya jatuh tanpa seizinnya.

"mungkin ku tak akan bisa jadikan dirimu

kekasih yang seutuhnya mencinta

namun kurelakan diri

jika hanya setengah hati

kau sejukkan jiwa ini"

Dyra membiarkan air mata itu jatuh. Tak ada niatan untuk mengusap ataupun membersihkannya. Biarkan air mata itu mengalir bersamaan dengan lagu yang Dyra nyanyikan.

"ku hanya terus berharap

satu hari kau mampu sadari

tiada yang pernah mengerti

seperti setulus hati mencintamu"

Setelah menyanyikan lagu Setengah Hati milik ADA Band, Dyra menaruh kembali gitarnya. Dan mengusap air matanya. Ia tersenyum menatap Max yang kini menggelayut manja di kakinya.

Handphone-nya bergetar lama dan menampilkan nama 'Nadhia' disana. Dyra meraih handphone-nya dan menempelkan di telinganya.

"Halo,"

"Dyr, lo dimana? kita nyariin lo tau gak!" ucap Nadhia di sebrang sana.

"Di rumah." jawab Dyra seadanya.

"Lo waras gak sih, kita nungguin lo berjam-jam. Tapi lo malah pulang." ucap Nadhia kesal.

"Maaf Nadh."

"Lo ini gimana sih Dyr? Yaudah deh ntar malem kita ke rumah lo."

"Iya." jawab Dyra lalu mematikan sambungan telponnya.

Tatapannya kini lurus ke depan, ia masih memikirkan masalah tadi. Sebenarnya Dyra bingung dengan Dareen. Kemarin Dareen menatapnya dengan tatapan sulit di artikan, seakan-akan memberinya sebuah harapan. Sedangkan tadi, Dareen dingin dan sulit untuk di tebak. Semuanya sangat membingungkan.

-o0o-

Anna yang baru saja pulang dari kantor, berjalan menghampiri Dyra.

"Sayang." panggilnya membuat Dyra menoleh.

"Kok Bunda malem banget sih pulangnya? Untung tadi ada temen-temen Dyra yang nemenin." ucap Dyra sambil menggelayut manja di tangan Anna.

Anna mengecup dahi puterinya tersebut, "Kamu ini masih aja manja."

"Kan Bunda satu-satu orang tua Dyra."

"Iya sayang."

"Makasih ya Bun, Bunda selalu ada untuk Dyra. Di saat Ayah ninggalin Bunda, Bunda tetep tegar dan sanggup besarin Dyra sampai Dyra segede ini."

Anna mengelus rambut Dyra lembut, "Iya sayang, sampai kapan pun Bunda akan nganggep kamu sebagai bayi kecil Bunda."

"Ih kok bayi sih Bun? kan Dyra udah besar." ucap Dyra merajuk.

"Ah iya ya, Bunda lupa kalau kamu sekarang udah besar. Pasti udah kenal cinta-cintaan ya?" ucap Anna menggoda.

"Ah Bunda jangan buat Dyra malu." ucap Dyra membuat Anna terkekeh pelan. "Bunda," panggil Dyra.

"Iya sayang?"

"Dulu, waktu Bunda masih seumuran Dyra. Bunda pernah sakit hati?"

Anna mengerutkan dahinya. Tumben-tumbennya Dyra menanyakan hal ini.

"Emm, pernah."

"Soal cinta?" tanya Dyra hati-hati.

Anna mengangguk. "Saat itu Bunda naksir sama ketua kelas Bunda. Namanya Herson. Dia tampan, pintar, tapi dia cuek ke semua cewek. Termasuk Bunda."

Tiba-tiba ponsel Dyra bergetar menandakan ada panggilan masuk.

Dyra meraih ponselnya dan ada satu panggilan dari nomor yang tidak di kenal. Dyra tak mengangkatnya. Karena ia fikir itu hanya nomor salah sambung.

"Siapa sayang?" tanya Anna.

"Gak tau Bun, gak kenal nomornya. Mungkin salah sambung. Lalu Bun?"

"Tapi Bunda terus berjuang buat dapetin dia. Akhirnya Bunda jadi sekretaris kelas. Tujuannya sih supaya Bunda bisa deket terus sama dia. Karena sering ngerjain tugas bareng. Akhirnya dia mulai suka sama Bunda. Dia nembak Bunda. Dan kita pacaran. Tapi setelah lulus SMA, kita berpisah. Dia kuliah di bandung dan Bunda kuliah di Jakarta. Saat libur kuliah, Bunda mutusin untuk liburan ke Bandung. Tapi sesampainya di Bandung, Bunda malah dapat kabar kalau dia selingkuh. Dan ternyata benar, Bunda liat dia boncengan sama perempuan itu. Bahkan Bunda denger sendiri dia manggil perempuan itu dengan sebutan sayang."

"Bunda nangis saat itu?"

Anna tertawa, "Untuk apa? Apa dengan Bunda menangis, semuanya akan kembali seperti awal? Enggak kan?"

Dyra menggeleng.

"Ya, Bunda ikhlasin aja semuanya. Karena Bunda gak butuh lelaki seperti itu " lanjut Anna membuat Dyra kagum.

Benar, benar apa yang dikatakan Anna.

Mata Dyra memerah. Ia pun berlari ke pelukan Anna.

"Bunda, maafin Dyra ya."

Anna bingung tak mengerti.

"Kamu kenapa sayang?"

"Dyra minta maaf karena Dyra gak bisa kaya Bunda. Dyra lemah Bun. Dyra gak bisa jadi perempuan tangguh kaya Bunda."

Anna mengagguk dan tersenyum, "Gak papa sayang. Semua itu wajar. Semua orang memiliki tingkat ketangguhannya masing-masing. Dan itu gak bisa diukur. Kalau kamu menangis karena cinta, itu wajar. Dan sekarang, kamu jadikan semua itu pelajaran."

Dyra mengangguk mengerti.

"Siap Bun."

Anna tersenyum. "Memangnya siapa yang udah buat kamu nangis?"

Dyra menggeleng, "Bukan siapa-siapa Bun." jawab Dyra.

Anna terkekeh, "Kalau bukan siapa-siapa, kenapa kamu nangis karena dia? Pasti dia spesial buat kamu?"

Dyra menunduk, "Dia laki-laki yang Dyra suka Bun. Namanya Dareen. Dyra udah suka sama dia dari awal masuk SMA Bun. Tapi, Dareen gak suka sama Dyra Bun. Dyra terlalu berharap besar sama Dareen. Sampai akhirnya Dyra sakit hati Bun. Dyra jatuh cinta sendirian."

Anna tersenyum dan memegang kedua pipi Dyra, "Kalau kamu beneran cinta sama dia, kamu harus yakini diri kamu kalau cinta itu gak semestinya memiliki. Dengan kamu membiarkan dia bahagia tanpa kamu, itu sudah menunjukan kalau kamu cinta sama dia."

Dyra menggigir bibir bawahnya dan menatap mata Anna, "Tapi Bun, itu sulit."

"Kamu pasti bisa."

Dyra mengangguk.

-o0o-

Untuk menghargai karya,
jangan lupa vote & comment-nya ya ❤

22 September 2017

Prepti Ayu maharani

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

245K 9.1K 13
Katakan 'AYE' kalau kamu setuju. Ngga setuju? B*tch, please! Ini cuma opini aku jadi STFU!! Mungkin kalian bisa belajar sesuatu. Mungkin. Aku ngg...
11.1K 2.3K 11
tentang kakak beradik yang berusaha sembuh dari luka masa lalu. ©2017 | cover by @worteloren
74.9K 10.6K 21
Hanya ingin menelusuri kembali perasaan itu. Masa dimana kita pernah terikat dan berakhir dengan buruk. 4/7 BTS Project Text copyright © 2016 by...
1M 15K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+