Angan [TELAH TERBIT]

By preptiayumaharani

88.2K 2.1K 198

[Telah dibukukan! Tidak tersedia di Gramedia] Namanya Dyra. Gadis cantik yang tak berhenti mengejar cinta Dar... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
#CAST
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
ANGAN DI TERBITKAN?!
NEW STORY!

Chapter 2

2.6K 237 18
By preptiayumaharani

Bagiku meraihmu sama saja menyatukan bintang dan matahari.
Tak mungkin terjadi!
Kecuali, jika tuhan berkehendak.

***

Happy Reading :)

-o0o-

Dyra menyusuri koridor dengan tergesa-gesa. Kali ini ia berangkat lebih pagi dari biasanya. Ia ingin mencari keberadaan diary-nya yang hilang itu. Dan ia tak ingin satu orang pun menemukannya.

Dyra melangkah masuk ke kelas dan langsung menuju mejanya. Ia mencari ke laci tak ada. Lalu mencari ke penjuru kelasnya. Namun hasilnya nihil.

"Kemana sebenarnya diary gue?"

Hingga satu ruangan pun terlintas dalam otaknya. "Ah, iya. UKS!"

Dyra pun memutar langkahnya dan berlari menuju UKS. Saat ini waktu sudah menunjukkan jam setengah 7 pagi. Namun sampai saat ini baru beberapa murid yang sudah berada di sekolah.

Dyra menghentikan langkahnya di sebuah ruangan bertuliskan 'UKS' tersebut. Ia mencoba memutar knop pintu. Namun sulit.

"Yah, di kunci."

Dyra tak tahu siapa yang memegang kunci UKS. Akhirnya ia harus menunggu sampai ada orang yang datang.

"Dyra?" panggil seseorang membuat Dyra menoleh.

"Nadhif?" ucap Dyra begitu melihat Nadhif di hadapannya.

Nadhif adalah salah satu teman Dareen. Bedanya Nadhif jurusan IPA, berbeda dengan Dareen yang memilih jurusan IPS. Nadhif juga merupakan saudara kembar Nadhia. Mereka kembar namun tidak identik. Nadhia seorang perempuan dan Nadhif seorang laki-laki. Nadhia terkenal banyak bicara, sedangkan Nadhif lebih pendiam namun pintar.

"Lo ngapain disini?" tanya Nadhif yang bingung melihat Dyra pagi-pagi sudah berada di depan UKS.

"Emm," Dyra menggigit bibir bawahnya. Ia bingung harus bilang apa. Masa iya Dyra bilang kalau Diary-nya hilang? "Itu, gue cari buku gue yang ketinggalan di UKS. Lo yang megang kunci UKS ya?"

Nadhif mengangguk lalu membuka pintu UKS tersebut.

Setelah pintu terbuka, Dyra pun langsung masuk dan mencari keberadaan Diary-nya itu.

"Dyr,"

Dyra menoleh, "Iya Nadh?"

Nadhif meraih sebuah buku dari dalam tas-nya, "Ini kan yang lo cari?"

Dyra terkejut melihat Diary-nya berada di tangan Nadhif. Bagaimana bisa?

"Kemaren sore sebelum gue kunci ni UKS, gue nemuin ini di lantai. Gue pikir punya sapa. Ternyata punya lo." Nadhif memberikan Diary itu ke tangan Dyra.

Dyra menatap Nadhif curiga, "Nadh, lo?"

Nadhif tertawa, "Tenang, gak gue bacain kok. Gue tau ini privacy." ucap Nadhif membuat Dyra tersenyum lega.

"Thanks ya."

Nadhif mengangguk.

Dyra pun segera meninggalkan ruangan itu dengan napas lega dan bahagia.

Namun di balik itu, ada sebuah luka yang amat mendalam. Sebuah perasaan seketika hancur saat mengetahui kebenaran jika Dyra mencintai Dareen.

"Gue suka sama lo Dyr. maafin gue Dyr udah lancang baca diary lo." ucap Nadhif lirih.

-o0o-

Dyra dan ketiga sahabatnya berjalan menuju kantin, setelah ulangan harian fisika selesai kini cacing-cacing di perut seakan bernyanyi. Kebetulan tadi pagi Dyra tidak sempat sarapan karena sibuk mencari diary-nya yang hilang.

"Gila gak si Bu Estin itu. Ngasih soal tiga tapi anaknya bejibun. Mau bikin kita mati mendadak apa?" gerutu Fanya membuat ketiga sahabatnya tertawa.

"Lebay. Ngerjain aja kagak sok pusing." ucap Nadhia.

"Ya karena gue pusing makanya gak gue kerjain."

"Lo serius gak ngerjain Nya?" tanya Hanifa.

Fanya menaikan kedua alisnya menjawab pertanyaan Hanifa.

"Salut gue. Kita tunggu aja hitungan jam, abis ini lo di panggil Bu Estin."

Fanya melebarkan matanya, "Oh iya mati gue. Gue lupa kalau Bu Estin gak suka lembar jawabannya kosong."

"Kan dia selalu bilang, 'Anak-anak, Ibu gak mau liat lembar jawaban kalian kosong. Kalau sampai ada yang kosong, siap-siap terima hukuman dari Ibu. Ibu lebih suka kalian kerjain asal daripada gak kalian kerjain sama sekali." ucap Dyra mempraktikan ucapan Bu Estin sebelum memulai ujian.

Fanya menepuk jidatnya, "Mati gue. Biasanya Bu Estin ngasih hukuman apa sih? Kok gue merinding ya."

"Seinget gue sih minggu lalu Egi dihukum suruh bersihin jendela semua kelas. Dan itu saat jam istirahat. Bisa lo bayangin kan malunya diliatin seluruh murid SMA Pelita Kasih?" ujar Hanifa membuat Fanya semakin merinding.

"Mati gueee,"

Dug!

Seorang siswi tak sengaja menyenggol Dyra. Untungnya Dyra tidak terjatuh. Dyra pun menatap siswi kelas 10 tersebut dengan lekat.

"Kak, maaf kak. Aku tadi buru-buru. Maaf ya." ujar siswi tersebut yang Dyra yakini bernama Cindy.

"Kalau jalan tu pake mata. Liat, baju temen gue. Kotor kan karena kue lo!?" ucap Nadhia yang terlihat emosi.

Dyra baru sadar kalau bajunya kotor.

"Udah, udah gak papa. Nanti biar gue bersihin." ucap Dyra memaafkan Cindy.

Cindy tersenyum, "Makasih ya kak. Untung aja kue-nya gak rusak banget." ucapnya lalu melangkah lebih dulu.

"Ini ni yang gak gue suka. Masih junior, belagu!" gerutu Nadhia.

Dyra terkekeh, "Udah-udah, jangan emosi. Maklumin aja. Mungkin dia lagi kasmaran, makanya kaya gitu."

"Yaudah yuk lanjut. Gue laper banget tau gak." ucap Fanya.

"Sama!" jawab ketiga sahabatnya.

Sesampainya di kantin, Dyra melihat Dareen bersama dengan Nadhif, Bakti dan juga David tengah tertawa membicarakan sesuatu. Namun tawa mereka terhenti ketika ada sesorang siswi menghampiri Dareen.

Dyra memperhatikan dengan seksama. Rupanya siswi itu adalah Cindy. Siswi kelas 10 yang menyenggolnya tadi.

Cindy memberikan sekotak kue kepada Dareen. Dan Dareen menerimanya, hal tersebut yang membuat Dyra semakin patah hati.

"Anjir! Di terima lagi. Murahan banget sih lo Reen." umpat Nadhia yang terdengar sampai telinga Dyra.

"Sabar Dyr, sabar," Hanifa mencoba menenangkan perasaan Dyra.

"Udah Dyr, mendinga kita duduk, pesen makanan. Dan lo Nadh, jangan bikin Dyra kepancing." ucap Fanya dan mereka pun akhirnya mencari meja kosong.

Sembari menunggu Fanya memesan makanan. Dyra, Hanifa dan Nadhia terus memperhatikan Dareen yang sedang mencicipi kue dari Cindy bersama dengan ketiga sahabatnya.

"Kayanya lo gak boleh tinggal diem deh Dyr. Mending lo ikutin cara anak tadi. Lo buatin makanan, terus lo kasihin deh ke Dareen." usul Nadhia.

Fanya yang datang dengan membawa makanan pun ikut bicara, "Dih, apaan. Masa nyontek. Sejak kapan Dyra jadi tukang nyontek."

"Sekali-kali gak papalah."

"Udah-udah, nanti siomay-nya ngambek nih karna di anggurin." ucap Hanifa yang langsung menyantap siomay-nya.

"Emangnya lo, tukang ngambekan!" ucap Nadhia membuat mereka tertawa.

Namun tidak dengan Dyra, Dyra masih menatap Dareen dari kejauhan. Dyra tidak boleh diam, ia harus melakukan sesuatu agar tidak kalah dengan Cindy.

Ya, Dyra tidak boleh kalah dengan Cindy.


-o0o-

Untuk menghargai karya, jangan lupa vote-nya ya ❤


31 Agustus 2017

Prepti Ayu Maharani


Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

4.2M 250K 54
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
13.8M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
785K 22.1K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
2.1M 97.9K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...