[Completed] I Just Wanted You...

By CattyWyn

139K 11.7K 2K

"BAGAIMANA AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA MELIHAT DIA BERCINTA DENGAN PACARNYA ITU?! HUH?!" ~~~~~ I just wanted you... More

1. I Wish You Were Never Born
2. Like a Shadow
3. I Can't
4. You Are My Beloved Unnie
5. You Love Her Taeng
6. You're Not a Kim Anymore
7. Unpredictable Kim
8. If This The Start?
9. Fitful
10. What Happened?
11. The Struggle
12. Where Are You Mi?
13. Annoying Twins
14. Rough Day
15. Just Go Home Without Me
16. Lost My Half
17. The Kisses
18. Hi Miyoung
19. I Like Hugging You
21. The Day Before You Leave
22.?
22. Never Leave Me Again
23. Brand New Day
24. END
24. Seriously?
25. Got Her Clingy
M!Countdown 170810
26. Another Fine Day
27. Sieun-ah..
28. It's a..
29. Fuck You Miyoung
30. She Grows AF
31. Another Change
32. Happy Belated Birthday Miyoung
32.5 Too Sweet To Judge
33. I Just Wanted You to Love Me
34. Lose Lost Loose
35. Saranghae
35.5 Saranghae II
36. Sweet Taetae
Go!!!
New Story

20. NO!

2.8K 279 82
By CattyWyn

Pagi ini pagi yang damai seperti biasa setelah 2 hari Taeyeon pulang dari rumah sakit. Kondisinya juga sudah sangat stabil, malah melebihi stabil. Taeyeon benar-benar berubah 180 derajat, ia malahan lebih manja daripada adiknya. Seperti pagi ini, Miyoung harus sabar meladeni sifat unnie nya yang baru diketahuinya itu.

"Bangun atau aku siram?" Ancam Miyoung sambil menarik selimut yang membungkus Taeyeon.

"Shireo..." gumam Taeyeon menarik selimutnya agar tak lepas dari tubuhnya.

"Unnie ayo bangun, kau harus bangun pagi" paksa Miyoung sekali lagi.

"Gendong aku kalau kau mau" malah itu yang terucap dari bibir manis Taeyeon.

"Unnie kau berat, ayolah.."

Taeyeon masih tidak beranjak barang sesenti pun. Miyoung sudah pasrah membangunkan Taeyeon. Jessica bilang bahwa Taeyeon memang seperti itu di hari libur, jadi apa boleh buat. Miyoung kembali ke bawah mengambil sarapan untuk Taeyeon, lalu dengan nampan dibawanya ke kamar.

"Unnie ini sarapan" katanya lalu berjalan ke kamar mandi.

"Yah!" Pekik Taeyeon saat telapak tangan Miyoung yang dingin mengusap wajahnya.

"Bangun Taetae" Miyoung menepuk pantat Taeyeon.

"Kau jahat" kata Taeyeon dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ayo cuci muka dan sikat gigi, sarapan di kamar saja dasar pemalas" Taeyeon menahan tangan Miyoung yang hendak berdiri dari ranjang.

"Suapiii" rengek Taeyeon. Miyoung hanya menggeleng heran, apa Taetae memang seperti ini aslinya? Sungguh dia sangat clueless tentang unnienya sendiri.

"Baiklah, cepat sana sikat gigi" perintah Miyoung.

Setelah Taeyeon kembali dari kamar mandi ia kembali duduk bersandar pada kepala ranjang. Miyoung seperti seorang ibu dengan sabar menyuapi Taeyeon yang sibuk dengan game di ponselnya.

"Terakhir unnie, ayo cepat kunyah yang di dalam mulut" ujar Miyoung saat Taeyeon terlalu serius sampai lupa dengan makanan di dalam mulutnya.

"Aa..." seru Taeyeon sambil menganga pada Miyoung. Miyoung tersenyum geli, beginikah Taetae yang seumur hidupnya sangat dingin padanya? Sungguh menggemaskan.

"Dasar choding" gumam Miyoung sambil memasukan suapan terakhir ke mulut Taeyeon.

Setelah selesai menyuapi anak slash unnienya itu, Miyoung kembali sibuk di dalam kamarnya. Sedangkan Taeyeon bermain Playstation di dalam kamarnya.
Sibuk masing-masing, akhirnya setelah berpuluh menit Taeyeon merindukan Miyoung lalu pergi mencari gadis itu.

"Myong-aaah.. eodiseo?" Soraknya keluar dari kamar.

"Di dapuur" balas Miyoung dari lantai satu.

"Sedang apa?" Tanya Taeyeon melihat Miyoung sibuk di dapur.

"Aku membuat jelly" jawabnya sambil terus fokus pada adonannya.

"Jjinja? Apa kau selalu memasak? Aku benar-benar tidak tau" kata Taeyeon antusias.

"Anni, aku hanya bisa membuat dessert"

Taeyeon mengambil duduk di depan mini bar yang langsung menghadap pada Miyoung yang sibuk membuat jelly itu.

"Banyak sekali" ujar Taeyeon, ia bertopang dagu sambil memandangi wajah yang ternyata dikaguminya itu.

"Ne" hanya itu jawaban Miyoung, Taeyeon mengerucutkan bibirnya.

"Setelah dingin kita sudah bisa memakannya" seru Miyoung puas melihat jelly nya sudah jadi dan tinggal didinginkan di kulkas.

"Jjinja? Huaa aku tak sabar ingin coba" seru Taeyeon tak kalah semangat.

Miyoung tersenyum lalu meninggalkan Taeyeon di dapur. Kening Taeyeon betkerut, kenapa Miyoung selalu senang berkeliaran meninggalkannya.

"Mau kemana?" Miyoung tak menjawab, melihat itu Taeyeon mengikuti gadis itu.

"Yah apa-apaan ini?" Pekik Taeyeon melihat baju-baju Miyoung dan beberapa barang sudah bertebaran di kasur.

"Apa yang kau lakukan dengan ini semua" Miyoung tetap diam, jika menjawab maka akan terjadi keributan.

"Kau akan menyumbangkannya? Ini semua memang sudah jelek sih" Taeyeon duduk bersila di sudut kasur yang masih tersisa ruang.

Lalu Miyoung mengambil koper besar dari dressing room, menarik nya ke dekat tempat tidur. Miyoung memasukkan baju-baju, celana, jaket, selimut, dan barang-barang yang dirasa dibutuhkan. Dengan diam Taeyeon mengamati gerak Miyoung, tak lagi menanyakan apapun pada Miyoung.

"Unnie, aku bawa ponsel, jadi jangan ganggu Dongjun samchon lagi, arra?" Kata Miyoung sambil sibuk dengan tas selempang kecilnya. Taeyeon benar-benar tak mengerti, Miyoung ini sedang apa? Membicarakan apa?.

Miyoung masih sibuk lalu-lalang di depan Taeyeon tanpa mengatakan sepatah kata pun. Taeyeon meraih pinggang Miyoung saat gadis itu melintasi nya, dan menarik Miyoung ke pangkuannya.

"Apa yang sebenarnya kau ingin lakukan? Bisa katakan pada unnie?" Minta Taeyeon dengan serius. Dipeluknya erat pinggang ramping itu.

"Aku mengemasi ini semua unnie, tidakkah unnie bisa liat?" Taeyeon menopangkan dagunya di bahu Miyoung melihat kearah koper pink besar yang sudah terkunci dengan rapi itu.

"Untuk apa? Mau dibawa kemana?" Tanya Taeyeon dengan perhalan.

"Bimiliyeyoo" desis Miyoung dengan nada bercanda pada Taeyeon.

"Serius Myong-ah, katakan saja"

"Andwe" jawabnya pelan lalu beranjak dari pangkuan Taeyeon.

Taeyeon mengikuti Miyoung yang kembali berjalan keluar kamar sambil menarik koper besar itu. Dengan sabar Taeyeon berusaha tidak berteriak pada Miyoung, ia tak ingin mengulang kesalahannya di masa lalu.

Miyoung meninggalkan kopernya di sudut tangga, lalu pergi ke dapur untuk mengecek jellynya tadi.

"Sudah lumayan kenyal" gumam Miyoung. Taeyeon masih membiarkan Miyoung melakukan apa yang ingin dilakukannya.

Taeyeon masih saja mengikuti Miyoung kemanapun adiknya itu pergi. Kini Miyoung dengan tangan kiri berisi segelas air dan tangan kanan sibuk menscroll sesuatu dari ponselnya berjalan kearah sofa. Mereka duduk bersisian mennghadap TV yang menyala.

Tak berapa lama, ponsel Miyoung bergetar.

"Ne unnie"

".........."

"Ne, iya belum"

"................."

"Aku bingung, unnie saja ya"

"................"

"Arra, jangan terlambat ya. Annyeong.."

Taeyeon yang dari tadi berusaha mencuri dengar tidak menemukan apa-apa, siapa yang barusaja adiknya telfon.

"Nugu?" Akhirnya Taeyeon bertanya dengan tidak sabar. Miyoung menghembuskan nafas berat.

"Jessie unnie"

"Kalian akan kemana? Dengan koper itu? Yang benar saja, kenapa aku tidak tau apa-apa? Kenapa tidak mengajakku? Apa ka-"

"Sssstt.." Miyoung menjepit bibir taeyeon dengan telunjuk dan ibu jarinya.

"Kau diajak unnie, jadi diamlah" lalu Miyoung kembali fokus pada tv di hadapan mereka.

"Kapan aku diajak? Tidak pernah" protes Taeyeon. Namun Miyoung tak menghiraukannya.

Dalam diam mereka hanya fokus menatap TV. Namun Taeyeon tidak menikmati tayangan drama di chanel 15 itu, ia sibuk memikirkan kemana Miyoung akan pergi.

Setelah pukul 11 akhirnya Miyoung beranjak dari sofa, lagi Taeyeon masih terus mengekor bak anak bebek di belakang Miyoung.

"Tidakkah unnieku yang manis dan imut ini ingin bersiap-siap? Sebentar lagi Jessie unnie akan tiba" kata Miyoung memegang gagang pintu kamarnya hendak menutup pintu.

"Aku.."

"Ganti baju sana" Miyoung mengibaskan tangannya mengusir Taeyeon. Dengan pasrah Taeyeon berjalan ke kamarnya yang mana tepat di sebelah kamar Miyoung.

Tin.. tinn...

Suara memekakkan dari klakson mobil Jessica membuat ricuh mansion itu. Taeyeon yang baru saja selesai menyorongkan baju ke badannya membuka pintu balkon dengan kesal.

"Yah! Aku tau kau sudah sampai, jangan meribut" pekiknya dari lantai 2 itu.

"Cepat sedikit" balas Jessica yang berdiri di samping mobilnya.

Dengan bergegas Taeyeon menyelesaikan berdandannya. Begitu keluar kamar ia melihat Miyoung juga keluar dari kamar dengan tergesa. Memangnya ketinggalan pesawat ya? Pikir Taeyeon.

"Ayo unnie" Miyoung sedikit berlari menuruni tangga.

"Yah! Pelan-pelan!" Teriak Taeyeon ngeri melihat Miyoung berlari di tangga, ia teringat akan kejadian lalu saat Miyoung mengejarnya menaiki tangga.

"Aku sudah di bawah, ayo unnie. Palli palli" Miyoung kelihatan sangat buru-buru. Taeyeon bingung, jika ini liburan kenapa Miyoung tidak menyuruhnya mengemas baju?. Dengan bingung Taeyeon terus berjalan mendekati mobil Jessica.

"Sebenarnya kita mau kemana?" Tanya taeyeon pada Jessica.

"Nanti akan ku jelaskan, sekarang masuk ke mobil" jawab Jessica.

Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara, Miyoung di belakang asik melihat keluar kaca jendela dan Jessica serius memperhatikan jalanan. Taeyeon ingin bertanya, tapi ini akan menjadi pertanyaannya yang ke sepuluh juta milyar kali dan ia tak ingin marah-marah di depan Miyoung.

"Baiklah akan ku jelaskan" akhirnya Jessica menangkap kegelisahan Taeyeon.

"Kita akan ke terminal bus" hanya itu yang Jessica katakan, tanpa penjelasan lebih. Rasanya Taeyeon ingin dibakarnya dirinya saat itu juga menunggu kelanjutan cerita Jessica yang tak kunjung keluar dari mulut gadis itu.

"Lalu apa? Aku sudah berusaha sabar dari tadi ya, jelaskan sehabis-habis cerita yang kau punya Jung Jessica" Miyoung di bangku belakang mulai gelisah, takut Taeyeon akan mengamuk saat Jessica menceritakan yang sebenarnya.

"Sampai di terminal akan ku ceritakan"

"Now!" Bentak Taeyeon. Jessica mengalah, dipinggirkannya mobilnya saat itu juga. Padahal tinggal 300 meter lagi mereka akan sampai di terminal bus.

"Maafkan aku unnie" suara Miyoung lebih dulu masuk ke telinga Taeyeon.

"Maaf kenapa sayang? Hm?"

"Aku kesini hanya untuk merawatmu sampai sembuh, setelah itu aku berjanji akan kembali pada halmoni. Sebentar lagi sekolah juga akan dimulai, aku harus masuk sekolah" jelas Miyoung yang sudah menangis karna takut.

Taeyeon diam membeku, tak tau harus menanggapi bagaimana. Jessica menggigit kukunya bingung harus bagaimana agar Taeyeon tidak mengamuk.

"Mianhae.." ujar Miyoung dengar suaranya yang bergetar.

"Kenapa menangis cantik?" Tanya Taeyeon lembut. Ia keluar dari mobil lalu masuk di bangku penumpang belakang.

"Jangan menangis.." kata Taeyeon sambil memeluk adik sematawayangnya.

Tangis Miyoung makin pecah mendengar perkataan Taeyeon. Taeyeon tidak tau apa Miyoung menangis karna takut padanya atau karna tidak ingin pergi. Yang jelas sekarang ia hanya ingin ddung Miyoung nya berhenti menangis. Taeyeon mengusap punggung Miyoung memberinya nyaman, menggoyangkan tubuh mereka kekiri dan kekanan sambil Taeyeon sedikit bersenandung.

"Itu laguku.." gumam Miyoung menatap wajah Taeyeon.

"Ne, ini lagumu dan appa yang selalu kalian nyanyikan tiap malam sebelum kau tidur" hal itu lantas membuat tangis Miyoung semakin keras. Bagaimana ia meninggalkan unnienya setelah kehilangan orangtua mereka.

"Sudah jangan menangis gendut, kau jelek" Miyoung memukul lengan Taeyeon namun tak melepas pelukan itu.

"Bisakah kau tinggal 2 hari lagi Myong-ah? Kurasa aku masih belum puas menjadi unniemu" mendengar itu Jessica merasakan pilu yang Taeyeon rasakan. Baru saja ia ingin memperbaiki keadaan, namun ternyata keteguhan Miyoung untuk tinggal di desa itu tak tergoyahkan.

"Unnie.." Miyoung kembali terisak di pelukan Taeyeon.

"Please?" Pelukan Miyoung semakin erat seiring semakin keras isakannya.

"Hah... bagaimana bisa anak 17 tahun sekeras kepala kau Kim Miyoung" gumam Taeyeon lalu mengecup puncak kepala adiknya.

"Aku terlambat Jessie unnie, bisa kita lanjutkan sekarang?" Mendengar itu Jessica langsung melajukan kembali mobilnya menuju terminal bus.

Taeyeon masih memeluk erat Miyoung, ia meneteskan airmata tanpa sepengetahuan Miyoung. Apa ia benar-benar tak pantas memperbaiki keadaan mereka? Kenapa Miyoung sangat tidak ingin tinggal dengannya? Lalu kenapa gadis ini datang padanya beberapa hari ini?

Mobil memasuki kawasan terminal, Taeyeon masih enggan melepas pelukannya pada Miyoung. Jessica sudah turun duluan untuk menurunkan bagasi Miyoung.

"Unnie?"

"Hm?"

"Lepaskan, aku ingin turun"

"Andwe" mereka masih berbicara dengan nada berbisik.

"But I must"

"No Miyoung-ah" bantah Taeyeon sebelum Jessica membuka pintu penumpang di samping Miyoung.

"Taeng lepaskan" Jessica berusaha menarik Miyoung.

"Jangan ambil adikku" kata Taeyeon datar.

"Kau harus melepaskannya, tidakkah kau menghargai keputusannya? Ia sudah memberimu waktu untuk menjadi kakaknya, kini waktunya untuk menjalani hidup yang sudah ia pilih sendiri"

"Andwe, aku yang berhak menentukan hidupnya"

"Kau mulai seperti dulu lagi, tidakkah kau rasa begitu? Jangan egois"

"Aku egois? Lalu apa aku 3 bulan belakangan ini? Tidakkah cukup kalian lihat aku berubah? Kurang apa lagi? Katakan maka aku akan menjadi seperti yang kalian inginkan agar Miyoung mau tinggal denganku" Miyoung kembali menangis, ia sungguh tak ingin meninggalkan Taeyeon tapi ia harus.

"Unnie.. tolong lepaskan aku" pinta Miyoung yang berusaha menahan isakannya.

Taeyeon tertegun. Dilepaskannya pelukannya pada Miyoung. Ditatapnya Miyoung yang masih menunduk itu. Miyoung sibuk memperbaiki wajah sembabnya dan menghapus airmatanya.

"Sehatlah terus unnie, aku mencintaimu" Miyoung memandang Taeyeon yang terlihat sangat putus asa.

"Unnm-" Taeyeon tak bisa lagi, ia tak tahan mendengar ucapan menyedihkan Miyoung. Diciumnya bibir yang selalu membuatnya nyeri dengan setiap perkataan yang keluar dari sana itu.

"Jangan bicara lagi. Pergi lah, aku tidak peduli" Miyoung benar-benar sangat bingung, ini sudah menjadi keputusannya dari awal tapi ia tak tega melihat taeyeon.

"Jaga dirimu unnie" ucap Miyoung lalu keluar dari mobil.

Taeyeon masih menatap kearah lain. Ia tak ingin menyaksikan kepergian adik tercintanya itu. Airmata sudah membanjiri wajah cantiknya.

"Tidakkah setidaknya kau ingin melambaikan tangan Kim?" Tanya Jessica.

"Pada siapa" Jawab Taeyeon dingin.

"Ini bukan karna kau tak pantas atau dia tidak mencintaimu Taeng. Ini hanya keputusan hidupnya. Toh ia membawa ponsel kan, kalian bisa saling menghubungi ketika rindu"

"Kau tak mengerti-"

"Aku mengerti! Sangat mengerti Kim Taeyeon. Kalian sudah seperti keluargaku sendiri, Miyoung benar-benar sudah seperti adik kandung bagiku. Aku tau perasaanmu. Tapi ini keputusannya, kita harus menghargainya"

Taeyeon keluar dari mobil, ia tak ingin menyia-nyiakan waktu untuk memandang wajah Miyoung mungkin untuk yang terakhir kali. Dari kaca bus bisa dilihatnya Miyoung yang sedang berjalan ke bagian belakang bus mencari bangku kosong.

"Dia pergi Sooyeon-ah "

"Tidak benar-benar pergi Taeng, kita masih bisa menghubunginya"

"Andwe, aku tidak akan membiarkannya" saat Taeyeon baru saja ingin berjalan kearah bus yang ditumpangi Miyoung, bus itu juga bergerak mulai berjalan meninggalkan terminal.

"Andwe!" Taeyeon mulai berlari. Miyoung melihatnya, unnienya berlari mengejar bus. Tangisnya kembali pecah.

"Berhenti kau sipal!" rutuk Taeyeon. Miyoung benar-benar ingin sekali menghentikan bus itu namun ia tak bertenaga dan terus menangis memandang Taeyeon mengejarnya seperti itu.

"Andwee!!" Taeyeon tertunduk lesu, ia berhenti mengejar.

"Jangan bawa adikku" gumam Taeyeon. Ia terduduk lemas di tengah jalan terminal. Ia tak peduli akan ada di halaman depan koran besok pagi, ia hanya ingin Miyoung kembali padanya.

Bus Miyoung perlahan memperlambat lajunya. Apa Miyoung menghentikan bus lalu kembali pada Taeyeon setelah ia melihat keterpurukan unnienya itu? Tidak, bus menjadi pelan karna bus itu hendak berbelok mengambil arah. Kini bus besar itu benar-benar menghilang dari pandangan Taeyeon.

##################

:*

Continue Reading

You'll Also Like

114K 15.8K 30
Tentang wanita tegar yang berkali-kali patah. [gxg] [SEULRENE] END✔️
211K 15K 31
Amber liu Krystal jung
161K 16.5K 65
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
34.4K 1.6K 20
mengungkap fakta isi album terbaru Taylor Swift