Secret Lover

By ari_scm

141K 17.4K 1.1K

Yunho merasa kesal karena kedua bumonimnya menjodohkan dirinya dengan seorang yeoja, padahal dia sudah memili... More

Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Chap 6
Chap 7
Chap 8
Chap 9
Chap 10
Chap 11
Chap 13
Chap 14
Chap 15
Chap 16
Chap 17
Chap 18
Chap 19
Chap 20 (END)
After Married Part 1
After Married Part 2
After Married Part 3

Chap 12

5.3K 750 50
By ari_scm

Jaejoong menekan beberapa digit angka dan membuka pintu dengan lemah. Setelah seharian diajak mengelilingi Seoul oleh Kyuhyun dan Chulwoo tanpa mengantarkannya kembali ke kantor hingga pukul sembilan malam. Tubuhnya terasa sangat lelah dan ingin segera berendam dengan aroma terapi yang menenangkan serta iringan music lembut.

Dilepaskan pakaian yang membalutnya seraya memenuhi bathtub dengan air dan menuangkan cairan lembut kedalamnya.

"Ponselku tertinggal di kantor, lalu bagaimana aku menghubungi Yunnie? Huft..." Jaejoong mulai melemaskan tubuhnya seraya memainkkan busa yang mengelilinginya sebelum memejamkan mata bulat indah miliknya.

Tiba-tiba sebuah tangan menarik tubuh Jaejoong dari dalam air hingga namja cantik itu terduduk dengan raut wajah terkejut. Dia menatap namja tampan yang tengah menatapnya tajam didepannya.

"Kau gila! Kau tertidur di dalam bathtub hingga hidungmu ikut terendam. Bagaimana jika aku tidak datang kemari, oeh?" Yunho berseru dengan nada panik serta kedua tangan menangkup pipi Jaejoong yang menatapnya bingung.

"Maaf... aku ketiduran saat berendam..." cicit Jaejoong seraya menundukkan kepala. Yunho mendudukan diri di sisi bathtub lemas seraya menarik dasi yang dirasa mencekik lehernya dan melepaskan dua kancing teratas gusar hingga membuat Jaejoong merasa bersalah.

"Yunnie..." Yunho menolehkan pandangannya kearah Jaejoong yang mulai kedinginan.

"Wae?" tanyanya dengan alis terangkat sebelah

"Bisakan Yunnie keluar sebentar? Aku ingin membilas tubuhku yang penuh busa ini."

"Lakukan saja." Yunho menjawab tak acuh seraya beranjak dari duduknya dan bersandar di sisi wastafel sambil bersedekap.

Jaejoong dengan ragu meraih sebuah jubah putih disisi bathtub untuk menutupi tubuhnya.

"Untuk apa kau mengenakan jubah ketika aku telah melihat seluruh tubuhmu." Goda Yunho seraya menatap Jaejoong yang mempoutkan bibirnya.

Tanpa memperdulikan godaan Yunho, Jaejoong mulai memasuki bilik untuk membilas tubuhnya. Yunho terus menatap pantulan tubuh indah milik Jaejoong yang tengah membuka jubah mandinya. Hingga mata musang itu terpaku pada kulit putih serta tubuh menawan yang tengah berliuk sexy dibawah guyuran air. Tiba-tiba Yunho tersadar karena dering ponsel dalam saku miliknya dan mulai meninggalkan kamar mandi untuk mengangkan panggilan itu.

"Yeoboseyo?"

Jaejoong yang baru saja keluar dari bilik menatap Yunho yang menutup pintu kamar mandi dengan bingung sebelum meraih sebuah kaos dengan aksen gajah berwarna merah muda untuk dikenakannya.

Jaejoong melintasi Yunho yang masih asik dengan ponselnya di ruang tengah. Sepertinya masalah perusahaan, piker namja cantik itu. Karena tidak ingin mengganggu lantas namja cantik itu melangkah menuju dapur untuk memasakkan makan malam untuk mereka.

...

Setelah menikmati makan malam yang sangat telat karena jam menunjukkan pukul sebelas malam. Jaejoong meringkuk nyaman didalam pelukan hangat Yunho diatas sofa dengan televisi besar yang menampilkan drama malam favorite Jaejoong. Yunho menatap bosan drama itu dengan tangan yang tak lepas dari paha mulus Jaejoong yang terbuka bahkan sesekali bibirnya mencium bahu kekasihnya yang terlihat karena kerah kaos yang terlalu lebar. Beberapa kali Yunho menghisap bahu itu hingga menghasilkan tanda merah yang membuat si empunyanya terganggu dan bergerak resah dalam dekapanya.

"Yunnie... hentikan! Kau mengganguku!" Jaejoong menahan wajah Yunho dengan kedua tangannya dan menatap mata musang itu dengan kesal.

"Memang itu yang ingin aku lakukan. Aku tidak suka jika kekasihku mengabaikanku hanya karena sebuah drama." Yunho mengecup dalam bibir Jaejoong yang sedikit terbuka hingga mengasilkan decakan yang cukup menggoda. Namun Jaejoong menarik wajahnya hingga bibir bawahnya tertarik karena Yunho menghisapnya cukup kencang hingga bibirnya tertasa berdenyut.

"Sakitkah?" tanya Yunho seraya menyusap bibir yang memerah bengkak itu yang dibalas anggukan imut dari kekasihnya.

"Kau mengantuk?" Yunho mengusap pipi pualam Jaejoong yang merona cantik seraya mengecup dahi kekasihnya itu

"Mulai..." terlihat Jaejoong mulai menguap kecil yang membuat Yunho terkekeh lalu melingkarkan kedua kaki Jaejoong dipinggangnya dan mendekap namja cantik itu seraya melangkah menuju kamar. Jaejoong mulai memejamkan matanya seraya merebahkan kepalanya dibahu lebar Yunho serta melingkarkan lengannya di leher kekasihnya.

Yunho yang meras tergoda dengan leher mulus kekasihnya lantas dengan gemas mengecupnya dalam yang menghasilkan desahan lirih dari namja cantik dalam gendongannya. Desahan itu membuat Yunho bersemangat untuk melakukan lebih jauh pada kekasihnya. Dibaringkan tubuh mungil Jaejoong diatas ranjang lalu dengan sigap bibir hatinya ditempelkan pada bibir merah Jaejoong yang masih memejamkan mata.

Yunho melumat lembut bibir plum yang terasa lembut itu. Hingga akhirnya lumatan itu menjadi lebih kasar hingga saliva keduanya menuruni dagu Jaejoong. Jaejoong mendorong bahu Yunho ketika merasakan napasnya mulai sesak hingga menghasilnya suara decakan cukup kencang karena Yunho menghisap dalam bibir Jaejoong sebelum melepasnya.

Jaejoong merasa bibirnya berdenyut serta membengkak lalu menatap Yunho dengan tatapan bingung. Yunho yang melihat itu menganggap tatapan Jaejoong seolah menggodanya lalu mendekatkan wajahnya pada leher mulus kekasihnya karena kaos yang tersingkap, bahkan sebagian dadanya terlihat yang membuat Yunho semakin berhasrat.

Dikecup dalam leher putih itu hingga menghasilkan banyak ruam merah yang cukup terang dan akan sulit hilang selama beberapa hari kedepan. Aroma tubuh Jaejoong yang lembut membuat Yunho pening akibat gairah yang meningkat pesat dan dia sudah tidak dapat menahannya lagi. Jajahannya pindah ke dada Jaejoong yang berisi dengan nipple mencuat yang sangat menggoda. Dihisap nipple itu hingga menghasilkan pekikan yang cukup kencang dari Jaejoong.

Dilepaskannya kaos itu dari tubuh Jaejoong yang masih sibuk mendesah karena ulah tangannya yang terus meremas dada kiri Jaejoong serta bibir Yunho yang terus menghisap dada kanan Jaejoong yang telah membengkak.

Tak lama Yunho melepas tiap kain yang melekat pada tubuh Jaejoong hingga polos dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Sungguh menggoda. Yunho mulai bersiap pada tahap inti, bahkan sebelah tangannya melepas resleting celana bahan yang dikenakannya tanpa ingin melepaskan celana itu dari kakinya.

"Aku akan perlahan, karena aku tahu ini yang pertama untukmu." Yunho mengecup bibir Jaejoong sekilas ketika melihat kekasihnya yang telah mengizinkannya untuk memasuki kebagian inti.

Dimasukkan miliknya kedalam tubuh Jaejoong seraya mencium bibir kekasihnya untuk mengalihkan kekasihnya dari sakit yang akan dirasakannya. Hingga hentakan keras membuat Jaejoong tersentak dan melepaskan ciuman mereka. Yunho menyeka air mata yang tidak sengaja menetes dipipi Jaejoong lalu mulai menghentakkan tubuhnya teratur tanpa menunggu Jaejoong yang masih merasa sakit seolah tubuhnya terbelah dua dengan bibir Yunho yang terus menghisap nipplenya. Jaejoong mulai memejamkan matanya ketika merasa Yunho terus menghujamnya keras seraya menggigit bibirnya menahan perih.

Tak lama terdengar suara desahan Jaejoong yang mulai menikmati permainan mereka dengan lengan yang memeluk punggung basah Yunho yang terus bergerak diatasnya. Hingga Jaejoong merasa telah keluar namun dengan teganya Yunho terus menghentakkan tubuhnya.

Sudah cukup lama Jaejoong merasakan tubuhnya terus berguncang bahkan beberapa kali dirinya telah mengalami pelepasan namun Yunho belum juga keluar. Hingga lima menit kemudian Jaejoong merasa jika perutnya terasa hangat oleh cairan Yunho yang mengeram keras sambil menghisap dadanya yang telah lecet.

"Aku menginginkannya lagi, Jae..." lirih Yunho seraya menatap mata Jaejoong penuh napsu. Belum sempat Jaejoong menolaknya, Yunho telah membalikkan tubuh mungilnya hingga membelakangi namja tampan itu dengan tubuh yang masih tersambung. Dan kembali kamar itu dipenuhi desahan keduanya.

...

Jaejoong membuka mata bulatnya dengan malas lalu menatap pada lengan yang memeluk pinggangnya dengan erat. Dilepaskannya lengan itu namun terhenti ketika merasa lubangnya terasa penuh dan mengganjal, dijauhkan sedikit tubuhnya dari Yunho. Terlihat tubuh keduanya masih tersambung bahkan Jaejoong dapan merasakan milik Yunho yang sedikit menegang dibawah sana.

Dengan sedikit ngeri, Jaejoong menarik tubuhnya perlahan untuk melepaskan sambungan mereka. Namun lengan yang masih mendekap pingganya kembali menariknya yang membuat milik Yunho kembali terbenam diiringi pekikan Jaejoong yang terkejut. Yunho masih memejamkan matanya namun tubuh besar itu bergerak perlahan yang membuat Jaejoong mengeluarkan desahannya.

"Yunniehh... ah..." Jaejoong berusahan menahan desahnya seraya melepaskan lengan Yunho dari pinggangnya. Namun seolah sia-sia karena lengan itu semakin erat memeluknya.

"Jae... biarkan aku merasakan kenikmatan itu sekali lagi." Yunho menatap wajah cantik kekasihnya yang memerah menahan desahan.

"Tidak! Ah... kau sudah memenuhi perutku! Bahkan kau tidak membiarkan cairanmu keluar dari lubangku. Aku ingin segera mandi, tubuhku sangat lengket. Yunnie!" Tiba-tiba Yunho mendudukan dirinya dengan Jaejoong yang terpekik dipangkuannya karena membuat milik Yunho masuk semakin dalam pada lubangnya. Lalu namja tampan itu memutar tubuh mungil Jaejoong agar menghadapnya.

"Yunniehh... kumohon hentikanh..." Ujar Jaejoong disela desahannya. Namun Yunho hanya menatap Jaejoong lekat lalu melingkarkan kaki Jaejoong pada pinggangnya dan mulai mengangkat tubuh itu menuju kamar mandi.

"Yunnie, kau mau apa?" Jaejoong menatap Yunho panik ketika kekasihnya itu memasuki kamar mandi.

"Kita akan melakukannya di kamar mandi saja." Yunho tersenyum menggoda pada Jaejoong yang memucat.

"Andwe! Yunnie, andwe!" Jaejoong berseru keras di kamar mandi. Tak lama seruan itu berganti dengan desahan lembut keduanya. Dan kembali mereka lanjutkan kegiatan malam mereka di kamar mandi yang telah dipenuhi desahan.

...

Jaejoong menatap Yunho yang tengah menikmati teh itu kesal. Dia tidak dapat melakukan banyak aktivitas dan hanya duduk malas diatas sofa bersebelahan dengan Yunho yang menikmati siaran bisnis di hadapannya. Yunho yang melihat kekasihnya merajuk hanya terkekeh kecil dan menggeser tubuhnya mendekati Jaejoong yang berada di pojok sofa.

Hari ini mereka berdua tidak masuk kerja karena akan sangat terlambat jika memaksakan diri untuk pergi bekerja, hanya untuk Jaejoong sebenarnya sedangkan tidak bagi Yunho yang bisa saja berangkat pada siang hari. Hingga akhirnya mereka memilih untuk menghabiskan waktu di apartemen ketika keadaan Jaejoong tidak cukup baik untuk berpergian.

Setelah menikmati sarapan cukup telat yaitu pada pukul sebelas tadi dan akhirnya mereka terdampar di ruang tengah, itu pun karena Yunho yang terlalu lama menggempur tubuh Jaejoong didalam kamar mandi. Meskipun tidak dapat berjalan dengan benar namun Jaejoong tetap memasakan makanan untuk sarapan mereka.

"Kau masih marah?" Yunho mulai mendekap pinggang ramping Jaejoong yang menyandarkan tubuh itu didadanya. Dia melihat bibir plum itu terus dimajukan oleh Jaejoong yang bersedekap.

"Ani!" Jaejoong berujar ketus. Yunho hanya menatap kekasihnya lembut lalu mengusap kepala Jaejoong dengan lembut sambil mengecup dahi namja cantik itu. Untunglah Jaejoong tidak menolak kecupan itu, dia terlihat menikmatinya.

Jaejoong yang masih merasa sedikit kesal lantas terkejut ketika merasakan lehernya sedikit dingin. Dan melihat sebuah kalung dengan dua buah cincin yang dijadikan bandul melingkari lehernya. Dia menatap Yunho yang tersenyum lembut kearahnya dengan tatapan tak percaya. Diusapnya kedua cincin itu dan memeluk tubuh Yunho erat.

"Gomawo, Yunnie." Yunho menempelkan hidungnya dilekuk leher putih Jaejoong dan membalas pelukan itu tak kalah erat.

"Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu senang, Jae." Lirih Yunho sambil terus mengecup leher Jaejoong yang dipenuhi ruam merah.

Jaejoong mengabaikan Yunho yang asik mengecup bahu dan lehernya yang mungkin saja dapat menambah hasil karya Yunho semalam. Dia terlalu senang atas hadiah yang diberikan Yunho, padahal namja tampan itu sering kali memberikannya hadiah cantik. Tapi tetap saja Jaejoong merasa senang ketika menerimanya.

...

"Yunnie..." Jaejoong mendudukan diri disamping Yunho yang tengah sibuk dengan ponselnya. Jaejoong lihat namja tampan itu tengah memeriksa beberapa e-mail kiriman para bawahan.

"Hmm?" Yunho menatap Jaejoong yang tengah memeluk erat kedua kakinya serya menaruh dagunya diatas lutut.

Seperti biasa kaki jenjangnya serta bahu putih itu terekspos sempurna karena Jaejoong mengenakan hotpant minim warna putih dan sweater rajutan berkerah lebar yang melapisi tanktop putih didalamnya. Dan lagi beberapa tanda merah terlihat disekitar bahu dan lekuk Jaejoong.

"Aku bosan... bisakah kita pergi keluar sebentar saja?" Jaejoong menatap penuh permohonan pada namja tampan disebelahnya.

"Memangnya lubangmu sudah tak sakit lagi?" Yunho meletakkan ponsel pada meja didepannya lalu menghadap Jaejoong seraya menahan kepalanya dengan sebelah tangan yang bertumpu di sofa.

"Sebenarnya masih terasa sakit, tapi sudah lebih baik dari tadi pagi."

"Baiklah... kau mau kita pergi kemana malam ini, sayang?" Yunho menatap mata bulat yang berbinar itu lekat. Namja tampan itu sungguh terpesona akan wajah menawan kekasihnya ini.

"Kita akan berkencan di Cheonggyecheon!" seru Jaejoong senang lalu menarik lengan Yunho untuk berganti baju.

...

Jaejoong mengusap kedua tangannya untuk menghalau dingin yang menusuk tulang sambil membenarkan jaket tebal yang melapisi baju rajut hangat yang dikenakannya. Sesekali angin berhembus kencang mengayunkan beberapa helai rambut hitamnya. Hingga sesuatu yang hangat menempel dipipi kirinya. Dia melihat Yunho yang berdiri seraya mengulurkan salah satu gelas berisi coklat panas kepadanya dan mendudukan diri di sebelahnya setelah Jaejoong menerima gelas itu.

"Kau kedinginan. Pipi dan hidungmu telah memerah, sayang." Yunho menangkup pipi Jaejoong yang sedikit dingin dengan kedua tangannya. Lalu mengecup hidung mungil kekasihnya itu. Jaejoong merasa wajahnya menghangat ketika Yunho melakukannya.

"Sudah lebih baik." Yunho menatap puas pipi Jaejoong yang semakin memerah.

"Yunnie... apakah kau mencintaiku?" Jaejoong menatap wajah tampan kekasihnya dengan lekat.

"Haruskan aku menjawabnya? Bukankah kau tahu apa yang aku rasakan padamu? Tidakkah perlakuanku cukup untuk membuktikannya?" Yunho menatap dalam mata bulat yang bersinar oleh terangnya bulan itu.

"Sekali saja aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu. Bisakah?" Yunho mengalihkan pandangan ketika melihat kekasihnya yang menatapnya penuh harap.

"Terlalu sulit bagiku untuk mengatakan itu. Tapi perasaanku padamu sangat dalam, Jae. Aku bahkan tidak dapat menjabarkan sebesar apa perasaanku ini padamu. Kau sungguh berarti dalam hidupku. Dan aku harap kau yang akan menjadi pendampiku kelak dan yang akan menjadi ibu bagi anak-anakku, Jae." Yunho kembali menatap mata bulat yang mulai meneteskan air mata.

"Wae? Kenapa kau menangis, sayang?" Yunho segera mengusap air manta yang membasahi pipi pualam itu.

"Aku akan selalu mengingat hari ini. Hari dimana kau secara tidak langsung telah melamarku, Yunnie." Yunho hanya tersenyum lembut dan mendekap tubuh mungil kekasihnya dengan erat seraya mengusap rambut Jaejoong penuh kasih.

...

"Yunnie..." Jaejoong mengayunkan tautan jemari mereka seraya melangkah riang.

"Heum?" Yunho menatap penuh minat wajah berseri Jaejoong di sampingnya.

"Bisakah kita pergi ke Daegu? Mungkin selama tiga atau empat hari."

"Daegu? Untuk apa?" Yunho menaikkan salah satu alisnya

"Liburan." Ujar Jaejoong polos

"Kita lihat nanti." Yunho menjawabnya santai seraya tersenyum lebar lalu melingkarkan lengannya di pinggang ramping kekasihnya.

"Yunnie!" Rajuk Jaejoong ketika mendengar jawaban tak pasti dari Yunho.

"Kau akan terkejut jika aku memberi jawaban yang pasti, sayang." Jaejoong melepaskan lengan Yunho dari pinggangnya lalu berjalan mendahului Yunho sambil menghentakkan kakinya kesal.

Yunho yang melihat itu hanya tertawa kecil sebelum meraih pinggang Jaejoong dan mengangkat namja cantik itu dibahu lebarnya yang menghasilkan pekikan manja dari kekasihnya.

"Yunnie! Turunkan aku! Omo... kepalaku berputar. Yunnie kepalaku berputar!" Yunho yang mendengar seruan itu lantas memukul santai bokong kecil namun kencang milik Jaejoong.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

70.5K 6.7K 49
"Aku tidak mencintaimu." Terlanjur percaya, yang tidak mungkin menjadi mungkin? Aku ingin... menghilangkan satu yang dapat mengubah seluruh hidupku. ...
1.7M 217K 47
[BXB] [Fluffy] LASKEN: Laska Ukenya Ayden. "Las, pacaran kuy!" "Gue straight." Ayden menatap Laska dengan senyuman yang terlihat sangat menjengkelka...
2.3M 67.4K 4
BOYXBOY/BOYSLOVE/BL/15+ "Gue mau lo ajarin gue ciuman!" - Wira Ilham "Ngawur aja. Mending pulang gih. Cuci kaki terus bobo." - Satria Permana Chapter...
135K 12.4K 31
Kematian memang tidak bisa di hindari oleh semua makhluk hidup, termasuk para Vampir... Pada tahun 1978, keluarga Jung baru saja kehilangan sosok is...