If You Know Who I'm [END]

By ChacaAzhari

79.7K 3K 62

Kisah seorang gadis bernama Luna yang mengidap Social Anxiety Disorders (SAD) atau Gangguan Kecemasan Sosial... More

Apakah Ini Mimpi?
Aku Takkan Bisa Melupakannya
Kebencian Akan Kubalaskan
Rasa Bersalah Karenamu
Abby Jika Saja Kau Tau
What's Wrong
Keluarga Baru Awalan Baru
The First
Thread ⁉
Homo !?
Kencan
This Is The End ?
Berhenti Berharap
Evidence 👮
I Miss You Luna
Memulai Semuanya Dari Awal
With You I Feel Perfect
Why You Jealous Of Me?
Surprise 🍁
With You Forever
This Is Our Story
Stay With Me ( The End )
☆ EXTRA CHAPTER ☆
☆ BONUS CHAPTER 😆 ☆
ATTENTION
☆ SPECIAL PART AGAIN ☆

Jangan Sentuh Gadisku

3.1K 140 11
By ChacaAzhari

Terakhir kali saat Luna pingsan Abby meminta kepada tante Lisa dan om Bram untuk menjaga Luna karena sifat dan mood nya sangat susah ditebak. Abby berulang kali mengutarakan tentang identitas yang sebenarnya kepada orang-orang di sekitar Luna. Ia tak mau kalo sampai Luna di anggap sebagai seseorang yang gila. Bayangan itu membuat diri Abby selalu dilimuti rasa bersalah pada Luna. Abby rela melakukan apa saja demi bisa menebus kesalahannya dulu. Termasuk mengembalikan seluruh hak dan sifatnya seperti sedia kala.

Walaupun Abby tau apa yang ia lakukan sekarang memang sudah sangat terlambat, namun ia akan tetap mencoba apapun resikonya.

Setelah berbincang-bincang dengan orang tua angkat Luna. Abby pamit untuk pergi ke rumah ayahnya. Abby sangat mengenal tante Lisa dan om Bram karena sejak masih umur lima belas tahun Abby ditinggal selama satu setengah tahun oleh ayah yang berangkat ke Russia karena urusan bisnis.

***
WARNING!

Rumah Ayah Abby


Abby berjalan tergesa-gesa menuju ruang pribadi ayah. Memang Abby dan ayahnya mempunyai sifat yang berbeda satu sama lain. Abby yang mempunyai sifat yang segala sesuatunya itu adalah positif, sosok yang bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat. Lain halnya dengan ayahnya yang hanya menjunjung keegoisan dan materi saja. Segala cara ia halalkan demi memuaskan batinnya.

"Awas gue mau masuk!" Kata Abby membentak pengawal ayah pas di depan pintu masuk.

"Maaf tuan tapi.." kata bodyguard ayah.

"Jangan buat gue emosi buka sekarang atau lo mau leher lo gue patahin? HAH!?" ujar Abby yang menekan setiap kata.

Abby jago dalam hal bela diri, sejak SMP dia memang milih taekwondo sebagai ekskulnya.

Mendengar ancaman tersebut sontak pengawal yang mencegahnya langsung mempersilahkan Abby masuk. Namun berlahan langkah Abby mulai memelan, suara yang membuat bulu kuduknya merinding itu membuat emosinya mulai diuji.

Ia mengepalkan kedua tangannya lalu berjalan dengan wajah kesal. Lebih tepatnya benci mengarah pada bapak-bapak berumur sekitar 47 tahunan yang sedang asik berbuat mesum pada perempuan yang duduk tepat dipangkuan ayahnya.  Sontak perempuan itu berdiri dan langsung meninggalkan ayah Abby yang masih terlihat nafsu dan belum merasa puas.

"Jika saja kau bukan ayahku mungkin sejak dulu aku akan membunuhmu".

"Ada apa kau ke kantor ayah? Mengganggu acara ayah saja" Tanya ayah yang memperbaiki pakaiannya.

"Apa!? Kau sebut ini kantor!?Bullshit!" batinku memanas.

"Kau bisu yah? Ayah bertanya padamu Abby" kata ayah lebih menekan kata Abby.

Serasa kekesalan Abby mulai naik sampai ke ubun-ubun. Namun dirinya terus saja mencoba mengontrol dengan mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.

"lima tahun belakangan ini semenjak ayah menyuruh pengawal ayah membunuh orang tua Luna aku mulai menyesali. Menyesali mengikuti perintah ayah waktu itu, aku sadar bahwa orang yang paling jahat di dunia ini adalah ayah. Anak yang masih butuh kasih sayang dan perlindungan dari orang tuanya malah berbanding terbalik saat tepat didepan matanya orang tuanya meninggal dengan kondisi mengenaskan karena keegoisan ayah!" Ucap Abby memburu menatap Ayahnya penuh amarah.

"Aku bertemu dengan Luna pagi ini kondisinya begitu menyedihkan" kata Abby panjang lebar namun ayahnya malah mengacuhkannya.

"AKU MINTA SEKARANG AYAH MINTA MAAF SAMA LUNA KARENA KELAKUAN AYAH DAN MENYERAHKAN DIRI AYAH KE POLISI!!" Entah mengapa Abby meneriaki ayahnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Ayah Abby yang bernama Heru itu hanya memandang Abby sesaat dan hanya tersenyum sinis sambil meminum gelas yang berisikan wine hingga tak tersisa setetaspun.

"Apakah ayah harus melakukannya?" Tanyanya dengan santai.

"Jika bukan ayah yang melakukannya maka aku yang akan membalaskan perbuatan ayah pada Luna!!".

"Ckckck... sampai kapan kau akan bertahan mencoba melindungi gadis itu Abby?" ayah tersenyum sinis.

Ayah melirik jam tangannya lalu berbalik menatapku seraya membisikan sebuah kalimat yang membuatku ingin membunuh ayah saat itu juga.

"Kau tau kau sudah berada disini lebih dari 20 menit, apakah Luna disana baik-baik saja?" Ancaman ayah menekan kata-kata terakhir.

"Aku tau kau orang yang paling brengsek!! Tapi sialnya kau adalah ayahku. Jika sesuatu terjadi padanya sekarang aku tak akan segan-segan membuka kedokmu dihadapan semua orang" Kataku mengancamnya.

"Hahaha coba silakan saja, kau tak akan bisa Abby.. ayo kita liat siapa yang akan menang" ayah mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum evil padaku itu membuatku sekali lagi muak melihatnya.

Abby keluar dari ruangan ayahnya sambil menggerutu dan sebelum pulang ia melampiaskan kekesalannya dengan memukul pengawal ayah itu. Pengawal itu meringis kesakitan dan Abby hanya mengatakan apa yang ia perbuat pada pengawal itu adalah balasan karena berusaha menghentikannya.

***
Abby memukul-mukul stir mobilnya sambil sesekali berteriak meluapkan kekesalannya. Entah mengapa belakangan ini ia merasa sedikit frustasi. Sambil melaju kendaraannya sesekali Abby memerhatikan sisi jalan. Tak lama kemudian Abby melihat sebuah toko bunga di pertigaan jalan. Abby memberhentikan mobilnya dan beranjak turun untuk membeli seikat bunga whiterose yang dipadukan dengan redrose sehingga tampak seperti ini.


Ketika ingin membayar pelayan toko tersebut menawarkan berbagai bentuk kertas yang menarik. Abby pun menuliskan kalimat yang begitu mengandung arti.

For you,
Yes you Luna

I'm so sorry but you must always stay with me and i will saved you until  whenever.

I promise

Setelah selesai menuliskannya Abby beranjak menuju rumah tante Lisa. Ternyata sejak tadi mereka menunggu Abby sepertinya mereka ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Syukurlah kau sudah datang by" terdengar suara melegah ucap tante Lisa.

"Aku membawa bunga untuk Luna" saat Abby menuju kamar Luna om Bram menahan tanganku. "Aku akan menemuinya, om tenang saja saya akan bicara padanya baik-baik dan membawanya keluar" kata Abby meyakinkan.

Abby hendak membuka pintu namun pintu kamar Luna tiba-tiba terbuka disusul sosok Luna yang keluar dari kamar yang tampak lesu.

"Luna bisakah kita bicara sebentar?" Tanya Abby.

Luna tak menjawab ia hanya mengangguk pelan dan mengikuti Abby menuju taman yang diseduhi pemandangan pohon - pohon yang menjulang tinggi membuat suhu di sana menjadi sejuk.

"Ini gue bawa bunga buat lo" Abby memberikannya pada Luna.

"Thanks"

"Ini adalah kado pertama yang diberikan seseorang untukku" kata Luna sambung setelah dirinya membaca isi kertas dan mulai meneteskan air matanya lalu menunduk tak mau membuat Abby khawatir.

Abby merasa bahwa Luna ingin mengatakan sesuatu namun Abby takut Luna akan menanyakan tentang identitasnya. Alhasil, Abby mencoba mengalihkan suasana dan mengajak Luna untuk berjalan-jalan santai dengannya.

"Lo tau gak selama ini gue mencari berbagai cara buat deketin lo, dan sebenarnya disisi lain gue ingin membantu lo" Abby yang berjalan disamping Luna sambil sesekali melirik wajah Luna.

"Kamu sebenarnya siapa dihidupku? Maksudku bagaimana kamu bisa mengenalku?" Tanya Luna yang mulai curiga pada Abby.

"Gu..gue? Ya.... gue manusialah, kan gue udah pernah bilang sama lo kalo gue tau semua tentang hidup lo" Abby tersenyum menampilkan lesung pipinya ke arah Luna.

***

Author tetap lanjut meskipun gak ada yang ngevote 😂😂

- Zzr -

Continue Reading

You'll Also Like

2K 144 16
Hidup bukanlah sebatas tentang kelahiran dan kematian ataupun cinta,tahta, dan popularitas akan tetapi lebih baik jika kita dapat mengerti lebih jauh...
224 72 17
Guys! Ini cerita pertamaku. Jadi aku nggak tahu cara nulis deskripsi yang bagus gimana yang benar gimana dan yang menarik gimana. Intinya ini nulisny...
437 257 6
Menceritakan kehidupan alesya dan agaskar, keributan selalu terjadi diantara mereka. Perdamain tampak jauh, dari mereka berdua. Namun, hanya karena s...
637 107 4
Aku tidak yakin jika alam semesta ini merupakan antroposentris. Pada usiaku yang ke-17, aku berdo'a agar diberikan banyak sekali keajaiban di tahun...