The Crown •REVISI•

By febriana61

4.5K 408 27

Aku pernah merasakan namanya jatuh cinta dan bahagia. Tapi, setelah itu aku jatuh Teramat jatuh hingga aku lu... More

The First
The 2nd
Come Back
'Dia'
Bubble Tea
Destiny?
Someone
Wine
Start
Memory

Hug

351 36 7
By febriana61

Vote juseyo

-----------------"-------------------

Sehun dan Chanyeol baru saja turun dari mobil dan di sambut meriah oleh flash kamera. Dengan setelan jas yang rapi, mereka berjalan diatas red carpet menuju pintu utama rumah mewah itu

Saat di dalam, mereka tidak tau harus kemana. Rumah ini sangat luas dan begitu banyak orang yang sedang asik mengobrol.

Chanyeol lah yang bertanggung jawab atas keterlambatan ini. Dari tadi siang Sehun terus menemaninya untuk memilih warna jas apa yang akan dia kenakan.

iya, hanya sebuah jaslah yang membuat Sehun dan Chanyeol terlambat.

"Hyung, kita harus kemana?" Tanya Sehun sambil melihat-lihat sekeliling, mencari keberadaan ayahnya atau Sekretaris Chang.

"Molla" jawab Chanyeol singkat.

"Kita harus mencari tempat yang agak sepi hyung, aku akan menelpon sekretaris Chang." Ucap Sehun dan Chanyeol hanya mengangguk.

Dan entah sejak kapan, mereka sudah berada di taman belakang rumah ini. Disini tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang sedang mengobrol sambil meminum segelas wine.

Setelah beberapa menit menghubungi sekretaris Chang, Sehun mengajak Chanyeol untuk masuk kembali kedalam karena ayahnya dan sekretaris Chang berada di dekat air mancur mini yang letaknya tidak jauh dari taman belakang.

Saat mereka menuju masuk ke dalam, Sehun kaget karena Chanyeol yang berada disampingnya berteriak membuat beberapa orang disitu menatap ke arah Sehun dan Chanyeol.

"Ada apa hyu- Hahahaha" tawa Sehun meledak ketika melihat Chanyeol yang sudah basah.

"Yak!!" Teriak Chanyeol dan Sehun masih tertawa sambil memukul-mukul lengan Baekhyun.

Tapi darimana asal air itu? Pikir Sehun.

Saat Sehun melihat keatas, Ia melihat seorang perempuan sambil menutup mulutnya melihat ke arah Chanyeol

Irene?

"Hyung, tunggulah disini atau pergilah ke kamar mandi. Aku segera kembali." Ucap Sehun dan berlari masuk ke dalam meninggalkan Baekhyun.

"Yak! Kau mau kemana"

----------"----------

"Arghhhhhh"

"Teriakan siapa itu rene?" Tanya Wendy di sebrang sana.

"Aku tidak tau" jawab Irene sambil mencoba mencari asal suara.

"Omo!" Jerit Irene saat ia melihat kebawah.

"Ada apa?"

"Sepertinya aku menumpahkan wine ku di atas kepala orang"

"Mwo? Bagaimana bisa?"

"Aku tidak tau, Na eotteokhae?" tanya Irene gelisah.

"Mana aku tau. Sudah yah, aku harus minum obat. Annyeong!" Jawab Wendy sambil terkekeh dan memutus sambungan telepon secara sepihak.

"Yak! Wemdy!!" Teriak Irene kepada ponsel yang di genggamnya.

"aish jjinja! Kau bodoh Irene" Irene memukul kepalanya sambil berjalan masuk kedalam.

Saat ia ingin memutar knop pintu kaca yang menghubungkan ruangan di dalam dengan balkon, pintu itu sudah terbuka duluan dan menampilkan lelaki tinggi yang tampan seperti pangeran di negeri dongeng.

Yup! Itu Sehun, sekarang ia sedang melipat kedua tangannya sambil bersender di pintu.

"Kau mau kemana?" Tanya Sehun.

"Apakah kita saling kenal?" Irene balik tanya.

"Kau tidak mengenalku? Wah jjinja?!" Sehun berdiri tegap sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Saya tidak mengenal anda" ucap Irene cuek dan melewati Sehun.

Irene berhenti melangkah saat berada di samping Sehun.

"Anda tau? berbicara informal kepada orang yang belum anda kenal itu tidaklah sopan" ucap Irene datar dan kembali berjalan melewati Sehun.

Saat beberapa langkah Irene berjalan, tangan kekar Sehun menarik Irene paksa.

"Kau akan mengenalku" Ucap Sehun dan tersenyum kepada Irene yang masih terlihat kebingungan.

"Apa yang anda lakukan? Lepaskan saya!" Irene mencoba melepaskan genggaman Sehun tapi tidak bisa. Bagaimana mungkin tangan mungil Irene bisa melepas genggaman tangan kekar Sehun.

"Diam, jika kau tidak ingin menjadi pusat perhatian" ucap Sehun sedikit berbisik.

Irene melihat sekelilingnya. Benar saja, beberapa pasang mata sedang mememandangi mereka. Irene menyerah, ia pasrah akan di bawa kemana oleh Sehun. Setidaknya ia masih berada di tempat yang ramai.

--------"-------

Irene's

Apa yang laki-laki ini lakukan? Dia sangat gila.

Aku menuruni tangga sambil terus ditarik oleh lelaki gila ini. Saat di bawah ia memperlambat langkahnya, dan membuat aku sejajar dengannya.

Sambil terus menggengam tanganku ia terus berjalan dengan perlahan menuju segerombolan orang yang sedang asik mengobrol.

Disitu aku melihat wajah yang familiar, itu tuan Oh. Ia sedang asik mengobrol dengan dua lelaki yang kuyakini itu adalah appa dan Siwon oppa.

Tunggu! Mengapa lelaki gila ini kesini? Bagaimana jika tuan Oh atau ayahku melihatku berpegangan dengan seorang lelaki asing.

Aku menahan langkahku, mencoba untuk menghentikan lelaki gila ini menuju tempat ayahku. Tapi dia malah mengenggam tanganku erat dan terus menarikku.

Habislah aku! Bagaimana jika tuan Oh melihatku dengan lelaki asing sedangkan aku adalah calon tunangan anaknya.

Dan Siwon oppa, tamat riwayatku jika ia melihat ini.

Aku sedikit memperlambat langkahku dan mencoba berjalan di belakang bahu lelaki gila ini.

"Hey, Jangan kesana, kita berbalik saja. Eoh?" Bisikku sambil menutup mukaku dengan tangan kiriku.

"Diam, mengapa kau bersembunyi seperti itu?" Ucap lelaki itu, sambil terus berjalan.

Aish. Dia gila. Jika tidak disini, aku sudah menendang bagian sensitifnya sampai ia tidak bisa berjalan.

Oh tidak! Ini sudah dekat.

"Sehun!" Pekik Seseorang yang kuyakini adalah suara tuan Oh.

Sehun!?

Aku sedikit mengintip, dan benar tuan Oh tersenyum ke arah lelaki gila ini. ah tidak, tidak. Mengapa tuan Oh harus tersenyum ke lelaki gila ini. Mungkin Sehun berada di belakangku?

Sambil terus menutupi wajahku aku menengok kebelakang untuk mencari Sehun. Tapi yang kulihat hanyalah orang yang mondar-mondir.

"Akh!" Jeritku, saat aku menabrak lelaki gila di depanku.

"Mengapa anda berhenti!" Pekik ku tidak sadar jika beberapa pasang mata sedang memperhatikanku bingung.

"Kita sudah sampai" ucap lelaki itu tersenyum.

Dia sangat tampan jika tersenyum. Omo! Irene mengapa kau berpikiran seperti itu.
Fokus Irene!

Aku mengintip sedikit sebelum benar-benar keluar dari tempat persembunyianku.

Tuan Oh menatap ku bingung, begitu pula Ayah dan Siwon oppa. Seakan-akan menanyaiku apa yang sedang terjadi.

"Apa kalian sudah saling mengenal?" Tanya Tuan Oh.

"Ini semua salah paham ahjus- maksudku appa. Lelaki gila ini yang menyeretku kesini, aku sama sekali tidak mengenalnya" jelasku.

"Hey! Mengapa anda tersenyum?!" Omelku kepada lelaki gila yang di sampingku ini, dari tadi dia hanya mengulun senyum yang membuatku kesal.

"Tidak usah tersenyum! Aku sudah mempunyai calon tunangan! Jadi lepaskan aku!" Lanjutku sambil berusaha melepaskan genggamannya dan akhirnya ia melepaskannya.

"Appa ini tidak seper-" ucapan ku terpotong saat Siwon oppa memanggilku dan aku menoleh ke arahnya.

"Dia tunanganmu"

"Ne?! Apa maksudmu oppa? mengapa aku harus bertunangan dengan lelaki gila ini. Aku sudah mempunyai calon tunangan, Oh.Se.Hun bukan? Yang tadi kau bilang" ocehku.

"Dia Oh Sehun Irene-ah" ucap Tuan Oh lembut.

"Jangan bercanda Tu- maksudku appa, mengapa dia harus menjadi Sehun" aku terus saja mengomel tanpa mengerti situasi yang terjadi.

"Tunggu! Apa maksudmu appa? Dia Sehun" jeritku dan hanya di beri anggukan oleh Tuan Oh.

Apa dia sedang mengerjaiku? Okey, sekarang aku paham.

Aku melihat ke arah lelaki gila itu. Atau lebih tepatnya Sehun, ia terihat menahan tawanya dan terus mengalihkan tatapannya.

Aku merasakan darah sudah sampai dipipiku yang pasti sudah merubah pipiku menjadi merah. Aku sangat malu, aku terlihat seperti orang bodoh. Dan orang-orang sekelilingku terlihat sedang menahan tawa termasuk ayah dan tuan Oh. Terkecuali Siwon oppa, ia sekarang sudah sibuk menertawaiku.

Kau sangat lamban Irene, aish jjinja. Terkutuk kau Oh Sehun.

"saya permisi dulu" tidak ingin lebih lama disini aku berbalik dan pergi menjauh.

"Aku akan menemaninya" ucap Sehun samar-samar.

Bodo. Aku tidak ingin memperdulikan itu, walau dia mau mengejarku sampai belahan bumi manapun, aku tidak akan memaafkannya.

Dan sekarang, aku hanya ingin menghilang dari bumi ini untuk beberapa saat.

Sambil terus memegangi pipiku yang sangat merah ini, aku berjalan tanpa tentu arah. Dan tidak sengaja aku menabrak seseorang, walau tidak terlalu keras.

"Jjuseunghamnida" ucapku membungkuk.

"Gwenchanayeo" jawab orang yang ku tabrak.

tapi, tunggu.

Suaranya sangat familiar.

Oh tidak lagi! Pikir ku

Ternyata benar, aku menabrak sesorang yang sangat ku kenal. Mengapa hari ini aku harus sesial ini? Apa dewi fortuna sedang berlibur? Kenapa harus Kim Taehyung yang kutabrak?

"Joo hyun-ah?"

Deg!

Waktu seakan berhenti, dan untuk kedua kalinya aku ingin menghilang dari bumi ini untuk beberapa saat.

Jantungku berdegup sangat kencang dan lagi-lagi mataku mulai memanas menahan butiran air itu.

God please. Jangan biarkan dia mendengar degup jantungku.

butiran air ini, jangan sampai ia keluar tanpa seijin ku.

Dua pasang mata itu menatapku lemah.  Seakan ada panah yang menusuk hatiku dan mengirisnya, aku merasakan nyeri dihatiku.

Aku tidak tahan lagi. Badanku lemas dan kakiku saat ini tidak sanggup lagi menopang badanku.

Kumohon, jangan biarkan aku jatuh untuk sekian kalinya di hadapan dia. Seseorang tolong aku.

Dan seketika tangan kekar sudah menangkapku, membuatku berdiri dengan tegap. Aku melihatnya malaikat penyelamat ku. Oh Sehun.

"Neo gwenchana?" Tanyanya dan aku hanya mengangguk.

Seakan tau yang aku pikirkan, Sehun membawaku menjauh dari tempat tadi menuju tempat yang lebih sepi.

"Ada apa?" Tanyanya lagi.

"Aku melihatmu seperti ini untuk kedua kalinya" ucapnya.

Kedua kalinya? Pikirku

"Tidak usah kau tahan, menangislah" lanjutnya, aku hanya bisa menatapnya dan ia menarikku kedalam pelukannya.

Aku sebenarnya kaget dan ingin menolak. Tapi aku merasakan kehangatan disini yang membuat ku nyaman. Sangat nyaman.

Butir-butir air itupun lolos dari mataku dan mengalir deras. Aku semakin memeluk Sehun menenggelamkan kepalaku ke dada bidangnya.

"Menangislah. You'll be alright" ucapnya lembut sambil mengelus rambutku.

-----------"-----------

"Apa yang terjadi semalam?" Tanya ayahku tiba-tiba saat aku memakan sarapanku.

"Tidak ada"

Ayahku seperti ingin menanyakan beribu pertanyaan. Bagaimana tidak. Tadi malam saat kembali, mataku sembab dengan Sehun yang merangkulku. Saat di tanya apa yang terjadi, Sehun bilang jika aku terjatuh dan menangis. Jawaban yang sangat konyol.

"appa aku pergi dulu" ucapku cepat, karena ayahku ingin bertanya lagi.

Aku bangkit dari dudukku, berjalan ke arah ayahku dan mencium pipinya. Kemudian berjalan keluar melewati ibu dan adik tiriku.

"Ini masih pagi Irene" teriak ayahku, dan aku hanya melambai meninggalkan ruang makan menuju pintu utama

Sebenarnya aku sedikit menyesal karena datang pagi. Soalnya masih sepi hanya ada beberapa anak yang rajin atau anak yang sedang dapat giliran piket. Dan aku tidak termasuk keduanya.

***

Suara kaki ku, terdengar di koridor sekolah yang sepi-sepinya ini. Aku berjalan dengan semangat menuju kelasku.

"Good morning" teriakku saat memutar knop pintu kelasku.

Oh shit! Kenapa aku harus berteriak. Gerutuku.

Di kelas terdapat dua orang. Kyungsoo yang berada di deretan depan, dan seorang lelaki yang duduk di samping bangku ku.

Kyungsoo memang selalu datang jam segini hanya sekedar untuk membaca buku, ia mengabaikanku dan sedang asik membaca bukunya.

Sedangkan seorang lelaki yang duduk di samping bangku ku, tersenyum ke arahku. Dia adalah Kim Taehyung.

Mengapa dia harus datang sepagi ini? Aish jjinja.

Selama dua hari ini aku membolos untuk menghindarinya, dan sekarang aku harus berhadapan dengannya.

Aku ingin berbalik dan keluar dari kelas ini, tapi itu hanya akan terlihat seperti aku menghindarinya dan masih belum melupakannya.

Ya... walaupun memang aku belum bisa melupakannya. Tapi aku tidak akan pernah, terlihat lemah di depannya. Selama ini aku membangun perisai untuk menutupi kelemahanku. Apa itu harus runtuh hanya karena dia datang? Tidak akan kubiarkan.

Ayo Irene kau harus berani, jangan terus bersembunyi di balik senyuman indahmu. Hanya berjalanlah ke bangkumu, itu tidak sulit.

Please jangan berdegup sangat kencang gumanku.

Aku menghela nafas ku dan mulai berjalan menuju bangkuku. Aku duduk dengan diam sambil terus memperhatikan jam. Ini masih jam tujuh sedangkan kelas dimulai setengah delapan.

Apa aku harus duduk di sini selama setengah jam?

Aku hanya bisa diam, aku tidak tau harus berbuat apa. Apa aku harus menyapanya? Menanyakan kabarnya? Atau bagaimana keadaannya saat disana?

Tidak tidak, itu terkesan sok akrab. Aku masih sangat ingat dulu, saat hari dimana aku terakhir melihatnya. Aku tidak bisa berhenti menangis di hadapanya, dan sekarang aku harus menyapanya seakan tidak terjadi apa-apa.

Biarkanlah suasana canggung ini, aku akan lebih nyaman jika seperti ini. Daripada harus mengulun senyum di depannya yang membuatku lebih sakit.

"Ekhm" suara deheman yang sangat keras, membuyarkan lamunanku.

Aku menoleh ke arah Taehyung dengan muka sedatar mungkin yang kubisa. Dia menatapku dan tersenyum. Aku mengalihkan pandanganku, aku tidak ingin lama-lama melihat senyumannya.

Senyuman itu, aku sangat membencinya! Bagaimana bisa dia memberikanku senyuman, saat dia kembali dari kepergiannya meninggalkanku?

Mengapa dia tersenyum seakan-akan tidak terjadi apa-apa? Apa dia sudah melupakanku? Apa dia sudah lupa saat aku menangis memohon agar dia tidak pergi, dan dia hanya meminta maaf?

"Joo hyun-ah" panggil nya, aku semakin merasakan detak jantungku yang kini sudah melompat-lompat tidak karuan.

Krttttt! Suara kursi yang terseret terdengar dari barisan depan.

Kyungsoo bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas.

"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya, memecahkan keheningan.

"Baik" jawab ku acuh.

Dan setelah kata terkhirku itu, keheningan mulai menyelimuti lagi kelas. Tidak ada yang berbicara, aku dan Taehyung memilih untuk sibuk dalam pikiran kita masing-masing.

Sampai suara bel yang menandakan kelas akan dimulai bunyi dan anak-anak kelasku yang entah darimana selama setengah jam masuk ke dalam.

Pasalnya selama setengah jam, salah satu dari mereka tidak ada yang datang kelas untuk hanya sekedar menaruh tas. Dan saat bel, mereka segerombol langsung masuk ke kelas.

Wendy tidak masuk sekolah hari ini, yang membuatku berdiam diri di kelas saat istirahat.

Saat pelajaran dimulai pun aku tidak bisa fokus. Aku hanya sibuk menenangkan jantungku yang dari tadi terus saja berdegup sangat kencang.

Akhirnya, bel yang daritadi aku nantikan berbunyi juga.

"Baiklah anak-anak, pelajaran sampai sini saja. Kita lanjutkan pada jam berikutnya, dan jangan lupa kerjakan pr kalian" ucap Yoo seongsaennim mengakhiri pelajaran pada hari ini.

"Ne ssaem~"

Aku segera merapikan buku ku dan memasukkannya dalam tas. Aku tidak ingin lebih lama duduk disamping nya.

"Kyungsoo-ah, tunggu aku" panggilku kepada kyungsoo yang sudah berada di pintu, ia hanya menengok kemudian bersandar di pintu menungguku.

"Ppali!" Ucap Kyungsoo.

"Iya iya" jawabku.

Aku pun bangkit dari dudukku dan mengenakan tas sekolahku. Belum sempat aku berjalan untuk menyusul Kyungsoo, ada tangan yang menahanku.

Aku menoleh, dan aku melihat Taehyung yang masih duduk di kursinya sambil memegang tanganku. Ia tidak melihat ke arahku melainkan menatap papan tulis di depan yang terpunuhi oleh rumus-rumus matematika Yoo Seongsaennim.

Beberapa anak yang masih dikelas terlihat terburu-buru memberesi barang-barangnya, padahal dari tadi mereka malas-malasan mengemasi barang-barangnya.

Aku melihat kearah Kyungsoo dengan tatapan memohon untuk tidak meninggalkanku. Dan untungnya Kyungsoo setia menungguku.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku dan dia sama sekali tidak menjawabku.

Aku kembali melihat Kyungsoo agar dia membantuku.

"Yak! Apa kalian berdua tidak ingin pulang?" Teriak Kyungsoo.

Do Kyungsoo, kau sangat mengerti aku.

"Lepaskan aku" ucapku berusaha melepaskan pegangannya, tapi dia malah menarikku yang membuat aku kembali duduk.

"Apa yang kau lakukan?!" Bentakku.

"Kau tidak ada urusan lagi kan? Pulanglah" Ucap Taehyung datar sambil menatap Kyungsoo.

"Ani, aku sedang menunggunya" jawab Kyungsoo tak kalah datar.

"Pergilah!"

"Aku tidak ada urusan denganmu" Ucap Kyungsoo sinis. Aku tau sekarang dia lagi menahan emosinya.

"Aku bilang pergi!" Teriak Taehyung yang membuatku tersentak dan takut.

Kyungsoo ingin menghampiriku tapi aku menggeleng yang membuat dia tetap diam. Aku tidak ingin mereka berkelahi disini.

Kyungsoo menatapku seakan menanyakan apa aku tidak apa apa, dan aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaannya.

"Jika kau menyakitinya untuk kedua kalinya, aku tidak akan membiarkanmu" Ucap Kyungsoo dingin dan kemudian ia keluar dari kelas.

"Apa mau mu?" Tanyaku.

Ia menggeser kursinya mendekatiku.

"Maafkan aku" lirihnya.

"Apa?" Ucapku yang tidak berani menatapnya.

"Bogoshipeo, joo hyun-ah"

Aku memberanikan diri untuk melihatnya.
Sebenarnya ada rasa senang saat ia bilang merindukanku, tapi itu tidak sebanding sama rasa sakitku selama ini.

"Bogoshipeo? Kemana saja kau selama ini?" Aku tersenyum sinis.

"Maaf" ia semakin mengenggam erat tanganku.

"Maaf? Maaf kau bilang? Kau meninggalkanku saat kita akan bertunangan Taehyung! Kau yang membuat goresan dihatiku! Kau yang selama ini membuatku menangis! Selama dua tahun aku merasakan perih yang sangat menyakitkan. Dan sekarang kau datang, mengatakan bahwa kau merindukanku?. Apa aku segampang itu di matamu?" Emosiku sekarang tidak bisa ditahan lagi, dan air mata kini sudah membasahi pipiku.

"Joo hyun-ah, jeongmal mianhe" ia menatapku dengan tatapan menyesal.

"Joo hyun? Aku bukanlah Joo hyunmu lagi Kim Taehyung! Joo hyun yang selama ini mencintai dan merindukanmu sudah tiada. Kini aku adalah Irene. Perempuan yang berani bangkit dari keterpurukannya karena ditinggalkan oleh lelaki brengsek sepertimu" semua yang ada di dalam hatiku ku keluarkan semua, aku sudah lelah karena ini semua.

"Joo hyun-ah, jeongmal mianhe. Aku sangat menyesalinya"

"Memang kau pantas untuk menyesali ini semua, kumohon pergilah dari hidupku" ucapku lemah sambil menunduk.

"Please, jangan meninggalkan ku untuk kedua kalinya" jawabnya, ia mengangkat daguku dan menatap mataku dalam.

"Kau yang meninggalkanku Taehyung-ah. Kau adalah orang yang berusaha menerobos pintu hatiku, kau melakukan apa saja agar kau bisa lebih dekat denganku. Akhirnya aku membuka hatiku yang membuat status kita lebih dari seorang teman, kita selalu melewatinya bersama. Dan kau mengakhiri itu semua dalam satu hari" ucapku sambil terisak.

Ia menarikku dalam pelukannya, mengelus rambutku berusaha menenangkanku.

"Jeongmal mianhae"

--------------------"-----------------------

Maaf yah baru update, soalnya abis Try Out, jadi baru bisa update hari ini.

Oiya, untuk Xiumin Oppa. Happy birthday🎁🎊🎂🎉
Saranghae 😙😘😍

Btw doain aku yah biar nilai Try out nya bagus \curhat\ 🙏🙇

dont forget
Vomment juseyo ^^
Luv you 😘😙❤

Continue Reading

You'll Also Like

122K 12.3K 25
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
297K 2.7K 38
boypussy, cowok bermeki, BXB area TREASSURE COUPLE MINOR DNI !!!! pair: woohwan
1.7M 65K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
80.6K 10.8K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...