IDLE

By JesicaSptni

109K 4.8K 351

Apa diam mu bisa menjelaskan semuanya? ~Hanya orang lemah yang berhenti berjuang sebelum mendapatkan cintanya... More

Kanya Adinda
badboy?
Ulah anak curut.
ulah anak curut 2
Masuk BK.
hukuman
Tragedi Kantin Sekolah
Ruang apa ini?
Cebet (cewe bete)
Flashback
Kejutan!
Pacaran?
ToD
istimewa kah?
Vn
perdebatan
Bad Times
Do you feel this?
Because you
Dreaming
Egois.
thanks my babe
date
karna kasihan
pertemuan
lawan or kawan?
Hate
ekspetasi
changed
janji?
i'm willing.
without me
CURCOR AUTHOR
teka-teki?
Masih

Les Vokal?

1.1K 46 2
By JesicaSptni

Tringgg tringgg tringgg...

Murid murid bersorak dan langsung berlari pergi keluar kelas

"Kanya, lo balik bareng gue ya" Benji menepuk bahu kanya

Kanya menatap Caca yang sedari tadi masih murung, ia merasa iba jika meninggalkan gadis kecil ini sendirian saat kondisinya seperti ini.

Kanya menepis tangan Benji yang ada di bahunya, Benji terdiam sesaat mencoba mengerti perlakuan Kanya tadi

"Ca? Are you okay?" Kanya Sedikit membenahi rambut Caca yang agak berantakan

Hanya dibalas anggukan

"Ca?" Panggil Kanya dengan sedikit keras

"Hm, Gue gapapa" jawab Caca singkat

"Yakin?"

"Iya" Caca membenamkan kepalanya keatas meja

"Jangan gini dong, gue gak suka Lo berubah gini" bujuk Kanya

"Gue bukan powerenjer jadi gak bisa berubah"

"Huftt, yaudah iya, trus Lo mau sampe kapan ada didalem kelas murung diri kaya gini? Balik yu!" Ajak Kanya

"Entah, mager gue"

"Kanya, kapan mau balik?" Tanya Benji mulai angkat suara

"Udah Sono Lo balik bareng Benji aja, tinggalin gue sendiri, gue baliknya ntar masih lama" Caca sedikit mendorong tubuh Kanya untuk menjauh

"Lo balik duluan aja ya Ben, gue mau bareng sama Caca, gapapa kan?" Tanya Kanya memastikan

"iya gapapa, tap..."

"BENJII!! LAMA BANGET LO ANYING! MAU BALIK GAK LO? BURUAN TAEE!"
seorang kakak kelas berkumis tipis masuk ke kelas sambil teriak teriak. Avellin Praditya, nama kakak kelas yang bisa dibilang lumayan ganteng itu.

"BERISIK BANGSAT" kicau Caca sambil menutup kupingnya

"DIH ADEK KELAS SONGONG AMAT SAMA KAKAK KELAS SENDIRI!" ucap Avell tak mau kalah

"DIH LO SIAPA? KELAS MANA? MASUK-MASUK KELAS ORANG SAMBIL TERIAK-TERIAK! GAK TAU DIRI BANGET" cibir Caca

"GUE KELAS XII-C IPA. TRUS MASALAH BANGET GITU?" sinis Avell

"MASA?" Caca mengerutkan kening

"OHIYADONGG" ucap Avell percaya diri

"BODO AHAHAHA" Caca ketawa lepas mengetahui kemenangannya

"Udah napa gak usah debat gini" sela Kanya

"Dia nih yang mulai duluan! Ini nih siapa si dia?" Caca nunjuk nunjuk muka avel

"Dia Abang gue" ucap Benji

"Lah?" Caca heran

"Jadi kalian Ade Kaka? Sodara kandung atau gimana? Ko gak mirip? Trus Ko Lo gak pernah cerita kalo Lo punya kakak cowok?" Tanya Kanya bertubi tubi

"Ya Lo gak pernah nanya" jawab Benji sepele

"Iya juga si" pikir Kanya

"Lagian gak berfaedah juga kalo gue cerita punya kakak yang bentukannya kaya dia gini, gak ada yang bisa dibanggain" tukas Benji

"Dasar Ade songong" Avell menoyor kepala Benji

"Heh, ini dua makhluk halus yang ada didepan kita ini siapa si? Ko gua baru liat ya?" Tanya Avell

"Ini Kanya, doi gue. Trus itu yang sebelahnya sahabat dia, namanya Caca dia emang agak autis" timpal Benji

"Ah Ajg! udah ah gak betah gue disini, mending gue balik! Yuk Nya kita balik" ajak caca

"Oh oke, Ben gue duluan ya, eh iya makasih ya kak Avell udah bikin Caca risih dan mau keluar kelas" ujar Kanya

Benji hanya menggangguk, Avell tersenyum menetap kepergian dua gadis itu. Entah mengapa ia merasa salah satu diantara mereka itu menarik hatinya. Menurutnya Gadis yang tadi berdebat dengannya sangatlah unik.

"Lo kenapa bang? Senyam senyum kaya orang gila aja lu ah" Benji menepuk pipi Avell. Membuyarkan senyumnya

"Ehh.. Gapapa gapapa"

"Jangan jangan, elo suka ya sama dia?" Tuduh Benji

"Dia siapa? Gak jelas lu"

"Nih ya bang, Lo boleh aja suka sama Caca, tapi jangan sampe Lo suka sama Kanya. She is mine! Ngerti?"

"Kalem aja lah, gue bukan tipikal orang yang suka sama cewe cewe aneh itu kok"

"Gue tau Lo boong, tapi ya gue pegang omongan Lo barusan bang"

"Udah udah mending balik aja lah yu, sekolah udah sepi nih, gue juga ada urusan ntar jam 4"

Avell berjalan meninggalkan Benji yang masih terdiam di posisinya

Benji mengejar Avell dan mensejajarkan langkahnya "urusan apa lagi lu bang?" Tanya Benji

"Biasa, musik dan vokal. Ada orang tua yang minta supaya anaknya diajarin sama gue ntar jam 4 dirumahnya" jawab Avell

"Anak nya cewe apa cowo?"

"Cewe, umurnya sepantaran elo kanyaknya, kalo gak salah"

"Wihh, gue boleh ikut gak bang?"

"Gak"

"Gue gabut dirumah"

"Pokoknya engga, ntar lu malah ngeribetin gue"

"Emang rumahnya dimana si?"

"Di Lavender no14"

"Alamatnya Kaya pernah denger deh, Lavender no14, gue pernah denger anak kelas gua ada yang ngomongin alamat itu. Kayaknya yang minta privat itu temen kelas gue bang"

"Ngaco"

"Ih bener dah"

"Sotau ah Lo"

-----------------------------------------------------------

Caca's POV

Sesampainya di rumah, Caca langsung merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah, tidak memperdulikan ada atau tidaknya mamahnya yang sedang duduk disitu juga

"Ko tumben mukanya ditekuk gini? Kenapa?" Tanya Dini, ibunda Caca

Caca mengangkat bahu dengan muka tak acuh

"Kamu kenapa? Gak biasanya jadi pendiem" tanya Dini sekali lagi

"Aku Gapapa" jawab Caca singkat

"Mama tau kamu bohong" Dini mengambil keripik pisang yang ada di meja dan memakannya "cerita sama mama, kamu ada masalah apa?"

"Hari ini Caca lagi badmood, bete se-bete betenya orang bete! Caca diputusin sama pacar Caca Maaa" jelas Caca

"Ohgitu" Dini hanya mengangguk-ngangguk

"Maaa ihh, tau ah kesel!" Gerutunya

"Haha, gak usah ngegalauin cowok yang jelas jelas udah nyakitin hati kamu, itu percuma sayang."

"Iyaa Maa"

"Coba mana senyumnya mama mau liat?"

"Hm, udah kan ma? Caca mau masuk ke kamar dulu ya mau tidur cape. Bye" Caca berdiri dari sofa itu dan langsung ditarik tangannya oleh Dini

"Gak, duduk dulu sini mama mau ngomong" Caca kembali duduk. "Apa lagi mamaque sayangggg?"

"Kamu suka nyanyi kan?" Tanya Dini

"Iya, terus?"

"Mama nge-privatin kamu les musik dan vokal, mau kan?"

"Mau mauu, bener nih ma? Mama gak bohong kan?" Tanya Caca antusias

"Iya bener mama gak bohong. Kamu seneng ga?"

"Senengg iii Maaa. Oh Iya, aku les nya mulai kapan?"

"Mulai hari ini dan seterusnya, bentar lagi dia Dateng ko! Harusnya sih jam 4 dia udah ada disini, tapi ko belum ada juga ya?"

"Yang ngajar Caca jenis kelaminnya apa? Cakep ga? Umurnya berapa? Zodiak nya apa? Tinggi ga? Putih ga? Body goals ga?  Dia bertelur atau beranak? Dia berkembang biak dengan cara membelah diri atau membelah duduk? Ukuran kolornya berapa? Trus dia kalo beli kolor dipasar atau dimatrial? Terus dia suka sama sinetron ap...." Dini mengajukan jari telunjuknya ke mulut caca

"Sstttt, berisik.  Intinya, dia bukan amoeba yang bisa membelah diri atau semacamnya. Dia manusia yang mama juga gak tau ukuran dan beli dimana kolornya itu, singkat cerita dia itu cowo, Menurut mama sih cakep banget, umurnya beda satu tahun sama kamu, beuh bodynya manteb Ca! Ngegoda iman! Percaya deh kamu juga bakal suka sama dia, bakal betah deh diajarin dia. Mama udah kenal sama keluarganya juga ko, dia anak baik baik, jadi ya bisa aja ada kemungkinan dia dijadikan calon mantu mama hehe"

"Mama ngomongnya ngalor ngidul nih, btw nama dia siapa?"

"Namanya Adit"

"Ohh"

Setelah 10 menit kemudian...

Tingnongg

"Itu kayaknya dia deh ca, buka Sono pintunya" perintah Dini

"Okesiap" Caca mengacungkan jempol nya, dia bergegas ke pintu dan membukakan pintu itu

Krekk
-pintu terbuka-

"Cari siapa?" Caca menunduk melihat sepatu sekolah yang dikenakan siempunya sepatu, dia masih takut untuk melihat wajah guru lesnya itu

"Saya mau ngajar privat vokal dan musik disini, boleh saya masuk? Saya sudah telat 10 menit" Caca mengerutkan kening, dia merasa sudah mengenali suara khas itu. Perlahan ia mengangkat kepalanya sampai wajah mereka bertemu dan bertatapan

"LOH KOK ELU?" ujar Caca dan Avell serempak

"NGAPAIN LO DISINI?" Ucap mereka serempak

"HARUSNYA GUE YANG NANYA" lagi lagi mereka serempak

"KO LO MALAH NGIKUTIN OMONGAN GUE SIH?" untuk yang ke empat kalinya mereka berkata serempak

"TUH KAN MASIH NGIKUTIN, MAU LO APA COBA?" kelima kalinya mereka masih se-rem-pak.

"Oke gue ngalah, leadis first dulu deh. Cepet lu mau ngomong apa? Gue udah telat nih" tutur Avell

"Lo Ngapain disini?" Tanya Caca sinis

"Mau ngajar les privat musik dan vokal disini. Lo sendiri ngapain ada disini?" Tanya Avell balik

"Lah kan ini rumah gue, ya gue pasti ada disini lah. Terus temen Lo mana? Si Adit" ucap Caca

"Temen? Adit? Adit ya gue, gue kan namanya Avell Praditya, bisa dipanggil Avell bisa juga Adit, Lo gimana sih? Btw si Septia mana? Calon murid gue tuh, dia adek lo atau kakak lo sih? Coba panggilin!" Jelas Avell

"Gu.. gue Septia, gue anak satu satunya di keluarga ini, jadi ya gue gak punya kakak/adek. Nama gue kan Caca Septia, Lo belum tau ya? Tapii... Coba deh bentar, kok gue ngerasa ada yang gak beres ya? Atauuu...." Kalimat Caca terpotong. Ia berpikir sejenak

"JANGAN JANGAN" teriak Caca dan Avell kompak

"LO ITU ADIT"
"DAN LO ITU SEPTIA"

"JADI YANG MAMA MAKSUD GURU LES GUE NAMANYA ADIT ITU ELO? AVELL PRADITYA?" tanya Caca histeris

"JADI ELO YANG DIMAKSUD SAMA TANTE DINI YANG CALON MURID VOKAL GUE NAMANYA SEPTIA? CACA SEPTIA?"tanya Avell tak kalah histeris

"INI MIMPI KAN?" Caca menampar nampar mukanya sendiri "POKOKNYA INI HARUS CUMA MIMPI, TAPI KOK TAMPARANNYA SAKIT YA?" Caca terus menerus menampar pipi nya

"YA TUHANNN, COBAAN APA LAGI INI?" Keluh avell frustasi

"QU INGIN BERKATA KASAR" Caca masih menampar pipi nya yang mulai memerah

"SABAR ASTAGA" Avell mengelus ngelus dadanya yang serasa tersayat

"MAMA KAU SUNGGUH TEGA, NGELESIN ANAK SENDIRI DI COWOK YANG NGESELIN KAYA DIA. PLIS INI CUMA MIMPI KAN?" Caca masih menampar pipi nya, entah apa faedahnya menampar pipi sendiri sampai merah seperti itu

"DAN LO NAMPAR NAMPAR PIPI KAYA GINI MALAH JADI KELIATAN DONGO-NYA CA. UDAH LAH, KITA JALANIN AJA COBAAN INI BARENG BARENG" mendengar perkataan itu, Caca langsung menghentikan proses tampar menampar pipinya

"Ini bukan mimpi, tamparannya sakit kan? Tuh kan pipi Lo jadi merah" kedua tangan Avell memegang pipi Caca

Caca hanya bisa diam tak berkutik

"Udah ya, jangan pernah nyesel nge-les sama gue, gue janji bakal bikin Lo jago nyanyi dan musik. Jangan nganggep gue itu beban cobaan Lo ya! Sekalinya Lo nganggep gitu ke gue, kita jalanin aja dulu bareng bareng, gua yakin kita bisa kompak" Avell masih memegang pipi Caca dan tersenyum, Caca merasakan jantungnya kini berdebar hebat, entah kenapa sikap Avell berubah menjadi semanis ini. Caca mengangguk paham

"Udah gak usah kebaperan deh Lo, udah tugas gue sebagai guru buat ngebangun murid nya supaya lebih baik lagi kedepannya" Avell mencubit pipi Caca gemas

"Gua? Baper? Ke elo? Haha gak mungkin" tukas Caca

"Kalo Baper jangan lupa makan ca"  Avell menyeringai

Caca sinis "itu laper goblok"

"Iya deh iya murid emeshQuh sayang" rayu Avell, Caca hanya diam menahan sikap nya yang sudah mulai agak salting

Entah hanya kebetulan atau memang takdir ilahi, dua sejoli yang suka ribut ini dipertemukan dalam LES VOKAL.







TnF Ig: jejesptt

Quotes;
Gua lebih suka sama orang yang frontal tapi nyelekit dibanding orang yang diem diem tapi tanpa sepengetahuan Lo, dia berusaha ngebunuh perlahan. Fak!

Continue Reading

You'll Also Like

637K 24.9K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.8M 129K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 83K 37
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1.1M 45.4K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...