Yoona and The Boys

By appaddal

58.4K 4.9K 541

Special for 1-3 shoot fanfic for Yoona and the boys. Keep waiting More

Eunhyuk - Kyuhyun : Miss Understanding
Kyuhyun : GEMINI
Deerburning : I'm In Love
Song Joongki : Happy Me
Yonghwa : Broken Heart
Ji Changwook : 우리 (WE)
Kyuhyun: Behind Story The Journey Of The West
Kyuhyun : Happiness
Kyuhyun: You & Me (Song Compilation)
Kyuhyun - Lee Jongsuk : Ain't Love
Lee Jongsuk : This is Love
Kyuhyun : Love Lies [Prolog]
Kyuhyun : Love Lies [1/2]
Kyuhyun : Love Lies [2/2]
Changmin: Daddy's First Love
Kyuhyun: Coagulation
Sehun: Regrets
Kai : Last Chance (NC 21+)
Sehun-Kai : Past
Kai : The Reason I'm Getting Married (1)
Kai : The Reason I'm Getting Married (2)
Kai : The Reason I'm Getting Married (3)
Kai: The Reason I'm Getting Married (4)
Kyuhyun: One More Chance (1)
Kai: The Reason I'm Getting Married (END)
Chanyeol: Our Family
Song Joongki: One Of These Night
Sehun : Rainbow After The Rain
Kyuhyun: Love and Hate
Chanyeol: I'll Never Love Again
Chanyeol x Suho : Move On
Chanyeol : True Love
Deerburning: Lies [1/2]
Deerburning: Lies [2/2]
Song Joongki : Bertahan Terluka
Song Joongki : Glimpse of Us
Chanyeol : Rumah Singgah
Suho : Rainbow After The Rain
Kai : Memories [1/?]
Chanyeol : Satu Bulan
Chanyeol : Berharap Kau Cembali

Kyuhyun : You and I (Happiness Seq)

1.4K 143 15
By appaddal


Kyuhyun sibuk menggoreskan pensil disebuah karton yang tertempel di meja gambar arsitek. Sesekali namja itu tersenyum melihat hasil gambarannya. Hampir dua minggu ini dirinya sibuk menggambar sketsa sebuah rumah.

"Kau tidak makan siang Cho Kyu?"

Kyuhyun mendongak dan melihat Donghae serta Hyukjae masuk kedalam ruangannya. "Pekerjaanku masih menumpuk."

"Tsk enak sekali dia. Dia bisa mengerjakan pekerjaannya sedangkan kita berdua direpotkan oleh Choi Sooyoung."

"Memangnya Shim Changmin kemana?" tanyanya tanpa mengalihkan tatapannya dari gambaran.

"Selama satu minggu ini Shim Changmin terus melakukan sidang, jadi tidak bisa menemani calon istrinya."

"Bukankah minggu depan dia menikah? Kenapa tidak cuti saja."

Donghae mengangkat bahunya. "Mana aku tahu."

Hyukjae tersenyum sambil menatap ponselnya. "Oh iya ada yang punya nomor ponsel Yoona? Kyuhyun-ah, bukankah kau yang mengantarnya pulang saat itu?"

Kyuhyun tersentak. "Aku lupa minta."

"YA! CHO KYUHYUN."

Kyuhyun menghela nafas dan duduk di kursinya sambil mengusap wajahnya. "Aku benar-benar lupa."

"Tsk, apa yang kalian lakukan sampai kau lupa meminta nomornya?"

Namja itu terdiam.

Yoona tersenyum lalu mencium pipi Kyuhyun. "Aku duluan ya sunbae. Jangan lupa mimpi indah." Ujarnya yang langsung keluar dari mobil dan berlari kedalam.

"Hoksi apa kalian berciuman?" seru Hyukjae berhasil membuat wajah Kyuhyun memerah.

"YA! CHO KYUHYUN!"

"Aniya.. Siapa yang berciuman." Jawabnya gerogi.

Hyukjae mendengus. "Lebih baik aku memeriksa instagramnya."

"Ah benar, Yoonakan punya instagram."

Kyuhyun mendengus. "Ya, pamer saja sana. Mentang-mentang aku tidak punya instagram."

"Kau harus membuatnya."

"Itu bukan gayaku." Ujarnya santai dan kembali melakukan kegiatannya.

Pintu ruangan kembali terbuka kali ini Sooyoung yang masuk. "Oppa." Serunya membuat yang lain menoleh dan mendesah.

"Choi Sooyoung, beri kami waktu istirahat dengan memeriksa harga saham perusahaan hari ini."

Sooyoung menghempaskan tubuhnya ke sofa. "Menyebalkan. Shim Changmin benar-benar menyebalkan. Dia lebih memilih untuk mengikuti sidang daripada mengurus pernikahan." Omelnya.

Kyuhyun menghela nafas. "Nona Choi, ini ruang kerjaku bukan kafe tempat kau mengomel."

Sooyoung mendengus. "Aku butuh Yoona saat ini." Rengeknya. "Aku yakin Yoona pasti akan mendengarkanku."

"Yoona masih di Amerika." Sahut Hyukjae.

"Darimana kau tahu?" tanya Kyuhyun.

Hyukjae memainkan ponselnya. "Kami sedang bertukar pesan sekarang."

"YE?"

"Ah matta. Kenapa aku tidak mengirim DM Instagram padanya." Terang Sooyoung mengeluarkan ponselnya.

"DM? Bukankah instagram hanya untuk berbagi photo saja."

Ketiga orang itu tertawa. "Oppa kau benar-benar gagap teknologi."

"YA!"

"Kita bisa bertukar pesan Cho Kyuhyun. Lihat Yoona bilang kalau dia merindukanku bahkan dia mengirim photo terbarunya." Seru Hyukjae bahagia dan menunjukkan ponselnya ke yang lain.

Donghae mendesah. "Sepertinya dia sibuk sekali, dia masih memakai baju operasi."

Kyuhyun berjalan mendekat dan memperhatikan photo itu. Donghae benar, yeoja itu masih memakai baju operasinya.

"Yoona-ya." seru Sooyoung sambil menatap ponselnya.

["Oh. Wae Sooyoung-ah? Aku tidak tahu kalau kau akan langsung menghubungiku."]

Sooyoung terkekeh. "Sekarang kami sedang di ruangan kerja Kyuhyun oppa." Ujarnya menghadapkan ponselnya kearah tiga namja itu dan kembali kearahnya. "Mwohae?"

["Aku baru saja selesai operasi, aku sudah enam jam berada diruangan itu dan sekaang bersiap pulang ke rumah. Bagaimana pernikahanmu sudah selesai beberapa persen?"]

"Sudah hampir 75%, Hyukjae oppa dan Donghae oppa membantuku menyelesaikannya."

"Dia sangat merepotkan kami." Teriak Hyukjae.

[Yoona terkekeh. "Memangnya Changmin sunbae kemana?" Kenapa tidak membantumu?"]

"Biasa dia sibuk dengan persidangannya dan hanya menanyakan persiapan saja. Tsk, menyebalkan. Dasar para namja mereka hanya tahu beres saja."

"Kami tidak." Sahut tiga namja itu.

[Yoona tertawa, dari layar ponsel itu Sooyoung dapat melihat sahabatnya memberikan salam hormat khas Korea pada yang lain.]

"Yoona-ya. Apa di Amerika salamnya sama seperti di Korea?" tanya Sooyoung membuat ketiga namja itu tersentak. "Apa mereka juga membungkuk?"

["Ah itu.. Oh sebentar Sooyoung-ah, aku tutup dulu, aku harus bertemu pembimbingku dulu, nanti aku telpon lagi."]

"Nee.Nee. Baiklah, aku tunggu."

Hyukjae menoleh kearah Kyuhyun dan Donghae. "Apa kau mencurigakan sesuatu?"

"Mwondae?" tanya Kyuhyun polos.

"Apa mungkin Yoona sudah di Korea?"

"Aku.. aku sedang mengurus masalah imigrasiku, rencananya tiga minggu lagi aku pindah ke Korea. Bisakah sunbae menunggu sedikit lagi?"

Kyuhyun mendesah tiba-tiba membuat yang lain menoleh kearahnya. "Kau tahu sesuatu?"

"Ye? Aniya." Elaknya.

"Kajja, kita makan siang bersama. Jangan lupa ajak calon suamimu." Suruh Donghae.

Sooyoung mendengus. "Arrasseo."

Yoona menghela nafas lega. "Hampir saja." Gumamnya.

"Yoona-ya." panggil seseorang membuatnya menoleh.

Yeoja itu tersentak kaget saat melihat salah satu sunbaenya berada di rumah sakit tempat dia bekerja.

Namja itu menghampirinya. "Aku kira penglihatanku salah tapi ternyata benar."

"Changmin sunbae."

Changmin tersenyum. "Jadi, kau sudah pindah ke Korea?"

Yoona mengangguk pelan.
"Begitulah." Jawabnya. "Tapi sunbae, tadi Sooyoung bilang kalau Sunbae sedang ada persidangan?"

"Aah itu.. Sidangnya di batalkan jadi aku menjenguk teman kantorku."

Yoona kembali mengangguk.

"Mau makan siang bersama?"

"Ye?"

"Ayolah kapan lagi kita makan siang bersama. Sepertinya mereka juga akan makan siang bersama, mereka sedang berkumpul bersama."

"Tapi.. tapi mereka tidak tahu kalau aku sudah di Seoul."

Changmin mengangguk mengerti. "Hmm. Bagaimana kalau kita memberikan kejutan pada mereka?"

"Kejutan?"

"Nee. Sooyoung pasti senang." Terangnya. "Kau tidak ada jadwal lagi kan?"

"Tidak ada."

"Kajja." Ajaknya.

"Nee."

^1^

"Aku seperti biasa." Sahut Kyuhyun.

"Aku juga."

"Aku juga."

Sooyoung mendesah. "Seperti biasa Juna-ssi."

Pelayan itu tersenyum. "Nee. Seperti biasa untuk Sooyoung-ssi, Kyuhyun-ssi, Hyukjae-ssi dan Donghae-ssi." Jelasnya membuat keempat orang itu mengangguk. "Lalu apa Changmin-ssi tidak datang?"

Hyukjae melirik kearah Sooyoung. "Jangan tanya dia. Cepat kembali ke mejamu dan buatkan makanan untuk kami."

"Nee saboenim." Ujarnya lalu berjalan kearah dapur.

Ponsel Sooyoung bergetar membuat yeoja itu meraihnya. 'Aku melihat Changmin-ssi bersama yeoja lain di rumah sakit Seoul. Ini photonya.'

Sooyoung mengerutkan dahinya dan memperhatikan poto tersebut dimana tunangannya itu membukakan pintu untuk yeoja lain kemudian berlari kearah pintu kemudi.

Kyuhyun mengerutkan dahinya saat melihat raut wajah adik sepupunya itu. "Gwencana? Kenapa mukamu seram sekali?"

"SHIM CHANGMIN." Serunya penuh penekanan membuat Donghae segera meraih ponsel adik sepupunya itu.

"MWO?" serunya. "Shim Changmin sedang bersama yeoja lain?"

Segera dua namja yang lain melihat kearah ponsel. "Omo, Shim Changmin si irit bicara itu membawa yeoja lain."

Kyuhyun menatap adik sepupunya yang terlihat menyeramkan. "Apa kau sudah memastikan pada Changmin?"

Sooyoung mengangguk. "Tadi dia bilang ada persidangan dan selesai setelah jam makan siang. Ternyata namja itu malah menemui yeoja lain."

Namja itu menghela nafas. "Jangan berpikiran negatif dulu, mungkin itu teman kerjanya."

"Teman kerja? Kalau teman kerja kenapa mereka harus dirumah sakit." Kali ini Donghae bersuara, namja itu ikut kesal.

"Ya Tuhan."

"Coba kau periksa posisinya sekarang, bukankah kau memasang aplikasi itu." Saran Hyukjae.

Segera Sooyoung meraih ponselnya dan mengikuti saran Hyukjae. "Mereka kemari?"

"Ye?"

Sooyoung menunjukkan ponselnya, disana tergambar photo Changmin yang berlahan berjalan kearah mereka.

"Apa dia tahu kita disini?"

Sooyoung menggeleng. "Namja itu.. Berani-beraninya dia membawa yeoja lain ke tempat ini. Dia benar-benar keterlaluan, aku akan membatalkan pernikahan."

Kyuhyun memijat dahinya.
"Bagaimana kalau kita memata-matai mereka?"

"Ye?"

Kyuhyun tersenyum jahil. "Ayo.."

Yoona melihat sekitarnya. "Jadi para sunbae dan Sooyoung sering kumpul disini?"

"Nee. Kami mulai terbiasa berkumpul sejak kuliah, karena salah satu di antara kami harus kuliah di Luar Korea."

"Siapa?"

"Aku dan Kyuhyun." Ujarnya. "Aku dan Kyuhyun lulus Boston."

"Nde? Aku juga."

"Jinjjaro?"

Yoona mengangguk.

"Woah kebetulan apalagi ini." Ujar Changmin kemudian membuka pintu restoran. "Silahkan masuk."

"Gomawo sunbae."

Changmin tersenyum manis dan memperhatikan ponselnya, dilayar ponsel ini menunjukkan kalau keempat orang itu berada ditempat yang sama dengannya tapi sekarang... namja itu mengitari seluruh restoran.. mereka tidak ada.

"Eosseo useyo Changmin-ssi."

"Oh Juna-ssi." Sapanya lalu melihat kearah Yoona. "Kenalkan dia Park Juna, pemilik restoran ini."

"Annyeong Haseyo." Sapa Yoona.

"Annyeong Haseyo." Balasnya lalu melihat kearah Changmin. "Apa dia pacarmu?"

"Ye? Aniya.. Aniya.." elak keduanya cepat.

Juna tersenyum sambil meringis lalu melirik kearah dapur dimana terdapat empat orang mengintip mereka. "Kalian hanya berdua saja?"

Changmin mengangguk. "Sepertinya begitu. Apa yang lain tidak makan siang disini?"

"Aah.. aku belum melihat mereka. Kalau begitu silahkan duduk disini."

"Nee." Ujar Changmin lalu menarik kursi untuk Yoona. "Duduklah."

"Ah nee."

Changmin tersenyum dan duduk didepan hoobaenya itu. "Seperti biasa."

"Baiklah." Catat Juna. "Anda Agashi?"

"Ye?"

"Pasta disini benar-benar enak. Kau harus mencobanya."

Yoona mengangguk. "Ah aku seperti sunbae saja."

"Jadi seperti biasa 2."

"Baiklah. Tunggu sebentar."

"Nee."

"Shim Changmin keterlaluan." Tangis Sooyoung. Keempat orang itu masih setia mengintip, meskipun yeoja yang bersama Changmin itu membelakangi mereka tapi dari raut wajah Changmin terlihat begitu bahagia.

"Kira-kira siapa yeoja itu?" gumam Hyukjae.

"Dasar nappeun namja." Terang Donghae. "Lihat dia tertawa bersama yeoja lain. Aku benar-benar akan membunuhmu Shim Changmin."

Kyuhyun memperhatikan sahabatnya bersama yeoja lain, dia merasa kalau sahabatnya itu terlihat berbeda. Changmin tidak akan tertawa selepas itu bila bersama mereka. "Apa mungkin dia nyaman dengan yeoja itu?" celetuk Kyuhyun membuat ketiga yang lain menoleh. "Dia terlihat berbeda saat bersama yeoja itu."

Kontan tiga pasang mata itu melihat kesatu arah. Changmin yang biasanya irit bicara terlihat santai mengobrol bersama yeoja itu.

Changmin menatap punggung kedua hoobaenya lalu senyum sendiri.

"Waeyo? Kenapa kau senyam-senyum sendiri?" goda Kyuhyun.

"Aniya." Elaknya lalu menunduk.

"Kau menyukai Sooyoung ya?" sahut Donghae.

"Aniya."

"Atau Yoona?" Telinga Changmin memerah.

"Kau menyukai Yoona?" tanya Kyuhyun.

Changmin menggeleng. "Aniya. Hanya seseorang."

Changmin berusaha menutup mulutnya yang tidak bisa menahan tawa. "Aku benar-benar tidak menyangka kalau kita sedekat itu. Kalau saja tahu, kita tidak akan lost contact."

Yoona mengangguk. "Sunbae juga bisa tinggal dirumahku, jadi tidak perlu menyewa flat."

"Jinjja?"

"Nee. Kebetulan rumah kami ada 2 kamar kosong."

"Ah sayang sekali. Kalau tahu begitu, aku bisa berhemat."

Yoona terkikik. "Sunbae telat."

"Itu karena kau tidak mengatakannya terlebih dulu." Ujar namja itu sambil mengacak rambut Yoona.

Pintu rumah itu terbuka membuat sang pemilik rumah terkejut saat melihat tamunya. "Changmin sunbae?"

Changmin tersenyum. "Hai. Apa kau sedang sibuk?"

"Aniya. Aku baru saja selesai beres-beres. Masuk dulu sunbae."

Namja itu menggeleng. "Tidak perlu."

"nde?"

"Jadi kau benar-benar akan pindah?"

Yoona tersenyum miris lalu mengangguk pelan.

"Apa kami masih belum bisa menjadi alasanmu untuk tinggal?"

"Jweisonghaeyo sunbae."

Changmin mendesah. "Ini untukmu, tolong di jaga baik-baik."

Yoona meraih kotak tersebut. "Apa ini?"

"Hadiah untukmu." Ujarnya kemudian berdeham. "Aku menyukaimu Yoona-ssi. Bukan sebagai seorang sunbae tapi sebagai laki-laki."

Yoona terdiam.

Changmin tersenyum. "Tapi sepertinya kita tidak bisa bersama."

"Sunbaenim."

Namja itu mengacak rambut Yoona. "Kau akan kembali kan?"

Yeoja itu mengangguk pelan. "Ya. Akan aku usahakan."

"Sampai bertemu lagi nanti. Semoga kau mendapatkan yang terbaik."

"Ghamsamnida sunbae."

Changmin tersenyum dan pergi begitu saja.

"Dia tidak seperti itu saat berdua denganku." Ujar Sooyoung sedih. "Apa benar itu selingkuhannya?"

"Ya sudah daripada ribut disini lebih baik kita labrak mereka." Ujar Donghae menggebu-gebu, namja itu sudah tersulut emosi.

"Lihat yeoja itu pergi. Ayo kita temui Changmin." Sahut Hyukjae.

Kyuhyun menghela nafas, dua namja itu benar-benar mudah terpancing emosi. "Baiklah, ayo."

Sooyoung keluar lebih dulu, dengan langkah lebar yeoja itu menghampiri meja Changmin. "OPPA." Serunya membuat namja itu mendongak.

"Oh Sooyoung-ah, kau disini." Ujar Changmin santai.

"YA!" kali ini Donghae bersuara dan menarik kerah kemeja Changmin. "Berani-beraninya kau menduakan Sooyoung."

"Ye? Apa maksudnya ini?"

"Kau tega sekali bawa yeoja lain ke tempat ini." Seru Hyukjae.

"Hyung. Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan ini."

"Sunbae. Boleh aku pinjam kunci mobil, sepertinya ponselku ketinggalan dimobil." Ujar seseorang yang sibuk memeriksa tasnya membuat kelima orang itu menoleh.

"Yoona?"

Yoona mendongak. "Ah kalian disini?" Yeoja itu menoleh kearah Changmin yang mengusap wajahnya. "Apa yang terjadi?"

Segera Donghae melepaskan tangannya dari kerah baju Changmin.
"Aku membawa Yoona kemari. Apa tidak boleh?" protes Changmin. "Aish cham. Aku bertemu dengannya di rumah sakit dan aku melihat dari GPS kalau kalian kemari makanya aku mengajaknya kesini. Makanya jangan mendahulukan emosi. Masak kalian tidak mengenali Yoona, bilangnya sahabat." Rocos Changmin dan menatap Sooyoung dengan kesal. "Ini berlaku juga untukmu Choi Sooyoung. Apa kau tidak percaya padaku?"

Sooyoung menunduk. "Mianhae.. Aku tidak tahu, habisnya temanku mengirim photo oppa bersama yeoja lain tadi."

"Kau lebih percaya temanmu?"

"Mianhae."

Yoona menatap adegan itu tidak mengerti. "Memangnya apa yang terjadi?" tanyanya polos.

"Sejak kapan kau di Korea?" Kyuhyun bersuara dengan nada yang ikut-ikutan kesal. "Kau tidak memberitahuku kalau kau sudah di Korea?"

Hyukjae meraih tubuh Kyuhyun. "Memangnya kau siapanya Yoona, sampai-sampai harus melapor padamu, kau bukan pacarnya."

"Sudah. Sudah kenapa malah bertengkar, lebih baik Sunbae dan Sooyoung duduk di kursi, kita makan siang bersama. Kali ini aku yang teraktir." Suruh Yoona dan menarik Kyuhyun serta Hyukjae untuk duduk. "Sunbae boleh aku pinjam kunci mobilnya? Ponselku ketinggalan."

Changmin mengangguk dan memberikan kunci mobilnya.

"Kalian lebih baik bicara lebih dulu ya." ujar Yoona pergi begitu saja.

Kelima orang itu hanya diam. Tidak ada yang ingin bersuara lebih dulu. Kyuhyun menghela nafas. "Sooyoung bilang kau ada persidangan?" namja itu memulai pembicaraan. "Karena itulah dia kesal, karena kau berbohong padanya."

Changmin memijat dahinya. "Aku memang ada sidang tapi sidang itu di batalkan karena terdakwanya sedang sakit." Jelas. "Kemudian aku mendapatkan kabar kalau teman sekantorku masuk rumah sakit, jadi aku pergi bersama yang lain."

"Bagaimana kau bertemu Yoona?"

Namja itu mendesah. "Saat itu aku ingin pulang dan bertemu dengannya yang mau pulang. Karena sebelumnya aku melihat kalian disini, jadi aku mengajaknya kemari. Aku tidak tahu kalau ada teman Sooyoung yang melihat kami dan membuat Sooyoung salah paham."

Sooyoung menunduk. "Mianhae."

"Kita akan menikah tapi kau masih ragu padaku." Sahut Changmin kesal.

"Aku tidak tahu kalau Yoona sudah kembali. Jadi aku kira yeoja lain." Sooyoung memeluk lengan tunangannya. "Mianhae oppa." Rengeknya.

"Kami juga minta maaf." Ujar Hyukjae dan Donghae.

"Sekarang hanya Cho Kyuhyun dan Shim Changmin yang sama sekali belum ada pengetahuan tentang berkencan." Seru Hyukjae saat mereka berkumpul. "Kalian bahkan kalah dari Sooyoung yang sering gonta-ganti pacar." Sambungnya.

"Aku belum berniat untuk pacaran." Jawab Kyuhyun.

"Tidak ada yang cocok denganku."

"YA! Apa gadis Amerika tidak ada yang menarik di mata kalian?"

Kedua namja itu dengan kompak menggeleng.

Hyukjae mendesah, namja itu terlihat frustasi. "Kalau begitu nanti malam kalian berdua ikut denganku, kita pergi clubbing."

"Shirreo."

"YA!"

"Aku tidak mau. Itu membuat waktuku terbuang sia-sia." Sahut Kyuhyun. "Lebih baik aku belajar dirumah."

"Woah sejak kapan kau rajin seperti itu Cho Kyuhyun." Sindir Donghae. "Kalau Changmin aku yakin tapi kau... ya Tuhan. Apa kau kerasukan setan Amerika."

"HYUNG!"

"Aaah apa kalian berdua tidak bisa melupakan cinta pertama kalian." Terang Hyukjae membuat kedua namja itu terdiam. "Sepertinya aku benar." Ujarnya semangat. "Siapa dia? Aapa aku mengenalnya?"

"Hyung, jangan berlebihan. Aku hanya tidak suka pergi ke tempat seperti itu." Tolak Changmin. "Lagipula memiliki pacar atau tidak itu bukan suatu ukuran bagi para namja seusia kita."

Donghae bertepuk tangan. "Akhirnya calon Hakim kita berbicara."

Hyukjae menggeleng. "Hidup kalian berdua benar-benar tidak menyenangkan."

Yoona kembali dan duduk disamping Kyuhyun dan Changmin. "Jadi semuanya sudah selesai?"

Kyuhyun meringis. "Ini semua karenamu."

"Wae? Kenapa aku yang salah."

"Kau tidak memberitahu kami kalau kau sudah di Korea." Celetuk Sooyoung.

Yoona terkekeh. "Sureprize." Serunya melebarkan tangannya. "Rencananya aku dan Changmin sunbae ingin membuat kejutan tapi berhubung kalian tidak ada, jadi kami makan siang berdua saja."

"Kami ada kok." Celetuk Hyukjae.
"Kami bersembunyi di dapur."

"Jinjjaro?"

Kyuhyun mengangguk. "Sooyoung mengira kalau Changmin sedang selingkuh."

"Sooyoung-ah.."

"Mianhae.." rengek Sooyoung mendekati sahabatnya itu sambil menangis. "Mianhaee.. aku tidak bermaksud menuduhmu."

"Aigoo dasar para yeoja, berlebihan sekali."

"Sudah. Sudah." Lerai Kyuhyun. Namja itu tidak ingin lebih lama melihat pemandangan menjijikkan itu.

Sooyoung mendengus kesal dan kembali ke bangkunya.

Makanan pesanan mereka sudah datang dan membuat mereka berenam sibuk menyantap makanan.

"Sepertinya kita memiliki selera yang sama sunbae." Ujar Yoona pada Changmin.

"Keuromyo. Hanya aku yang tahu seleramu."

Yoona terkekeh dan membuat empat pasang mata itu menatap mereka aneh. "Kenapa diam saja ayo makan."

"Nee."

^2^

Terdengar deringan ponsel membuat Yoona meraih ponselnya. "Punyaku." Ujarnya hendak berdiri namun Kyuhyun menahannya.

"Kau bisa mengangkatnya disini."

"Aah baiklah." Ujarnya lalu merogoh tasnya untuk mengambil headset bluetoothnya, yeoja itu sibuk dengan ponselnya sedangkan yang lain sibuk mengobrol. "Tunggu, gejalanya bagaimana?" ujarnya dengan bahasa inggris sambil meraih tisue yang ada disana, yeoja itu menulis sesuai diagnosa orang disebrangnya. "Baik saya mengerti. Saya akan mengirim resepnya melalui pesan. Di korea saat ini sedang siang hari, aku sedang istirahat. Bagaimana keadaan disana? Hmmm istirahatlah, aku khawatir tentangmu. Hmm. Baiklah. See you." Ujarnya santai lalu menggunakan ponselnya untuk memotret tisue tersebut.

"Apa itu?" tanya Kyuhyun.

"Aah ini resep untuk pasien temanku yang ada di Amerika."

"Kau bahkan bisa mendiagnosa dari jarak jauh."

Yoona mengangguk.

Kyuhyun tersenyum dan merapikan anak rambut yeoja itu. "Seharusnya kau memberitahuku kalau kau sudah kembali, bukankah kau memintaku untuk menunggu."

"Aku tidak punya nomor sunbae. Jadi ya begitu..."

"Apa kali ini kau ingin menyindirku karena aku tidak punya instagram."

Yoona terkekeh. "Kurang lebih begitu."

"YA.YA. Kalian berdua diam-diam kalian sibuk sendiri ya." sahut Hyukjae kesal.

"Oppa. Yoona-ya. Apa kalian pacaran?" celetuk Sooyoung membuat yang lain menatap kearah pasangan itu.

"Aniya / Nee." Seru keduanya membuat Kyuhyun meraih tangan Yoona dan mengangkatnya. "Kami resmi pacaran."

"YE? SEJAK KAPAN?"

"Sejak... berapa minggu yang lalu."

"Yeii.. Kami tidak percaya." Sahut Hyukjae.

"Kami sudah berciuman." Seru Kyuhyun.

"YE CIUMAN?"

Yoona menutup mulutnya dengan mata melebar. "Aniya." Elaknya cepat. "Kami tidak melakukannya. Sunbaenim tolong percaya padaku."

"Ya. kenapa kau malu-malu begitu. Bilang saja yang sejujurnya pada mereka." Terang Kyuhyun dan langsung mendapatkan pukulan dari Yoona. "Aah waeee." Rengeknya.

"Cih aku jijik melihat pemandangan ini." Terang Donghae.

"Aaah aku patah hati." Terang Hyukjae.

"Sunbae."

"Oppa."

Yoona memejamkan matanya. "Apa tidak keterlaluan memberitahu mereka kalau kita pacaran padahal kita tidak pacaran sama sekali?"

"Tidak, lagipula kita memang sudah pacaran Im Yoona. Kau bahkan menciumku lebih dulu waktu itu."

"Sunbaenim."

"Oppa Im Yoona, mulai sekarang panggil aku seperti itu."

Yoona mendesah. "Aku tidak tahu kalau sunbae punya sifat seperti ini." Gumamnya.

Kyuhyun tersenyum kemudian merangkul yeoja disampingnya tanpa mengalihkan tatapannya kearah jalanan. "Aku seperti ini hanya padamu."

Yoona mendengus dan melepaskan rangkulan namja itu. "Konsentrasi pada jalanan sana." Suruhnya.

Terdengar deringan ponsel membuat Yoona merogoh tasnya. "Nee Oppa. Aniya, aku sudah pulang dari tadi tapi tadi temanku mengajakku untuk makan siang bersama. Jiyong? Ah baiklah aku akan langsung menjemputnya. Hmm."

"Nugu?"

"Kakakku." Jawabnya. "Sunbae tolong berhentikan aku didepan, aku harus menjemput keponakanku."

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu. Sunbae harus segera ke kantor."

"Hei, aku pacarmu. Siapa yang tega menurunkan pacarnya di pinggir jalan. Jadi aku akan mengantarmu ke Sekolah ponakanmu itu lalu mengantar kalian kerumah."

"Tapi.."

Kyuhyun menggeleng. "Tidak ada tapi-tapian. Sekarang cari alamat sekolahnya di GPS."

Yoona menghela nafas. "Baiklah."

"EOMMA." Seru Jiyong saat melihat Yoona berada didepan pintu. Bocah itu berlari sambil membawa tasnya.
Yoona tersenyum dan mengacak rambut keponakannya itu.

"Jiyong memanggil Anda eomma, padahal Anda bibinya."

"Nee. Dia memang seperti itu."

"Annyeong Jiyong-ah." Sapa Kyuhyun dari belakang.

"Annyeong Haseyo." Sapa bocah itu sopan.

"Jiyong-ah kenalkan ini Eomma chingu, Kyuhyun samchoon.

Kyuhyun duduk didepan bocah itu. "Aniya, panggil Kyuhyun Appa. Bukankah pasangan Eomma itu Appa." Ujarnya membuat Yoona menutup wajahnya sedang guru tersebut itu terkekeh.

"Suami anda benar-benar lucu Jiyong imo."

"Ye Suami? A..."

"Yeobo kajja." Potong Kyuhyun cepat dan langsung menggendong Jiyong. "Jiyong-ah lambai tangannya pada seonsaengnim."

"Sampai jumpa besok sansaengnim. Bye. Bye."

"Bye Jiyong-ah."

"Kajja." Seru Kyuhyun menarik Yoona.

"YA! Kenapa sunbae menarikku seperti ini."

Kyuhyun menghentikan mobilnya tepat didepan kediaman keluarga Im lalu melihat ke bangku belakang dimana Yoona tertidur sambil memegang kepala Jiyong yang tidur di pahanya. Namja itu tersenyum lalu keluar dari mobil beralih ke pintu belakang. "Yoona-ya." bisiknya lembut sambil mengelus kepala yeoja itu. "Yoona-ya kita sudah sampai."

Yoona mengerjap matanya pelan dan melihat sekitar. "Kita sudah sampai?"

Kyuhyun mengangguk lalu meraih Jiyong. "Aku akan mengantar kalian ke dalam."

"Nee." Ujarnya mengambil tas dirinya serta keponakannya itu.

"Kalian hanya berdua?" tanya Kyuhyun setelah kembali dari kamar Jiyong. "Bagaimana kalau kau dinas siang? Siapa yang menjaga Jiyong?"

"Nee, kakakku masih ada urusan di Amerika, Appa juga masih di Kanada. Jadi aku akan menitip Jiyong di rumah penitipan anak sampai akhirnya aku menjemputnya." Jawab Yoona sambil mengaduk minuman. "Ini teh untuk sunbae."

Kyuhyun tersenyum. "Gomawo." Ucapnya dan langsung meraih gelas tersebut, tak lupa untuk meniupnya.

"Hati-hati panas."

"Arrayo." Sahutnya dan mengirup teh tersebut dengan hati-hati.

Yeoja itu tersenyum dan memutuskan untuk duduk di sebrang kakak kelasnya itu. Saat ini mereka berada di pantry rumah keluarga Im.

Kyuhyun menaruh gelasnya. "Jadi kau benar-benar sudah kembali?"

"Begitulah. Aku sudah ada disini selama satu minggu."

"Kenapa tidak memberitahuku?"

"Aku tidak punya nomor sunbae."

"Aish cham. Aku punya twitter, seharusnya kau mengirim pesan padaku."

"Aku tidak memakai twitter." Jawabnya santai dan membuat Kyuhyun kesal. Yoona tertawa riang. "Mianhae. Kalau begitu beritahu aku berapa nomor sunbae." Terangnya sambil mengeluarkan ponsel.

Namja itu meraih ponsel Yoona lalu menekan layar benda tipis itu kemudianmengembalikannya.

"Namchin." Kyuhyun terkekeh. "Mwoya..."

"Aku memang pacarmu."

"Sejak kapan?"

"Sejak kau menciumku." Ujarnya membuat wajah Yoona memerah. "Aigoo." Serunya mencubit hidung yeoja itu dengan gemas.

"Sunbae." Rengeknya.

"Ternyata kau sekarang banyak bicara ya."

Yoona menangkup kepalanya dengan kedua tangannya. "Waeyo? Sunbae tidak suka?"

Namja itu menggeleng. "Aniyo. Aku bahkan semakin suka." Ujarnya lalu mengecup dahi Yoona cukup lama, membuat yeoja itu memejamkan matanya. Kyuhyun melepaskan ciumannya lalu tersenyum. "Setelah ini kita menyusul Sooyoung dan Changmin ya."

"Ye?"

"Seteah mereka menikah, ayo kita menikah."

"Sunbae.."

"Aku akan membuatkanmu rumah yang indah. Nanti dirumah itu kita hidup bersama 1 Kyuhyun Junior dan 1 Yoona junior, kita tinggal disana sampai tua. Aku akan membuat rumah itu super nyaman agar kita tidak bosan menghabiskan waktu disana." Namja itu menatap Yoona yang matanya berkaca-kaca. "Wae? Kau menangis?"

"A..a..aniya.." ujarnya mengusap matanya.

Namja itu bangkit dan berdiri disamping Yoona, membuat yeoja itu menoleh. "Kauterharu ya?"

"Aniyaa."

Kyuhyun mengusap wajah Yoona. "Aku serius. Ayo kita menikah. Kalau kau setujuaku akan menemui ayahmu dan melamarmu."

"Sunbae."

"Oppa."

"Keurae... oppa."

Kyuhyun tersenyum lebar. "Aigoo kau benar-benar menggemaskan." Ujarnya mencubit hidung Yoona dengan gemas.

"Oppaa." Rengeknya membuat namja itu melepaskan cubitannya. "Baiklah ayo kita menikah."

"Ye? Kau serius? Kau menerimaku?"

Yoona mengangguk.

"Jeongmalyo?"

"Hmm aku serius."

Kyuhyun segera memeluk Yoona dengan erat. "Aaah bahagianya aku.."

"Tapi oppa harus berkenalan dengan kakak serta ayahku terlebih dahulu, sebelummenikah."

"Nee. Aku bersedia."

Yoona tersenyum lebar dan kembali memeluk kekasihnya itu dengan erat.

Continue Reading

You'll Also Like

5.8K 900 11
Just ordinarily story abt Joanna and Jeffrey.
672K 27.7K 55
Kumpulan oneshoot Kaistal
3.2K 600 17
Suzy harus terjebak dalam berita dating antara dirinya dan seorang member boy grup terkenal. Parahnya lagi agensi terpaksa membenarkan berita tersebu...
6.2K 4.8K 34
"seperti bulan yang di kelilingi oleh bintang namun sulit untuk di gapai pengagum nya" Arabella, gadis yang kerap di panggil Ara memiliki kehidupan m...