[END] Dramione-The Other Side...

By Poppytata

266K 23.8K 2K

Tahun ketujuh yang dikira Hermione hanya akan terisi dengan pencarian Horcrux ternyata salah. Banyak hal terj... More

Chapter 1: His Name
Chapter 2: Manor
Chapter 3: Everyone Desire
Chapter 4: Traitors
Chapter 5: Suicide
Chapter 6: Broken Plan
Chapter 7: Prove
Chapter 8: This is not Hogwarts!
Chapter 9: Wound
Chapter 10: Room of Requirement (+)
Chapter 11: Let The War Begin
Chapter 12: Killed
Chapter 13: Biggest Sacrifice
Chapter 14: The Proposal
Chapter 15: Overprotective Daddy
Chapter 16: Sealed Memory
Chapter 17: Daddy's Girl
Chapter 18: Biggest Publication (+)
Chapter 19: I'll give you home
Chapter 20: Preparing
Chapter 21: When Malfoy's tryin
Chapter 22: Twin Sibling
Chapter 23: Amanda Shane
Chapter 24: Diagon Alley
Chapter 25: Sorting Hat
Chapter 26: Catch the Olio Stars
Chapter 27: Holding Something Invinsible
Chapter 28: Vanishing the Fog
Chapter 29: Story About Ben
Chapter 30: Undeniable Scar
Chapter 31: Regret Always Comes Late

Chapter 32 (End)

10.4K 545 44
By Poppytata

Thx for vomment guys

Nah enjoy ya

***

Draco kembali merasa panik. Bagaimana bisa anak itu begitu berani melesat masuk ke tempat dimana dia baru saja di kurung?

Asap hitam yang dipanggil Kuro oleh Amanda masih menar-nari senang di sekeliling gudang tua itu. Gerakannya yang tak teratur dan aneh tanpa pola membuat cemas Ben. Pasalnya roh hitam yang seperti itulah yang kehilangan kontrol atas dirinya dan lebih mampu mencelakakan daripada yang lainnya.

Ben tidak tinggal diam segera saja ia menerjang masuk ke dalam sana dan merengkuh Zee dalam gendongannya.

"Lepaskan Zee, Uncle!!! Zee ingin menolong Aunty!!" Pekik Zee keras.

"Tenanglah sayang, Uncle akan menolong Aunty, kok!" Balas Ben.

Hermione segera menerjang ke sisi Amanda.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Bagaimana cara mengalahkan benda itu??" Tanya Hermione bertubi-tubi pada Amanda.

"Ak-aku juga tidak tahu!" Pekik Amanda panik.

"Mengapa kalian kembali kesini? Cepatlah pergi dari sini!" Lanjut Amanda.

"Zee yang berlari masuk sendiri, Kak. Katakan padaku. Darimana asal ilmu hitam yang kau pelajari ini?!" Tanya Ben yang masih setia memeluk Zee erat.

Draco masih sibuk, berusaha menghalau bayangan hitam yang mulai mendekat ingin mencelakakan itu.

"Paman Lucius memberikan sebuah kitab untukku pelajari. Dan itu asalnya dari Jepang!! Aku tidak sempat membaca cara mengatasi keluarnya Kuro." Jawab Amanda sekarang membantu Hermione dan Draco menghalau Kuro.

"Kuragari wa anata ni wa kankei no koto de haiboku suru koto ga dekimasu"

"Apa maksud kalimat itu Ben?!" Tanya Draco sambil berusaha menghindar dari lemparan kayu-kayu dari Kuro.

"Kak, apakah kau memiliki sebuah benda berharga yang masih kau simpan sampai sekarang?!" Tanya Ben setengah berteriak.

"Ak-aku tidak punya!!" Desah Amanda frustasi membuat mereka semua semakin panik.

Draco dan Hermione semakin putus asa dalam menghalau Kuro untuk mencelakakan mereka. Pertarungan yang tidak menguntungkan menurut mereka. Disaat mereka harus selalu melawan orang yang juga memakai mantra, namun kini mereka melawan sebuah roh hitam jahat yang tidak mempan ketika terkena mantra apapun dari mereka.

Zee tiba-tiba menangis takut saat pecahan kaca hampir mengenai dirinya jika Ben tidak cepat bertindak dengan menghindar ke sebelah kanan.

Anak itu sekarang ketakutan karena mulai banyak benda-benda keras melayang-layang disekitarnya seakan ingin menghantam ketempatnya.

Hermione segera memutar otak mencari cara agar bisa menghentikan roh itu.

"Amanda! Sekarang dengarkan aku... Kau, masih menyimpan gelang kaki pemberian ibu dan ayah?" Tanya Hermione dengan nafas memburu.

"Gelang kaki magis yang bisa membesar sesuai lingkar kaki itu?" Tanya Amanda pada Hermione.

"Ya, ya benar yang itu." Ujar Hermione memberi kepastian bahwa gelang kaki tersebutlah yang ia maksud.

Amanda menurunkan kaus kakinya dan menampakkan gelang kaki itu. Hermione pun melepaskan gelang kaki miliknya, yang ketika dilepas, gelang kaki itu kembali menyusut seukuran gelang kaki bayi.

Amanda yang melihat hal itu segera melakukan hal yang sama dengan Hermione meskipun ia tidak tahu apa yang ingin di lakukan oleh adik kembarnya itu dengan kedua gelang kaki mereka.

"Kau ingin melakukan apa dengan ini??" Tanya Amanda tak mengerti.

"Dengarkan aku dengan baik Amanda. Aku ingin bertanya sekali padamu... Setelah pembicaraan panjang kita tadi, apakah kau merasa menyayangi kami sebagai keluargamu?" Tanya Hermione dengan mata berair.

"Ya! Aku sudah sadar bahwa yang kulakukan selama ini hanyalah kesalahan karena sikap buruk yang ku pelihara dari kecil. Aku bahkan tidak rela melihat kalian mati disini gara-gara aku." jawab Amanda menahan tangis.

Tiba-tiba ia merasa bodoh atas kelakuannya beberapa jam yang lalu. Jika saja ia tidak menculik Zee... Jika saja ia merelakan Draco dengan Hermione... Jika saja... Jika saja... Dan masih banyak jika yang berkeliaran dalam kepalanya.

"Jadi, sekarang, anggaplah kami sebagai sesuatu milikmu yang berharga, karena kami pun menganggapmu sebagai milik kami yang berharga. Kami menyayangimu juga, maka untuk itulah Zee sampai berlari kembali untuk menolongmu... Simpan benda berharga yang sudah mengikat kita selama puluhan tahun ini, kak.

Aku percaya ayah dan ibu memiliki tujuan dengan membuatkan kita gelang kaki yang bisa membesar ini. Mereka ingin kita selalu terikat, saling menjaga dan menyayangi tidak perduli sejauh apapun kita terpisah." ucap Hermione panjang lebar. Dengan teguh ia mengusap air mata yang sudah meleleh sedari tadi.

Amanda pun tak jauh berbeda. Dengan tekad bulat menyelamatkan keluarganya dari sini, ia menggenggam erat sepasang gelang kaki mungil yang berada dalam kepalan tangannya.

"Ben! Aku sudah menemukan apa yang berharga untukku. Jadi apa yang bisa benda ini lakukan untuk mengalahkan Kuro?!" Tanya Amanda. Ben terlihat berusaha mengingat kembali buku pengetahuan ilmu hitam yang di pelajarinya bersama Lucius dulu.

"Lempar benda itu ke arah roh jahat itu sambil ucapkan mantra yang tadi kukatakan kak...!" Perintah Ben dengan suara lantang dan yakin.

Amanda mengangguk mengerti dengan perintah ben. Dengan berani ia mendekat ke arah roh jahat yang masih setia di tahan oleh Draco.

Ia mengambil posisi, bersiap menyambit Kuro dengan benda yang ada dalam tangannya. Dengan suara keras yang agak bergetar, ia merapal mantra dalam bahasa negeri matahari terbit itu.

"Kuragari wa anata ni wa kankei no koto de haiboku suru koto ga dekimasu"

Dengan begitu, terlontarlah sepasang perak berkilauan itu menembus asap hitam itu dan mencabiknya dengan cahaya yang menyilaukan.

GROOOOOKHH!!

Benda hitam mengerikan itu mengeluarkan geraman panjang yang mendirikan bulu roma ketika tubuhnya tercabik dengan menyedihkan.

Amanda memegang dadanya yang mendadak nyeri, seperti sesuatu akan tersedot keluar dari tubuhnya. Bersamaan dengan matinya roh itu, Amanda memuntahkan keluar darah hitam dari mulutnya dan roboh karena lemas.

Draco menahan tubuh Amanda sebelum wanita itu terhempas dengan keras ke tanah.

"Untunglah kita berhasil, kak. Karena tubuhmu sudah digerogoti oleh ilmu laknat itu selama puluhan tahun, kini kakak harus berusaha mensucikan diri dengan kitab lainnya. Kumohon jangan pernah berjalan ke arah yang salah lagi... Salah-salah ilmu hitam itu bisa berbalik dan membunuh dirimu sendiri..." Ben mengusap pundak Amanda dengan lega bercampur bahagia, karena akhirnya monster dalam diri kakaknya itu bisa keluar dari kakaknya.

"Aku tahu Ben. Terimakasih karena kalian semua mau kembali untuk menolongku. Terimakasih Zee.. aku minta maaf karena sering jahat padamu.. Aku memang aunty yang buruk..." tangis Amanda menyesal.

Zee turun dari gendongan Ben dan memeluk Auntynya dengan sayang, membuat Hermione dan Draco terharu akan kebesaran hati putri mereka.

Mereka memutuskan untuk kembali ke rumah Draco. Disana Harry dan kawan-kawan menyambut mereka dengan wajah cemas bercampur lega.

"Bloody Hell! Kukira ada sesuatu yang buruk yang terjadi pada kalian!" Pekik Ron dengan nada sumbang.

"Kami sampai harus berusaha keras menahan Ginny agar tidak kembali kesana. Dia sungguh keras kepala" ucap Luna membuat Ginny mendelik kesal.

"Bagaimana aku tidak keras kepala, Lun. Mereka itu selalu saja menghadapi bahaya. Astaga kapan kalian itu bisa hidup tenang, hah?!" Ujar Ginny kesal.

"Tenang saja, Potter, mulai sekarang hanya akan ada kebahagian di rumah ini." kata Draco lembut membuat yang lainnya melotot tak percaya.

"Mengerikan. Aku seperti sedang melihat Draco palsu saja" komentar Lavender membuat tawa Harry pecah.

"Well, setidaknya itu lebih baik dari pada mendengar mulutnya mendesiskan kalimat-kalimat hinaan tak berguna." Harry mengingat kembali segala sikap buruk Draco di Hogwarts dulu.

"Jangan salahkan aku karena menghina kalian sungguh menyenangkan..." Draco mengeluarkan seringaian khasnya membuat Hermione memutar bola matanya.

"Tapi maaf ya, tuan Draco yang terhormat, sekarang kau tidak bisa lagi mengataiku Darah Lumpur, karena aku ternyata seorang Pure Blood, sama sepertimu" ucap Hermione menyombongkan diri.

"Pantas saja kau lebih berbakat dari penyihir kebanyakan, Mione." Neville yang daritadi hanya diam ikut berkomentar.

"Aww, tentu Neville. Terimakasih atas pujianmu itu" balas Hermione.

"Semuanya, maaf karena aku sudah membahayakan kalian..." ucap Amanda pada semua orang disana.

Ginny tersenyum kecil.

"Tidak masalah, Amanda Shane... ups salah. Maksudku Amanda Abrahm. Kami ikut senang karena akhirnya kau bisa memulai hidup baru yang lebih baik dari sekarang." Ginny menjawab permintaan maaf Amanda mewakili teman-temannya.

Hermione tersenyum bahagia melirik ke sekelilingnya. Kebahagiannya sekarang telah lengkap.

Takdir memang seperti bom yang mematikan. Menunggu saat yang paling buruk untuk meledak.

Tapi tak apa. Hermione bahkan rela menukar seluruh tubuh dan jiwanya untuk melihat kebahagiaan yang terpampang di hadapannya. Dia bisa berkumpul bersama keluarga dan teman-teman yang menyayanginya.

Kekelaman, memang benar-benar bisa di kalahkan dengan sesuatu yang berharga bagi kita.

Mereka duduk bersama disana dan bercanda hingga malam tiba. Betapa senangnya Hermione dan Draco karena perjalanan cinta mereka yang panjang dan melelahkan akhirnya mencapai titik finale.

Mereka akan terus dan terus saling menjaga dan menyayangi hingga ajal menghampiri.

"Akhirnya, teman-teman, jawaban atas segala kegusaranku selama di Malfoy Manor terjawab. Ini sama sekali bukan takdir buruk yang membawa kesengsaraan. Tapi takdir menakjubkan yang meledakkanku kedalam kebahagian semacam ini... dan Draco.. aku bahagia sekali bisa melihat sisi lain dari dirimu.. jangan berkecil hati karena aku disini bersama Zee begitu menyayangimu. Aku menyayangi segala sikapmu yang tampak, dan sisi lainmu yang tersembunyi selama ini..."

Senyum bahagia terlukis diwajah mereka tak terkecuali Amanda yang mendapat kesempatan terakhir untuk hidup layak seperti manusia... bukan lagi monster yang menyedihkan karena terselimuti dengki dan iri hati.

Kini ia bisa dengan bangga berkata.

Aku, seorang kakak yang akan menjaga kedua adikku dengan baik... dan detik itu ia bersumpah, keselamatan keluarga kecil Hermione serta Ben merupakan tujuan hidupnya yang baru.

The End

Omg akhirnya ini tamat juga guys. Amanda gak aku buat mati ya.. menurutku dia memang jahat banget. Pake banget lah pokoknya. But everyone deserve a second chance, right?

Akhirnya mereka yang sudah sengsara selama bertahun-tahun bisa bahagia juga.

Dan guys, aku bakal selesaiin ff Dramione yang belum kelar. Mampir ke "Magic" ya.

Dan mohon baca juga ceritaku yang lain. Ini ff korea. But, ga alay2 bgt kok. Pairingnya Sestal. :)

Coba di baca ya guys siapa tahu suka. Kalo bukan penggemar korea gpp kok. Kayaknya bakal ttp ngerti. Wkwk

See u there ya guys. Oiya vomment nya jgn lupa.

Silakan tinggalkan kesan pesan kalian mengikuti cerita TOSoM dari awal sampe sekarang di bawah ini.. hehe...

Makasih atas supportnya selama ini.. dan mohon maaf kalau fic ini masih banyak bgt kurangnya. Aku akan latian terus menerus buat jadi penulis yang punya gaya menulis tersendiri. Semoga selama ini aku menghibur kalian. Maaf juga untuk update yang kadang lama bgt ya guys.

Thx for everything :)

See u at my another works

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 162K 38
[PART TIDAK LENGKAP/DIHAPUS SEBAGIAN] [] [Fantasi] --- Kembali diberikan kesempatan kedua? Hah Alexandra sangat senang akan hal itu tapi masalahnya k...
7.2M 660K 76
Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Zayn Haiden sang saudara tiri akibat wasi...
7.9M 593K 39
Seorang gadis SMA yang dijual oleh kedua orang tuanya kepada pengusaha besar yang berusia sekitar tujuh tahun lebih tua darinya. Sayna, gadis berusia...
1.4M 174K 44
"maaf maaf nih, gue nggak ada harga diri karena emang nggak niat buat jualan!" ____ Galang mengelus rambut Salsa dengan lembut. "NGELUS ANJING BANG" ...