If You Know Who I'm [END]

By ChacaAzhari

79.7K 3K 62

Kisah seorang gadis bernama Luna yang mengidap Social Anxiety Disorders (SAD) atau Gangguan Kecemasan Sosial... More

Apakah Ini Mimpi?
Aku Takkan Bisa Melupakannya
Kebencian Akan Kubalaskan
Rasa Bersalah Karenamu
Abby Jika Saja Kau Tau
What's Wrong
Keluarga Baru Awalan Baru
The First
Jangan Sentuh Gadisku
Thread ⁉
Homo !?
Kencan
This Is The End ?
Berhenti Berharap
Evidence 👮
I Miss You Luna
Memulai Semuanya Dari Awal
With You I Feel Perfect
Why You Jealous Of Me?
Surprise 🍁
This Is Our Story
Stay With Me ( The End )
☆ EXTRA CHAPTER ☆
☆ BONUS CHAPTER 😆 ☆
ATTENTION
☆ SPECIAL PART AGAIN ☆

With You Forever

1.7K 67 0
By ChacaAzhari

"By beli sepatu couple yuk?" Ajak Luna sambil memegang manja tangan Abby.

"Ih ngapain lo alay tau gak" Abby hanya menatap Luna sekilas dan terus berjalan.

"Aku gak alay!" Ucap Luna marah dan melepas tangannya yang sedang merangkul Abby.

Luna berjalan mendahului Abby, yang membuatnya makin kesal yaitu Abby tak menahannya dia malah membiarkan Luna pergi.

"Ih kok dia diem aja gak ngrespon nyebelin banget sih" Luna menghentakkan kakinya lalu menoleh ke belakang namun batang hidung Abby sudah lenyap di telan bumi.

Luna kebingungan mencari Abby, ia menengok kesana kemari namun Abby belum juga nampak. Luna mulai khawatir ia pun bergegas sesekali berlari mencari Abby. Luna yang panik pun tak bisa membendung butiran-butiran air matanya.

Langkah Luna terhenti saat seseorang menarik tangan kanannya. Abby orang yang ia sayangi berdiri tepat disampingnya. Luna langsung memeluk Abby sambil sedikit terisak. Abby yang keheranan pun hanya bisa mengusap lembut rambut Luna sesekali menanyakan apakah Luna baik-baik saja.

"Aku minta maaf, please jangan ngilang kek hantu tau gak" mendengar ucapan Luna, Abby pun terkekeh lalu melepas pelukan Luna.

Abby melihat mata Luna yang sedikit lebam dan sisa-sisa air matanya masih membasahi pipinya.

"Udah gak boleh nangis emang lo gak rasa apa air mata lo rasanya asin? Hmm"

"Iya sih emang asin" jawab Luna yang begitu polosnya. Ia pun melirik Abby yang membawa benda berukuran besar itu.

"Oh yah tadi gue mampir ke toko sepatu nih udah gue beli 2 pasang sepatu couple" menekan kata couple membuat mata Luna berbinar-binar.
Abby mencubit hidung Luna membuat Luna merintih kesakitan.

"Aaawww Abby lepas entar hidung gue benyek!! Awwww SAKIT SAYANG!!" Mendengar Luna memanggil Abby dengan sebutan "Sayang" membuat Abby terkekeh.

"Nah gitu dong dari dulu kek panggil gue SA...YA....NG" Abby mencolek hidung Luna yang tampak memerah itu.

"Thanks by" Luna berlahan mengambil box tersebut sambil tersenyum memaksa.

"Siapa bilang ini buat lo?" Jawab Abby yang jutek membuat Luna kembali cemberut.

"Canda sayang, nih" gombal Abby pada Luna. Luna meraih bungkusan tersebut sambil mencium pipi Abby sebagai balasan atas ledekan Abby pada Luna.

"Yeyy bagus banget, Merci by"

"Merci itu apa?"

"Merk sepatu" Luna terkekeh melihat Abby yang mengangguk seakan mengerti apa yang Luna ucapkan. Merci adalah bahasa Portugis yang artinya terima kasih.

"Dasar khun ting tong "

"Hah? Lo ngomong apa barusan?" Abby sama sekali tidak mengerti apa yang Luna katakan. Khun ting tong adalah bahasa Thailand yang artinya kamu bodoh.

"Nein" ucap Luna mengatakan tidak dalam bahasa Jerman.

"Ihh gemes gua ama lu Lun" Abby mencubit kedua pipi Luna.

Luna memang jago dalam hal berbahasa, hal itu yang membuatnya sering mengerjai orang-orang yang tak mengerti apa yang ia ucapkan. It's fun for Luna.

"By kamu mau gak anter aku ke villa" tanya Luna ragu.

"Villa? Ngapain?"

"Pengen aja ngenang masa-masa dimana aku terakhir kali menghabiskan waktu bersama orang tuaku" Luna terlihat kuat namun dalam hatinya menahan sedih yang teramat sangat.

Abby terdiam, ia hanya mengangguk untuk memberikan jawaban pada Luna.

Abby mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Luna sedari tadi hanya diam memandang ke arah luar jendela mobil.

"Ngantuk yang?" Luna menoleh pada Abby lalu mencoba tersenyum hingga membuat matanya menjadi sipit.

Abby yang gemes pun mengelus rambut Luna penuh kasih sayang. Luna meraih tangan Abby sesekali mengelus punggung tangannya.

"Tuhan merencanakan apa yang tak kau ketahui" suara seorang pria terdengar di dalam mobil yang sedang melakukan siaran radio saat ini.

"Tumben bijak"Abby tersenyum sinis mendengar suara seseorang itu. Terdengar seperti suara ayahnya sendiri.

Luna juga tau suara siapa yang ia dengar. Dirinya dilanda rasa khawatir sekaligus benci. Apakah ayahnya sudah bebas? Atau suara itu hanya terdengar seperti suara ayah Abby saja. Entahlah.

Sesampainya di Villa Luna langsung turun dari mobil. Berlari ke arah pintu dan memcoba membukannya. Namun terkunci nampak wajah kekecewaan Luna tersirat di wajahnya.

Bukan Abby namanya kalo tidak mengetahui seluk beluk kehidupan Luna. Abby sudah menyiapkan kunci cadangan yang sudah lama ia simpan sejak pertama dirinya berada di villa itu untuk menakuti-nakuti Luna.

Luna tak memandang Abby sama sekali dan tak sadar dirinya sudah berada di halaman belakang yang dekat dengan kolam renang.

Luna mencoba mengenang semua kenangan bersama orang tuanya dulu di villa ini. Suasana disana begitu sepi hanya terdapat Abby dan Luna saja.

Luna berjalan meninggalkan Abby yang berada jauh di belakang Luna. Abby terus memperhatikan gerak gerik Luna yang berlahan berhenti sambil mengangkat kedua tangannya menutup wajahnya itu.

Suara isakan Luna terdengar, entah kapan Abby sudah berada di samping Luna lalu memelukknya mencoba menenangkan pikiran Luna.

Tak lama isakan Luna berhenti dan menarik Abby untuk duduk di bawah gazebo. Hening. Luna masih dengan dunianya sendiri, melihat view yang terlihat memang begitu eh bukan sangat indah.

"Sayang kamu pernah gak nyalahin tuhan?"

"Hah? Eh mungkin" Luna melongo menatap Abby.

"Lo napa sih? Dari tadi gue liat lo nglamun mulu yang?" Abby nampak memerhatikan Luna yang gelisah tanpa alasan.

"Gak tau nih tiba-tiba badan aku gak enak, masuk angin kali" Luna memegang telengkup dan sedikit memutar lehernya.

"Muka lo pucet tuh, kebanyakan nglamun mulu sih" ledek Abby namun tetap mengkhawatir Luna.

"Hmm tau ah, kepala aku pening nih" Luna memijit pelipisnya namun tetap ia merasa kepalanya pusing.

Abby mengarahkan kepala Luna untuk disandarkan di bahu Abby. Sambil menutup badan Luna dengan jaket miliknya berwarna coklat tua. Luna berlahan menutup matanya untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan yang terjadi.

Abby masih saja mengoceh tentang mengapa ia pernah menyalakan Tuhan.

"Gue pernah salahin Tuhan karena kenapa gue hidup di keluarga yang entah ini seharusnya gue bangga atau gak pokoknya gue gak suka punya ayah seperti dia karna dia ibu gue meninggal" suara Abby seperti menahan emosi.

"Kamu gak boleh ngomong gitu, inget gak waktu di mobil pas denger radio tuh di bilang Tuhan merencanakan apa yang tidak kau ketahui kamu seharusnya bangga jadi diri kamu sendiri, sejauh Abby yang aku kenal kamu tuh orang yang berani dan menerima semua resiko meski itu bikin kamu masuk ke perangkap berbahaya sekalipun" Luna memainkan jarinya di celana Abby.

"Meskipun aku tau masa lalu orang gak bisa terhapus di ingatan orang yang ngalamin, tapi aku percaya orang itu bisa memperbaiki semuaya" mendengar Ucapan Luna membuat Abby langsung mendekap memeluk Luna.

"Karna lo gue sadar gue gak sepenuhnya menyalahkan orang lain, makasih lo udah hadir dalam hidup gue Lun, i love you Luna" Abby begitu terguncang membuat Abby menangis di bahu Luna.

Luna mengusap lembut punggung Abby dan mengarahkan untuk lebih dalam memeluknya.

"Jangan pikir kalian adalah orang yang paling menderita karna sebenarnya masih ada orang yang terlihat tegar namun sebetulnya ia menyimpan begitu banyak penderitaan yang harus ia tutupi dan menanggungnya sendiri".

***
Jiah si author sok bijak banget, haha author gak bijak kok tapi ini curhatan hati author sendiri 😂😂*bodoamat

So jangan lupa Vote & Comments yah readers

Oh iya author pengen minta maaf bila ada Typo di antara kita 😅😅 *apaansih

Pokoknya maap klo di awal chap sampe sekarang ada banyak kata-kata gaje atau susah dicerna*makanankaliahh

Author hilaf 😅

- Zzr -

Continue Reading

You'll Also Like

15.9K 1.6K 10
Kehidupan tentram Rima harus terganggu semenjak kedatangan seorang playboy bernama Algovan Dirta Dharmaraga yang mencoba masuk kedalam kehidupannya...
691 36 6
Senja pikir hidupnya hanya akan ada Cakrawala yang selalu merusak jiwa dan raga. Namun, hadirnya Arya mampu membuat hidupnya cukup berwarna. Senja ya...
7.3K 776 38
Misteri-roman Jayden,cowok tampan dengan hidung mancung yang khas, meskipun hanya beban sekolah, berkali-kali masuk BK,dan gemar mengambil tanpa per...
1.2K 384 20
Dia seorang siswi biasa yang menyukai kakak seniornya yang cuek tapi karismatik, dan populer di sekolahnya, mampukah dia menyampaikan sukanya kepada...