[2] My Brother | BROTHERSHIP...

By VennytaShui97

68.4K 4.4K 367

[COMPLETE] Park Chanyeol, anak tunggal yang menginginkan seorang adik. Chanyeol tak bisa punya adik karena ra... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21 - END

Part 13

2.5K 166 39
By VennytaShui97

"Terimakasih atas kehadiran saudara-saudara di dalam ruangan ini. Suatu kehormatan bagi saya untuk bisa berdiri di sini, di hadapan kalian semua dan menerima sebuah amanah berupa jabatan yang sangat besar dari Ayah saya selaku presdir Byun Hotel & Resort sebelumnya. Saya berharap kita semua dapat bekerja sama dengan baik kedepannya untuk memajukan perusahaan yang sudah dibangun oleh Ayah saya ini. Meskipun saat ini saya masih berumur 17 tahun, tetapi percayalah jika kita bekerja secara bersama-sama maka kejayaan akan kita dapatkan dengan mudah. Sekian sambutan dari saya, terimakasih atas waktu yang diberikan".

Baekhyun menutup sambutan pengangkatannya sebagai presdir baru di Byun Hotel & Resort. Saat ia turun dari mimbar, ia mendapat sambutan berupa tepuk tangan yang meriah dari para petinggi perusahaan yang datang dari berbagai cabang yang tersebar di berbagai daerah di Korea sendiri dan di luar negeri.

"Sempurna, kau memang yang terbaik Tuan Muda".

"Terimakasih Paman Yoo".

Kini acara demi acara telah selesai, dan para tamu undangan juga telah meninggalkan hall satu persatu dengan tertib. Saat Baekhyun dan Mr. Yoo akan keluar dari hall, sebuah suara yang sangat di kenalnya menyebut nama Baekhyun. Lengkap dengan marga yang melekat pada namanya.

"Park Baekhyun, kau kah itu?".

Baekhyun menoleh kebelakang dan mendapati Chanyeol dan Jongdae yang menatapnya dengan haru. Seakan tak percaya dengan apa yang ada di hadapan mereka. Tanpa berpikir lagi Chanyeol langsung melangkahkan kaki panjangnya mendekat ke arah Baekhyun lalu menarik Baekhyun ke dalam pelukannya. Chanyeol memeluk Baekhyun dengan erat bahkan air matanya menetes begitu saja tanpa ia sadari.

"Park Baekhyun, kau pulang sayang".

Baekhyun yang sadar jika orang yang kini memeluknya adalah Chan hyung-nya yang ia rindukan selama ini hanya mengangguk dan ia juga ikut menangis tanpa sadar.

"Kau pulang sayang, hyung merindukan mu. Hyung sangat merindukan mu Park baekhyun, hyung merindukan adik mungil hyung yang manis ini. Akhirnya kau pulang sayang, hyung bahagia sekali".

"Ne hyung.. hiks.... Baekie pulang...hiks...hiks....".

Sedangkan Mr. Yoo dan Jongdae hanya menyaksikan kedua kakak-beradik yang saling memeluk sambil menangis untuk melepas kerinduannya itu.

"Kenapa baru pulang sekarang? Selama sepuluh tahun ini kau kemana saja baby? Kau tau hyung tak bisa jauh dari mu kan?".

"Maafkan Baekie hyung.. hiks... maafkan Baekie....hiks.. Baekie....".

"Sstt.... jangan menangis sayang". Chanyeol mengusap dengan lembut kepala Baekhyun dan mempererat pelukannya seolah tak ada lagi hari esok untuknya.

Hampir saya para bodyguard Baekhyun memisahkan mereka, namun Mr. Yoo mengangkat tangannya seraya menggeleng. Kemudian Jongdae tak mampu berkata apa lagi, air matanya ikut turun begitu saja mengalir di kedua pipinya.

"Astaga!! Baekhyunie, apa kau tak merindukan Jongdae Ahjussi, hm?".

Celetuk Jongdae membuat kedua kakak-beradik yang itu melepas pelukannya, Baekhyun langsung berlari kecil ke arah Jongdae yang sudah membuka kedua tangannya untuk menyambut Baekhyun datang ke pelukannya.

Baekhyun langsung menubrukkan tubuh mungilnya ke tubuh Jongdae sampai dia terhuyung.

"Jongdae Ahjussi, Baekie rindu sekali hiks...".

"Sejak kapan Baekhyunie menjadi cengeng eoh?".

"Ahjussi~". Baekhyun mengeluarkan rengekannya saat ia digoda oleh Jongdae, rupanya Baekhyun tetaplah Baekhyun yang akan merengek saat digoda begini. Tetapi justru itulah yang membuatnya terlihat sangat imut dan menggemaskan.

"Ahahaha~ baiklah maafkan Ahjussi, apa kabar mu sayang?".

"Baekie baik Ahjussi, sangat baik".

"Coba kau lihat hyung mu itu, dia benar-benar buruk sejak kepergian mu Baek".

"Benarkah?".

Baekhyun mengurai pelukan hangat dari Jongdae kemudian mata sipitnya melihat ke arah Chanyeol yang terlihat sangat kurus dan tak terawat itu.

Dengan segera Baekhyun melangkah kembali untuk mendekat ke arah Chanyeol seraya mengusap matanya dengan punggung tangannya. Menghilangkan jejak-jejak air mata yang sempat berjatuhan tadi.

"Ya!! Kenapa Chan hyung sangat kurus seperti ini eoh? Apa hyung tak makan dan istirahat dengan baik?".

"Bagaimana bisa hyung makan dan istirahat dengan baik saat malaikat kecil keluarga Park tak ada di sampingnya eoh?".

Chanyeol mengusak rambut Baekhyun yang mana membuat empunya memberengut sebal. Ingat rambut Baekhyun itu sangat lembut sehingga sangat mudah untuk dibuat berantakan.

"Ya!! Chan hyung, jangan merusak rambut ku!!".

Chanyeol terkekeh pelan melihat Baekhyun yang mengerucutkan bibirnya sambil merapikan rambutnya yang berantakan dengan jemari lentik miliknya.

Saking gemasnya Chanyeol menarik kedua pipi Baekhyun dan menggoyangkannya ke kanan dan kiri. Baekhyun hanya bisa pasrah dan meringis karena demi apa itu membuat pipinya terasa sedikit sakit dan bisa dipastikan akan memerah setelah itu.

"Tuan Muda Baekhyun sepertinya Anda butuh waktu untuk melepas rindu dengan Tuan Chanyeol, saya permisi dulu kalau begitu. Kalau sudah siap untuk pulang telfon saja, saya akan antarkan Anda".

Mr. Yoo menginterupsi kegiatan kedua kaka-kakak beradik itu, namun setelah berkata demikian Mr. Yoo langsung meninggalkan Baekhyun, Chanyeol dan Jongdae bersama para bodyguard yang lain tanpa meminta persetujuan dari Baekhyun.

"Baby Baek, kenapa Mr. Yoo berkata begitu?". Tanya Jongdae setelah memastikan Mr. Yoo sudah menjauh dari mereka. Yang ditanya hanya menggedikkan bahunya acuh.

"Oh iya, Apa Jongdae Ahjussi dan Chan hyung sudah makan? Bagaimana jika kita makan di restaurant hotel saja, sekaligus mencoba menu yang ada di sini. Lagi pula aku sudah lama tak ada di Korea".

"Baiklah, kita bisa mengobrol banyak nanti di sana".

Selanjutnya mereka bertiga pergi meninggalkan hall menuju restaurant hotel. Tentunya dengan bertanya-tanya pada karyawan hotel mengingat mereka bertiga adalah orang yang baru menginjakkan kakinya di hotel besar itu.

Setibanya mereka di restaurant, mereka langsung mengambil duduk dengan view terbaik. Di dekat cendela kaca yang besar sehingga dapat melihat pemandangan di luar dan orang yang berlalu lalang di jalanan besar Kota Seoul.

"Baekie ingin makan apa?".

"Apapun yang hyung makan, hari ini Baekie ingin makan dengan menu yang sama dengan yang Chan hyung makan".

"Benarkah? Hyung ingin makan sesuatu yang mengandung sayur-sayuran". Kata Chanyeol sambil melihat buku menu untuk memilih makanan apa yang akan dipesannya itu.

"Ya!! Jangan bercanda hyung, Baekie tak suka dengan sayuran".

"Apa selama Baekie di tempat aman yang dikatakan Mr. Yoo tak pernah memakan sayuran?".

"Tentu saja pernah Ahjussi, tetapi hanya wortel dan bayam saja".

"What?! Yang benar saja sayang, pantas saja tubuh mu sangat kurus eoh?".

"Perlu kaca Chan, kau juga kurus kalau kau ingin tau".

"Jangan mengalihkan pembicaraan Jongdae hyung, Baekie harus makan sayuran dengan variant yang lebih banyak agar dia menjadi sehat".

"Ayolah Chan hyung, jangan berbohong pada ku karena ku bukan anak kecil lagi yang bisa dibohongi dengan hal semacam itu. Saat aku di Beijing aku juga makan banyak sayuran, tapi lihatlah apa aku terlihat tinggi dan tampan seperti mu? Semua orang di hotel cabang Baeijing mengatakan pada ku jika aku ini sangat imut dan manis, menyebalkan!".

"A-apa? Tadi kau mengatakan kalau kau ada di Beijing? Jadi selama ini Baekie ada di Beijing?".

"Ups, keceplosan". Baekhyun langsung menutup mulutnya kedua tangan mungilnya.

Sungguh dia tak bermaksud untuk memberitahu dimana keberadaannya selama ini, karena Mr. Yoo berkata padanya kalau itu akan berbahaya untuk dirinya. Tapi entahlah, dia hanya merasa jika Chanyeol dan Jongdae adalah keluarganya yang berhak tau tentang keberadaannya selama ini.

"Baekie? Ingat Eomma, Appa dan Chan hyung tak pernah mengajarkan untuk berbohong kan? Jadi jujur saja, apa Baekie memang selama berada di Baeijing? Berada di Byun Hotel & Resort cabang Baeijing?".

Baekhyun menunduk lalu mengangguk perlahan, dia bahkan tak berani menatap wajah Chanyeol. Dalam otak cerdasnya ia berpikir kalau Chanyeol pasti marah padanya.

"Apa kau berpikir kami marah pada mu Baekhyunie?". Tanya Jongdae dengan hati-hati. Dan hati mereka berdua mencelos kala mendapati Baekhyun yang mengangguk dengan pelan dan semakin menundukkan kepalanya.

"Astaga, tidak begitu sayang. Kami tak marah pada mu baby, hyung hanya bertanya. Maafkan hyung jika pertanyaan dari hyung membuat mu terluka dan berpikir kalau hyung marah, hm?".

"Hyung tidak marah?". Akhirnya Baekhyun memberanikan diri untuk mendongak dan menatap Chanyeol yang duduk di hadapannya. Lengkap dengan matanya yang berkaca-kaca, seolah tinggal berkedip saja lelehan bening itu akan jatuh dan mengalir di kedua pipi gembilnya.

"Tidak akan sayang, untuk apa hyung marah. Bagi hyung, Baekie sudah mau bertemu dengan hyung dan ingat pada hyung saja sudah membuat hyung sangat bahagia. Jadi lupakan saja pertanyaan hyung tadi, sebaiknya kita makan saja".

"Eoh, iya untuk menu ku samakan saja dengan mu Chan karena sepertinya aku butuh toilet".

Jongdae langsung beranjak dari kursi makannya menuju toilet. Ternyata dia mendapat panggilan alam yang harus segera di keluarkan.

"Baiklah, Kimbab tiga porsi, samgyetang tiga porsi, sub rumput laut, untuk minumnya dua capuccino dan milkshake strawberry, untuk dessert nya buatkan dua pudding cokelat dan satu pudding strawberry".

"Silahkan tunggu pesanan Anda Tuan". Pelayan langsung pergi setelah mencatat pesanan orang terpenting di hotel itu. Lebih tepatnya pesanan orang yang ada di dekat Baekhyun. Ingat Baekhyun sudah resmi menjadi presdir di sana.

"Bagaimana hyung bisa tau kalau aku ingin memesan minuman itu dan pudding nya juga?".

"Semua yang kau sukai hyung masih mengingatnya dengan sangat baik baby, hyung tak mungkin lupa kesukaan malaikat kecil milik keluarga Park ini kan?". Goda Chanyeol seraya mencubit ujung hidung mungil milik Baekhyun. Dan berakhir dengan Baekhyun yang merajuk padanya. Sangat lucu dan menggemaskan, walaupun dia sudah remaja berumur 17 tahun ditambah lagi jabatannya sebagai orang tertinggi di hotel ini.

"Ya!! Hyung berhentilah mencubit aset di wajah ku".

"Aigo!! Lucunya, bagaimana bisa kau mengatakan pada semua orang kalau kau berumur 17 sayang, sedangkan wajah mu sangat pantas untuk anak umur 10 tahun dan sikap mu masih saja kekanakan". Saking gemasnya Chanyeol mengusak lagi rambut Baekhyun yang membuat empunya semakin cemberut dan mengerucutkan bibirnya.

"Ya!! Sudah ku katakan berulang kali jangan merusak rambut ku hyung".

"Astaga!! Hyung sudah tak tahan Baekie, bagaimana bisa kau menjadi semakin menggemaskan begini , hm?".

Akhirnya Chanyeol sedikit berdiri lalu mencondongkan tubuhnya dan memajukan wajahnya, kemudian dengan gerakan cepat ia mengecupi seluruh wajah Baekhyun, sebelumnya ia menangkup rahang milik bocah umur 17 tahun itu. Seolah dunia hanya milik mereka berdua sedangkan yang lain menghilang entah kemana. Seolah Baekhyun adalah puppy kesayangannya yang selalu ia kecup di rumah.

Baekhyun meringis saat ia teringat tabiat keluarga Park yang tak pernah berubah. Maniak kecup semua jika itu berhadapan dengannya.

"Ya!! Hyung, berhentilah melakukan itu!!". Dengan wajah memerah malu Baekhyun melepaskan tangkupan tangan besar Chanyeol pada rahangnya dan menjauhkan wajahnya.

Chanyeol terkekeh melihat betapa menggemaskannya Baekhyun saat ini. Wajahnya memerah malu sampai telinga dengan rambut yang masih berantakan akibat usakannya tadi yang belum selesai ia rapikan.

"Astaga!! ada apa ini Chan? Kenapa Baekhyunie berantakan sekali dan lagi kenapa wajahnya merah seperti itu?". Jongdae yang baru saja kembali dari toilet itu heran melihat Baekhyun yang merengut dengan wajah memerah dan rambut yang berantakan, sedangkan Chanyeol hanya terkekeh di kursinya.

"Tanyakan saja padanya hyung, aku tak akan bisa menjawabnya". Chanyeol kembali terkekeh saat mendapati wajah Baekhyun yang sudah merah itu semakin merah layaknya kepiting rebus. Rupanya Baekhyun masih sangat mudah untuk di goda.

"Ya!! Berhentilah menggoda ku Chan hyung".

"Hey, bisakah kalian mengatakan pada ku apa yang sebenarnya terjadi?". Jongdae menginterupsi lagi, pasti telah terjadi sesuatu yang membuat si mungil kesayangan keluarga Park itu merengut dengan wajah merahnya.

"Aku tak melakukan apapun hyung, percayalah. Hanya sedang menggodanya saja, iya kan Baek?".

"Chan hyung menyebalkan!!". Baekhyun mendelik tak suka ke arah Chanyeol yang membuat Chanyeol tertawa karena sikap Baekhyun yang tak berubah sama sekali biarpun sudah sepuluh tahun mereka tak berjumpa.

"Baiklah maafkan hyung sayang, kau tau bukan bagaimana tabiat Keluarga Park jika berhadapan manusia imut dan manis seperti mu?".

"Jangan katakan kalau kau mengecup seluruh wajahnya lagi Chan?". Jongdae ikut mendelikkan matanya ke arah Chanyeol dan dengan santainya Chanyeol mengangguk mengiyakan ucapan Jongdae.

"Aigoo, kasihan sekali. Ahaha~ sudahlah Baby Baek, terima saja kalau kau ini memang imut dan manis, pantas saja Tuan dan Nyonya Park juga menjadi seorang maniak kecup seperti Chan hyung mu ini".

Bukannya membantu, Jongdae malah ikut menggodanya. Baekhyun menatap kedua orang dewasa di hadapannya dengan mata yang dibuat marah dan bibir yang dicebikkan.

"Kalian sama saja, menyebalkan!!".

"Baiklah maafkan hyung dan Jongdae Ahjussi sayang, ayolah jangan merajuk seperti itu kami hanya bercanda. Dan lagi, hari ini kau sudah diangkat menjadi presdir perusahaan besar ini jadi berhentilah merajuk seperti itu".

Mereka terus menggoda Baekhyun hingga suara dari pesanan yang diletakkan di meja oleh pelayan menginterupsi kegiatan mengobrol mereka.

"Pesanan Anda Tuan, selamat menikmati".

"Ne, Gomawo. Jalmogesemnida!!". Pekik Baekhyun lalu memasukkan sepotong kimbab ke dalam mulut kecilnya. Membuat Jongdae dan Chanyeol menggelengkan kepalanya sebelum memulai acara makannya menyusul Baekhyun yang sudah lebih dulu menikmati menu di mejanya. Cukup heran mengapa bisa dirinya yang bertingkah seperti anak-anak ini bisa menjadi seorang presdir perusahaan besar.

*******************

Di lain tempat Mr. Yoo nampak gelisah menatap ponselnya, karena ini sudah lebih dari dua jam namun sang Tuan Muda belum juga menghubunginya.

"Kenapa Tuan Muda Baekhyun belum juga menghubungi ku? Membuat ku khawatir saja".

"Kenapa Anda tidak menghubungi Tuan Muda Baekhyun saja Tuan Yoo?".

"Aku tidak ingin merusak moment kebersamaan mereka, bagaimanapun juga aku sudah menjauhkan mereka selama sepuluh tahun ini, jadi ku pikir akan kubiarkan dulu mereka bersama".

"Tapi ini sudah lebih dari dua jam Tuan Yoo, saya yakin Tuan Yoo juga khawatir dengan keadaan Tuan Muda seperti kami".

"Baiklah, aku akan mengubunginya".

Mr. Yoo segera menekan tombol speed dial untuk panggilan ke nomor Baekhyun. Setelah terdengar bunyi sambungan tak berselang lama terdengar jawaban dari si pemilik nomor.

'Yeoboseyo, Paman Yoo ada apa?'.

"Apa Tuan Muda baik-baik saja?".

'Ne, aku baik-baik saja, sekarang aku sedang makan bersama dengan Chan hyung dan Jongdae Ahjussi'.

"Dahaengida, sesudah makan siang Tuan Muda harus segera kembali ke ruangan Presdir karena ada beberapa berkas yang membutuhkan tanda tangan Anda Tuan Muda".

'Apa hal itu tidak bisa ditunda dulu Paman, aku ingin bersama dengan Chan hyung dan Jongdae Ahjussi selama beberapa hari'.

"Maksud Anda? Anda ingin tinggal di kediaman keluarga Park?"

'Ne, apa boleh Paman?'.

"Maafkan Paman Tuan Muda, di sini banyak sekali pekerjaan yang harus segera Anda selesaikan, mengingat Byun Hotel & Resort mengalami kekosongan presdir selama lebih dari 10 tahun. Dan itu membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak, untuk itu saya mohon untuk menyelesaikan pekerjaan Anda dulu, nanti kalau sudah selesai baru Anda bermain ke rumah keluarga Park".

'Itu pasti akan memakan waktu yang lama Paman, ayolah~ aku hanya ingin camping bersama dengan Chan hyung di villa keluarga Park selama beberapa hari saja. Aku ingin melepas rindu Paman. Eoh atau dua hari saja juga tak apa'.

"Tapi Tuan Muda – "

'Ayolah Paman~, hanya dua hari saja. Aku janji dalam dua hari akan pulang ke mansion'

"Baiklah, dua hari saja. Villa keluarga Park ada di mana Tuan Muda?"

'Hmm...Villa nya ada di Busan Paman, wae?'

"Tak apa Tuan Muda, kalau begitu selesai Tuan Muda camping saya akan menyusul Tuan Muda ke Busan, jadi Tuan Muda tak usah pulang ke Seoul. Kita akan mulai perjalanan kita dari Hotel dan Resort cabang Busan".

'Baiklah Paman'.

Sambungan itu terputus, Mr. Yoo menghela nafasnya dengan kasar. Dia hanya merasakan khawatir terlalu berlebihan akan keselamatan Tuan Mudanya itu, apalagi baru saja diadakan rapat besar yang diliput oleh semua TV swasta di Korea maupun dunia. Apa kata orang jika melihat seorang presdir perhotelan besar pergi tanpa pengawalan dan pengawasan? Apalagi di sana tadi Baekhyun mengatakan kalau dia berumur 17 tahun, bagaimana jika dia di culik oleh orang yang jahat?

Jadi keputusan Mr. Yoo sudah bulat, ia akan mengirimkan anak buahnya untuk mengawasi dan mengawal Baekhyun secara diam-diam.

"Besok Tuan Muda Baekhyun akan camping bersama dengan keluarga Park di Villa mereka yang ada di Busan. Saya harapkan kalian cari tahu dimana letak villa itu dan pergi kesana hari ini juga. Pastikan Tuan Muda aman selama di sana. Dan laporkan kegiatan Tuan Muda selama dia ada di sana. Mengerti!!".

"Mengerti Tuan".

Dan ke empat anak buah atau bodyguard itu membubarkan diri lalu segera mencari informasi keberadaan Villa keluarga Park di Busan dan langsung meluncur ke sana.

"Pengamanan Tuan Muda Baekhyun harus di perketat mulai sekarang. Meskipun Cheolyoong dan Sunhwa tak akan melakukan tindak kejahatan lagi, tetapi tidak menutup kemungkinan kejahatan lain akan muncul terutama dari pihak-pihak pesaing Byun Hotel & Resort".

Kemudian Mr. Yoo melangkahkan kakinya menuju ruangan presdir untuk mengambil berkas-berkas yang harusnya ditandatangani oleh Baekhyun. Dengan terpaksa ia harus membubuhkan tandatangannya lagi di kertas itu.

"Seharusnya aku tak mengizinkannya pergi dengan Tuan Chanyeol dan Tuan Jongdae kalau pada akhirnya aku malah khawatir begini. Duh!! Tuan Muda, tolong untuk tidak membuat saya kesulitan". Gumam Mr. Yoo pelan seraya menandatangani berkas-berkas di hadapannya.

Ternyata selain pengacara yang hebat, Mr. Yoo adalah pengganti Tuan Byun sementara sampai Baekhyun berumur 17 tahun atau sampai pengangkatan presdir baru terjadi. Seharusnya Baekhyun lah yang duduk di sana dan menyentuh berkas-berkas itu, tapi nampaknya bocah itu masih ingin melepas rindu terlebih dulu pada hyungnya.

Dan sebenarnya inilah yang ditakutkan oleh Mr. Yoo saat Baekhyun memintanya untuk mempertemukannya dengan Chanyeol. Dia takut kalau Baekhyun akan terlena dengan kebersamaannya dengan kakak angkatnya itu dan melupakan apa yang seharusnya dilakukannya sebagai presdir.

"Baiklah, kali ini tak apa. Tapi lain kali aku tak akan mengizinkan mereka bertemu lagi, aku akan melakukan pengawalan yang ketat pada Tuan Muda Baekhyun. Maafkan aku Tuan Muda, aku harus melakukannya karena ini semua demi kebaikan bersama, demi kebaikan Byun Hotel & Resort dan demi kebaikan mu juga".

Mr. Yoo mempercepat acara penandatanganan berkas-berkasnya dan segera meninggalkan ruangan itu lalu menyerahkannya ke sekretaris untuk di serahkan kepada General Manager. Sebenarnya yang perlu ditandatangani Baekhyun adalah laporan-laporan dari bagian pemasaran, bagian administrasi dan keuangan dan bagian kepegawaian dari General Manager.

"Akhirnya selesai juga, ternyata menandatangani berkas sebanyak itu membuat tangan ku pegal. Ah iya, aku harus segera kembali ke kantor pengacara".

Begitu sampai di mobil, Mr. Yoo ingat bahwa ia harus segera mengurus berkas peralihan seluruh aset milik Byun Yunho ke tangan Byun Baekhyun. Untuk itu dia dengan segera melajukan kembali mobilnya menuju kantornya yang tak jauh dari hotel besar milik keluarga Byun itu.

*******************

Kini Baekhyun dan Chanyeol sudah sampai di kediaman keluarga Park, sedangkan Jongdae diminta oleh Chanyeol untuk menggantikan tugasnya sebagai CEO di Park Interprise selama ia dan Baekhyun menikmati waktu kebersamaan yang limit itu. Tetapi karena Jongdae tak memakai baju formal, jadi ia putuskan untuk pulang dulu bersama dengan Chanyeol dan Baekhyun lalu berganti pakaian.

Iya, jadi tadi saat Baekhyun mendapat panggilan dari Mr. Yoo, baik Chanyeol maupun Jongdae mendengar semua percakapannya, termasuk keinginan Baekhyun untuk camping di Villa keluarga Park yang ada di Busan.

"Woah!! Rumah ini tak banyak berubah ternyata".

"Tentu saja Baby, apalagi kamar mu. Kau ingin mandi dulu atau istirahat sebentar baru mandi?". Tanya Chanyeol sambil mengelus rambut Baekhyun yang masih saja terasa lembut.

"Bagaimana dengan mandi dulu hyung? Badan ku sangat lengket".

"Mau mandi sendiri atau mandi bersama dengan Chanyeol hyung?". Tanya Jongdae dengan nada menggodanya lengkap dengan kedua alisnya yang ia naik turunkan. Membuat wajah Baekhyun lagi-lagi memerah karena malu.

"Ya!! Jongdae Ahjussi, aku sudah besar dan pasti aku akan mandi sendiri".

"Memangnya kau sudah bisa mandi dengan bersih baby Baek? Bukan kah dulu kau tak tau bagaimana mandi bersih, hmm?".

"Tentu saja aku sudah tau mandi yang bersih, aku sudah besar Chan hyung?".

"Benarkah? Tapi mengapa kau tak bertambah tinggi, dan juga kenapa wajah mu masih saja baby face. Apa itu tandanya kau memang sudah besar?"

"Kalian menyebalkan!! Berhentilah menggoda ku".

Baekhyun yang sudah terlampau malu itu pun berjalan meninggalkan kedua orang yang sejak tadi menggodanya. Bahkan kakinya sedikit ia hentakkan saat ia berjalan dan menaiki tangga menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Kamar yang sama dengan kamarnya sewaktu ia berumur 7 tahun.

"Ahaha~ lihatlah, dia lucu sekali kan hyung?".

"Ne kau benar Chan, bahkan dia tak berubah sedikitpun".

"Itulah mengapa tadi aku tak tahan untuk tak mengecup wajahnya hyung".

Chanyeol masih terkekeh sambil menggelengkan kepalanya melihat betapa menggemaskannya sang adik. Namun jawaban Chanyeol membuat dahi Jongdae mengernyit dan seketika berbagai pikiran negatif mulai menghantuinya.

"Tapi Chan, ku pikir sebaiknya kau hilangkan tabiat mu yang maniak kecup itu. Biar bagaimanapun aku yakin kalau Baekhyunie akan malu kalau mendapat perlakuan seperti itu, ditambah lagi dia sudah remaja Chan".

"Aku tau hyung, aku hanya senang menggodanya saja".

"Asal jangan sampai keterusan".

"Aku tau, tenang saja hyung aku tak akan kelepasan. Aku menyayanginya sebagai adik ku bukan sebagai yang lain. Memangnya apa yang kau pikirkan hyung?".

"Tidak ada Chan, aku hanya berpikir kalau kau –".

"Menyukai uri Baby Baek?". Jongdae mengangguk samar, yang mana justru membuat Chanyeol tertawa lebar.

Dan ini memang salah satu dari pikiran negatif Jongdae. Jongdae berpikir kalau Chanyeol sudah belok dan menyukai adiknya sendiri. Bagaimanapun juga selama 10 tahun ini Chanyeol tak pernah terlihat menyukai ataupun membawa pasangan ke rumah, itulah mengapa Jongdae beranggapan kalau Chanyeol menyukai Baekhyun lebih dari seorang kakak terhadap adiknya.

"Astaga!! Jongdae hyung, kau ini benar-benar lucu. Berhenti memikirkan hal-hal konyol seperti itu. Aku memang menyukainya, memangnya siapa yang tak menyukai anak semanis dan selucu dia. Tetapi aku menyukainya sebagai adik ku hyung, dan sebenarnya aku juga sudah ada seseorang yang kusukai".

Sedikit terbesit rasa lega saat Jongdae mendengar penuturan Chanyeol mengenai dia yang menyukai seseorang saat ini. Membuatnya penasaran dan mulutnya pun gatal untuk bertanya. "Benarkah? Siapa itu Chan?".

"Rahasia. Ahaha~".

"Ya!! Park Chanyeol!! Katakan pada ku siapa orang beruntung yang kau sukai itu?! Ya!!".

Chanyeol langsung berlari menuju kamarnya di lantai dua, mengabaikan teriakan Jongdae yang menggelegar di seluruh penjuru ruangan mengingat Jongdae memiliki suara yang melengking nyaring. Jongdae memberengut sebal karena teriakannya diabaikan begitu saja oleh adiknya itu.

Akhirnya Jongdae memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan segera berganti baju lalu meluncur menuju kantor karena sejak tadi sekretaris Chanyeol sudah menghubunginya agar segera datang karena banyaknya berkas-berkas yang hari ini terbengkalai.

Tanpa terasa waktu terus berjalan dan kini rembulan telah menggantikan tugas sang matahari. Semakin malam menjelang, kedua insan yang kini tengah melepas kerinduan itu duduk berdua di sofa ditemani suara TV dan beberapa camilan kesukaan si mungil.

Chanyeol memang selalu menyediakan camilan berperisa strawberry untuk mengingat Baekhyun setiap waktu, dan jika ia merindukan bocah mungil itu Chanyeol akan memakan camilan itu sambil menonton serial kartun kesukaan Baekhyun.

Tetapi kini Chanyeol tak perlu lagi melakukannya karena orang yang dirindukannya kini sudah berada di sampingnya, tengah menyandarkan kepalanya di bahu lebarnya sambil memakan camilan. Sedangkan tangan kekarnya melingkar di sekitar pinggang Baekhyun.

"Jadi apa benar Baby Baek ingin camping di villa keluarga Park?"

"Ne, bukan kah tadi hyung mendengar percakapan ku di telfon dengan Paman Yoo". Baekhyun menjawab tanpa menoleh ke arah Chanyeol karena acara TV di hadapannya itu nampak lebih menarik ketimbang wajah tampan Chanyeol.

"Baiklah, kalau begitu kita akan berangkat besok pagi-pagi sekali. Kata mu tadi waktu kita hanya dua hari saja kan di sana?". Baekhyun mengangguk lalu kembali memasukkan camilan itu ke dalam mulut kecilnya.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita manfaatkan dua hari kita itu. Karena hyung yakin setelah dua hari itu kita akan disibukkan dengan pekerjaan kita masing-masing". Tangan besar Chanyeol ia bawa untuk mengusak rambut Baekhyun sambil tersenyum dengan lebar hingga menampakkan single dimple miliknya.

"Apa tidak apa-apa?".

Pertanyaan Baekhyun terdengar ambigu di telinga Chanyeol, itulah mengapa Chanyeol langsung menolehkan kepalanya untuk menatapnya, bertepatan dengan itu Baekhyun mendongak. Mata puppy miliknya terlihat seperti tengah memohon sesuatu.

"Sebenarnya aku ingin tinggal disini saja bersama dengan Chanyeol hyung dan Jongdae Ahjussi, tetapi Paman Yoo tak memberikan izin. Katanya aku harus tetap tinggal di mansion. Padahal di mansion aku hanya sendirian hyung, aku akan kesepian".

"Kalau kau kesepian, kau bisa menginap di sini Baek. Ingat ini adalah rumah mu juga, biarpun marga mu sekarang sudah berganti menjadi Byun, tetapi tetap saja kau memiliki akta kelahiran sebagai anggota keluarga Park, jangan pernah lupakan itu sayang".

Mendengar penuturan dari hyung kesayangannya membuat mata puppy milik Baekhyun kini dipenuhi dengan binar-binar kebahagiaan. Dia hanya takut kesepian jika berada di rumah sendirian, mengingat selama dia di Beijing setiap pulang sekolah dia akan menyusul Youngjae ke kantor dan akan berada di sana sampai Youngjae pulang bersamanya.

"Benarkah? Aku boleh menginap disini hyung?".

"Tentu saja sayang, menginap lah sesuka mu. Pintu rumah ini terbuka lebar untuk mu".

"Gomawo hyung, kalau begitu aku akan menginap disini jika aku kesepian di mansion".

Baekhyun tersenyum sampai kedua matanya menyipit dan tenggelam hingga menyisakan satu garis tipis. Benar-benar lucu, itulah mengapa Chanyeol semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Baekhyun kemudian mengecup pelipis si mungil yang membuatnya memberengut tak suka.

"Berhentilah mengecup ku hyung, aku bukan anak kecil lagi".

"Ahahah~ baiklah maafkan hyung sayang. Hanya saja hyung terlalu gemas pada mu, bahkan sejak kau umur lima saat kita bertemu di panti asuhan untuk pertama kalinya".

"Haish!! Berhentilah menggoda ku hyung!!".

Baekhyun semakin sebal saat dirinya digoda habis-habisan seperti itu, hingga dengan beraninya ia mencubit pinggang Chanyeol yang mana membuat empunya meringis dan langsung menjauhkan dirinya dari Baekhyun. Demi Tuhan, cubitan Baekhyun itu sakit sekali.

"Aauh!! Sakit Baek!!".

"Rasakan!! Lain kali jangan menggoda ku kalau tak ingin mendapatkan bonus dari ku".

"Kejam sekali".

Baekhyun hanya menjulurkan lidahnya mengejek pada hyungnya yang tengah meringis kesakitan memegangi pinggangnya yang sedikit nyeri karena cubitan Baekhyun. Demi Tuhan cubitannya itu sangat sakit, karena Baekhyun mencubitnya kecil dan sedikit mempelintirnya. Beruntung kuku Baekhyun pendek, coba kalau sedikit panjang bisa dipastikan cubitannya akan membekas di pinggang Chanyeol.

Dan malam itu mereka habiskan dengan menonton acara TV kesukaan Baekhyun yang selalu dilihatnya lewat TV kabel waktu di Baeijing, apalagi kalau bukan serial Running Man. Bahkan Baekhyun dan Chanyeol sampai meneteskan air matanya saking kerasnya mereka tertawa melihat kekonyolan para member Running Man dengan guest yang ada.

*******************

Malam itu terlewati begitu saja, kini pagi sudah menjelang bahkan matahari sudah mulai mengintip dengan malu-malu di balik cakrawala. Bahkan sinarnya sudah menerobos masuk ke cendela kaca besar yang ada di dalam kamar itu karena gordennya sengaja dibuka sedikit.

Namun nampaknya hal itu tidak memberikan pengaruh bagi Chanyeol dan Baekhyun yang masih bergelung di dalam selimut tebalnya. Semalam kedua anak adam itu tidur dengan posisi Chanyeol yang memeluk Baekhyun. Bahkan Chanyeol menggunakan lengannya sebagai bantal Baekhyun sedangkan wajah Baekhyun ia tenggelamkan di dada bidangnya. Hangat, itu saja yang dirasakan Baekhyun.

Itulah mengapa Baekhyun yang biasanya bangun pagi mendadak matanya sulit terbuka karena merasakan nyaman yang luar biasa pada tidurnya yang sepuluh tahun ini tak ia rasakan selama di Beijing.

Tak berselang lama, Chanyeol lah yang ternyata membuka mata lebih dulu dan mendapati sosok manis dengan wajah polosnya masih tertidur dengan pulas dalam pelukannya. Melihat itu membuatnya tersenyum, semalam benar-benar nyata dan bukan sekedar mimpi. Baekhyun benar-benar pulang bahkan kini tidur di dalam pelukannya, persis seperti malam sebelum Baekhyun menghilang keesokan harinya.

"Selamat pagi kesayangan keluarga Park, ayo bangun!!". Ucap Chanyeol dengan nada rendah dan serak miliknya. Ia memajukan wajahnya untuk mengecup kening Baekhyun dengan lembut kemudian mengusap rambut Baekhyun yang membuat pemiliknya mengerang karena tidurnya terganggu.

Tak berselang lama mata puppy kesukaan Chanyeol itu terbuka dan mengerjap secara perlahan, menggemaskan dan lucu sekali saat Chanyeol mendapati pemandangan mata bening dengan bulu mata yang lentik itu mengerjap dengan lucu. Berusaha mengumpulkan nyawanya yang mungkin saja masih berterbangan di alam mimpi.

"Pagi Chan hyung". Ucap Baekhyun akhirnya dengan suara serak khas orang bangun tidur. Dengan wajah bantalnya Baekhyun terduduk di ranjang sambil mengusap kedua matanya dengan punggung tangannya. Benar-benar tidak berubah pikir Chanyeol.

"Kau tidak berubah sedikit pun baby Baek". Chanyeol yang gemas pun ikut terduduk namun tangannya tidak diam, dia menarik kedua pipi Baekhyun sampai pemiliknya meringis karena mendapat tarikan pada pipi gembilnya di pagi hari. Padahal Baekhyun sudah mengatakan kalau ia tak menyukai hal itu.

"Ya!! Sakit hyung!!". Baekhyun berbicara dengan tak jelas sambil memegang tangan Chanyeol yang masih belum lepas dari kedua pipinya. Hingga tarikan Chanyeol berubah menjadi sebuah tangkupan. Wajah kecil Baekhyun terbingkai dengan sempurna oleh tangan besar Chanyeol.

"Hyung hanya sangat gemas pada mu Baek, salahkan wajah mu yang masih terlampau imut. Dan hyung ingin mengatakan pada seluruh dunia kalau pagi ini adalah pagi yang terindah untuk hyung, karena apa? Di saat hyung terbangun di pagi hari hyung menemukan malaikat mungil kesayangan Chanyeol hyung ada di dalam pelukan hangat hyung. Dan itu membuat hyung saaangat bahagia".

"Haish, apa yang Chanyeol hyung katakan. Jangan membuat ku malu".

Baekhyun dengan segera melepas tangkupan tangan besar Chanyeol dan menutup wajahnya dengan tangannya sendiri . Demi Tuhan dia sangat malu bahkan wajahnya sekarang sangat merah hingga telinga. Dia benar-benar malu mendengar ucapan dari hyungnya ditambah lagi Chanyeol berkata demikian sambil menatap lurus ke mata puppy nya.

Chanyeol terkekeh melihat reaksi yang diberikan Baekhyun. Lalu tangan besarnya ia bawa untuk mengusak rambut Baekhyun.

"Jja... kita harus mandi lalu turun untuk sarapan, bukan kah semalam kau mengatakan kalau kau ingin camping di Villa?".

"Oh My God!! Bagaimana aku bisa lupa akan hal ini. Dan kenapa hyung tak membangunkan ku lebih awal? Lihat lah ini sudah jam berapa?".

"Jangan panik sayang, ini belum terlalu siang. Jangan khawatir, hyung akan mengambil jalur tercepat agar kita bisa sampai di Busan dengan cepat".

"Ide bagus, kalau begitu ayo kita mandi".

Baekhyun beranjak dari ranjangnya dan melangkahkan kaki mungilnya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Namun sebelum ia masuk ke dalam suara Chanyeol menginterupsinya.

"Mandi bersama?".

"Ya!! Chanyeol hyung!!". Baekhyun dengan segera masuk ke dalam kamar mandi lalu mengunci pintunya dari dalam. Sedangkan Chanyeol hanya bisa tertawa terbahak melihat tingkah adiknya itu, kemudian ia melangkahkan kakinya untuk kembali ke kamarnya dan segera mandi. Nampaknya Chanyeol masih saja suka menggoda Baekhyun pasal mandi. Ckckck.

Sekarang Chanyeol sudah selesai dengan mandinya tapi tak tau dengan adiknya itu, nampaknya Baekhyun memiliki waktu mandi yang sedikit lebih lama dibandingkan dirinya. Chanyeol tersenyum saat ia keluar dari kamarnya mendengar samar-samar Baekhyun tengah bersenandung dengan riangnya.

"Anak itu benar-benar, bagaimana bisa ia bernyanyi di saat ia sedang melakukan ritual di kamar mandi seperti itu".

Dengan lengkah yang cepat Chanyeol menuruni tangga dan langsung menuju meja makan, dimana disana sudah tersaji sarapan yang Jongdae siapkan dan sepertinya Jongdae sudah berangkat ke kantor mengingat rumah sangat sepi pagi ini.

Chanyeol menggedikkan bahunya acuh kemudian mengambil duduk di kursi makan lalu mulai memakan potongan demi potongan kecil sandwich ke dalam mulutnya. Sejenak ia melirik menu yang ada di seberang meja dan tersenyum. Di sana ada sekotak cereal dan sekotak susu cair serta mangkok yang masih kosong.

"Rupanya Jongdae hyung belum melupakan menu sarapan untuk Baekhyun".

"Selamat pagi Chan hyung".

Suara milik Baekhyun menginterupsi acara melamun singkat milik Chanyeol, membuat Chanyeol sedikit tersentak kemudian tersenyum lebar saat melihat Baekhyun yang tersenyum dengan sangat cerah pagi ini. Ditambah penampilan Baekhyun yang menggunakan setelan casual untuk membungkus tubuh mungil berisinya. Tentu saja hal itu membuatnya terlihat sangat manis.

Semalam, Baekhyun meminta Mr. Yoo untuk mengambilkan beberapa potong pakaian selama ia bersama dengan Chanyeol lalu mengantarkannya ke rumah Chanyeol. Untung saja Mr. Yoo bersedia melakukannya. Jadi pagi ini Baekhyun bisa berganti dengan pakaian miliknya tanpa harus merepotkan Chanyeol ataupun Jongdae.

Dan yang membuat senyum Chanyeol semakin lebar adalah kala ia menyadari bahwa kebisaan yang ditanamkan oleh keluarga Park nampaknya masih melekat di diri Baekhyun. Menyapa anggota keluarga setiap waktu mereka bertemu tak perduli dimanapun mereka berada.

"Duduk lah dan nikmati sarapan mu".

"Ne, gomawo hyung. Woah!! Siapa yang menyiapkan ini? Bagaimana bisa –".

"Jongdae hyung yang menyiapkannya. Kami tak pernah melupakan apa yang menjadi kesukaan mu sayang, bahkan terkadang hyung memakannya setiap pagi kalau hyung sangat merindukan mu".

"Maafkan aku karena telah membuat hyung menjadi seperti ini. Aku jadi merasa bersalah".

"Sudah lah, yang penting sekarang kau sudah ada di sini Baek. Kau sudah pulang dan itu sudah membuat hyung senang. Sekarang cepat makan sarapan mu dan kita segera berangkat ke Busan. Hyung juga sudah lama tak berkunjung ke sana sejak kecelakaan itu".

"Eoh iya hyung, kemarin Paman Yoo mengatakan kalau aku tak bisa ikut pulang ke Seoul setelah camping. Aku harus ikut bersamanya untuk melihat dan mengunjungi hotel & resort setiap cabang dan itu di mulai dari yang ada di Busan. Padahal aku sangat ingin berkunjung ke makam Eomma dan Appa Park". Ucap Baekhyun dengan nada sedih di akhir kalimatnya. Membuat Chanyeol menjadi tak tega jika melihat wajah yang biasanya penuh dengan binar kebahagiaan itu menjadi terlihat suram.

"Nanti saja kalau kau sudah kembali ke Seoul kita ke sana. Kau sudah menyimpan nomor ponsel milik Chanyeol hyung kan? Kau bisa menelfon hyung dan kita akan pergi ke sana bersama-sama, okey. Jangan sedih sayang".

Baekhyun mengangguk kemudian menuangkan cereal dan susu cair dari kotaknya ke dalam mangkok yang tersedia di hadapannya. Lalu mulai memakan sarapannya dengan cepat karena ia merasa sudah sangat terlambat untuk sarapan. Sedangkan dirinya masih harus menempuh perjalanan menuju Busan.

"Duh!! Makan pelan-pelan saja sayang. Kau benar-benar tak pernah berubah, seperti anak kecil saja yang makan dengan berantakan".

Chanyeol mengusap sudut bibir Baekhyun yang sedikit belepotan dengan susu menggunakan tissue yang tersedia di meja makan lalu kembali melanjutkan acara sarapannya.

Baekhyun? Dia bahkan tak perduli dengan perlakuan Chanyeol dan terus melanjutkan makannya, padahal di dalam hatinya dia merasakan ada sesuatu mendesak keluar. Bagaimanapun selama sepuluh tahun ia tinggal bersama dengan Youngjae ia tak pernah merasakan hangatnya sebuah keluarga seperti yang ia rasakan saat ia bersama dengan Chanyeol. Jadi ia hanya merasa sedikit aneh dengan suasana ini.

Selesai sarapan, Chanyeol dan Baekhyun langsung keluar dari rumah dan melangkahkan kakinya menuju mobil Chanyeol yang lagi-lagi sudah disiapkan oleh Jongdae. Nampaknya Chanyeol harus mengucapkan banyak terimakasih pada hyungnya itu.

"Jja... sudah siap sayang?".

"Hmm, Lets goooo!!!". Ucap Baekhyun dengan nadanya yang ceria khas anak-anak. Bahkan ia seolah lupa dengan umurnya yang sudah 17 itu.

Dan mobil Chanyeol melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Seoul menuju Busan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC.

Hahaii...
Aku balik lagi dengan lanjutan FF ini...

Itu sumpah yaa... konser terakhir exordium bikin hati tersayat... ikutan nangis coba pas lihat mereka pada nangis gitu di lagu "For Life"

Dan maafkan yaa untuk sweet moment chanbaek di Busan sengaja ku potong... hehehe...

Silahkan voment kalau ingin FF ini dilanjut... soalnya ku lihat banyak yg siders...

Jadi keputusan lanjut tidaknya Ff ini bergantung ama kalian semua yaah...

Udah ah gitu aja...

See you next part...
Love ya...
💖💖💖💖💖

Continue Reading

You'll Also Like

55.1K 5.4K 15
[COMPLETED]✔ [NO PRIVATE] WALAU CERITA SUDAH TAMAT HARAP HARGAI DENGAN TINGGALKAN JEJAK:') [11/5/18] rank 2 in jooheon [18/5/18] rank 397 in genera...
107K 11.2K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
302K 22.9K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
24.8K 4.5K 46
Kebahagiaanku adalah melihatmu bahagia. Dan aku takut kehilanganmu lebih dari siapapun. ~hsw~ 2Seung ~ VICTON Han Seungwoo ❤ Kang Seungsik 💙💛 Start...