Only You (END) ✔

By Na_Uyoung

78.6K 9.3K 1.4K

Main Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong & Shim Changmin Genre : Romance, Yaoi, Drama, Hurt-Comfort, Fanfiction (... More

Only You 01 (A)
Only You 01 (B)
Only You 02 (A)
Only You 02 (B)
Only You 03 (A)
Only You 03 (B)
Only You 4 (A)
Only You 05
Only You 06
Only You 07
Only You 08
Only You 09
Only You 10
Only You 11
Only You 12
ONLY YOU 13 (FINAL)

Only You 4 (B)

3.8K 595 84
By Na_Uyoung


Jaejoong mematut dirinya di depan cermin berukuran sedang di kamar pribadinya. Ia hanya berdiri terdiam sambil memfokuskan mata doenya pada permukaan perutnya yang tak lagi rata.

Ya... Jaejoong sekarang ini tengah mengandung anak dari mantan kekasihnya Jung Yunho.

Ah... mengingat nama itu saja sudah membuat hati Jaejoong tersayat-sayat perih ketika semua kenangan indah yang pernah Yunho dan Jaejoong lakukan selama ini telah menjadi sebuah bentuk ke sia-siaan belaka.

Tangan kanan Jaejoong gemetar saat ia mulai menaruh telapak tangannya di atas perut buncitnya. Pria cantik itu mulai meraba-raba perutnya dengan gerakan memutar merasakan bagaimana bentuk ukuran dari perutnya yang kian membesar. Indera perabanya seolah-olah mengatakan apa yang ia pegang bukanlah tipuan.

Perutnya memang membuncit dan akan terus membuncit hingga membentuk sebuah ukuran yang bisa dikatakan sangat besar, tepat saat janinnya telah berusia 9 bulan. Karena disitulah tempat dimana anaknya hidup dan berkembang.

Jaejoong bingung harus dengan ekspresi apa untuk mengutarakan perasaannya saat ini. Sejujurnya ia senang dengan keajaiban yang di berikan kepadanya. Namun disisi lain dengan keberadaan anak ini ia pasti akan selalu teringat dengan mantan kekasihnya Jung Yunho.

Sungguh ia ingin sekali mencoba mengubur dalam-dalam semua kenangannya bersama pria yang pernah mengisi hari-harinya. Tapi apalah daya karena pada kenyataannya ia masih belum mampu untuk melupakan Yunho.

Bisa dibilang ia adalah pria bodoh karena masih mengharapkan mantan kekasihnya kembali kepadanya. Tapi nyatanya Yunho malah memilih yang lain dan bukan dirinya.

Tragis...

Tapi Jaejoong adalah seorang yang tak mampu berpindah hati dalam waktu singkat. Sekalipun Changmin selalu berada disampingnya tapi ia masih tidak bisa menghilangkan bayang-bayang Yunho dari pikirannya.

Jaejoong terus berusaha tegar dan sabar karena ia bukanlah tipe orang yang pendendam. Hatinya benar-benar tulus. Ia adalah tipe pecinta. Mencintai apa yang ia cintai meskipun ia telah menjadi pihak yang paling tersakiti.

Tapi masih ada satu harapan dan doa yang selalu di panjatkan olehnya, semoga Tuhan memberikan kebaikan untuk dirinya dan anak yang ada didalam kandungannya. Meski ia tidak tahu bagaimana kehidupannya dimasa yang akan datang tanpa sang belahan jiwa...

Jung Yunho...

.
.

Mrs. Jung dan Boa tengah sibuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk pernikahan anaknya. Rencana awal, mereka menginginkan pernikahan yang mewah dan meriah serta dihadiri banyak tamu undangan. Namun karena kondisi Yunho yang belum membaik maka pesta pernikahannya di ubah menjadi sesederhana mungkin karena Yunho dan Boa akan melangsungkan pernikah di Rumah Sakit tempat Yunho di rawat.

Cukup aneh, mengapa pernikahan tetap di selenggarakan disaat Yunho belum sadarkan diri. Pertanyaan ini sempat menjadi perdebatan antara Mrs. Jung, Mr. Jung dan keluarga besar mereka. Lagi-lagi jawaban yang di berikan Mrs. Jung membuat semua keluarga kembali bungkam.

Ia mengatakan dengan lantang jika ia tidak ingin anaknya berubah menjadi seorang gay. Satu-satunya cara agar Yunho tidak berkutik dan mengelak yaitu pada saat Yunho telah sadarkan diri, anaknya sudah resmi menikah dengan seorang wanita dan harus menjalankan status barunya bersama Boa hingga akhir hayat.

Egois memang...
Tapi bagaimana pun seorang ibu pasti selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Apapun caranya...
Ia akan lakukan semuanya...

.
.

Kini tiba saatnya upacara pernikahan Yunho dan Boa diselenggarakan. Tepat pada pukul 08.30 a.m para keluarga terdekat mulai berdatangan. Begitu pula dengan sang pendeta.

Semua keluarga sedang diliputi rasa bahagia karena pada akhirnya Yunho akan menikah dengan seorang wanita pilihan Mrs. Jung. Tawa canda masih saja diterdengar sedikit ramai oleh mereka karena ingin memecahkan suasana agar terasa lebih menyenangkan.

Keheningan mulai tercipta ketika semua mata tertuju pada seorang wanita muda yang tengah tersenyum cerah menantikan moment yang ia impikan terwujud juga. Dengan menggunakan gaun pengantin berwarna putih yang terlihat berat dan rambut yang dihiasi mahkota kecil membuatnya terlihat semakin cantik dan mempesona.

Semua orang menyambut antusias dan mempersilahkan Boa untuk berdiri disamping Yunho yang masih terbaring tidak sadarkan diri diranjang rawatnya. Mereka bersorak ketika Boa tiba-tiba mencium kening Yunho dengan sayang.

Tapi disisi lain...

Terdapat seorang wanita paruh baya yang masih terpancar kecantikannya tengah gelisah.

Sungguh ia tidak tahu apa yang membuatnya gelisah sejak kemarin malam. Dirinya merasa tidak mendapatkan ketenangan yang alami dan ia pun seolah-olah tidak ikut merasakan perasaan bahagia.

Entah mengapa...
Ia hanya takut jika apa yang ia lakukan malah akan memperburuk keadaan dan akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Ia takut hal ini akan menjadi bagian yang terburuk untuk anak laki-lakinya.

Mengapa Mrs. Jung yang notabenenya adalah seorang wanita ambisius bisa berubah menjadi wanita yang tidak konsisten?

Jawabannya karena ia sendiri tahu jika anaknya tidak benar-benar mencintai Kwon Boa. Melainkan sebuah keterpaksaan demi berbakti kepadanya dengan menyetujui untuk menikah dengan calon menantu pilihannya.

.
.

Shim Changmin, pria tampan yang sekarang menjadi pendamping siap siaga Jaejoong tengah menggeret koper besar dan tas ransel miliknya. Ia terus berjalan mondar-mandir memasukkan barang-barang yang akan dibawanya ke Irlandia bersama Jaejoong. Sungguh ia merasa sangat bahagia karena akhirnya Jaejoong bersedia tinggal bersamanya untuk sementara waktu.

Mengapa Changmin memilih Irlandia? Karena disana merupakan negara yang indah dan nyaman bagi Jaejoong untuk menenangkan diri. Disamping warga negara Irlandia yang terkenal memiliki sifat ramah dan kekeluargaan. Disana juga pernikahan sesama gender telah di legalkan. Dan Changmin berniat akan menikahi Jaejoong di negeri itu.

.

Jaejoong terlihat berhati-hati melangkahkan kakinya menuju mobil pribadi Changmin sambil menggendong sebuah tas berukuran sedang. Melihat Jaejoong yang tengah berjalan pelan agar tidak terjatuh, membuat Changmin semakin senang karena sepertinya Jaejoong sangat menjaga kehamilannya yang hampir mencapai usia 4 bulan.

Sebenarnya Changmin tidak begitu menyukai kehadiran seorang anak yang kini ada didalam kandungan Jaejoong. Karena anak itu adalah anak dari rivalnya sendiri Jung Yunho. Namun lagi-lagi ia tak mampu membenci anak itu karena jika ia mencintai Jaejoong berarti ia juga harus mencintai calon anak angkatnya.

"Jae... biar aku yang membawakan tasnya. Seorang ibu hamil tidak boleh mengangkat beban yang terlalu berat. Kasihan baby." Jaejoong hanya tersenyum kecil lalu mencubit kecil pinggang Changmin.

"Kau pikir seorang calon ibu sepertiku sangat lemah sehingga mengangkat tas begitu saja tidak mampu. Aku masih memiliki tenaga Changmin-ah karena bagaimanapun juga aku adalah seorang pria." Mendengar celotehan Jaejoong malah membuat Changmin ingin sekali tertawa.

"Hahahaa... aku rasa walaupun kau adalah seorang pria kau tetap saja berada di posisi bawah Jae. Tidak ada bedanya. Hahahaa..."

"Yaaa!!! Chwang kau menyebalkan!!!" Changmin berlari sekuat tenaga ketika Jaejoong ingin memukul dan mencubit tubuhnya. Lagi-lagi Changmin tertawa jahil karena selalu berhasil membuat Jaejoong kesal.

Ia berharap Jaejoong akan terus bersemangat seperti ini. Dan ia berdoa semoga apa yang telah menjadi rahasia terbesarnya tidak akan pernah diketahui oleh Jaejoong. Ia takut jika ia kehilangan sosok malaikat seperti pria cantik yang sekarang selalu bersamanya meski ia baru saja menyadari jika niat buruk yang ia lakukan pada Jaejoong malah membuatnya semakin jatuh dan terperangkap dengan perasaan suka yang tidak biasa.

"Hahaha... Jae... hentikan... aku lelah berlari terus." Nafas Changmin terengah-engah akibat dirinya yang berlari menghindari kejaran Jaejoong yang gemas padanya. Hal itu pun berlaku pada Jaejoong. Sambil mengatur nafasnya Jaejoong langsung terduduk diatas sofa apartemennya.

"Hah... sialan kau Chwang. Sepertinya anakku marah karena aku berlari mengejarmu. Ugh... perutku... ia lagi-lagi membuat gerakan memutar." Jaejoong mencoba menenangkan anaknya dengan mengusap-usap perut buncitnya dengan gerakan pelan.

"Kau tunggulah disini aku akan mengambilkan air putih untukmu." Changmin langsung berjalan cepat dan mengambilkan segelas penuh air putih untuk menghilangkan dahaga kekasihnya.

Saat ia ingin mengantarkan minuman kepada Jaejoong. Changmin teringat jika ia belum memberikan kabar kepada Mrs. Jung jika ia akan pergi jauh bersama Jaejoong hari ini.

Tangan kanannya merogoh saku jeansnya lalu mengambil smart phonenya. Jarinya bergerak lincah mengetik pesan singkat terakhir untuk Mrs. Jung. Karena setelah hari ini, Changmin tidak ingin berhubungan dengan siapapun. Sekalipun terhadap orang-orang yang ia kenali kecuali kedua orangtuanya.

Ia hanya ingin hidup tenang bersama dengan Jaejoong dan calon anak angkatnya.

.
.

Obrolan ringan yang dilakukan oleh sepasang suami istri itu terpotong karena mendengar suara dering dari ponsel sang istri yaitu Mrs. Jung. Sang kepala keluarga tiba-tiba saja terkejut dengan perubahan sikap dari istrinya yang seketika memucat setelah membaca sebuah pesan singkat. Ingin sekali ia bertanya tapi ia tidak kuasa jika hal itu akan menyinggung perasaannya.

-Mrs. Jung POV-

Sambil menunggu beberapa keluarga yang masih dalam perjalanan menuju Rumah Sakit. Aku berusaha membuang semua pikiran buruk ku yang kerap kali terlintas. Dengan berpura-pura memasang wajah bahagia dan bersikap seperti biasanya. Ia berharap semoga saja tidak ada yang menyadari jika saat ini aku sedang gelisah.

Ku hampiri suamiku yang masih mengobrol dengan saudara laki-lakinya dan mengajaknya berbicara ringan guna menghilangkan kegelisahanku.

Tapi beberapa menit kemudian, terdengar suara dering ponsel milikku yang sedang aku genggam. Lalu dengan cepat aku membuka pesan singkat yang masuk tanpa melihat siapakah pengirimnya.

"Mrs. Jung... hari ini aku dan Jaejoong akan pergi ke suatu tempat yang jauh. Kami akan berangkat pukul 09.30 a.m. Kau tidak usah khawatir karena Jaejoong tidak akan menjadi beban pikiran anda lagi. Jaejoong akan aman bersama denganku. Dan seperti janjiku padamu, aku akan membawa pergi Jaejoong ke tempat yang mungkin akan sangat sulit dijangkau. Jika Jaejoong telah pergi meninggalkan Korea tandanya ia dan anaknya sudah resmi menjadi milikku. Aku tidak akan mencampakkannya seperti yang kau inginkan untuk membuatnya trauma agar berhenti mencintai anak laki-laki mu. Dan satu lagi... aku ucapkan selamat atas pernikahan anak anda dengan saudara sepupu ku Kwon Boa. Aku harap anak anda bahagia selalu. Dan semoga anda tidak menyesal dengan keputusan anda. Selamat berbahagia."

Dari : Shim Changmin.

Setelah selesai membaca pesan singkat dari Changmin membuat perasaanku semakin tidak karuan. Ya Tuhan... ada apa dengan diriku. Mengapa aku jadi begini disaat anakku akan menikah.

Wajahku seketika memucat dan tubuhku terasa kebas. Aku bingung, mengapa aku seperti tidak ikhlas setelah mengetahui Jaejoong akan pergi jauh meninggalkan Korea. Bukankah aku harus bersorak ria karena pria itu tidak akan menjadi bayang-bayang di kehidupan anakku lagi. Tapi mengapa hal ini bertolak belakang dengan keinginanku.

Kugenggam erat ponsel ku sambil terus menghela nafas frustasi yang ada pada diriku sendiri. Aku tahu jika suami ku tengah memperhatikanku, tapi aku berusaha untuk mengacuhkannya. Aku takut ia akan terpengaruh oleh sikap ku dan berniat membatalkan pernikahan ini.

Tidak...

Pernikahan ini tidak boleh batal.
Tidak akan aku biarkan siapapun membatalkan pernikahan ini sekalipun itu suamiku sendiri.

-Mrs. Jung POV end-

Suara hening seketika tercipta saat seorang pendeta telah membukakan suaranya untuk memulai acara pernikahan Jung Yunho dan Kwon Boa. Semua keluarga tengah fokus mendengar beberapa deretan pesan dan nasihat sebelum acara inti di mulai.

Mrs. Jung semakin gugup ketika sang pendeta menanyakan tentang kesanggupannya dengan menikahkan Yunho yang masih dalam keadaan tidak sadarkan diri walaupun masa kritisnya telah terlewati.

"Baiklah... kita langsung saja, karena mengingat kita sedang berada di ruangan pasien. Di khawatirkan kondisi pasien menjadi tidak nyaman karena kita terlalu lama untuk memulai acaranya." Ujar sang pendeta kemudian beliau memperbaiki posisinya sebelum melayangkan beberapa deret kalimat pertanyaan untuk kesediaan mempelai dalam menjalankan pernikahan ini.

Wanita cantik bernama Kwon Boa terlihat tidak sabaran menunggu sang pendeta segera meresmikan pernikahannya. Senyuman cerianya seolah-olah tidak akan pernah luntur. Selalu tersenyum lebar seraya menatap wajah tak berdaya dari calon suaminya.

"Apakah anda Jung Yunho, mau menerima dan mengasihi istrimu Kwon Boa. Menyayangi dan mencintainya seumur hidupmu didalam suka maupum duka hingga ajal memisahkan?" Tanya pendeta ke arah keluarga Jung dan Kwon yang menyaksikan. Namun tak ada sahutan dari pihak keluarga membuat sang pendeta mengulangi pertanyaannya sekali lagi.

"Apakah anda Jung Yunho, mau menerima dan mengasihi istrimu Kwon Boa. Menyayangi dan mencintainya seumur hidupmu didalam suka maupun duka hingga ajal memisahkan?" Masih tidak ada yang mampu bersuara membuat Mr. Jung frustasi dengan sikap istrinya.

"Sayang... jika ini lah yang kau inginkan. Setujuilah pernikahan ini. Bukankah ini adalah impianmu?" Mrs. Jung tersentak saat mendengar teguran dari sang suami. Sejenak kepalanya ia tolehkan menatap Mr. Jung yang hanya mengangguk pelan menyemangatinya.

"Bersedia..." Ujar Mr. Jung dan istrinya yang terlihat semakin gelisah dan ragu. Lalu sang pendeta menghadap kembali kearah mempelai wanita yang sudah tersenyum sangat lebar.

"Apakah anda Kwon Boa, mau menerima dan mengasihi suami mu Jung Yunho. Menyayangi, menjaga serta mencintainya seumur hidupmu didalam suka maupun duka hingga ajal memisahkan?"

"Saya berse-"

DEG...

"Tunggu... tunggu Boa..." Boa segera menghentikan ucapannya dan mengerutkan alisnya ketika Mrs. Jung memotong ucapannya dihadapan pendeta. Padahal sedikit lagi ia akan di sah kan secara resmi menjadi istri dari Jung Yunho.

Boa semakin terkejut ketika calon mertuanya malah berjalan mendekat kearah ranjang rawat Yunho.

Jantung Mrs. Jung berdetak tidak karuan dan ia malah mengutuk matanya jika apa yang ia lihat itu adalah salah. Mata sipitnya kini menatap tajam kearah tangan kiri Yunho yang sedang di infus. Lama ia menatap tangan itu hingga sebuah pergerakan kecil membuat Mrs. Jung terkejut bukan main.

Namun keterkejutannya tidak sampai disitu saja. Karena Yunho... memanggil sebuah nama yang membuat air liur Mrs. Jung tercekat ditenggorokkannya.

"Ngh... Jae... joong... Jaejoong..."

DEG...
DEG...

Air mata Mrs. Jung seketika jatuh ketika nama pertama yang Yunho sebut adalah Jaejoong. Bukan calon istrinya maupun dirinya yang notabene nya adalah ibu kandung dari Jung Yunho. Tapi...

"Jaejoong..."

DEG...
DEG...

"Yunho... bangun nak..." Perasaan Mrs. Jung semakin sakit karena Yunho terus mengigau dan memanggil nama Jaejoong tanpa henti. Kemudian Mrs. Jung terkejut ketika melihat air mata Yunho jatuh di ujung matanya. Membuatnya semakin sakit melihat keadaan menyedihkan anaknya Yunho.

"Hentikaaann!!!" Semua keluarga bingung mendengar kalimat lantang dari Mrs. Jung yang malah menangis terisak. Melihat sikap aneh istrinya lantas membuat Mr. Jung segera mendekati sang istri berniat ingin menenangkan. Namun Mrs. Jung langsung menepis tangan Mr. Jung yang ingin memeluknya.

"Hentikaannn pernikahan ini. Kumohon hentikaaannn!!! Aku tidak sanggup membuat anakku menderita. Aku sangat mencintai anakku. Aku mohoon hentikan..." Mrs. Jung tiba-tiba menangis kencang dan tersedu-sedu. Tubuh nya seketika melemas dan dirinya langsung terduduk diatas lantai dingin Rumah Sakit.

Melihat akan hal itu Boa langsung marah dan tidak setuju jika pernikahannya dibatalkan. Dengan cepat ia langsung memaksa sang pendeta untuk mengulangi pertanyaannya lagi.

Sang pendeta malah kebingungan dengan situasi seperti ini. Sungguh ia pun tidak tuli. Karena ia juga mendengar kalau Yunho tengah memanggil sebuah nama. Namun ia tidak tahu siapakah orang yang sedang dipanggil oleh Yunho. Yang ia tahu itu adalah nama seorang laki-laki.

Lamunan sang pendeta seketika buyar saat Boa memanggil dan memaksanya untuk mengulangi kembali pertanyaan itu.

"Pak pendeta... cepaat kau ulangi lagi pertanyaannya. Kumohon anda jangan terpengaruh oleh wanita itu. Dia yang menginginkan semua ini. Ayolah cepaaat!!!" Dengan ragu dan sedikit panik akhirnya sang pendeta mulai mengajukkan pertanyaannya untuk sang mempelai wanita.

"Tidak pak pendeta... kumohon jangan diteruskan aku yang salah. Aku yang bersalah terhadap anakku. Tolong hentikan pernikahan ini." Mrs. Jung menangis memelas menatap sang pendeta. Ditambah dengan Boa yang sudah melemparkan tatapan tajam miliknya karena ia benar-benar marah pada calon ibu mertuanya.

"Pak pendetaaa!!!" Boa berteriak keras berusaha mendapatkan perhatian.

"Boa-ssi... maafkan aku... sepertinya aku tidak akan merestui pernikahan kalian. Karena... karena yang di inginkan Yunho hanyalah Jaejoong. Kumohon maafkan aku... hiks..." Mrs. Jung mulai merangkak ingin menghampiri Boa karena dirinya sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri.

"Tidak mauuuu!!! Pokoknya aku harus menikah dengan Yunho oppa!!! Kalau tidak... aku akan membeberkan semua perilaku jahat mu dihadapan keluargamu Mrs. Jung!!" Mendengar hal itu membuat Mr. Jung semakin takut dan kebingungan. Ya Tuhan ada drama apa lagi di dalam keluarganya. Rasanya kepalanya ingin pecah saat ini juga.

"Baik... kau bisa membeberkan semua kejahatanku. Tapi aku mohon hentikan pernikahan ini. Aku ingin Yunho ku bahagia... hiks..." Setelah mendengar permohonan dari Mrs. Jung membuat Boa semakin panas kemudian ia segera menghadap kearah keluarganya dan keluarga Jung.

"Dia..." Jari telunjuk Boa dengan lancang mengarahkan kepada Mrs. Jung yang sedang menangis terisak.

"Dia yang merencanakan semua ini. Mulanya... Aku tidak sengaja bertemu dengan Mrs. Jung yang dulunya adalah teman dekat ibu angkatku. Semenjak pertemuan itu kami menjadi sangat akrab layaknya teman. Hingga suatu saat Mrs. Jung memintaku untuk menemuinya karena ingin membicarakan hal yang penting. Kalian tahu apakah itu? Mrs. Jung memintaku untuk menjadi calon istri untuk anaknya Jung Yunho. Mendengar akan hal itu aku semakin senang dan keinginanku untuk menjadi salah satu keluarga Jung tercapai. Aku memang menyukai Yunho sejak lama namun aku tidak memiliki kekuatan untuk memberanikan diri mendekati Jung Yunho. Tapi sepertinya nasib baik berpihak kepadaku. Karena ibunya sendiri yang memohon kepadaku. Namun ternyata mendapatkan Yunho tidak semudah perkiraanku. Karena..." Sejenak Boa menghentikan ucapannya sebelum ia menatap sebentar kearah Mrs. Jung yang tertunduk malu.

"Karena wanita ini akan mengizinkan aku menjadi calon istri Yunho jika aku berhasil membuat Jaejoong terlihat semakin buruk dimata Yunho. Dan Shim Changmin... dia adalah adik sepupu ku. Dia adalah orang yang telah berhasil menjalankan semua scenario ini dengan berpura-pura mencintai Jaejoong dan berusaha mendapatkan hati Jaejoong. Ketika Jaejoong sudah mampu membalas cinta dari Shim Changmin, maka disaat itulah Changmin akan mencampakkan Jaejoong."

"Boaaa!!!" Teriak lantang dari sang ayah kandung ketika ia tahu jika anaknya terlibat dalam kasus ini. Ia sangat terkejut dan tidak menyangka jika anak dan keponakannya begitu jahat kepada Yunho dan Jaejoong.

"Maaf ayah... aku harus tetap menjelaskan ini semua." Mr. Kwon terdiam dan terus mendengarkan perkataan Boa.

"Tapi kalian tenang saja. Karena faktanya Changmin benar-benar mencintai Jaejoong dan tidak akan melepaskannya. Dan satu hal yang harus kalian tahu... Penyebab kecelakaan Yunho Oppa yaitu ibunya sendiri. Beliau menyuruhku dan Changmin untuk bertemu di butik. Pada saat itulah baik dari Yunho dan Jaejoong bertemu. Dan saat itu juga kami kembali menjalankan scenario kami dengan membuat panas suasana hati mereka dengan bersikap mesra kepada pasangan masing-masing. Namun Yunho yang sudah terpancing oleh emosinya langsung pergi meninggalkan butik. Hingga suatu kabar buruk datang. Jika Yunho  dinyatakan telah mengalami kecelakaan yang hampir berujung maut."

"Tidak mungkin. Apa benar ini semua rencana mu istri ku?" Tanya Mr. Jung yang mulai terpicu kemarahannya.

"Jika benar... kau adalah wanita terjahat yang pernah aku temui seumur hidupku. Kau bukan istriku yang aku kenal. Aku tidak mengenal dirimu lagi. Kau keterlaluan!!"

"Maafkan aku... aku yang bersalah. Aku yang berdosa... aku akui kalau aku salah. Aku mohon izinkan aku untuk memperbaiki semuanya. Kumohon." Mr. Jung hanya menghela nafasnya jengah lalu ia segera menyuruh istrinya untuk segera bangkit dari duduknya.

"Ck... bukankah sebelumnya aku pernah mengatakan padamu kalau aku tidak keberatan jika Jaejoong menjadi istri Yunho. Jujur... aku lebih menyukai Jaejoong karena ia begitu sopan dan ramah saat bertemu dengan ku dulu. Dan aku cukup senang jika kau sudah mengakui kesalahanmu dihadapan kami semua. Tapi aku mohon-" Perkataan Mr. Jung terhenti saat mendengar Yunho kembali memanggil nama Jaejoong cukup keras. Beberapa detik kemudian mata Mr. Jung melebar ketika ia dikejutkan dengan suara batuk Yunho lumayan kencang dan yang membuatnya semakin terkejut saat suara batuk itu ternyata diiringi dengan banyaknya darah yang keluar dari mulut Yunho.

DEG...
DEG...

"Dokteerrrrr!!!" Mr. Jung segera berlari kencang keluar dari ruang rawat inap Yunho mencari keberadaan sang Dokter maupun perawat.

'Astaga Tuhan... Yunho bertahanlah nak... bertahanlah demi aku dan ibumu. Bertahanlah untuk Jaejoong.'  Mr. Jung terus berlari tanpa menghiraukan orang-orang yang ia tabrak.

.

Mrs. Jung semakin takut dan berteriak menyebut nama sang anak yang terus mengeluarkan darah dari mulutnya. Samar-samar wanita paruh baya itu dapat mendengar nama Jaejoong kembali disebut.

"Jae... joong..."

DEG...
DEG...

Dengan cepat Mrs. Jung menolehkan kepalanya menatap jam dinding yang menggangatung.

Jantungnya semakin berdetak dengan cepat kala ia menangkap jika jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.10 a.m. Itu tandanya...

"Jaejoong... Jae..." Mrs. Jung juga segera berlari keluar dari ruangan. Dirinya kini terlihat kacau balau bak orang kesetanan karena mencari keberadaan taksi yang belum ia temukan satu taksi pun yang mau mengantarkannya ke bandara Seoul Internasional.

"Tuhaan... ampuni aku... kumohon bantu aku. Pertemukan aku dengan Jaejoong. Hiks."

.
.

Disebuah ruang tunggu tepatnya di Bandara Seoul Internasional. Terdapat sepasang kekasih yang sedang duduk bersebelahan, menunggu keberangkatan mereka menuju luar negeri.

Changmin dengan sabar mengusapkan kepala Jaejoong yang sedang disandarkan pada bahu kanannya.

"Kau haus Jae? Mau minum susu hamil mu tidak?" Tawar Changmin karena ia khawatir dengan sikap Jaejoong yang kembali terdiam dan melamun.

Helaan nafas jengah itulah yang keluar dari mulut Changmin karena Jaejoong kembali murung tidak bersemangat.

"Chwang... apa masih lama lagi kita akan berangkat?" Tanya Jaejoong sedikit lemas.

"Sebentar lagi. Bersabarlah, dipesawat kau boleh tidur dengan nyenyak. Aku akan menjagamu dan baby."

"Huum. Baiklah." Changmin hanya tersenyum teduh sambil mencium pelan puncak kepala Jaejoong dan menghirup aroma wangi yang menguar dari tubuh Jaejoong. Membuat perasaannya kembali tenang.

Sepuluh menit kemudian terdengar suara nyaring dari pihak informasi dengan mengatakan jika para penumpang dengan tujuan Irlandia akan segera berangkat. Dengan pelan Changmin menyuruh Jaejoong untuk bersiap-siap.

"Jae... ayo kita masuk ke pesawat." Jaejoong hanya mengangguk patuh lalu berjalan sambil menggandeng lengan kanan Changmin dan membuat dirinya senyaman mungkin dengan pria ini. Karena Jaejoong merasa khawatir karena ini adalah kali pertama ia melakukan perjalanan yang sangat jauh.

Disisi lain...

"Jaejooong!!! Kim Jaejooong!!!" Samar-samar Jaejoong mendengar namanya dipanggil. Membuatnya segera menghentikan langkah kakinya dan langsung mencari keberadaan suara itu dari seluruh penjuru ruang.

"Ada apa Jae?" Tanya Changmin bingung karena Jaejoong malah terdiam berdiri.

"Aku... aku mendengar jika ada seseorang memanggil-manggil namaku." Mendengar penuturan polos Jaejoong membuat Changmin semakin takut jika orang itu akan merebut Jaejoong darinya. Lantas dengan cepat Changmin menarik kuat tangan Jaejoong agar segera menerobos dari banyaknya penumpang yang juga ingin masuk kedalam ruangan yang menyambungkan dengan pintu utama pesawat berada.

"Changmin... sakit... ada apa dengan mu!!" Jaejoong berusaha melepaskan genggaman tangan Changmin yang terus menyeretnya agar segera masuk kedalam pesawat.

"Tidak Jae... kita harus berangkat. Ayo cepat!!" Ujar Changmin berusaha tetap tenang walau di dalam hatinya sangat bertolak belakang.

"Jaejoong!!!" Teriakan yang cukup nyaring itu sanggup terdengar jelas di indera pendengaran Changmin maupun Jaejoong.

Disaat lengah, Jaejoong segera melepaskan genggaman tangan Changmin dan berlari mencari keberadaan sang pemilik suara.

Seketika Jaejoong menghentikan langkahnya saat ia melihat seorang wanita paruh baya terlihat sedang menangis dan meneriakkan namanya tak tahu arah.

"Jaejoong... dimana kamu nak... Jaejoong... hiks..." Jantung Jaejoong semakin berdegub-degub kencang karena melihat ekspresi tidak menyenangkan dari wanita yang ia ketahui adalah ibu kandung dari mantan kelasihnya Jung Yunho. Ya Tuhan apa yang terjadi dengan Yunho nya, mengapa ibu kandung Yunho terlihat sangat kacau. Jujur perasaannya semakin tidak enak. Rasa takut pun mulai menghampiri.

Dengan ragu akhirnya Jaejoong memberanikan diri untuk menghampiri wanita paruh baya itu.

"Nyonya Jung...."

Dengan pergerakkan slow motion Mrs. Jung membalikkan tubuhnya mengadap kearah pria muda yang ia cari-cari. Secercah perasaan lega Mrs. Jung rasakan ketika ia sadar jika ia masih di berikan kesempatan untuk mempertemukan anaknya dan pria cantik ini mungkin untuk terakhir kalinya.

"Jaejoong..."

DEG...
DEG...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUE...

Huahahahaaaa... jangan pada banting hape yaaa... setelah baca chapter ini. Ayoo gimana menurut kalian di chapter ini? Ibu Yunho ngeselin ya...😂😂
Yodah jangan lupa vomentnya ya... keluarkan aja unek-unek kalian... 😅😅

Sebenernya... ada hal yang buat aku mager nulis selain karena kesibukkanku kuliah. Sempat sedih karena ada beberapa oknum/? Yang gak mau menghargai ide, usaha, waktu dan karya-karya ku. Dan mungkin karena banyak yang sider. Suruh cepet up tapi gak mau voment. Hmm... Entahlah... 😷😷
Harapannya kalau ada yang senang sama karya ku setidaknya hargai juga. Saling menghargai intinya. Tapi aku bener-bener kesusahan buat curhat ke kalian. Karena gak mau nyakitin dan bebanin siapapun dengan curhatan ku yang ini. Karena selama ini aku cuma diam aja... 😢😢 Hmm....Kesadaran masing-masing aja sih. Aku bingung mau bilang apa lagi... 😷😷

Yasudaah... hahahaa... 😅😅
Yang udah vote dan komen makasih banget. Kalian penyemangatku dan semoga kalian senang dengan FF nya walaupun belom maksimal... 😭😭😗😗

Sampai ketemu lagi...

Love,

♡Na U-Young

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 18.5K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
99.5K 9.7K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
54K 7K 44
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
318K 24.1K 109
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...