Cinta dan Benci (GxG) [END]

By RioPrade

231K 9.1K 274

Riandirga Agata Pradefana! Dia siapa? Dia adalah seorang perempuan yang berpenampilan dan mempunyai... More

PROLOG
Riandirga
Deg !
Awal Cerita
Hai Kak Dirga ganteng ...
Ah Lupakan
Bruk !
Shit!
Kamu mau gak jadi pacarku?
Bertemu
Masalah datang (lagi)
Api Unggun
I Hate You
Putusin aja!
First Kiss
Mishelena
Yogyakarta
Alun Alun Kidul
Dia (lagi)
I Miss You
Zheya Banestria
70 % Bahagia
30 % Lagi Kebahagiaan
Terakhir Kalinya (18+)
Tidak, Dirga. Maaf
Move On
Rindu
Akhirnya (END)

Bertemu

6.7K 227 8
By RioPrade

Sudah lama Riandirga menjauh dari Marsa Kumala.

Hampir empat bulan mereka tidak bertemu...

Sempat bertemu sekilas namun tidak bersapa, hanya Dirga yang melihat. Marsa tidak.

Dirga merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Dirga sekarang sudah tidak tinggal bersama keluarganya. Dirga tinggal di sebuah apartemen, dan yang tau hanya keluarganya.

*flashback*

"Ma, Pa. sudah seharusnya Dirga mandiri."

"Kenapa kau bicara seperti itu, Nak?" tanya Papa nya dengan tegas.

"Dirga ingin mandiri, ya walaupun sekarang pun juga mandiri karena Mama sama Papa jarang di rumah."

"Terus? Apa kabar kamarmu nanti, Nak?"

"Akan kuberikan kamarku kepada Koko, Pa. Koko anak budhe Jum kan  berencara bekerja disini."

"Iya kah? Kenapa bukan Koko saja yang mencari apartemen?"

"Pa, Dirga hanya minta itu saja. Janji! Dirga akan melanjutkan kuliah lagi di luar negeri setelah cuti."

"Tapi kau juga harus berjanji kepada Papa dan Mama. Jangan bekerja di tempat lain lagi."

"Baiklah, Waktu itu Dirga hanya menambah pengalaman saja."

"Yasudah, nanti biar Papa yang atur. Kau siapkan saja barang yang menurutmu penting harus dibawa dan dipindahkan ke apartemen baru kamu."

"Terimakasih banyak, Papa." Dirga mencium kedua pipinya.

...

"Ma?"

"Iya sayang?" parau suara Mama nya.

"Mama jangan sedih dong, Dirga tetap main ke rumah kok. Ya , Dirga tau ini sulit. Tapi Dirga gakmau terus-terusan menyusahkan Mama sama Papa."

"Mama, hanya terharu saja sayang, kau ternyata sudah dewasa."

"Semuanya akan baik-baik saja, Ma. Mama juga bisa main ke apartemen Dirga kok."

"Baiklah kalau itu memang pilihan kamu sayang. Cepatlah berkemas, bawa barangmu yang penting saja."

"Siap, Love you, Ma!"

"Love you to."

*flashback-off*

"Ternyata sepi juga tinggal sendirian." gumam Dirga kesal.

Dirga merasa bosan sendirian di apartemen. Ia memutuskan untuk live di instagram.

Koneksi yang stabil bantuan oleh wifi apartemen membuat Live nya lancar tanpa lemot.

Baru aja beberapa detik, Mishelena komentar.

"Duh, duh. Anak galau"

Dirga menjawab pertanyaan Mishelena...

"Lo yang sering galau."

Memang akhir -akhir ini Dirga sangat dekat Mishelena.

Dekat bukan karena suka atau cinta, melainkan untuk pelampiasan melupakan Marsa.

Sedangkan, Mishelena selalu berharap lebih , Dirga segera menyatakan cinta kepadanya.

Dirga semakin yakin untuk melupakan Marsa.

Di sisi lain ia selalu berpikir Marsa tidak pernah mencarinya, dan setiap bertemu Marsa di suatu tempat Marsa merasa bahagia dengan Rano.

Namun, apa yang di pikirkan Dirga itu sangatlah jauh dengan apa yang terjadi.

Sebenarnya Marsa selalu mencari Dirga kesana kemari. Ia sengaja keluar bersama Rano agar ia di perbolehkan keluar dari rumah dan mencari Dirga.

Tetapi usahanya tidak pernah berhasil.

.

Banyak yang berkomentar di Live-nya.

"Kak, follback dong"

"Kak Dirgaaaaa kapan ke malang?"

"Kak ganteng😍"

"Kak adain meet and greet dong"

"Ngefans! Gantengnya ga nahan"

"Babi" ada juga dari hatersnya Dirga.

"Kapan datang ke sekolah lagi😂"

"Cute!"

"Idih cewek jejadian, amit-amit."

Sedangkan Dirga hanya membaca komentar mereka sambil senyum-senyum sendiri.

Ting Tong

Dia mengakhiri livenya setelah bel apartemennya itu berbunyi berulang kali.

Dirga berlari ke arah pintu. Dia mengintip lubang kecil di pintu itu.

"Mishelena?" batin Dirga

"Ngapain dia kesini? Kok tau apartemen gue?" tambahnya.

Dirga membuka pintu. Dan...

Mishelena mencium pipi Dirga.

"Lo kok tau apartemen gue?" sentak Dirga melihat kelakuan Mishelena

"Ya tau dong, secara gitu."

"Kan yang tau cuma keluarga doang. Lo ngikutin gue ya?"

"Ih kepedean! Gue tau kamar lo disini dari supir lo di luar tadi. Dan gue tau dari live lo. Hehehe "

"Itu namanya lo ngikutin gue" jawab Dirga singkat.

"Tuhkan kepedean lagi."

"Lo mau masuk? Atau mau di luar aja?"

"Lo kenapa sih Dirga? Sama gue sinis banget." jawab Mishelena sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Lo gila ya Mishelena, lo buka pintu dengan sangat konyolnya, lo nyium orang yang buka pintu itu. Semisal orang itu bukan gue gimana? Bego ya lo"

"Suka ya di cium sama gue? Bilang aja lo takut gue nyium orang lain. Hahaha" ejek Mishelena

"Gaklah, gila."

"Gue gak disuruh masuk?"

"Lo budeg? Kan tad.."

"Oh iya gue lupa tadi lo udah nawarin gue masuk ya. Haha" tawa Mishelena memotong ucapan Dirga.

"Bego di pelihara." ejek Dirga sambil menutup pintu kembali.

.

.

.

"Lo punya makanan apa? Coba gue lihat ya !"

"Lo datang kesini cuma mau ngerampok makanan gue?"

Mishelena membongkar-bongkar kamar Dirga.

Membuka kulkas, lemari, kamar mandi, semuanya. Dia kepo.

"Lo ngapain sih Mishelena? Gue pusing lihat lo."

"Ini kamar rapi banget, punya gue? Berantakan gila." batin Mishelena

"Kamar lo berantakan banget, Dirga." kata Mishelena tidak mau kalah.

"Berantakan, barusan lo yang berantakin. Plis deh Mishelena, kalau lo kesini cuma acak-acak kamar gue mending lo keluar deh." emosi Dirga mulai memuncak.

"Ih, lo ngusir cewek cantik?"

"Iya gue ngusir cewek gila."

"Apa? Lo bilang apa?"

"Cewek cantik"

"Bohong!"

"Serius, gue bilang lo cantik kok."

"What?" pipi Mishelena mulai memerah.

"Udah sono pulang, ih!" bentak Dirga.

"Jawab dulu! Gue, Khenza, Marsa cantikan siapa?"

Tiba-tiba Mishelena memberi Dirga pertanyaan konyol seperti itu. Dirga yang tadinya ngomel langsung diam.

"Oke fine! Lo menang" jawab Dirga dengan nada tinggi..

Dirga sangat tidak suka jika ada orang yang membahas Marsa. Bahkan menyebut nama Marsa didepannya.

"Hahaha, Kalah, yaudah gue balik. Gue minta 3 chiptosnya ya. Bye!"

Mishelena pun keluar dari kamar Dirga.

"Orang gila." batin Dirga.

..
..
..
..
..

Beberapa hari kemudian...

From : Diazz
To : Dirga

Dirga, lu dimana? Main yuk. Jemput gue di rumah.

Dirga Pov's

Diazz? Ngajak gue main. Akhirnya dia inget sama gue.

Udah kangen banget nih sama my twin.

Gue siap-siap untuk datang ke rumah Diazz. Gue bawa barang yang wajib gue bawa.

Kali ini gue naik motor, karena gue lagi males nunggu macet.

Panas? Ga masalah, kan pake jaket.

Mulai deh tancap gas ke rumah Diazz.

Sekitar setengah jam waktu yang gue tempuh untuk tiba dirumah Diazz.

Gue parkir di halaman rumah Diazz, tapi kok rame banget? Katanya mau main? Okelah mungkin ada saudaranya.

"Diazz." teriakku dari luar rumah.

"Weiiiiii, masuk."

"Kok rumah lo rame banget?"

Gue masuk ke rumah Diazz.

Shit. Rumah Diazz rame banget, ternyata ada Lyli, Tina, Ozi, Cio, dan yang lainnya.

Huh...

Untung gak ada dia.

Waktu gue menghela nafas ternyata dia di belakang gue. Tau kan yang gue maksud 'dia' itu siapa?

Marsa? Ya! Dia Marsa.

Maksud Diazz apa coba ngajak ngumpul begini? Gue udah lupa sama dia. Malah temuin lagi. Tapi jujur gue kangen suasananya kaya begini.

"Hai?" sapa Marsa ke gue.

Beneran gue gugup, gue cuma lihat dia doang. Gak ngomong, gak sapaan dia, gak ngapa-ngapain. Hal yang gue lakuin cuma satu, Diam sambil mainan ujung bawah baju.

Gugup.

Malu.

Kangen.

Campur aduk.

Itu yang gue rasain sekarang. Jangan sampe gue emosi. Keep Calm Dirga.

"Ee..eh..Hai."

"Jangan gugup pea, gimana tambah cantik kan?" bisik Diazz ketelinga gue.

I..iya dia cantik, tapi kan bukan punya gue.

"Apa kabar kak Riandirga?"

"Gu..gue baik-baik aja. Situ?"

Tiba-tiba dia meluk gue!
Apa ini? Ada apa?

Gue gatau harus balas pelukan itu atau enggak, gue tatap Diazz. Diazz pun mengangguk.

Gue balas pelukan Marsa.

"Miss you." ucap Marsa pelan.

Seketika gue merasa bersalah. Karena gue udah pergi dari dia, dan gue udah ngelakuin hal kaya gini dua kali ke dia.

Dan gue juga merasa bersalah , gue malah ngehancurin acara ini. Semua mata lihatin gue. Oh man!

Gue gak nyangka banget, perasaan gue campur aduk antara kesel, seneng, kangen, sedih, Arghhh gue gatau ini acara siapa.

Gue gakmau terlarut dalam pelukan dia. Perlahan gue lepasin pelukan Marsa. Seketika semua natap gue sinis.

Ada apa?

"Sorry, Marsa. Sebentar."

Gue di tarik sama Diazz ke luar rumahnya.

"Dirga, gue sengaja ngajak lu kesini karena ini. Gue pengen lu kaya dulu lagi sama dia sama temen-temen. Marsa selama ini nyariin lu, dia beneran stres nyariin lu. Dia sayang banget sama lu. Dia pernah kabur cuma mau nyariin lu. Kemana aja lu selama ini? Jarang kumpul bareng-bareng. Sama Mishelena mulu dah."

"Gu..gue mau coba buat ngelupain dia karena gue gakmau ganggu kehidupan dia. Gue juga udah perlahan ngelupain dia. Gue bingung, Diazz."

"Lu juga kenapa gak pernah aktif nomornya? Gak ada kabar? Lu pergi dari kita. Lu gak ngabarin kalau lu pindah ke apartemen. Tau dah, lu udah jadian sama Mishelena."

"Gue gak jadian sama Mishelena, gue dekat sama Mishelena cuma mau ngelupain Marsa. Tapi sama aja gue gak akan bisa ngelupain dia! Ini salah paham, oke?" jawabku dengan tegas.

"Udah saatnya lu jelasin semuanya ke Marsa, bilang kalau lu kaga jadian sama Mishelena. Ingat! Marsa sebentar lagi mau nikah, asal lu tau aja. Lu udah sia-siain semua ini! Lu yang mulai. Lu bilang mau jagain dia, nunggu dia, mana? Kebukti kaga? Lu malah ninggalin dia!"

"Ni..kah?"

"Marsa udah minta bantuan ke nyokapnya cuma buat ketemu sama lu. Dia kaga pernah nyerah. Dia selalu berusaha datengin tempat-tempat favorit lu! Kerumah lu! Sedangkan lu malah asyik sama Mishelena. Plis Dirga, ketika ada cewek yang merjuangin lu tapi ini balesan lu? Rasain dah lu, sekarang dia udah mau nikah! Sekarang gimana perasaan lu?"

"Apa lu mau tetap menghilang? Kaga ada penjelasan? Marsa udah mutusin juga buat nyerah dan ngelupain semua ini! Disaat dia sedih lu kemana? Dia selalu datang ke rumah gue minta pundak gue. Sedangkan lu? sama Mishelena. Kaget kan dia mau nikah?" tambah Diazz dengan menekankan kata "Nikah"

"Lo.. Serius?"

"Masa iya gue bohong sama lu. Gue tau nomor lu dari Mishelena! Gue minta kabar ke rumah lu tapi apa? Nihil. Rumah lu tertutup. Sepi. Kosong. Dirga, Dia masih bisa sempat gagalin semuanya semisal lu datang di waktu yang tepat saat itu! Waktu dimana Marsa ada rapat tentang pernikahannya."

"Dan sekarang, gue kaga bisa bantu lu. Keputusan Marsa sudah bulat. Mau kaga bulat? Coba lu ngomong empat mata sama dia."

Author Pov's

Dirga meneteskan air matanya. Sedangkan Diazz membuang muka tak menghiraukan Dirga.

"Sekarang, lu harus bisa ngeikhlasin dia. Anggap aja dia adik lu." tambah Diazz

"Gue beneran kaga bisa ngebantuin lu lagi, gue udah berusaha untuk ngabarin lu. Tapi gak ada hasil. Gue kangen lu yang dulu bro." ucap Diazz panjang lebar.

Dirga hanya menunduk dan menutup mata nya. Dirga diam, tak berbicara sama sekali.

Dirga merasa hancur.
Semuanya sia-sia.

"Sekarang, lu cerita dah sama gue. Luapin semuanya." kata Diazz sambil  merangkul Dirga.

"Gu..gue gaktau harus gimana lagi, ini hati sakit banget waktu lo ngomong dia mau nikah. Gue gaktau , baru kali ini gue ngerasain jatuh cinta tapi hati sakit bukan bahagia. Cintanya dimana coba?" balas Dirga sambil mengusap air matanya.

"Dia cinta pertama gue, Diazz. Gue jatuh hati sama dia pertama kali waktu ospek. Jujur dia nyebelin dan bikin gue ilfil, eh makin kesini gue coba untuk biasa aja. Tapi hati yang bilang kalau gue ngerasa jatuh cinta sama dia." tambahnya lagi.

"Gu..gue waktu itu sadar, gue pembawa sial. Dimana setiap ada gue dia sial mulu, dan gue juga harus kalah saing sama banyak cowok. Dari seangkatan sama adik kelas. Cinta memang buta, gue rasa gue buta."

Diazz menahan tawa mendengar ucapan Dirga itu.

"Asal lo tau ya, semisal dia nikah. Gak masalah bagi gue deh. Ini emang sakit, tapi gue berusaha untuk buat dia bahagia kok. Semisal dia punya anak nanti, gue bakal bantuin ngurusin. Disaat suaminya kerja. Dan semoga sekarang gue ikhlas, lahir batin."

Diazz yang mendengarkan semua ucapan Dirga semakin menahan tawa sampai sakit perut.

"Gimana menurut lo?"

"Dirga pea! Semisal lu cinta, perjuanginlah. Jangan main di gantung gitu aja. Lu buktiin kalau lu itu cinta sama dia."  bentak Diazz sambil menjambak rambut Dirga.

"Aw, sakit bego."

"Lu yang sakit, udah tau lu sekarang ..."

"Gue kenapa?"

HAPPY BIRTHDAY RIANDIRGA❤

HAPPY BIRTHDAY TO YOU
HAPPY BIRTHDAY TO YOU
HAPPY BIRTHDAY
HAPPY BIRTHDAY
HAPPY BIRTHDAY
DIRGA❤

"Oh my god" ucap Dirga terkejut.

Yaaa, hari ini adalah hari ulang tahun Dirga. Ia lupa dengan hari ulang tahunnya.

Mata Dirga berlinang air mata, ternyata mereka masih ingat ulang tahun Dirga.

Kembang api di nyalakan ketika Diazz berhenti berbicara.

Datanglah sosok Marsa dari balik pintu rumah Diazz.

"Oh Tuhan, dia cantik banget." batin Dirga

"Happy Birthday Ganteng, Wish you all the best. Jangan dengerin apa kata kak Diazz. Itu bohong, aku gak nikah. Tapi kata-kata kak Diazz ada yang beneran." bisik Marsa sembari mencium pipi Dirga.

Dirga langsung memeluk Marsa. Dengan erat. Tidak menghiraukan banyak teman-teman di sekelilingnya.

"I hate you , Riandirga." ujar Marsa

"I love you more. Marsa Kumala."

Teman-teman yang lainnya pun mengucapkan selamat ulang tahun kepada Dirga.

"Sumpah, gue lupa sama hari ulang tahun gue." ujar Dirga terharu.

"Bego, masa iya lupa. Haha" jawab Diazz tertawa.

Disusul kedatangan dari keluarga Dirga.

"Ohhh, No."

"Tenang bro, drama yang tadi? Keluarga lu kaga tau kok. Udah gue atur." bisik Diazz ke telinga Dirga.

Dirga sangat bahagia.

Marsa Pov's

Hari ini, yap. Tepat hari ini dia ulang tahun. Enggak kerasa banget dia makin kesini makin dewasa.

Aku rindu. Rindu sekali dengan dia. Semoga rencana kak Diazz kali ini berhasil.

Aku dan kak Diazz membuat sebuah jebakan, menjebak Dirga untuk datang.

Sudah empat bulan lebih aku gak bertemu dengan dia. Lama bukan? Ya. Dia menghilang, semoga saja dia datang.

Aku dan kak Diazz mengatur segala rencana. Di bantu oleh teman-teman Dirga dan Diazz.

Ada kak Tina, ada Lyli, bahkan ada juga kak Khenza lho. Kak Khenza sekarang udah berteman sama Marsa. Hehehe

Mereka membantu semua rencanaku, sebelum aku buat acara dan rencana ini, aku dan kak Diazz datang ke rumah Dirga.

Minta support dan bantuan dari orang tuanya. Kebetulan dirumah ada tante Mel jadi lebih gampang untuk atur semua ini.

Semua biaya dekorasi dan segalanya nyokapnya doi yang atur. Untuk masalah drama biar aku sama kak Diazz.

Kak Diazz kan jago akting, dan dia punya cita-cita jadi artis wkwk

Aku dan kak Diazz atur skenario yang sangat simple. Ah semoga ini berhasil.

...

Sambil menunggu jam, gak kerasa ini sudah sore. Aku menuju rumah kak Diazz, dan datang lebih awal.

Sebelum doi datang, kak Diazz sudah mengundang beberapa teman terdekat Dirga.

Misi pertama...
Keluarga Dirga harus terlambat, karena skenario yang aku buat itu beneran aib dan bohong. Tapi sebagian dari itu fakta. Jangan sampai keluarganya tau, hubunganku dengan Dirga.

Misi kedua...
Teman-teman si doi, mereka harus ikut akting. Tapi hanya beberapa saja yang aku pilih untuk akting.

Aduhhh...
Aku gak sabar.

Doakan aku.

Misi ketiga...
Menghubungi Mishelena. Males banget, tapi mau gakmau sih.
Agak sedikit ribet sih menghubungi dia, karena ya gitu deh. Sok sibuk. Pelit, banyak alasan. Tapi berhasil kok, karena di ancam oleh kak Diazz.

Kak Diazz menghubungi Mishelena bukan untuk di undang, tapi untuk minta nomor aktif si doi. Hahaha

Misi ketiga berhasil!

Misi keempat...
Menghubungi doi. Ini yang paling deg-degan. Takut gak di read, dan takut gak di respon yang bisa ngebuat semuanya gagal dan hancur.

Jawabannya apa? Di read!
Kalau kata kak Diazz, si doi kalau read biasanya langsung meluncur. Nah kami pun siap-siap memulai skenario yang sudah di susun tadi.

Aku selalu berharap, semoga berhasil.

Dan!

Dia datang. Dia teriak dari luar. Aku harus ngumpat.

"Up Up Up, Good Luck Semuanya" ucap kak Diazz pelan.

"Diazz." teriakan si doi dari luar

"Weiiiiii, masuk." suruh kak Diazz.

"Kok rumah lo rame banget?"

Aku dengar semua pembicaraan kak Diazz sama si doi.

Aku tau dia menghela nafas, aku tau dia menghela karena aku gak ada. Haha

Aku mulai menghampiri mereka.

"Hai..." sapaku.

Dia berbalik arah. Rambut dia udah gondrong, makin ganteng. Aduh, fokus.

Nahkan, dia gugup. Kak Tina berhasil bikin Marsa cantik hari ini. Hahaha

Kak Diazz mulai berbisik ke telinga si doi, aku tau dia kompor meleduk.

Aku coba perlahan menanyakan kabarnya.

"Apa kabar kak Riandirga?" senyumku melebar ketika aku bisa menatap matanya lagi.

Dia beneran gugup gaes. Mata nya kemana-mana.

Oke waktu dia jawab kabarnya. Aku ikutin skenario, langsung peluk dia. Biar gak kelamaan. Ini adegan yang paling aku tunggu.

Lama...

Lama...

"Miss you." ujarku pelan.

Beberapa menit gitu dia lepasin tanganku biar gak meluk lagi.
Sakit sih, tapi gakpapa. Ini cuma skenario. Santai... Jangan baper.

Dan gaktau kenapa teman-teman semua pada pinter aktingnya. Dari yang nahan ketawa, nahan semuanya. Haha goodjob.

Kak Diazz langsung tarik Dirga keluar rumah. Tapi aku kepo, jadi ya aku nguping deh dari samping rumah.

Yang lainnya masih di dalam rumah, nyiapin semuanya.

Ughhh misi keempat berhasil.

Kak Diazz lama banget ngobrolnya, jadi takut kalau keluarga si doi keburu dateng.

.....

Aku terharu sih dengar ungkapan hati Dirga, beneran terharu. Aku masih muda wey! Gak mau nikah dulu. Tunangan aja karena dipaksa, ini pun pergi tanpa izin bokap. Huft.

Waktu kak Diazz sudah kasih kode, mereka menyiapkan segalanya. Mereka bersorai-sorai keluar rumah dan menyanyikan lagu "Happy Birthday"

Aku tau persis wajah doi terharu, kaget, beneran wajah penuh ekspresi.

Aku mulai datang menghampirinya.

"Happy Birthday Ganteng, Wish you all the best. Jangan dengerin apa kata kak Diazz. Itu bohong, aku gak nikah. Tapi kata-kata kak Diazz ada yang beneran." bisikku sembari mencium pipinya.

Omg! Si doi langsung meluk, lama banget. Bau badannya, ugh!

Aku rindu berat sama ini anak. Aku terbawa suasana dan tak menghiraukan sekeliling orang.

"I hate you , Riandirga." ujarku licik.

"I love you more. Marsa Kumala."

Aku masih di rangkul sama dia, sembari dia menyalami teman-temannya. Aku tau, dia bahagia.

"Happy Birthday! Baby faceku!" teriak kak Tina dari sampingku.

"Happy Birthday ya pea, maafin gue udah jahat sama lu!" disusul dengan Diazz

...

"Sumpah, gue lupa sama hari ulang tahun gue." ujar Dirga , dia merasa terharu.

"Bego, masa iya lupa. Haha" jawab Diazz tertawa.

Aku hanya melihat kekonyolan mereka berdua.

Beberapa menit gitu ...

Datanglah keluarga Dirga dari dalam mobil, membawakan kue ulangtahun yang sangat besar dengan topping coklat berbentuk kamera dslr.

"Ohhh, No." teriaknya melepaskan rangkulanku kemudian lari menuju keluarganya.

Sebelum dia lari, dia ditahan dulu oleh Diazz untuk dibisikkan sesuatu.

Dirga sangatlah bahagia. Aku melihat dari raut wajahnya, ya Tuhan. Jangan jauhkan aku dengan dirinya lagi.

Author Pov's

Mereka pun melanjutkan merayakan ulangtahun Dirga di rumah Diazz.

Dirga yang terdiam dan menitikan air mata sembari berpikir ternyata yang ia pikirkan selama ini baik-baik saja.

"Hei, jangan melamun terus." sentak Marsa dari samping.

"Gue beneran enggak nyangka."

"Perlu nih, Marsa cubit?"

Marsa pun mencubit pipinya sehingga membuat Dirga berteriak kesakitan.

"Aw! Sakit tau."

"Habisnya di tanyain mau di cubit atau enggak malah mengangguk. Yaudah aku cubit." peluk Marsa dan mengelus pipi Dirga yang sudah di cubitnya.

"Marsa, gue mau kita besok pergi berdua. Please!" ajak Dirga serius.

"Hah? Ke..kemana?"

"Kok kaget? Ya kemana ajalah, yang penting kita berdua."

"Tapi aku gak janji ya."

"Kok gitu? Mumpung kita ketemu."

"Tapi..."

"Takut sama papamu?" tanya Dirga mengejutkan Marsa.

"Engg..enggak kok. Hehe"

"Yaudah , jawab iya."

"I..iy..iy.." jawab Marsa gagap.

Saat Marsa mengucapkan kata "Iya" terpotong oleh suara panggilan dari handphonenya.

"A..adu..duh maaf ya, aku angkat dulu. Sebentar aja."

*dalam telfon*

"Hallo..."

"$%#&*#"

"Apa?" sentak suara Marsa menjadi tinggi dan mengejutkan Dirga.

"Ada apa?" tanya Dirga penasaran tapi tak dihiraukan oleh Marsa.

"I..iya.. Marsa langung kesana sekarang juga."

Kemudian, Marsa menutup panggilan suara tersebut dan menjawab pertanyaan Dirga.

"Aku harus ke rumah sakit, Papa kena serangan jantung." Marsa menunduk dan menitikan air mata.

"Sekarang lo tenang dulu, apa gue antar lo ke rumah sakit?"

"Engg..engg"

"Jangan nolak, dan jangan bilang enggak." terpotonglah suara Marsa oleh Dirga.

"Ini kan acara untum kamu, masa iya malah nganterin aku ke rumah sakit. Aku gak mau gagalin pesta ini."

"Selagi ini enggak bermasalah buat gue, apa boleh buat? Gue anter lo gak sampe dalem. Tenang aja."

Dirga merangkul Marsa dan segera berpamitan ke beberapa teman dan bonyoknya Dirga untuk mengantarkan Marsa ke rumah sakit.

Mereka mengerti apa maksud Dirga. Diazz pun membubarkan acara tersebut.

Karena sudah hampir larut malam juga. Keluarga Dirga juga ikut mengantarkan Marsa.

Motor Dirga di tinggal di rumah Diazz mereka pun pergi ke rumah sakit menggunakan mobil.

"Jangan sedih sayang, Papa kamu pasti baik-baik saja." ujar tante Melina yang menenangkan Marsa.

"Maafin, semuanya gara-gara aku. Gara-gara aku, acara ini jadi bubar."

"Ini lebih penting Marsa, lo gak perlu pikir sana sini. Yang penting lo tenang. Oke?" kata Dirga dengan nada lembut.

"Everything is gonna be oke, kakak cantik." ujar Sinta sambil memeluk Marsa.

..

Sesampainya di rumah sakit ...

"Mama! Gimana keadaan Papa?" teriak Marsa dari jauh berlari kemudian memeluk ibunya.

"Semuanya baik-baik saja sayang, sudah diatasi dokter. Dan mulai membaik keadaanya."

"Hai tante." sapa Dirga yang mendekatkan diri ke ibunya Marsa.

"Eh, nak Dirga, Jeng Mel."

"Gimana suami kamu jeng?" tanya tante Mel sangat khawatir..

"Baik-baik aja, awal mulanya dia terkejut karena masalah perusahaan. Perusahaan yang ia jalani selama ini, hampir bangkrut."

"Tapi... Semuanya sudah diatasi oleh Rano. Perusahaan kembali normal, tidak jadi bangkrut, atas dana tambahan."

"Hah? Rano?" tanya Marsa terkejut.

"Mau gimana lagi sayang? Papa kamu hampir sekarat tadi. Untung ada Rano, mau nggak mau Mama terima tawaran Rano."

"Tapi..."

"Ehm, Jeng. Saya sama mau pamit pulang. Ini sudah malam, besok saya besuk lagi ya. Semoga lekas sembuh dan cepat pulih kembali suamimu." ujar ibunya Dirga mencairkan suasana.

"Oh iyaaa, hati-hati di jalan. Terimakasih banyak sudah mengantarkan Marsa ke runah sakit."

"Sama-sama, Dirga? Ayo pulang."

"Mama duluan aja, Dirga mau nemenin Marsa. Nanti Dirga pulang naik taxi aja."

"Yaudah, bye!"

...

"Kenapa kamu enggak pulang? Ini udah malem."

"Mau nemenin lo aja."

"Kan aku ada Mama."

"Jadi gakmau ditemenin nih?"

"Mma..mau kok. Ehm, Maafin aku ya."

"Maaf untuk apa, Marsa?"

"Aku udah buat kamu sa.."

"Buat aku sayang sama lo kan? Gausah minta maaf. Aku udah tau lo mau bilang apa."

"Huh, aku gaktau harus gimana lagi."

"Semuanya akan baik-baik saja. Percaya sama gue. Gue yakin, ini yang terbaik buat keluarga lo."

"Peluk aku." kata Marsa

"Gak."

"Kenapa kok enggak?" tanya Marsa heran.

"Gak nolak."

Dirga memeluk hangat Marsa. Dan mencium keningnya.

"Marsa, di panggil Papa." teriak ibunya pelan dari balik pintu.

"Sebentar ya."

"Ya." jawab Dirga pelan.

.
.
.

Marsa masuk dan langsung memeluk papa nya.

"Papaaaa."

"Kemana saja kamu ini? Papa mencarimu. Apa kabarmu sayang?"

"Marsa dari tadi di luar, Papa saja yang sedari tadi tidur lama."

"Marsa, ada hal yang mau Papa bicarakan."

"Apa itu?"

"Secepatnya kau menikah dengan Rano. Kau harus balas budi kebaikan dia. Ini yang terbaik."

Marsa hanya diam dan melihat ke arah luar.

"Bagaimana? Apakah kau setuju sayang?"

"P..pa.. Ini terlalu cepat. Marsa masih mau menikmati masa masa yang di tunggu, Pa."

"Apa masa itu?"

"Masa, dimana Marsa benar-benar bisa jatuh cinta sama pilihan Marsa tanpa ada paksaan. Masa dimana, Marsa berkumpul bersama teman-teman. Dan masa dimana Marsa bahagia dengan cara Marsa sendiri."

"Kau ini, egois. Sudah ada di depan mata masa depan kau ini. Tidak perlu jatuh cinta cinta lagi, tunggu orang yang tepat. Kau akan bahagia, tidak perlu bekerja. Apa kau tidak sayang dengan Papa? Siapa yang membuatmu seperti ini , nak?"

Air mata Marsa mengalir deras di pipinya, ia menunduk tidak melihat wajah Papa nya.

Tiba-tiba ada seseorang masuk setelah mengetok pintu ...

"Permisi..."

"Apa yang kau lakukan disini!"

Marsa yang tadi nya menunduk , terkejut melihat Papanya berteriak ke arah pintu tersebut.

"S..sa..saya hanya ingin berpamitan pulang." ujar orang itu.

"Kau tak perlu berpamitan denganku! Pergi saja, tidak penting."

"Baiklah."

Marsa berdiri, tetapi di tahan tangannya oleh Papanya.

"Jangan kemana-mana!"

Marsa kembali duduk, dan mengangguk menyetujui perintah Papa nya itu.

. . . . .

"Capek sekali..." batin Dirga

Dirga merebahkan badannya ke kasur. Sambil memejamkan kedua matanya.

"Gue denger. Gue denger semua ucapan itu."

"Argh! Kenapa jadi begini?"

"Tuhan, jangan jauhkan dia lagi!"

"Secepatnya kau menikah."

"Maafin aku"

Kata-kata itu menghantui Dirga, sontak Dirga terkejut dan bangun.

"Huh, tenang. Ambil nafas, Uhhmm huh..."

*Ting*

122 Pesan Belum Dibaca

50 dari operator dan iklan.
65 lagi dari nomor tidak dikenal
5 dari Mishelena
Dan 2 dari Marsa.

Mishelena spam sms kepada Dirga.

Mishelena ;
• Lo dimana ganteng?
• Hoi! Bego ih!
• Kok apartemen lo di kunci?
• Lo ultah? Kok gue gaktau!
• Dirgaaaa! Buka pintunya! Gue bawain sesuatu ini buat lo!
• Jangan bikin gue kaya orang gila,  plis.
• Ah bodo! Happy Birthday Manusia Bego!

Dirga hanya tersenyum melihat kelakuan Mishelena itu.

Dan...

Awalnya Dirga tidak tahu bahwa itu Marsa, karena nomor Dirga sudah ganti dengan yang baru, yang tau hanya beberapa orang saja.

Di ingat-ingat ternyata Marsa dapat nomor Dirga dari Diazz.

Pesan Marsa ;

Kalau udah sampai rumah, kabarin ya. Masalah yang tadi, jangan di ingat-ingat. Semuanya akan baik-baik saja. Itu kan pesan kamu? Yaudah, cepat istirahat ya, jaga kesehatan. I love you! -Marsa

Pesan Kedua

Oh iya, ajakan kamu yang tadi aku terima. Besok kita jadi jalan ya❤ Goodnight and See you !

Dirga tersenyum lebar. Dan ia membalas pesan kepada Marsa.

"I love you, Night"

...

Maafkan author yang terlambat update❤

Klik vote & komentar ya, karena ini sangat membantu.
Terimakasih sudah mau menunggu cerita absurd ini #CDB.

Happy Eid Mubarak, Minal Aidzin Walfaidzin - Mohon maaf apabila cerita ini gak jelas / gak bermutu. Mohon maaf juga apabila updatenya lama.

Mohon Maaf Lahir Batin Semuanyaaa...

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 172K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
222K 16.7K 73
Menceritakan siswi baru bernama Dina Aurellia yang berhasil mencairkan hati gadis cantik nan dingin bernama Clara. Clara Azkadina perempuan bertubuh...
83.6K 3.6K 17
'Gimana rasanya punya pacar cuek+dingin?' Awalnya aku cuma kagum sama dia. Sikap nya yang dingin,cuek buat aku makin penasaran. Perasaan aneh mulai m...
125K 7.4K 30
Jovanka Eirin Wibisana Zoya Alexia Jervis Bagaimana ceritanya dua kutub bersatu??