Zoe Skyline POV
Aku tetap melingkarkan kedua tanganku dengan erat di leher Niall.
Prinsip hanya satu.
Jika peganganmu sedikit kendur, habislah kau.
Mengapa?
Niall berlari dengan kecepatan Vampire, lagipula ini jalanan berbatu.
Tetapi, aku juga memikirkan sebuah bisikan yang tiba-tiba saja berdengung di kepalaku tadi.
"I'm coming after you, Zoe Avery Skyline."
Suara siapa itu?
Aku.... Tidak bisa menduganya.
Lalu, kurasakan Niall berhenti berlari. Aku melihat kearah depan, dan melihat sebuah rumah kayu tua.
"Dimana ini, Niall?", tanyaku, dengan suara berbisik. "Masuk saja. Kau perlu perlindungan.", ucap Niall.
Lalu, Niall mendorong pintu rumah ini untuk terbuka, dan untungnya, pintu dengan mudah terbuka. Perlahan, Niall dan aku memasuki rumah tua ini. Setelah masuk kedalam rumah ini, aku pun memutuskan untuk turun dari tubuh Niall.
"Apakah tidak ada lampu di rumah ini? Sangat gelap sekali!", pekikku. "Sshh!", desis Niall tiba-tiba. Di dalam kegelapan, aku menaikkan salah satu alis mataku. "Diamlah, Zoe. Aku sedang mencarinya!", balas Niall diujung sana.
"Bagaimana bisa kau mencarinya? Ini sangat gelap.", ucapku sarkastik. "Apa perlu kubuktikan, makhluk apa aku sebenarnya? Kurasa, kau lupa.", ucap Niall, dan dari suaranya saja, aku bisa menggambarkan bahwa ia sedang memutar matanya. Dengan begitu, aku menampar diriku, secara mental.
Bodohh!!!
"M-maaf.", ujarku, kalap. Aku hanya mendengar suara hembusan napas berat Niall. Dan seketika, cahaya pun menyinari rumah tua ini. Aku melihat Niall sedang bersandar di kayu rumah ini, dan melihat kearah sekitar.
"Pasti rumah ini telah ditinggalkan oleh pemiliknya beberapa tahun yang lalu...", ucap Niall. "Hmm.", ujarku, tak terlalu tertarik oleh perkataannya.
Niall berjalan kearahku, lalu bertanya, "Apa kau lapar?". Aku menghela napasku, sebelum menjawab, "Tidak." Niall mengangguk, "Jika kau mau beristirahat, kukira... Kau bisa tidur di sofa itu.", ucap Niall, lalu menunjuk kearah sofa berdebu.
Dia bercanda, bukan?
"Akan kubersihkan.", ucap Niall, membaca pikiranku. Niall berjalan mengambil beberapa kain yang berada di meja rumah ini, dan mengusap sofa tersebut.
Dia seperti Niall yang dulu.
Sangat peduli, dan baik.
"Sudah bersih, kau bisa beristirahat.", gumam Niall. Aku mengangguk, lalu duduk di sofa ini.
***
Setelah 20 menit keheningan di ruangan ini, aku mendengar suara Niall menggeram. Aku dengan spontan melihat kearahnya.
"Niall, ada apa!?", tanyaku panik seketika, saat melihat ia memegangi kepalanya. Aku tak mendapat jawaban, melainkan hanya geraman lain.
Apakah ia...
Kehausan?
Dan ia berusaha untuk tidak meminum darahku?
"N-Niall?", ucapku, mendekati tubuhnya. "JANGAN DEKATI AKU!!!", teriak Niall. Aku sedikit melompat atas teriakannya. Terdapat sorot mata kehausan di matanya. Lagipula, warna matanya menjadi merah kehitaman.
Ternyata benar.
Ia kehausan.
"A-apa k-kau kehausan?", tanyaku. Niall hanya melihatku, dan mengangguk kecil. Aku menggigit bibir bawahku, lalu ide gila pun muncul.
"Aku tahu, kau pasti sedang melawan rasa hausmu bukan? Kau tidak ingin meninggalkanku sendirian disini, sehingga kau melawan rasa hausmu? Daripada, kau menderita seperti ini..... K-kau bisa... Meminum darahku.", ucapku, sambil melihat kearah lantai kayu rumah ini.
Aku mendengar suara Niall terkejut, dan aku kembali menatap mata Niall yang kini sedang menatapku tajam. Niall menarik napas dalam-dalam, "Aku tidak bisa, Zoe. Kau pasti tahu, bagaimana jika sesosok Vampire yang sedang kehausan. Sekali menghisap darah, dia tidak bisa berhenti hingga tetes terakhir.", ucap Niall.
Aku menggelengkan kepalaku, "Tidak. Aku tahu, kau tidak akan membunuhku, Niall. Lakukanlah.", ujarku. Sekarang, aku berdiri dari tempatku, dan duduk disebelah Niall. Aku menyibakkan rambutku kesamping, dan menarik lengan bajuku kesamping.
Aku bisa melihat, Niall membelalakkan matanya.
"K-kau serius?", tanya Niall. Aku mendecak kesal, "Cepat lakukan!", perintahku. Dengan sekejap, Niall menghadap kearahku, kedua tangannya memegang leherku, dan ia mendekatkan wajahnya kearah leherku.
Ini hanya Niall...
Hanya Niall.
Aku merasakan Niall membuka mulutnya lebar-lebar, dan sedetik kemudian, taringnya menembus permukaan leherku.
Tenang, Zoe.
Hanya Niall.
***********
Waaaa sorry endingnya kek gitu._.*plak
fyi, gajadi aku edit._. aku idiot banget ya wkaka
Eh, aku mau nge-post cerita niihh.. Yang jadi tokohnya itu Niall. Nama storynya itu 'Different'
Nih prolognya :
Hello.
Namaku Niall Horan.
Dan aku berbeda dari kalian.
Entah kalian mau menyebutku seorang manusia, atau monster.
Yang jelas, aku mempunyai suatu kemampuan yang sangat aneh di dalam diriku.
Lucunya, aku tidak tahu cara mengendalikan kemampuanku tersebut.
Rambutku berwarna putih, mataku berwarna biru laut yang sangat cerah.
Kulitku, berwarna putih pucat.
Kau dapat kesimpulannya kan? Ya, aku aneh.
Aku bahkan sering menjadi bahan pembicaraan para murid di sekolahku.
Salah satunya, "Niall Horan adalah anak yang aneh! Ia selalu menyendiri dimanapun dan kemanapun ia berada! Aku takut!"
Benar, kau harus takut.
Dengan begitu, kau tidak akan mendekatiku, dan aku tidak akan menyakitimu.
Kenapa aku berkata demikian?
Aku saja tidak tahu cara mengendalikan kemampuanku tersebut.
Jadi, besar kemungkinan aku dapat mengeluarkan kemampuanku dengan tidak sengaja.
Lagipula, aku tidak ingin seluruh orang tahu atas kemampuanku ini.
Maka dari itu, aku menghindar dari mereka.
Tetapi.
Di suatu hari, terdapat seorang wanita yang kusebut, 'nekat' untuk berteman denganku.
Entahlah aku bisa berteman dengannya, atau tidak.
because, I'm Different.
itu prolognya guys, kira-kira ada yang mau baca nggak?
kalo ada, komen ya wkwkwk. jadinya aku post deh.
Vomments pleasee :)