Secret Lover

By ari_scm

141K 17.4K 1.1K

Yunho merasa kesal karena kedua bumonimnya menjodohkan dirinya dengan seorang yeoja, padahal dia sudah memili... More

Chap 1
Chap 2
Chap 4
Chap 5
Chap 6
Chap 7
Chap 8
Chap 9
Chap 10
Chap 11
Chap 12
Chap 13
Chap 14
Chap 15
Chap 16
Chap 17
Chap 18
Chap 19
Chap 20 (END)
After Married Part 1
After Married Part 2
After Married Part 3

Chap 3

5.3K 792 16
By ari_scm

"Joongie-ah!" Minami dengan terburu-buru menghampiri Jaejoong yang tengah focus dengan computer yang menampilkan beberapa grafik. Lalu membalikkan kursi namja cantik itu agar menatapnya yang tengah teregah dengan keringat yang sedikit menetes di dahinya.

"Ada apa Nami-chan? Aku sedang sibuk memeriksa hasil laporan ini." Minami menatap Jaejoong lekat sebelum berkata.

"Aku dengar Mrs.Jung tengah mengunjungi kantor bersama seorang yeoja."

"Lalu dimana masalahnya?"

"Yeoja itu adalah calon tunangan sajangnim! Calon tunangan kekasihmu, Joongie!" Minami menatap Jaejoong dengan mata yang melotot gemas.

"H-Huh?" Jaejoong menatap rekannya dengan tidak percaya lalu melihat ponselnya yang berdering. Terlihat Yunho tengah menghubunginya, namun Jaejoong hanya terdiam menatap ponsel itu sendu.

"Jongie-ah, kau baik-baik saja?"

"Nami-chan, bolehkah aku tinggal ditempatmu untuk sementara waktu?"

"Huh?" Minami melihat Jaejoong yang tengah menatapnya dengan mata bulat besar penuh permohonan serta kedipan imut yang akan membuatnya gemas bukan main, jika saja waktunya tepat.

...

Yunho menatap ponselnya dengan kesal lalu membanting tubuhnya diatas sofa lalu menatap binggkai yang terpajang di tembok. Terlihat seorang namja cantik tengah tersenyum bahagia dalam dekapan Yunho yang mengecup gemas pipinya.

Tadi ketika dia tengah mengantar Chulwoo ke apartemennya mendapatkan telpon dari sekretaris Hon yang mengatakan jika ummanya mendatangi kantor dengan Tiffany. Yunho segera mendatangi apartemen kekasihnya untuk memastikan Jaejoong baik-baik saja. Namun yang dilihat adalah apartemen yang kosong serta ponsel yang tidak dijawab-jawab ketika dia menghubungi namja cantik itu.

"Kau dimana, sayang?" Lirih Yunho seraya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul tiga sore. Ditekan beberapa nomor di ponselnya sebelum mengarahkan ponsel itu ke telinganya.

"Jang-shi, apakah Kim Jaejoong berada ditempat?"

"Kim Jaejoong izin pulang bersama Minami-san dari sejam yang lalu, sajangnim."

"Baiklah Jang-shi. Terima kasih." Yunho segera mematikan ponselnya dan melangkah keluar dari apartemen itu.

...

"Joongie, apakah tidak apa-apa jika kita izin pulang lebih awal?" Minami terlihat menjilati es krim seraya menatap Jaejoong yang berjalan disisinya. Jaejoong hanya menatap Minami santai sambil terus menikmati es krimnya yang meleleh tanpa sadar jika pipinya belepotan cairan lengket itu.

"Aish! Kau itu sudah besar namun perilakumu masih seperti anak kecil." Minami mengusap es krim yang mengotori pipi namja cantik itu dengan tisu basah.

"Kenapa kau memperlakukan aku seperti anak kecil, huh?" Jaejoong mencebilkan bibirnya kesal lalu menatap Minami dengan penuh arti.

"Apa yang kau inginkan?"

"Nami-chan, bagaimana jika kita pergi selama dua hari?" dengan senyum lebar Jaejoong yang membuat Minami memutar bola matanya bosan.

"Kau ingin lari dari masalah tanpa ingin bertemu terlebih dahulu dengan kekasihmu, eoh?"

"Tidak seperti itu, Nami-chan. Aku hanya ingin menenangkan diri saja sebelum menemuinya." 'Dan membiarkannya kebingungan mencariku sebagai hukuman.' Lanjutnya dalam hati sambil terus mengoyang-goyangkan lengan Minami.

"Baiklah... hanya dua hari dan kau yang harus menghadapi atasan Jang jika dia memarahi kita, arrachi? Lalu kita akan kemana?" Minami menatap Jaejoong penasaran ketika melihat sebuah senyum nakal terlukis dibibir tipis itu.

...

Seorang yeoja cantik memasuki sebuah kamar yang terlihat gelap dan menghampiri sebuah ranjang yang ditempati Chulwoo yang tengah terlelap. Yeoja itu mendudukan diri disisi ranjang seraya mengusap rambut lurus berwarna coklat milik Chulwoo.

"Kenapa kau mabuk, eoh? Kau ingin merusak tubuhmu? Kumohon jangan lakukan seperti ini, Chulwoo-ah." Sebuah tangan menahan lengan yeoja itu yang hendak beranjak dari duduknya dan berguman lirih.

"Jangan tinggalkan aku, Fany-ah. Aku masih sangat mencintaimu." Chulwoo beranjak dari tidurnya dan menatap sendu Tiffany didepannya.

"Maafkan aku, Chulwoo-ah."

"Siapa?"

"Apa maksudmu, Chulwoo-ah?"

"Siapa namja yang akan dijodohkan denganmu?"

"J-jung Yunho... maafkan aku, Chulwoo-ah." Tiffany segera meninggalkan Chulwoo yang menatapnya tak percaya setelah mengatakan hal itu.

"Jung Yunho? Yunho hyung? Hah! Aku tidak percaya ini!" Chulwoo berdesis tak percaya seraya beranjak dari ranjangnya dan menuju kamar mandi dengan perasaan panas. Terdengar geraman keras dari arah kamar mandi disertai pecahan kaca.

Tiffany yang mendengar hal itu dibalik pintu kamar hanya menutup mulutnya menahan tangis seraya menggigit bibirnya keras sebelum pergi meninggalkan apartemen Chulwoo dengan air mata yang membasahi pipinya.

...

Jaejoong tengah menatap pantai dihadapannya dengan tatapan kosong. Angin kencang yang menerbangkan rambutnya serta membelai keras wajah cantiknya dengan aroma air asin yang terasa menenangkan. Jaejoong mulai memejamkan matanya menikmati suasana pantai.

9 Years Ago

"Jihyo-ah! Kim Jihyo!" teriak seorang namja paruh baya pada Jihyo yang tengah memasak di dapur

"Ada apa kenapa kau berteriak?"

"Cepat kita harus ke rumah sakit."

"Ada apa?"

"Pabrik tempat Heejun bekerja kebakaran. Heejun terkena luka bakar yang cukup parah dan sedang ditangani di rumah sakit."

"A-apa?" Jihyo segera berlari mengikuti rekan kerja suaminya menuju sebuah mobil yang terparkir di halaman rumahnya setelah mematikan kompor di dapur yang masih menyala.

...

Terlihat seorang namja belia tengah berlari di lorong rumah sakit sambil menatap papan nama disetiap ruangan yang dilewatinya. Dan terhenti di depan sebuah ruangan paling pojok. Perlahan dibuka pintu itu perlahan dan mulai melangkah perlahan medekati ranjang yang berisi seorang namja paruh baya yang tengah terbaring dengan beberapa bagian vital yang tertutup perban serta alat elektrokardiograf yang terus berbunyi nyaring seolah menghatui tiap orang yang mendengarnya.

"Joongie-ah..." Ujar Jihyo seraya mengangkat kepalanya dan menatap sang anak yang tengah berjalan gemetar menuju ranjang dengan wajah penuh air mata.

"Umma... appa kenapa? Appa... appa..." Lirih Jaejoong seraya mengusap tangan sang appa yang tertutup perban seraya menggoyangkan lengan itu untuk membangunkannya dan mulai menangis sendu.

"Uljima, Joongie... uljima..." Jihyo segera memeluk tubuh sang anak dengan erat dan tanpa sadar ikut meneteskan air matanya kembali.

...

Mata bulat itu memerah dan membengkak ketika melihat abu sang appa yang ditebar olehnya ke laut sambil menahan isakan yang hendak keluar. Dan memberikan guci yang berisi abu Heejun kepada seorang namja paruh baya disampingnya dan menghampiri sang umma yang melemas dipelukan ajumma Kwon, tetangganya. Dipeluk tubuh Jihyo yang terus menangis seraya menatap lautan yang mulai mendung seolah mengantarkan kepergian Heejun.

Setelah dirawat selama tiga hari akhirnya Heejun menyerah dan meninggalkan seorang istri dan satu putra dengan beberapa tunjangan yang dipersiapkan untuk keduanya. Di umur yang bari menginjak enambelas tahun, Jaejoong telah kehilangan seorang appa.

7 Years Ago

Sudah dua tahun semenjak Heejun meninggal. Jaejoong dan Jihyo tinggal dengan mengandalkan sisa tunjangan yang tersisa sangat sedikit bahkan Jihyo telah menambahnya dengan usaha kue. Setiap pagi Jaejoong akan membawa kue buatan sang umma untuk dijual di sekolah tempatnya menimba ilmu.

Namun pagi ini terlihat sangat sepi tanpa suara alat dapur yang saling beradu. Jaejoong menatap dapur yang sepi dengan bingung sebelum melangkahkan kakinya menuju kamar sang umma. Dibukanya pintu itu perlahan yang menghasilkan bunyi derit kecil dan menatap gumpalan selimut yang membungkus Jihyo. Disikapnya selimut itu dan menatap sang umma yang tengah menggigil dengan keringat yang terus keluar membasahi seluruh tubuhnya.

Dengan panik Jaejoong mengambil sebaskom air hangat serta parcetamol. Dibantu tubuh Jihyo untuk duduk dan meminumkan obat serta mengganti pakaiannya yang basah lalu direbahkan kembali tubuh itu dan meninggalkan sang umma untuk membuat bubur. Sepertinya hari ini dia harus membolos sekolah untuk menemani sang umma yang tengah sakit.

Sudah dua hari panas Jihyo tidak turun juga hingga Jaejoong dikejutkan dengan darah yang mengalir di hidung Jihyo. Dengan terburu-buru Jaejoong mengetuk pintu rumah ajumma Kwon.

"Jumma! Kwon jumma!"

"Ada apa Joongie?" seorang namja paruh baya membuka pintu itu dan menatap Jaejoong dengan bingung.

"Kwon jusshi, tolong umma Joongie..."

...

Jaejoong menatap ummanya yang sedang diperiksa dengan tatapan cemas ditemani ajusshi dan ajumma Kwon yang menatap kearahnya sendu. Diusapnya bahu kecil Jaejoong lembut oleh ajumma Kwon seolah menguatkan tubuh rapuh itu. Hingga seorang dokter menghampirinya dengan tatapan lemah.

"Maafkan aku, tapi Mrs.Kim tidak bisa diselamatkan. Beliau menderita demam berdarah sejak empat hari yang lalu dan hari ini adalah finalnya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun tubuh beliau tidak kuat menahannya." Dokter itu meninggalkan Jaejoong yang melemas dalam dekapan ajumma Kwon. Sedangkan ajusshi Kwon menatap tubuh Jihyo yang mulai ditutup oleh kain sebelum melangkah meninggalkan ruangan itu untuk mengurus administrasi.

...

Untuk kedua kalinya Jaejoong menaburkan abu di laut. Namun kali ini tidak ada air mata yang mengalir, hanya saja tatapan mata itu sangat kosong seolah tidak ada jiwa yang menghinggapi raga itu. Jaejoong terlalu lelah menangis semalaman, bahkan matanya sudah sangat membengkak dan sedikit perih. Sebuah lengan memeluk tubuhnya erat seraya menaruh kepala remaja itu dibahunya. Jaejoong menikmati usapan lembut ajumma Kwon yang menatap sendu kearahnya seraya membisikan beberapa kata untuk menguatkan Jaejoong.

Sebuah tepukan dibahu mengejutkan Jaejoong dan terlihat Minami menatapnya khawatir seraya membawa sebuah minuman kaleng lalu mendudukan diri di sampingnya.

"Kenapa kau menangis, Joongie?" tanya Minami seraya mengusapkan air mata yang membasahi pipi pualam namja cantik itu.

"E-eoh?" Jaejoong mengusap pipinya yang basah dan menatap Minami dengan senyum tipis.

"Apakah kau mengingat Yunho?" tanya Minami hati-hati.

"Tidak. Aku tak apa, kau tidak perlu khawatir, Nami-chan." Jaejoong tersenyum manis kepada yeoja itu dan mulai meminum jus manga dari kaleng yang dipengangnya seraya menatap bintang yang mengiasi langit malam. Ternyata dia terlalu lama di pantai hingga tak sadar jika hari sudah gelap.

"Kajja... kita kembali, anginnya semakin kencang." Jaejoong menarik lengan Minami dan mulai melangkah riang disertai canda menuju sebuah bangunan kecil didekat pantai seraya melambaikan tangan kearah yeoja paruh baya yang tersenyum pada mereka.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

479K 110K 21
❝Semua ini sama sekali gak lucu.❞
165K 14.6K 51
[END] "Aku hamil" "Anak?" Tanya salah satu dari mereka "Gatau" "Perkiraan udah berapa minggu? Bulan?" "Katanya sih baru 2 minggu" "Sebentar, buka...
44.6K 3.1K 32
"jaehyunieee" "hiks .... " Tentang pria mungil yang dijodoh kan oleh ayah start: 7 September 2021 end : BXB JAEYONG AREA YAOI update setiap hari k...