Panti Pijat • cth | ✔

By cryoutcalum

301K 16.2K 6.2K

❝Dek, anterin Mama ke panti pijet Aki Hood, buruan.❞ ❝Hah?❞ copyright ©2016 by farsya More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Duit THR
33
34
35
36
37
38
39
40 (A)
40 (B)
41
42
43
44
45
Pemberitahuan
ThAnKyOu💯❤
kangen

21

2.6K 298 93
By cryoutcalum

Pagi selasa itu, bibir Nadine mengerucut, matanya terpejam menahan amarah, tangannya mengepal.

Apa-apaan sih, cewek itu!

Baru saja ia duduk dikursi makan untuk sarapan pagi bersama, topik kala itu tentang pulangnya Kirana hari ini. Awalnya ia senang, lantaran Kirana akan pulang sebentar lagi, namun yang dimakud adalag, pulang membawa Calum dibelakangnya.

"Kenapa juga, Calum mau ngikut nginep sih?" gerutunya.

Cewek pembawa sial!

"Saya harus beralesan ke Papa." katanya lalu bergegas bangkit dari kasurnya dan menuruni tangga menuju kamar David.

Sebelum ia ke kamar David, Nadine menyempatkan mengintip kearah kamar Calum. Matanya menelosok lewat celah pintu dan menangkap keduanya sedang merapihkan perlengkapan mereka.

Bahaya.

Kakinya dengan cepat melangkah ke kamar David, mengetuknya tiga kali lalu masuk kedalam saat mendengar suara sahutan David.

"Loh, Nadine?" sambut David. "kenapa?"

"Um, Pa." katanya ragu. Ah, memalukan sekali jika ia harus mengadu seperti ini, tapi tidak ada cara lain lagi untuk membatalkannya.

David menunggu sambil menaikkan sebelah alisnya. Menatap Nadine yang telah ia anggap sebagai anaknya sendiri.

"Calum, kok ikut Kira pulang?"

David awalnya bingung, tapi sedetik kemudian ia mengerti semuanya.

"Emang kenapa kalo Calum ikut?" tanya David.

Nadine melenguh. "ah, Papa. Aku nanya malah nanya balik." David tertawa melihat respon Nadine.

"Jawab dulu pertanyaan Papa." lanjut David.

"Aku sendirian dong, gaada temennya. Biasanya selalu ada Calum. . ." jawab Nadine.

David terkekeh. Lalu kemudian ia mengingat sesuatu yang telah lama ingin ia tanyakan pada Nadine.

"Nadine, Papa mau nanya boleh?" kata David cukup ragu, masalahnya, pertanyaan ini termasuk pertanyaan pribadi—sangat pribadi.

Nadine mengangguk tapi setelahnya ia melongo mendengar pertanyaan David.

"Kamu suka sama Calum?" tanyanya. "dalam arti yang lain?"

"Dadah, Om." tangan Kira melambai kearah David dengan cerianya menggeret kopernya.

"Titip Calum ya, kalo nakal, jewer aja nanti." seru David dengan wajah jahil.

"Papa!" kata Calum merengut. "udah deh!"

"Tuh, kalo kayak gitu. Keluarin aja dari mobil." tunjuk David kearah Calum.

Calum membantu Kira menaruh kopernya di bagasi mobil lalu kopernya dan tas gembloknya.

"Calum, jangan yang aneh-aneh ya disana. Inget, ada pacar kamu nuggu disini." kata David sambil melirik Nadine yang berposisi disampingnya.

"PAPA!" teriak Calum dan Nadine bersamaan.

"Suka aja engga!"

"Pacaran aja engga!"

Pekik Calum dan Nadine bersamaan, tapi yang Nadine kagetkan adalah perkataan Calum barusan yang menyelekit di hatinya.

Suka aja engga.

Nadine menghela nafasnya panjang. Kapan kamu peka sama saya, Calum? butuh waktu berapa lama lagi untuk menunggu?.

Kira memasuki mobilnya yang diikuti Calum dikursi penumpang. Sebelumnya, Kira mengklakson mobil lalu membuka kaca mobilnya.

"Goodbye, Om Dave. Nanti Kira kesini lagi!" seru Kira saat menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan Panti Pijat.

Setelah itu, mobil Kira melesat melewati pedesaan kecil itu, terkadang Calum dan dirinya bercakap-cakap pendek, seperti halnya saat ini.

"Saya pusing, banyak banget mobil disekitar sini." mata Calum melirik Kira yang sedang memegang stir.

Kira menoleh seketika, raut wajahnya cemas. "Calum? lo engga apa-apa?" matanya kini sesekali tertuju pada jalanan karena lampu yang tadi merah sudah berubah hijau.

"Saya pusing liat banyak banget mobil." katanya polos, Kira tertawa geli.

"Gini deh, Jakarta. Dimana-mana macet kecuali di komplek." sahutnya sambil membelokkan stirnya ke kanan.

"Rumah kamu masih jauh?" tanya Calum lagi.

Kira menggeleng. "ga kok, tapi ini jemput Luke dulu ya."

Mata Calum tiba-tiba melotot. Luke. Si bule?. Gawat. Perasaanya tidak enak saat Kira menyebut nama itu, rasanya dalam beberapa hari kemudian ia dan bule itu akan berperang dingin.

Matanya menyipit, bibirnya tersenyum. "oke." jawabnya palsu.

"Calum, lo tunggu sini bentar. Gue mau nyusul kedalem." Kirana bicara lalu menutup pintu mobilnya dan berjalan masuk kedalam rumah Luke.

Sedangkan Calum ditinggal dengan pikiran dan perasaanya yang berkecamuk.

"Sepertinya, saya harus pindah ke jok belakang." katanya pelan, tau diri. Calum bangkit lalu berpindah tempat.

Sekitar 10 menit, Kira dan Luke terlihat dari kejauhan. Wajah mereka berseri, bibir Kira tak berhenti tersenyum.

Calum ikut senang melihatnya, tapi tidak dengan siapa sang pembuat senyum itu terbit.

Bagasi belakang tiba-tiba terbuka, mengagetkan Calum. "Loh, Ra. Ini siapa?" suara berat itu membuat Calum menoleh dan beradu tatap dengan manik biru laut itu.

"Temen gua! Calum namanya!" teriak Kira, pasalnya ia sedang berpamitan dengan Liz di halaman depan, sedangkan Luke menaruh tasnya di bagasi mobil.

"Heh, ngapain lu ngikut balik kerumah Kira?" Luke menyambut Calum dengan mata sinisnya.

"Disuruh ikut, lagian saya diajak sama Tante Dewi." jawab Calum tenang, ia tak mau mencari masalah.

Luke menggeram, ngapain Tante Dewi pake segala ajak Calum kerumahnya lalu Kirana kenapa setuju-setuju saja?

Luke yang sedang kesal itupun menutup bagasi dengan kencang, tak peduli Calum yang mungkin saja kaget.

Langsung saja ia duduk dikursi pengemudi dan membalikan arag tubuhnya kebelakang.

"Awas lo, deket-deketin dia." kata Luke masih dengan tatapan sinisnya.

Calum berakting tak perduli karena semenit kemudian Kira yang tadinya ingin membuka pintu belakang membatalkan niatnya karena melihat ada Calum disana.

"Kok, lo dibelakang?" tanya Kira selepas ia duduk di kursi navigator. Kepalanya mengarah kebelakang.

"Gapap-"

"Udahlah, biarin aja dia. Lagian, terserah dia juga mau pindah kebelakang." sergah Luke cepat, ia tak suka cara bicara anak desa itu. Terlalu kaku.

"Luke," kata Kira menekan suaranya. Luke menoleh lalu menaikkan alisnya sementara Kira menatapnya dengan arti stop-talking.

"Y-ya, whatever." jawab Luke yang kembali fokus menyetir.

"Oke, guys. Karena kamar tamu cuma ada satu. Jadi nanti, lo berdua bakalan tidur bareng ya." jelas Kira yang mana membuat mereka berdua kaget bukan main.

"APA?!" teriak keduanya.

•••
ME VERI HEPI BEKOS LMS IS BACK, ABJAKQKA LMAO IM SO HAPPY RN

DAN WIW, GUE BESOK LIBUR WUHU💗

lalu kabarnya, calum semakin gondrong ya trs ada kriwil2nya gt HIHI.

udah ah bwl bgt y gwa. tp spertinya gwa ingin double update gUyS hEhE, lov yu ol.

udh ah bacot bgt gua, astaghfirullah:-)

farsya shantiek.

Continue Reading

You'll Also Like

149K 7.9K 52
FOLLOW DULU KALAU MAU BACA Ada beberapa part berbau cerita dewasa⚠️ ⚠️ Squel KIKSK Kalau belum baca kakak ipar ku suami ku di baca dulu ya karena ini...
Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

110K 11.4K 33
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
13.8K 652 30
Setelah mendengarkan pengarahan selama kurang lebih dua jam di Aula fakultas,aku dan teman-teman digiring menuju tempat pertama yang sudah disulap me...
164K 26.2K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...