Only You (END) ✔

By Na_Uyoung

78.6K 9.3K 1.4K

Main Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong & Shim Changmin Genre : Romance, Yaoi, Drama, Hurt-Comfort, Fanfiction (... More

Only You 01 (A)
Only You 01 (B)
Only You 02 (A)
Only You 02 (B)
Only You 03 (A)
Only You 03 (B)
Only You 4 (A)
Only You 4 (B)
Only You 05
Only You 06
Only You 08
Only You 09
Only You 10
Only You 11
Only You 12
ONLY YOU 13 (FINAL)

Only You 07

3.5K 522 54
By Na_Uyoung


Di sepanjang perjalanan menuju ke kediaman keluarga Jung, sepertinya Jaejoong tiada henti untuk mengulas senyum. Raut wajahnya menjadi sangat senang dan bahagia ketika ia mendapati respon tak terduga dari Yunho karena telah mengusap dan mencium perutnya dengan sayang.

'Astaga...
Apakah ini mimpi?
Apa benar Yunho sudah mengetahui jika anak yang aku kandung adalah anak Yunho?
Seharusnya Yunho menjauhiku karena aku adalah seorang pria yang bisa mengandung. Tapi mengapa Yunho sangat baik padaku?'

Ah... pikiran Jaejoong benar-benar kacau. Disisi lain ia merasa senang namun tak bisa di pungkiri ia juga memiliki ke khawatiran yang berlebih.

Jaejoong hanya terdiam sambil mengusap-usap perutnya dan terus memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah Yunho mengetahui jika ia adalah seorang male pregnant. Dengan ragu Jaejoong menolehkan kepalanya kearah Mr. Jung yang tengah fokus menyetir mobil. Merasa ada yang memperhatikan, lantas Mr. Jung ikut menolehkan kepalanya melihat Jaejoong yang sedang memandanginya.

"Ada apa Jae?" Tanya Mr. Jung sambil memfokuskan matanya kearah jalan raya.

"Tuan... hm... apakah... anda dan Mrs. Jung juga mengetahui jika aku... hmm... tengah hamil?" Mr. Jung hanya tersenyum tipis lalu menoleh sebentar kearah Jaejoong.

"Tentu saja kami tahu. Perut buncitmu lah yang membuat kami menyadari jika ada sesuatu yang berubah dari fisik mu Jae." Jaejoong mengangguk membenarkan kemudian ia kembali bertanya.

"Lalu... Yunho, darimana ia mengetahuinya?" Mr. Jung terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Jaejoong.

"Sejujurnya aku tidak tahu darimana Yunho mengetahui tentang kehamilanmu. Setelah kami datang keruangan rawat Yunho, ia langsung menanyakan apakah kau sedang hamil atau tidak?"

"Lalu?"

"Aku dan istri ku hanya membenarkan jika kau memang sedang hamil. Tapi kami masih belum bisa mengatakan jika anak yang kau kandung adalah cucu kami, alias anak dari Yunho. Karena kita tidak bisa terlalu membebani pikiran Yunho untuk sementara ini. Maafkan aku."

Wajah Jaejoong langsung memucat ketika Mr. Jung mengatakan jika anak yang ia kandung adalah cucu Mr. Jung dan istrinya. Rasanya tangan dan kaki Jaejoong melemas karena ia merasa cukup terkejut, dari manakah Mr. Jung tahu jika ia tengah mengandung anak Yunho? Tak bisa dipungkiri jika kekecewaan pun muncul karena Yunho masih belum mengetahui bahwa ia telah mengandung anaknya.

"Kau bingung darimana kami mengetahuinya?" Jaejoong hanya mengangguk ragu.

"Seseorang mengatakan jika kau tengah mengandung anak Yunho. Dan kami memang mempercayainya. Setahu ku Yunho memang hanya berhubungan dengan mu. Dan tidak tertarik dengan siapapun. Aku yakin hubungan kalian memanglah sangat intim jadi aku percaya jika kau akan mengandung anak Yunho. Walau mulanya aku cukup terkejut jika ada seorang pria bisa hamil. Tapi aku berpikir lagi jika itu adalah anugrah pemberian Tuhan. Kita hanya bisa menjalankannya dengan baik. Sebisa mungkin kau jaga dengan baik kandunganmu Jae." Setelah mendengar itu Jaejoong benar-benar kehilangan kata-kata. Sesungguhnya ia juga tidak ingin siapapun mengetahui jika ia tengah mengandung anak dari mantan kekasihnya Jung Yunho. Tapi apa mau dikata. Ia tidak mampu menyembunyikannya. Lambat laun perutnya pun akan jauh lebih besar dari ini.

Tiba-tiba Jaejoong dikejutkan dengan tangan kanan Mr. Jung yang menggenggam erat punggung tangan kiri Jaejoong. Membuat Jaejoong kembali menoleh kearah pria paruh baya ini.

"Jangan khawatir, aku dan istri ku akan menjaga mu dengan baik. Akan lebih memperhatikan mu mulai saat ini. Bagaimana pun juga anak yang kau kandung juga termasuk darah daging ku. Dia cucu ku. Otomatis aku akan menjaga dan menyayangi kalian berdua." Bibir Jaejoong langsung mengerucut dan matanya pun sudah mulai ber embun setelah mendengar penuturan tulus dari Mr. Jung. Jujur ia semakin bahagia mendengar respon positif dari Mr. Jung. Betapa senangnya ia karena diterima oleh keluarga dari mantan kekasihnya. Walaupun ia sudah tidak lagi menjalin kasih dengan Jung Yunho.

Inilah yang Jaejoong inginkan... kehangatan dan kasih sayang orang tua. Walau pun Mr. Jung dan Mrs. Jung bukan orang tua kandungnya tapi ia benar-benar merasa kehangatan sebuah keluarga, begitu damai dan menenangkan.

"Terimakasih Tuan." Mr. Jung hanya tersenyum dan mengusap pelan bahu Jaejoong sayang.

.
.

Yunho terlihat suntuk dan bosan, jarinya terus menekan channel pada remote televisi yang ia pegang. Raut wajahnya menjadi sangat muram, hingga membuat sang Ibu mendengus kesal melihat kelakuan anaknya.

"Kau kenapa sih Yun? Mengapa channel televisinya kau gonta ganti terus. Eomma pusing melihatnya." Yunho hanya diam tidak mau menjawab. Namun Mrs. Jung seolah-olah tahu dengan apa yang dirisaukan oleh Yunho.

"Kau bosan karena tidak ada Jaejoong hum? Kau merindukannya hm?" Aktivitas Yunho dalam menekan tombol remote televisi terhenti dan langsung menatap wajah ibunya tanpa ekspresi. Mrs. Jung hanya tertawa kecil karena ia merasa lucu terhadap sikap Yunho yang sangat kekanakan.

"Padahal baru 2 jam saja Jaejoong meninginggalkanmu, kau sudah bosan seperti ini." Yunho tidak mau menjawab dan memilih untuk tidur saja daripada ia terus di goda oleh ibunya.

Dalam diam, ia membenarkan jika ia benar-benar bosan tidak ada Jaejoong di dekatnya. Ia seperti terbiasa dengan Jaejoong yang selalu merawatnya beberapa hari ini. Tapi entah mengapa ia merasakan kebosanan yang luar biasa. Waktu seperti berjalan dengan lambat hingga Yunho tidak sabar menunggu hari esok tiba.

.
.

Setelah selesai membersihkan diri, Jaejoong merasa tubuhnya benar-benar segar dan wangi. Sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk. Jaejoong berjalan pelan mengitari kamar yang sedang ia tempati.

Seulas memori kembali terngiang di benaknya ketika untuk kesekian kalinya ia berada di kamar ini. Ya kamar dari mantan kekasihnya yang pernah menjadi saksi bisu hubungan antara dirinya dan Jung Yunho.

Tiba-tiba wajah Jaejoong merona merah karena ia mengingat akan moment yang tak akan pernah ia lupakan. Dikamar inilah, merupakan tempat dimana pertama kalinya mereka melakukan hubungan yang lebih intim dan intens.

Jaejoong ingat betul jika ia dan Yunho mengambil kesempatan itu ketika Mr. Jung dan Mrs. Jung sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri selama seminggu. Sehingga Yunho bersikap sok berkuasa dengan menjadikan Jaejoong sebagai tahanan rumah. Kesempatan seperti ini tidak akan ia sia-siakan agar bisa lebih leluasa bermanja-manja dan memadu kasih dengan pria cantiknya.

Dulu...


.
.

Jaejoong tak henti-hentinya tersenyum malu mengingat akan hal itu, ia hanya menutup wajahnya yang memerah sambil menggoyang-goyangkan badannya malu.

"Wah... ada yang lagi senang rupanya." Mendengar suara Mr. Jung yang ternyata sedang berdiri di depan pintu kamar, sedang memperhatikannya membuat Jaejoong semakin kikuk.

"Hehe... tidak Tuan. Aku hanya... sedang berkhayal. Hehe..." Mr. Jung tertawa gemas dan langsung menggandeng lembut tangan Jaejoong, menuntunnya menuju ke ruang makan. Sepanjang perjalanan Jaejoong tidak berhenti untuk tersenyum. Ia benar-benar bersyukur karena masih ada orang yang peduli padanya.

"Nah sekarang makanlah yang banyak. Aku tidak mau kau dan cucuku sakit. Jadi... anggaplah ini rumah mu sendiri. Semua makanan sudah cukup lengkap disini. Tapi jika kau mengidamkan sesuatu, tolong beritahu aku atau maid disini ya." Jaejoong mengangguk antusias dan langsung melahap makanan yang tersaji diatas meja makan. Mr. Jung tersenyum senang melihat Jaejoong yang sangat lahap, membuatnya semakin gemas dan langsung mencium puncak kepala Jaejoong dengan sayang.

.
.

Suara keramaian di pusat pertokoan Irlandia terdengar semakin ramai ketika menjelang malam tiba. Seorang pria bertubuh jangkung terlihat sedang berjalan-jalan santai sambil meminum kopi panas yang sedang ia pegang. Pria itu juga ingin merasakan nyamannya suasana di negara ini, karena sebelumnya ia tengah sibuk mempersiapkan gereja yang akan dijadikan sebagai tempat upacara pernikahannya dengan sang pujaan hati.

Ya... sedikit lagi urusannya di Irlandia tinggal akan selesai. Setelah itu ia bisa langsung bermesraan dengan pria cantiknya Kim Jaejoong.

DRT...
DRT...

Terdengar suara getaran ponsel yang berasal dari kantong celana pria bernama lengkap Shim Changmin, lantas membuat langkahnya terhenti dan lebih memilih untuk mengangkat telepon terlebih dahulu.

Senyuman evil Changmin mulai terlihat ketika ia melihat siapakah yang tengah meneleponnya saat ini.

"Haloo Changmin-ah... huaa aku merindukanmu..." Changmin terkekeh mendengar suara cempreng dari saudara sepupunya Boa.

"Hei... kau berisik sekali ada apa? Tumben kau meneleponku. Ck"

"Katanya kata kau lagi di Irlandia, benarkah itu? Sedang apa kau kesana?" Tanya Boa antusias.

"Aku ke Irlandia hanya mau mengurus pernikahanku saja. Setelah semuanya beres aku akan kembali ke Korea untuk menjemput calon istriku." Boa menyeringai karena ia tahu siapa calon istri yang Changmin maksud.

"Segeralah menikah... aku tidak ingin pria menjijikan itu ada disamping Yunho. Ck... aku tidak suka jika orang yang aku sukai malah dekat dengan orang lain. Aku cemburu dan membenci itu!!!" Changmin tertawa menanggapi curahan hati Boa. Ya, ia tahu, sangat-sangat tahu dengan perasaan Boa. Mana ada yang rela jika orang yang kita sukai dekat dengan pria lain.

"Hei... hei... Chwang... kau masih hidup? Mengapa tidak menjawab!!"

"Iyaa aku masih hidup kok. Aku hanya memikirkan tentang pernikahanku. Rasanya aku benar-benar tidak sabar ingin menyatukan diriku kedalam tubuh Jaejoongie. Hihii..." Changmin tertawa geli ketika ia berkhayal tentang first night nya dengan calon istrinya. Mendengar kalimat mesum Changmin membuat Boa ikut tertawa.

"Hahaha... cepatlah kalian menikah dan punya banyak anak. Dengan begitu Jaejoong tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia tidak bisa berdekatan dengan Yunho karena tengah mengandung anakmu."

"Tentu saja. Aku pastikan Jaejoong akan hamil anak-anakku." Boa sangat senang mendengar kata-kata dari saudara sepupunya. Setidaknya ia dan Jaejoong mendapatkan posisi yang sama, yaitu tidak bisa memiliki Yunho sebagai suami mereka. Namun lamunan Boa langsung terhenti ketika Changmin kembali memanggil namanya.

"Lalu... mengapa kau tidak mengambil kesempatan untuk mendekati Yunho lagi? Bukankah ia sedang amnesia? Kau bisa memanfaatkan itu."

Boa berdecih sebal sebelum menjawab pertanyaan Changmin.

"Ya... kau tahu sendiri jika aku tidak akan bisa di terima oleh keluarga Jung. Aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mendapatkan Yunho kembali."

"Kau bodoh... ayolah... otak licik mu mana Boa-ssi... kau kan bisa mengambil sperma Yunho. Buatlah kau hamil anak Yunho, kan beres."

"Yaaak!! Kau yang bodoh bagaimana bisa aku mengambilnya."

"Ya.. sudah kau perkosa saja Yunho nya. Hahaha..."

"Dasar gila kau Chwang!!! Baiklah... aku rasa ide mu benar-benar cemerlang. Aku sangat bersyukur mempunyai adik sepintar dirimu." Baik dari Changmin dan Boa mereka saling tertawa evil bersama-sama. Hn... benar-benar licik. Sepertinya mereka akan mencoba berbagai cara untuk mendapatkan keinginannya.

"Terimakasih sudah menelepon ku Noona... aku akan pulang ke Korea secepatnya." Ujar Changmin sebelum mematikan sambungan teleponnya.
Lalu ia meneruskan perjalanannya menuju ke salah satu restaurant untuk mengisi perutnya.

.
.

Mrs. Jung terbangun dari tidurnya karena ia mendengar suara Yunho yang membangungkannya.

"Eomma... bangun... Eomma..." Mrs. Jung langsung berjalan gotai mendengar panggilan anaknya lalu menanyakan apa yang dikehendaki oleh Yunho.

"Ada apa Yunho?"

"Akuu... aku ingin makan mangga muda yang kecut dan harus di kupas oleh Jaejoong Eomma..."

"Huh!?" Sepertinya Mrs. Jung masih belum seratus persen sadar dari tidurnya, ia benar-benar terkejut mendengar permintaan aneh Yunho. Lalu mata sipitnya memandang kearah jam dinding. Dan sekarang waktu telah menunjukkan pukul 01.15 malam.

Astaga... bercanda saja anaknya ini.

"Yak Jung Yunho!! Mana ada yang jual mangga muda yang kecut tengah malam begini. Dan Jaejoong pasti sudah tidur, sayang." Yunho hanya mendengus kesal karena ibunya tidak menuruti kehendaknya.

"Disini hanya ada pisang dan jeruk. Kau mau?" Tawar sang ibu. Lalu Yunho mengangguk menyetujui tawaran sang ibu.

Setelah Mrs. Jung mengupas pisang tersebut, lalu ia langsung memberikannya kepada Yunho.

Baru beberapa gigitan, Yunho langsung memberikan pisang itu kembali kepada ibunya. Mrs. Jung bingung dengan sikap Yunho yang tiba-tiba menjadi aneh begini.

"Ada apa Yun? Mengapa tidak dihabiskan?"

"Hoek... Pisangnya pahit." Mrs. Jung mengernyitkan alisnya bingung, masa pisang yang biasa ia beli rasanya pahit? Lalu sang ibu ikut menyicipi apakah benar atau tidak.

"Eh... pisangnya manis kok. Ini Eomma habiskan ya." Yunho hanya diam sambil memperhatikan ibunya memakan habis pisang tersebut.

"Enak Eomma?" Tanya Yunho penasaran. Sang ibu hanya mengangguk sambil mengacungkan jempolnya.

"Aish... aku ingin mangga muda... mangga nya harus dikupas kulitnya oleh Jaejoong!!"

"Ya mana ada... malam begini. Kau tidurlah..." Ujar sang ibu kesal lalu ia kembali merebahkan tubuhnya diatas sofa ingin tidur.

Yunho yang merasa di abaikan oleh Ibunya memilih untuk merebahkan dirinya juga diatas ranjangnya. Pria tampan itu mencoba memejamkan matanya, berharap agar ia segera tertidur. Namun ia dikejutkan dengan beberapa potongan memori yang terlintas di benaknya.

Senyuman Jaejoonglah yang ia lihat ketika pria cantik itu sedang mengenakan sebuah kemeja putih yang terlihat kebesaran, dan tanpa menggunakan celana. Hanya berdiri bersenandung kecil sambil menyuci piring-piring kotor.

Entah mengapa Yunho langsung tersenyum melihatnya. Jaejoong benar-benar cantik saat itu. Dan Yunho merindukannya.

DEG...

"Apa yang sebenarnya yang terjadi antara aku dan Jaejoong. Mengapa aku merasa ia adalah seseorang yang sangat berharga di hidupku? Ya Tuhan... aku harap aku mampu mengingat semuanya."

.
.

Di kediaman keluarga Jung, kini terdengar cukup berisik karena pagi-pagi sekali terdengar suara seseorang yang sedang memasak. Hal tersebut membuat Mr. Jung segera bangun dan berniat memastikan siapa yang sedang memasak di pagi buta ini.

Sambil berjalan sedikit gotai, pria paruh baya itu melihat ternyata Jaejoonglah yang sedang asik dengan dapurnya. Mr. Jung tersenyum senang karena Jaejoong rajin sekali bangun pagi hanya untuk memasak.

"Pagi Jae..." Jaejoong langsung menoleh dan tersenyum ceria menyapa Mr. Jung yang sudah berdiri disampingnya.

"Pagi Tuan. Maaf... saya lancang menggunakan dapur dan bahan-bahan lainnya untuk memasak." Mr. Jung hanya tertawa kecil karena ia sangat tidak keberatan jika Jaejoong menggunakannya.

"Tidak apa Jae. Kau sedang memasak untuk Yunho?" Jaejoong menangguk antusias, lalu melanjutkan memasak.

"Baiklah... aku tidak akan mengganggu lagi. Asal kau senang saja nak." Mr. Jung mengusap pelan puncak kepala Jaejoong, lalu berjalan menuju ruang keluarga ingin menonton berita.

.
.

Setelah semua pekerjaan selesai, Mr. Jung dan Jaejoong langsung menuju ke Rumah Sakit ingin menemui Yunho. Mr. Jung cukup heran setelah mendengar keinginan Yunho yang cukup aneh. Membuatnya sempat berpikir apakah anaknya sedang mengidam? Tapi bukankah yang hamil itu adalah Jaejoong?

Geez... Mr. Jung bingung setelah mendengar cerita istrinya melalui telepon.

.
.

Sesampainya di Rumah Sakit, Mr. Jung dan Jaejoong segera berjalan beriringan menuju ruang rawat inap Yunho. Mr. Jung tersenyum dalam diam ketika ia melihat Jaejoong yang begitu bersemangat dan ceria sambil memegang makanan yang ia sengaja dibuat untuk Yunho. Mr. Jung begitu bersyukur karena Jaejoong sangatlah tulus mencintai Yunho. Ia sangat tahu betul itu.

Sesampainya di depan ruangan rawat inap, Mr. Jung merasa heran karena ia bisa mendengar sedikit keributan dari dalam ruangan Yunho. Hingga dengan cepat ia membuka pintu dan membiarkan Jaejoong masuk terlebih dahulu.

"Ada apa, kok kalian ribut sekali?" Tanya Mr. Jung sambil menghampiri istrinya.

"Yunho baru saja memuntahkan sarapannya. Makan buah pun ia selalu merasa pahit. Aku bingung kalau begini terus." Ujar Mr. Jung sambil memasang wajah khawatir.

Jaejoong yang mendengar penuturan dari Mrs. Jung juga ikut khawatir hingga ia mencoba bertanya kepada Yunho, apa keluhan yang ia alami sekarang. Jaejoong berharap semoga tidak ada penyakit parah yang di idap oleh Yunho.

"Yunho... benar semua makanan yang kau makan rasanya pahit? Nafsu makan mu bagaimana?"

"Aku merasa masih sangat lapar sekarang. Tapi makanan yang kumakan rasanya aneh." Jaejoong hanya memiringkan kepalanya bingung. Lalu ia mencoba bertanya lagi.

"Lalu sekarang kau ingin apa?" Yunho yang ditanya seperti itu langsung menyuarakan keinginannya.

"Aku ingin makan apa saja asal kau yang membuatnya." Mendengar hal itu Jaejoong langsung tersenyum mengingat jika ia sudah memasakan sup untuk Yunho.

"Baiklah... sekarang kau, aku suapi sup. Kalau tidak suka jangan dipaksakan ya..." Yunho hanya mengangguk pelan dan menunggu Jaejoong untuk menyuapinya.

Mata Yunho seketika berbinar-binar karena ia merasa jika sup yang Jaejoong buat begitu pas dilidahnya. Hingga tidak terasa kini sudah suapan terakhir, membuat kedua orangtua Yunho takjub melihat anaknya begitu lahap menghabiskan sarapannya.

"Yunho... apa kau baik-baik saja? Apa rasa sup buatan Jaejoong enak?" Tanya Mrs. Jung penasaran, Yunho yang baru saja meneguk air mineralnya kembali menatap wajah ibunya datar.

"Kalau tidak enak, buat apa aku habiskan supnya." Mr. Jung langsung tertawa mendengar kalimat ketus dari anaknya. Begitu pula dengan Jaejoong, ia juga ikut tertawa kecil dengan menutupi mulutnya dengan telapak tangannya.

Entah mengapa Yunho langsung tertarik untuk memandangi wajah Jaejoong yang sedang tertawa. Jaejoong memang lebih pantas menebarkan senyum dan tawanya ketimbang tangisan yang terlihat memilukan. Karena secara diam-diam Yunho mulai menyukainya. Membuatnya ikut tersenyum tanpa Jaejoong sadari.

Merasa diperhatikan, Jaejoong langsung menatap balik Yunho yang masih memperhatikannya. Menyadari akan hal itu Yunho langsung menolehkan wajahnya kearah lain.

Sedikit demi sedikit Jaejoong tahu jika Yunho sedang mencuri pandang kearahnya. Entah ia harus merasa senang atau sedih. Yang ia tahu, Yunho sudah tidak merasa risih lagi dengan keberadaannya.

'Ku harap kau akan terus memandang kearahku Bear. Memandangku seolah-olah aku adalah satu-satunya yang ada di matamu. Walau masih berharap banyak, setidaknya bisakah kau kembali mencintaiku?'

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continue...

Tumben yaaa Young fast update... 😂😂
Maaf buatnya singkat aja... moodnya dapet segitu... 😥😥
Semoga kalian suka dan bersabar menunggu sampai tamat... 😊😊

Sedikit spoiler... rencananya next chapter ada NC scene ditambah dengan munculnya problem... Karena ini lagi puasa, mungkin... FF nya aku private. Atau gimana pendapat kalian?

Thanks supportnya... love youuuu... 🙆🙆

Love,

♡Na U-Young

Continue Reading

You'll Also Like

51.6K 6.6K 42
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
316K 23.9K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
69.1K 6.2K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
497K 5.3K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...