With Lovee

By MissTaurus23

338K 9.7K 86

Mereka yang dipertemukan karena takdir yang telah dituliskan oleh yang kuasa dan dipertemukan dengan jalan pe... More

part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7
part 8
part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Salam
Part 32
Haii
share info
Part 33
Part 34
Part 35
Mampirr yuk
Info

Part 31

6.9K 216 0
By MissTaurus23

Selamat datang again di part 31, semoga masih suka ya dengan ceritanya
.

.

Yuk lanjut bacanyaa...

.

.

.

.

.

>>>> next...

.

.

.

Divotee ya ★★★

.

.

.

Sudah 3 hari setelah kejadian naas tersebut terjadi dan sudah 3 hari pula restu belum sadar dari komanya, kekhawatiran yang mengelabui keluarga sudah tak terhindarakan namun clau mampu memposisikan dirinya sebagai dokter yang sering menjelaskan keadaan restu walaupun dia tidak pernah melihat keadaannya secara langsung dia hanya melihatnya melalui foto atau video yang dia senggaja minta walaupun hati kecilnya sangat khawatir dan menjerit ketakutan, kesedihan yang dia dapatkan harus doubel tapi dia tak pernah merasah terhakimi oleh takdir tuhan dia selalu merasa kalau ini adalah ujian yang harus dia lewati dan ya sudah 3 hari juga pemberitaan mengenai berita kecelakaan yang dialami restu sudah menjadi pusat pembicaraan dimedia ditambah dengan terungkapnya dalang dari kecelakaan dan berita bohong perselingkuhan fai sudah menjadi trending topic namun satu hal yang media tidak tau yaitu berita tentang kondisi clau yang senggaja ditutupi dari media, cukup masalah kecelakaan diketahui media mereka tidak mau soal kondisi clau pun jadi konsumsi publik.

Para sahabat clau tiap hari, waktu, mereka selalu datang menjenguk yang kadang membuat clau merasa risih sendiri bukan karena dia tidak ingin tapi dia takut kalau media mencium kedatangan sahabatnya tapi ya namanya juga sahabat bagaimanan pun keadaannya dia mencoba mencari cara agar bisa ketemu. Bicara soal fai dika dan leo dia saat ini sudah makin dekat , leo yang ternyata bussnies men  distribusi mobil sport dan mempunyai tambang batu bara yang sangat maju sehingga membuat mereka sangat cocok untuk berteman dan ya karena leo dan dika mempunyai sisi humoris tinggi jadi terkadang fai menjadi bahan bullyan mereka tapi bukan namanya fai kalau tidak mampu menjitak para sahabatnya karena bullyan yang dia dapatkan.

Dirumah nan megah bak istana yang siapa pun yang melihat dan masuk kedalam rumah tersebut bakal terkagum-kagum dengan dekorasinya tapi bukan karena dekorasinya yang menjadi fokusnya tapi objek yang tengah duduk di kursi goyang menatap jauh keluar jendela entah apa yang dia fikirkan tapi siapa pun yang melihatnya orang tersebut akan tau tentang perasaannya saat ini

"Dia akan baik-baik saja jangan terlalu paksakan dirimu untuk berfikir yang belum tentu terjadi" tegurnya dengan memegang pundak orang tersebut untuk memberikan kekuatan seraya melempar senyum kalau semuanya akan baik-baik saja.

"Aku tidak sanggub untuk kedua kalinya berjauhan dengan mereka " katanya yang sudah menjatuhkan airmata

"Kita punya segalanya, akan ku bawa dia kemana pun untuk mendapat perawatan yang lebih bagus" ujarnya menatap mata sendu orang didepannya dengan cinta

"Tapi kita bukan tuhan untuk bisa membeli nyawa mas, saya tid---" ucapannya terpotong

"Cukup thalia, restu akan baik-baik saja kamu percaya akan kuasa tuhan kan" dia mengangguk "...jadi sudahlah kita hanya perluh berdoa dan berusaha karena tuhan yang menentukan takdir" jawabnya dan langsung memeluk tubuh istrinya yang sudah menangis.

  

Waktu terus berjalan saat ini sudah memasuki hari ke-10 mereka berada dirumah sakit menunggu kepulihan clau yang sudah berangsur baik dan kandungannya pun yang sudah sangat membaik tapi tetap dokter menyarakan clau untuk istirahat yang banyak sehingga dad mengambil ancang-ancang untuk mengirimkan surat cuti selama sebulan full

“itu terlalu lama dad” tolak clau dengan usulan dadnya

“malah daddy mau kamu cuti sampai kamu melahirkan atau nggak kamu berhenti saja” jawab dad sembari menyadarkan punggungnya disandara sofa tapi tanpa disadari kalau clau tengah melotot tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh dadnya

“clau serius dad” lelah clau yang tidak berniat untuk bercanda dengan dadnya dengan menatap dadnya

“dad juga serius” ujarnya lagi menatap balik clau

“terserah dad saja” mengalah clau yang sangat sulit menentang kemauan daddnya apalagi dia juga berfikir ini demia bayi yang dikandungnya

“ok dan ini suratnya” ucap dad seraya mengeluarkan amplop dari jasnya

“mom liat daddy sudah niat banget untuk clau cuti” ngaduh clau ke momnya yang tengah duduk disamping clau memperhatikan anak dan bapak berdebat kecil

“kamu ini mas ditahan dulu jangan langsung to the point kan anakmu ngambek” mom membela clau dengan menyalahkan suaminya walaupun dengan tersenyum nakal

“itu demi kebaikannya dan calon cucuku , sudah ya sayang dad mau kekantor dulu” putus dad izin dan menciumi kening kedua perempuan yang dia sayangi serta berjalan keluar kamar dengan kewibawaanya yang dia tampakkan.

“hati-hati dad” kata clau dan dadnya hanya melambaikan tangan  seraya terus berjalan keuar dan menghilang dari balik pintu.

  

Saat ini clau diperbolehkan oleh dokter untuk bisa dibawa jalan-jalan namun tetap harus memakai kursi roda, tempat yang paling utama yang dia datangi yaitu ICU dimana restu dirawat dengan izin dokter clau diperbolehkan masuk kedalam ruangan tersebut, dengan perlahan kursi roda clau didorong oleh perawat jaga di ICU , setiap roda kursi ini berputar hati clau terasa sakit seakan tidak sanggub melihat kakaknya terbaring dengan lemah dengan muka yang pucat dan beberapa perban yang masih terpasang dikepala serta gips pada kakinya yang patah ditempat tidur yang dia tau kalau di ICU adalah tempat para pasien gawat dan hanya mudjizat tuhan yang akan menyelamatkan siapa pun didalamnya, setumpuk ketakutan clau akan terjadi hal yang tidak dia ingin tapi dia berusaha optimis agar pemikiran negatifnya itu hilang

   

Mata clau tidak berhenti mengeluarkan airmata dengan apa yang dia lihat didepan matanya, berbagai alat penunjang kehidupan sudah melekat di tubuh kakaknya, dengan perlahan dia menyentuh tangan kakaknya dengan bergetar

“kakak harus kuat , kakak harus kembali ke kami semua” ucap clau lirih  “…kumohon kakak  kembalilah, aku tidak sanggub melihat orang tua kita dan kakak fai menyalahkan dirinya setiap saat, kakak aku kanget kumohon jangan tinggalkan aku, kita belum menghabiskan waktu yang banyak untuk bersenang-senang tapi aku janji kalau kakak cepat sadar aku akan menjadi kaki kanan dan tangan kanannya kakak yang sakit ini karena aku sudah mengambil cuti sebulan kakak, jadi kumohon bangun kakak” tangis clau pecah disaat ucapan terakhirnya dia ucapkan, dia terus memegangi tangan kakaknya dengan airmata terus mengalir sampai clau merasa ada sebuh gerakan kecil diantara jari kakaknya, dia ragu apakah betul itu gerakan dari kakaknya dia menunggu dan gerakan itu benar terulang lagi sampai perlahan kelopak matanya bergerak dengan perlahan

“dokterrrrr” teriak clau yang lupa kalau sekarang berada di ICU , taklama dokter dan perawat datang dengan tergopong-gopong, diluar sana keluarga tengah panik karena melihat dokter berlari kearah restu , clau melirik kearah luar dan memberi kode dengan tanda OK

“pasien sadar, cek semua vital signnya” intruksi dokter ke para patnert jaganya

Para tim medis melakukan pengecekan kepada restu, yang mulai membuka matanya dengan sempurnah, menanyakan namanya siapa, memerintahkannya menganggangkat tangannya yang tidak terluka sampai, dia melempar senyum ke clau yang tenag menatapnya

“alamdulillah kakak sudah sadar” syukur clau dengan mata berseri-seri.

  

Disinilah restu sekarang dikamar perawatan clau setelah sadar 1 jam yang lalu dan dilakukan pemeriksaan intensif akhirnya di pindahkan keruang perawatan, aura kebahagiaan nampak jelas disetiap wajah keluarganya karena restu telah dikeluarkan dari ruangan terkutuk tersebut

“fai dan dika mana?” tanya restu melihat setiap orang yang ada diruangnnya namun dia terasa kurang

“kita disini bro” ucap dika dan langsung memeluk tubuh restu dan berganti dengan fai

“gue senang lo sudah sadar “ ucap fai dengan kebahagiaan yang sangat luar biasa yang nampak jelas senyuman yang terlukis diwajahnya

"Makasih ya udah nungguin gue" ucapnya yang masih keadaan lemas tapi tetap memberikan senyuman buat sahabatnya

"Siapa yang ngomong , lo nggak liat kami baru pulang kantor" ngelak dika bercanda yang mengundang tatapan tajam dari restu

"Kampret lo ya" ucapnya yang memasang muka marah buat dika

"Selamat siang..." ucap seseorang dari arah balik pintu, fai dika dan clau langsung tersenyum siapa yang dibalik pintu

"Leooo" sapa clau ke leo yang ternyata baru datang

"Apa gue datang diwaktu yang tepat" tanyanya yang melihat semua keluarga tengah berkumpul dikamar perawatan restu

"Tepat banget broo" "..sini gue kenalin dengan restu" jawab dika yang merangkul pundak leo mengarah kerestu

"Leo ini restu" ucap dika mengenalkan leo ke restu dengan seraya tersenyum mengarah restu dan sebaliknya

"...Dan res ini leo yang membantu kita menangkap callisa dan wiguna" sambung dika menjelaskan siapa leo

"Terima kasih ya, gue utang budi ke elo" kata restu yang melempar senyum tulus ke restu

"Bukankah sudah kewajiban teman harus menolong temannya" ujar leo , restu yang medengarnya masih bingung dengan kata teman tapi saat melihat kedua sahabatnya merangkul leo dia mulai mengerti ada beberapa hari dia lewatkan diantara mereka dan itu adalah leo yang sudah menjadi diatara mereka dan restu menerimanya

"Jadi sekarang sudah 4 kampret dong" kata clau membeo dengan senang karena baru pertama kali fai dapat welcome dengan orang baru walaupun di baru beberapa bulan menjadi suaminya tapi untuk sifatnya yang menjaga jarak dengan orang baru .

"Apa 4 kamprett??"  "..bakal makin tua kita ini mba ladeni mereka cucu belum lahir tapi keriput sudah banyak" tutur mom seraya memukul jidatnya karena itu berarti harus siap menghadapi kerusuhan 3 bocah bangkotan dan ini nambah 1 makin kacau hidup para ortu.

Leo yang bingung dengan pembicaraan orang hanya mengerutkan keningnya tak mengerti

"Selamat ya mom bun anak kalian nambah 1 " ucap restu yang tersenyum nakal ke mom dan bunda

"Ini pertama kalinya aku berteman dan langsung dianggab anak dari mereka, dan liat persahabatan mereka sangatlah harmonis serta sudah seperti keluarga, aku senang berada diantara mereka" batin leo

"Makasih sudah nerima saya diantara kalian dan juga tante" kata leo seraya melempar senyum senang kepada semua orang

"Jangan manggil saya tante" ucap bunda dan leo langsung diam karena mungkin dia ternyata tidak diterima diantara mereka

"...panggil saya bunda sama seperti fai dika dan restu" lanjut bunda seraya melempar senyum nakal dan leo menghembuskan nafas legah

"Iya bunda" kata leo

“oh iya fai, maaf ya mobil baru lo hancur “ ucap restu yang entah kenapa kefikiran dengan mobil fai yang hancur parah akibat kecelakaan sialan itu

“lo nggak usah mikirin mobil gue yang lo fikirkan adalah gimana lo bisa sembuh duulu” jawab fai dengan tenang yang tengah memangku clau

“tapi harganya itu lo” tambahnya dengan berfikir harga mobil fai itu yang wow tapi sebenarnya itu tidak seberapa buatnya tapi berhubung mobil itu belum cukup sebulan dibeli fai sehingga membuat restu menjadi tidak enak

“ada saham lo yang menjadi jaminan” ucap fai yang mendapat pelototan dari restu karena ucapannya

“wah betul tuh fai kita bagi tiga ya dengan leo” dika menanggapi ucapan fai , kalau bicara uang yang paling utama maju adalah dika

“enak aja mau bagi tiga saham kakak ku itu tidak boleh lagian aku ikhlas kok dengan mobil itu” beo clau yang menolak usul dika dan dika hanya memutar bola matanya pasrah

“adik aku memang hebat, makasih sayang” pujinya ke clau

“aduh kakak jangan banyak bicara dulu, kakak kan harus istirahat untuk memulihkan kesehatan kakak” tegur clau

“siap ibu dokter” jawabnnya dengan memberi hormat ke clau dan memancing gelak tawa diruangan tersebut.

 

Percakapan keempat sahabat tersebut berlanjut sampai restu yang diwajibkan buat istirahat malah meladeni mereka, para orang tua hanya geleng-geleng dengan kelakuan mereka, leo yang sudah menjadi bagian mereka pun langsung akrab dengan cepat, gelak tawa mereka memenuhi kamar tersebut .

 

Malam ini telah kumpul dengan lengkap para sahabat yang sudah beberapa hari ini harus menanggung kekhawatiran yang sangat besar

“lusa akan ada polisi yang datang meminta keterangan kecelakaan lo” ucap fai

“dibayar nggak?” spontan restu yang menjawab ucapan fai sehingga membuat orang berbalik menatapnya

“dikepala lo hanya ada duit apa ini akibat dari kecelakaan itu” respon dika yang siap nyerang mukul kepala restu

“lo pukul gue saat ini juga gue masuk di ICU lagi” protes restu yang menatap dika jengkel

"Ya udah masuk sana" kata leo yang memasang muka mengejek ke restu

“kalian ini bisa diam nggak, lo nggak liat istri gue lagi tidur” protes fai dengan kelakuan ketiga bocah bangkotan

"Protes mulu lo fai" ucap leo

“lo protes gitu kaya emmak-emmak kelonin anaknya” ledek dika yang sudah tertawa bersama restu dan leo sehingga membuat fai naik darah tapi berhubung clau tengah tidur terpaksa harus ngalah dulu

“lo res baru bangun dari koma bukannya istirahat malah ladeni dika dan leo dan lo juga dik pulang gih besok ngantor akan ada perwakilan dari dubai” fai terus memberikan protes dan ya dia hanya dikacangi oleh para dua sahabatnya

"Pulang lo sana dika" usir leo dengan muka tanpa dosa

"Lo juga , besok gue mau liat mobil itu" usir fai ke leo juga dan mereka hanya mengangguk pasrah karena dia tau kalau berurusan dengan fai alan berabe hasilnya

“astaga ini anak kalau sudah ketemu bikin puyeng kepala saja” pusing mom yang hanya mendengar ocehan mereka

“tau nih anak, nggak bisa liat kita senang nonton” tambah bunda yang sudah berdiri bertolak pinggang

“ok kita bisik-bisik aja dan para mama-mama sekarang lanjutkan nontonnya” ngalah leo yang membantu bunda untuk duduk kembali

“awas ya” ancam mom dan mereka hanya mengangguk.

"Diam-diam, sana pulang" usir fai lagi

"Ok gue pulang, yuk leo" katanya yang beranjak dari duduknya

"Mom bun kita deluan ya" pamit leo

"Hati-hati dan ingat jangan singgah di bar"  kata mom kemereka berdua

"Ok mom" jawab mereka bersamaan dan menghilang dibalik pintu kamar perawatan restu
 
   

Tak terasa sudah 20 hari fai clau dan keluarganya berada dirumah sakit ini dan tetap saja pemberitaan mengenai keadaan restu terus bertebaran dimedia walaupun tak seheboh diawal dan sadarnya restu dari koma, saat ini mereka tengah bersiap untuk pulang kerumah

“para pengawal sudah stay dilobby fai” lapor dika yang baru datang

“ok dan perintahkan mereka membawa barang-barang ini” ucapnya lagi yang tengah memeriksa sesuatu di Tabnya

“lo nggak liat itu” kessal dika yang melihat sikap fai yang kalau sibuk lupa liat orang disampingnya

“kebiasaan ya by kalau orang ngomong nggak ditatap” tegur clau

“iya iya “  “..eh mau kemana?” tegur balik ke clau yang tengah turun dari kursi roda

“kan dah mau balik jadi untuk apa lagi pakai kursi roda” jawabnya yang kembali duduk

“bukan berarti tidak pakai kursi roda” jawab fai

“tapi aku bukan orang sakit yang mesti pakai kuursi roda , aku masih bisa jalan” tolaknya yang bersikap nantang

“pakai sampai dimobil saja” jelas fai

“kalau war---“ ucapan clau terpotong

“tidak ada penolakan”  putusnya “…dik dorong kursi restu jangan biarkan mom yang mendorongnya” perintahanya yang memasang muka tidak terima penolakan dan dika sangat hafal itu

“ok, “ “..sini mom biar aku yang dorong baby gedenya” pinta dika ke mom dn langsung menggantikan posisi mom

“ya udah nih tapi ingat jangan buat main-main lagi” ingatkan mom ke dika untuk kedua kalinya karena keingat kejadian dimana restu akan keruang fisioterapi untuk melatih pergerakan kaki dan tangannya agar tidak kaku dan dika langsung mendorong kursi roda restu sampai membuat semua orang di lorong rumah sakit berteriak khawatir karena kursinya melaju dengan kencang tapi untung ada leo yang melintas didepan lorong dan langsung memberhentikan kursi rodanya.

“tidak akan mom” jawab restu seraya nyengir-nyengir tidak jelas kepada mom dan mom hanya menatapnya pasrah

  

Dilobby rumah sakit sudah dipenuhi wartawan yang menunggu keluarnya restu dari rumah sakit, restu memang bukan artis tapi namanya sertta keluarganya sangat terkenal dan masuk dalam daftar buruan para pencari informasi

 

Disaat bel lift berbunyi para pengawalnya mengambil posisi masing-masing untuk menjaga tuannya, suara kamera menggemah dilobby rumah sakit, cahaya blits kamera begitu menyilaukan, dia disambut bak artis terkenal

“restu” panggil waratawan dan restu mengalihkan penglihatannya yang menatap ponselnya ke wartawan tersebut

"Bisa wawancara sebentar, kami ingin mengetahui keadaan anda sekarang ini" tanya wartawan tersebut

“eh iya, hari ini saya sudah keluar dari rumah sakit, ini semua doa kalian” ucap restu

“apa betul anda akan keluar negeri untuk melakukan pengobatan?” tanyanya

“iya betul sekalian refresing karena sudah 20 hari dirumah sakit rasanya sumpek” jawab reesu yang terkikik

“bagaimana perasaan anda disaat anda tahu kalau mantan pacar sahabat dan mantan pesain bisnis keluarga anda yang melakukan ini?” tanyanya dengan mengungkit kenangan itu sehingga membuat aura wajah restu mengeras menahan emosi

“mereka sudah mendapat janggaran dan kurasa itu tida penting untuk dibahas lagi” mom menjelaskan dan mengerti keadaan restu sekarang

“kalian sudah mendapat jawaban dari kami jadi izin kan kami keluar” pinta dika kemereka

“biasanya ada rifai dan claudya istrinya tapi kemana mereka saat ini?” tanya wartawan yang melihatnya

“mereka sudah pulang “ singkat dika dan berjalan keluar dari kerumunan wartawan dibantu dengan para pengawal
 

Ditempat berbeda fai yang tengah mendorong kursi roda clau lewat jalan keluar lain rumah sakit ini

“kamu masih ngambek” tutur fai yang melihat istrinya hanya diam tanpa merespon ocehannya

“nggak” singkatnya dengan nada ketus sehingga membuat fai membuang nafas pasrah karena menghadapi istrinya yang tengah marah.

 

Diperjalan pulang mereka hanya diam , suara musik yang mengalung di radio mobillah yang menjadi suasana didalam mobil tersebut hidup

“apa jalanan diluar sana lebih menarik dari pada suami mu ini” tegur fai yang mengawali pembicaraan seraya mengelus kepala istrinya

“aku gantuk ingin tidur” jawabnya dengan cuek dan langsung menutup matanya

“ya sudah “ mengalah lagi itulah yang dilakukannya sambil mengelus kepala dan melepas ikatan rambutnya istrinya.

 

Sudah dua minggu dari keluarnya clau dan restu rumah sakit dan sudah dua minggu juga restu berobat dihongkong, sekarang ini dikediaman fai yang biasanya hanya dihuni oleh mereka berdua dan para artnya kini berubah menjadi sangat ramai karena telah mempersiapkan untuk acara syukuran 4 bulanan clau.

Satu per satu tamu berdatangan kekediaaman mereka, para keluarga dan sahabat pun sudah berdatangan

“ini acara syukuran atau kawinan sih fren banyak amat orang datang” tegur sahabatnya seraya melihat kearah tamu yang datang

“bagus dong berarti banyak yang doakan gue dan anak gue” jawabnya

“tau nih jess, kita itu harusnya bersyukur apalagi kejadian beberapa minggu yang lalu itu mampu frenda lewati” tambah alma

“salah lagi kan gue” betenya dengan memasang muka cemberutnya

“hai hai girls sorry telat, gue ada rapat tadi jadi telat dekh” sesalnya dan mendaratkan bokongnya disofa yang empuk disamping yira

“nggak apa kok sel acaranya juga belum mulai” jawab clau seraya memberikan minum buat selly

“oh iya fren , tadi gue ketemu leo didepan dia sangat akrab dengan suami dan kakak lo apa ada gosip yang terlewatkan selama gue di brasil” katanya menerima minum dari clau

“iya fren gue juga liat tadi , gue mau sapa leo tapi sepertinya dia sangat serius berbicara dengan suami lo” tambah nia yang keherangan

“ini nih kalau terlalu sibuk diluar negeri jadi kurang update” ejek raquel ke nia dan selly

“gue kerja quel”  kessel selly ke raquel

“tau nih quel, cepat jelasin” tuntut nia

“mereka itu sudah jadi sahabat” jawab clau yang menbuat sahbatnya keherangan dan nggak yakin dengan ucapan clau

“yang benar , tapi gue nggak yakin dekh , rifai putra hanum yang gue tau itu krisis sosial dalam artian dia itu sangat sulit untuk akrab dengan seseorang” bantah nia

“lo nggak percaya” selly dan nia mengangguk “...ya udah nggak usah percaya” kata clau membuang muka

“gue tanya serius fren" ujar nia

"Gue juga serius" jawab clau

"Ok , tapi bisa gue dengar kronologisnya kenapa leo bisa karab dengan suami lo" tuntut nia dengan serius

"Tanya tuh dengan mereka malas gue" jawab clau yang melemparkannya kesahabatnya untuk menjelaskan kepada nia dan selly dan para sahabtnya hanya menatap clau dengan tatapan kok kita dan mereka hanya saling lempar pandangan satu sama lain

"Kok malah diam sih, gue penasaran nih" desak selly kemereka

"Ok jadi gini............." cerita raquel kemereka awal pertemuan fai dan leo diparkiran rumah sakit sampai ditahannya callisa manta pacar fai dan sampai leo meminta fai untuk jadi temannya dan akrab sampai sekarang

"Wah pantas aja sih mereka berteman , mereka itu sama-sama cakep dan jago berbisnis, klop lah mereka tapi yang gue heran kenapa ya dengan mudah fai menerima leo untuk jadi temannya" ucap selly lagi

"Kalau lo mau tau tanya tuh dengan fai" jawab jess yang mulai kessel dengan selly

"Nggak ah malu gue" jawabnya

"Punya malu juga lo" ejek wina

"Enak aja punya kali" jawabnya

"Sudah sudah kalian ini dimana saja pasti bertengkar nggak malu apa dengan umur dan ya tasya dan misca mana? Kok belum nyampai sih" kata yira jadi penengah mereka dan bertanya soal tasya dan misca

"Lo nggak liat group " yira mengangguk "...mereka nggak bisa datang, tasya lagi tour ke eropa dan misca pulang ke canada karena dadnya sakit" jelas wina

"Wah bisa nih gue titip ke tasya beliin tas baru" ucap yira dengan senang karena pada dasarnya yira memang pecinta tas

"Lo ya dikepala lo hanya tas dan tas, lama-lama rumah lo penuh dengan tas doang" kata jess

"Namanya juga hoby" ucapnya santai seraya mengotak-atik ponselnya

"Ir..berubahlah gue tau sekarang lo bisa membeli apa pun yang lo mau tapi tidak begini caranya" ucap clau dengan tenang namun tegas kepada yira

"Belum saatnya fren" jawabnya

"Terus kapan saatnya?" Tanya clau lagi

"Nanti fren tapi gue yakin akan berubah ko" jawabnya yang dia juga nggak yakin kapan itu

"Kita tunggu itu" jawab para sahabatnya karena mereka sudah tau kebiasaan yira satu ini dan mereka juga tidak bisa memaksa sahabatnya untuk berubah tapi mereka menunggu yira untuk berubah karena kemauannya sendiri bukan karena dari tekanan karena itulah arti dari kekuatan sahabat, yira membalasnya dengan tersenyum kepara sahabatnya

 

Acara sudah dimulai para tamu, keluarga, rekan dan anak yatim piatu sudah duduk di tempat yang sudah disiapkan oleh tuan rumah,saat ini sudah memasuk acara dimana pengajian yang dipinpin langsung oleh dua orang.

 

setiap kata perkata, tajdwid pertajwid yang dia lafaskan dengan benar dan indah, setiap telinga yang mendengarkannya kagum dan iri dengan kemerduan suaranya, sampai akhir bacaanya para tamu tercengang dengan kemerduan suaranya

“sadhakallahul adzim” akhir dari bacaannya, sampai dia mengangkat kepalanya kearah para tamu tanpa diakira semua orang menatapnya dengan kagum.

“ada apa ini, apa ada yang salah dengan tadjwid ku” tanyanya ragu keorang disampingnya yang juga tengah memperbaiki posisi duduknya

“tadjwid mu bagus dan aku sangat bangga” pujinya seraya mengusap tangannya dengan tatapan kagum dan dia hanya membalasnya dengan senyuman pula
 

Acara pengajian sudah selesai dan saat ini clau dan fai tengah berdiri untuk membangikan sedikit rejeki atau santunan buat anak yatim piatu berupa amplop dan bingkisan perlenkapan sekolah , satu persatu mereka berjalan mengarah pasangan suami istri yang tengah membagikan sesuatu, mereka berbaris dengan tertib tanpa ada desak-desakan.

 

"Wah gue nggak nyangka suara lo merdu juga" puji seseorang

"Biasa aja" jawabnya

"Tapi mom nggak nyangka nak kalau suara kamu semerdu gitu" tambah mom memujinya

"Karena mom tidak pernah mendengarnya jadi mom menganggabnya bagus" ucapnya seraya tersenyum

"Maklumlah mba , mas hanum dulu selalu saja otoriter kepada fai kalau mengenai agama dan pendidikan jadi inilah hasilnya, tapi saya juga nggak nyangka ternyata suara fai tetap semerdu seperti dulu kalau mengaji" ucap bunda dengan bangga dan fai hanya tersenyum bangga dengan pujian dari bunda

"Aku mau by tiap malam kamu ngaji ya didekat perut aku supaya anak-anak kita pintar baca alqur'an kaya kaku" pinta clau manja ke fai

"Iya sayang" ucapnya seraya mengecup pipi clau dengan sayang dan orang yang melihatnya melempar senyum senang kepasangan suami istri tersebut

"Ekhmmmm, apa kalian nggak liat ada orang jomblo nangkring disini" tegus leo yang melempar tatapan jengkel

"Tau nih buat darah kita saja berdesir" tambah dika

"Makanya nikah cepat" beo ayah dari belakang mereka

"Gimana mau nikah ayah calon aja nggak punya" dramatis restu

"Kalian nggak liat disana ada bidadari yang tengah duduk dengan anggunnya disana, kenapa nggak kesana aja kenalan" tunjuk ayah ke sahabat clau yang duduk di sofa dengan berbincang sembari tertawa bersama

"Tau nih kalian kesana aja kalau sudah ada klop tanya gue aja nanti gue bantu " tambah clau dengan nakal kemereka yang masih menatap para sahabatnya

"Ok gue akan mencoba pdkt dengan mereka tapi apa dia mau dengan kita " ucap restu yang nyalinya menciut karena dia tau kalau dia akan berhadapan dengan perempuan sosialita kaya raya

"Sejak kapan anak daddy nyalinya menciut hanya karena wanita, cepat sana dekatin jessica dan jadikan dia mantu daddy" ucap dad yang pada dasarnya sudah sangat suka dengan jess dan memang sudah berniat akan menjadikan jess sebagai mantunya

"Tuh kamu tidak dengar res daddy kamu sudah kasih lampu hijau untuk menjadikan jess sebagai menantunya" tambah mom dengan senyum nakal ke restu

"Ok, restu janji akan membawa jess kekalian semua sebagai calon istri saya" ucap restu dengan yakin seraya melangkah kearah jess yang tengah duduk di ruang tamu

"Semangat kakak" teriak clau memberi semangat kepada restu

"Lo berdua kenapa masih tinggal disini , sana gih susul restu sapa tau dapat jodoh" tegur fai ke dika dan leo yang masih setia duduk dan menatap kepergian restu

"Gue kan sudah punya alma tinggal pdkt lebih lanjut aja" jawab dika dengan menaikkan alisnya

"Tapi yang saya tau al saat ini tengah dekat dengan cucu mantan wakil presiden pertama kita pak hatta" ucap clau dan mendapat tatapan dari dika  yang kaget dengan penuturannya tapi bukan hanya dika tapi semua orang yang berada didekat clau

"Serius clau" tanyanya dan clau mengangguk

"Gue akan merebutnya kembali" kata dika dan beranjak dari duduknya berjalan kearah alma

"Tunggui gue dik" teriak leo yang menyusul dika

"Kamu serius nak, kalau alma tengah dekat dengan cucu mantan wakil presiden perama kita" tanya mom penasaran

"Hahaaaa" ketawa clau pecah

"Kok ketawa sih nak" heran mom dengan tawaan clau

"Jangan bilang...." ucap fai ke clau dengan tersenyum nakal dan clau mengedipkan matanya ke fai sebagai jawaban, semua orang mengerti dan tertawa bersama.

"Sekali-kali ngerjaiin kakak dika kan nggak apa dan al memang dekat dengan cucu mantan wakil presiden kita karena mereka itu masih ada hubungan darah dan ya mereka juga sudah sahabatan dari kecil." Jelas clau yang masih terkikik geli dengan kelakuannya ngerjaiian dika

.

.

.

.

.

.

Tbc....

Salam
L.A.E
♥♥♥♥♥

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 87.8K 74
"Karena nakal hak segala bangsa!" Andra Ganasiar. Si bad boy yang bermetamorfosis menjadi kapten basket dari SMA Pelita Kasih ini adalah penganut sis...
650 137 11
Alvin dan Bams adalah sepasang sahabat yang saling menjaga. Alvin yang tak pernah membiarkan Bams terluka dan Bams yang tak pernah membiarkan Alvin m...
5.8M 337K 17
"Ayang pelukkk" "Yang kenceng meluknya" "Ayang mau makannn" "Ayangg ciummm" "Ayanggg ikutt" "Ayanggggg" Pertamanya sok-sok an nolak.. Ujung-ujun...
3.9K 413 38
Chandra, anak gunung berimage 'flower boy' yang biasa dipanggil Kiki mendapat 'tantangan' dari temannya, Fairuz yang mempunyai panggilan Uchan. Tanta...