[Completed] I Just Wanted You...

By CattyWyn

139K 11.7K 2K

"BAGAIMANA AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA MELIHAT DIA BERCINTA DENGAN PACARNYA ITU?! HUH?!" ~~~~~ I just wanted you... More

1. I Wish You Were Never Born
2. Like a Shadow
3. I Can't
4. You Are My Beloved Unnie
5. You Love Her Taeng
6. You're Not a Kim Anymore
7. Unpredictable Kim
8. If This The Start?
9. Fitful
10. What Happened?
11. The Struggle
12. Where Are You Mi?
13. Annoying Twins
14. Rough Day
16. Lost My Half
17. The Kisses
18. Hi Miyoung
19. I Like Hugging You
20. NO!
21. The Day Before You Leave
22.?
22. Never Leave Me Again
23. Brand New Day
24. END
24. Seriously?
25. Got Her Clingy
M!Countdown 170810
26. Another Fine Day
27. Sieun-ah..
28. It's a..
29. Fuck You Miyoung
30. She Grows AF
31. Another Change
32. Happy Belated Birthday Miyoung
32.5 Too Sweet To Judge
33. I Just Wanted You to Love Me
34. Lose Lost Loose
35. Saranghae
35.5 Saranghae II
36. Sweet Taetae
Go!!!
New Story

15. Just Go Home Without Me

2.4K 305 57
By CattyWyn

"Permisi, aku tau siapa kalian, dan aku tau tau siapa itu Kim Taeyeon yang didalam itu. Bisakah kalian pergi dan meninggalkan Sieun sendiri? Dia tidak akan pulang dengan kalian" Semua terdiam menatap Dongjun.

"Maaf tapi dia adik kami, ia memiliki akta yang sah dan surat-surat lengkap dan apa hak anda mengatakan kalau kami harus meninggalkan Miyoung sendiri, disini? Kau pasti bercanda ahjussi" jawab Jessica dengan nada sarkratis nya.

"Dia Hwang Sieun, sungguh" bantah Dongjun saat Jessica menyebut Sieun dengan nama Miyoung.

"Tidak ada yang bisa mendebatku, dia Kim Miyoung yang sah tak peduli apapun bukti yang kau punya ahjussi" Jessica mulai berdebat lagi soal hak asuh Miyoung, dan kini dengan orang yang tidak dikenalnya.

"Jangan mendebatku nona muda, kalian boleh saja datang dari kota tapi aku tidak lebih bodoh dari kalian, Sieun tinggal disini dia keponakan ku-"

"Ada apa ini ribut-ribut Dongjun" Hwang halmoni keluar dari kamar Sieun.

"Suruh mereka pergi eomma, kau tau mereka akan membawa cucu kesayanganmu pergi"

"Mereka akan pergi sebentar lagi" wanita tua itu masuk ke kamarnya setelah mengatakan itu.

"Apa maksud eomma?" Dongjun mengikuti eommanya sampai ke kamar.

"Sieun yang akan memutuskan apa dia ingin tinggal dengan kita atau dengan gadis-gadis berisik itu, ketika sadar nanti ia akan memilih" karna sudah malam wanita tua itu menarik selimutnya untuk tidur. Dongjun hanya bisa diam mendengar jawaban sang eomma.

~~~~~~~~~~~~~~

"Ddung Miyoung apa kau tidur?" Bisik Taeyeon. Ia duduk disebelah tubuh beku sang adik.

"Kau sakit? Disini dingin ya?" Taeyeon mengatakannya dengan sangat pelan, takut adiknya akan terbangun.

"Ayo pulang, aku tidak akan memarahimu lagi" ujarnya terus. Ia hanya menatap canggung pada tubuh yang terbaring itu, masih ada ragu dihatinya untuk berbicara lagi pada Miyoung

"Maaf aku kakak yang buruk selama ini"

"Apa aku menyakitimu begitu banyak?"

"Bisakah aku dimaafkan ddung Miyoung?" Ia rindu memanggil Miyoung begitu. Ini sudah 12 tahun berlalu semenjak terakhir kali ia memanggil sang adik begitu.

"Pulanglah ke rumah kita, rumah eomma dan appa. Kau akan merasa nyaman disana Miyoung, bagaimana?"

"Baiklah setelah kau selesai istirahat aku akan menanyaimu lagi, malam ini aku boleh menginap di kamarmu kan? Disini hangat, aku suka" Taeyeon yang lelah itu langsung berbaring di sebelah Miyoung yang sudah terlelap sedari tadi itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Halmoni.." panggil Sieun lemah, tubuhnya masih sangat lemas.

"Bagaimana rasanya cucuku? Bagian mana yang sakit?" Tanya sang nenek.

"Aku dingin.." racaunya. Halmoni langsung saja memberikan selimut ekstra pada Sieun.

"Aku juga lapar.." halmoni tertawa mendengar racauan Sieun yang terakhir, langsung saja ia ke dapur untuk mengambilkan sup untuk menghangatkan tubuh Sieun dan mengganjal kelaparan gadis itu.

"Ini makan lah" satu set sarapan hangat mendarat di depan Sieun. Gadis itu langsung saja duduk dan melahap makanan lezat buatan sang nenek tersebut.

"Apakah enak?" Tanya halmoni sambil menyekat rambut Sieun ke belakang telinganya.

"Enak sekali halmoni, lain kali harus sering memasak seperti ini, aku sangat suka hehe" celoteh Sieun sudah sedikit bertenaga setelah memakan sup dan nasi hangat buatan neneknya.

"Aku akan memasak tiap hari agar kau makan dengan nikmat" jawab halmoni dengan tersenyum senang.

"Jjinja? Wahh asiik aku akan makan masakan halmoni tiap hari hihi" ujar Sieun senang.

Taeyeon terbangun mendengar seruan Miyoung. Ia seperti mendengar suara Miyoung namun terasa sangat jauh padahal Miyoung tidur di sampingnya.

Ia duduk dengan malas, dingin pagi ini lebih menusuk dari malam kemarin. Taeyeon mengecek Miyoung apakah sudah bangun, namun tak ada siapapun yang ditemuinya. Selimut yang Miyoung gunakan tadi malam juga sudah terpasang di tubuhnya, bahkan ia tidak tidur di lantai kayu seperti selamam, ia tidur di atas kasur tikar Miyoung yang berwarna pink.

"Kenapa aku tidur disini" gumam Taeyeon heran.

"Kemana Miyoung" ingatnya lalu langsung berdiri mencari Miyoung.

"Miyoung-ah" sorak Taeyeon memanggil nama Miyoung.

"Miyoung-ah eodiso?" Panggilnya lagi

"Ada apa kau teriak teriak" sinis Dongjun.

"Kau lihat adikku? Semalam dia tidur denganku tapi pagi ini sudah tidak ada" jelas Taeyeon.

"Cih adikmu? Kau masih menganggapnya adik? Selama ini kau kemana saja?" Perkataan Dongjun membuatnya tersinggung dan sedih, tapi ia merasa ada benarnya juga perkataan pria berbadan besar itu. Tapi kini ia ingin memperbaiki keadaan, ia akan menyayangi Miyoung sebagaimana mestinya.

"Apa hak mu berbicara seperti itu padaku, kau tidak tau siapa aku? Hati-hati kalau bicara ya" kata Taeyeon melawan Dongjun.

"Aku pamannya Sieun, apa hak mu mengancamku begitu. Ini bukan kota mu yang ada antek-antek mu dimana-mana, tidak perlu sok" balas Dongjun.

"Samchon?" Suara Sieun membuat mereka berdua menoleh.

"Miyoung-ah Kwenchana? Bagian mana yang sakit?" Tanya Taeyeon khawatir melihat Miyoung sudah berdiri di hadapannya.

"Tidak ada yang sakit" jawab Miyoung canggung. Tidak pernah Miyoung melihat Taeyeon berbicara padanya seperti itu, khawatir dan penuh perhatian. Sedekat ini? Apa Taeyeon sakit? Pikir Miyoung dalam hatinya.

"Miyoung-aaah"

"Kim Miyoung..."

"Mi kau baik?"

"Miyoung kau sudah baikan?"

Suara gadis-gadis berisik itu terdengar dari pintu depan. Miyoung bingung harus bagaimana, ia merindukan mereka semua tapi jika ia membalas sikap manis mereka maka ia akan terlihat jahat pada Taeyeon. Miyoung memilih untuk diam membiarkan gadis-gadis itu memeluknya satu persatu.

"Kenapa diam saja? Apa tidak rindu kami?" Tanya Hyoyeon.

"Mi, kami sudah menemukanmu. Kau akan pulang ke rumah dan semua akan menjadi lebih baik, aku janji" ucap Jessica, ada sedih tergurat di senyum tipis unnie kesayangannya itu.

"Miyoung-ah katakan sesuatu, kami sudah mencarimu kemana-mana, kami sudah paksa temanmu Jimin itu untuk beritahu kau dimana, kami sudah ke rumahnya"

"Jimin?" Gumam Miyoung sangat pelan. Kini ia tau bagaimana teman-temannya ini bisa sampai menemukannya di desa terpencil seperti ini.

"Iya teman pirang albino mu itu yang bernama Hong Jimin" ulang Sooyoung.

~~~~~~~~~~~~~~~~

"Jimin, siapa lagi itu?" Suara sang appa yang tiba-tiba mengagetkannya.

"Bukan siapa-siapa appa, appa lanjut saja bekerjanya" sahut Jimin .

"Ahjissi ini kami, kami ingin bicara denganmu sebentar saja. Kami ingin minta maaf dan berterimakasih. Bisakah kami meminta waktumu sebentar?" Tanya Yuri.

"Tidak appa, jangan temui mereka" hasut Jimin.

"Kenapa anakku? Kau seperti kriminal yang tertangkap basah. Ceritakan pada appa apa yang terjadi, apa kau mencuri sesuatu dari mereka?" Appa nya malah mencurigainya mencuri sesuatu. Dulu saat di kota Jimin sering mencuri atau mencopet uang di pasar dan itu diketahui oleh appanya. Sering jimin tidak pulang karena takut ketahuan mencuri oleh sang appa.

"Tidak, tentu saja tidak. Aku kan sudah berjanji pada appa untuk tidak mencuri lagi. Mereka itu keras kepala appa, mereka tetap menuduhku menyembunyikan adik mereka. Appa tau sendiri kan hanya kita berempat yang pulang dari kota"

"Baiklah kalau begitu, appa akan katakan pada mereka baik-baik, bahwa kau benar-benar tidak tau dimana adik mereka" tuan hong membuka pintu depan rumahnya membuat Jimin tersingkir oleh pintu.

"Selamat siang tuan Hong, saya Yuri ini teman-teman saya jessica dan Seohyun. Kami kesini ingin bicara dengan anda"

"Iya baiklah, silahkan masuk kita bicara di dalam saja" setelah dipersilahkan masuk mereka bertiga masuk ke ruang tamu kediaman keluarga hong itu dan duduk bersama sang kepala keluarga. Yuri memanggil temannya yang lain untuk ikut berbicara di rumah tuan Hong.

"Jadi ahjussi, begini.."

"Yujin-ah.. tolong buatkan minum untuk tamu kita" tuan hong memotong perkataan yuri dengan menyuruh anak bungsunya membuatkan minum.

"Ah kamsahamnida ahjussi. Begini-"

"Jimin bilang ia benar-benar tidak tau dimana adik kalian, jadi apa yang kalian cari lagi disini?" Sekali lagi pria itu memotong perkataan Yuri dengan tidak sopan.

"Bukan begitu tuan, kami kesini pertama-tama ingin mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya telah mengganggu ketenangan kediaman kalian. Kami tau Jimin tidak menyembunyikan Miyoung adik kami disini, kami minta maaf sudah merepotkan..." Yuri dan Seohyun terus bercerita pada tuan hong, sesekali jessica akan menyela dengan tidak sabar ketika kedua temannya ini sangat sabar menyelipkan pengertian pada tuan hong. Yang lain sudah datang dan duduk bersama di ruang tengah.

"Jimin-ah, kemarilah nak" panggil tuan hong.

"Ada apa appa" jimin mendekat dengan malas.

"Duduklah, mereka ingin menyampaikan sesuatu padamu" dengan patuh Jimin duduk di sebelah appanya. Setelah jimin duduk tuan hong beranjak dari duduknya memberi ruang untuk mereka.

"Jimin-ah, mian sudah membuatmu panik. Kami tidak menuduhmu yang macam-macam, kami sangat merindukan dan mengkhawatirkan Miyoung jadi kami mencarinya sampai jauh kesini"

"Sudah aku katakan aku tidak tau siapa itu miyoung" Jimin masih tetap membantah.

"Kami bukannya tidak percaya, tapi data dari yang kami dapat dari kepolisian mengatakan bahwa kau dan miyoung selalu bersama dalam beberapa minggu dan terkadang terlihat bekerja bersama di pasar. Kenapa kau menyembunyikan kebenaran seperti itu jimin-ah? Apa kalian bertengkar" tanya seohyun lagi. Jimin diam, tidak tau mau mengelak seperti apa lagi

"Katakan sesuatu jimin-ah, kami sangat mengkhawatirkan Miyoung" desak Sunny.

"Umm mi-miyoung..." Jimin ragu harus mengatakan apa, semua orang menatapnya lekat membuatnya gugup.

"Miyoung... umm, aku tidak bisa mengatakannya" mereka semua menyenderkan punggung mereka dan mengambil nafas dengan kasar.

"Wae? Kenapa tidak bisa katakan?" Tanya Taeyeon frustasi

"Aku sudah berjanji pada Miyoung tidak akan memberitahukan siapapun tentang dirinya, bahkan polisi sekalipun"

"Kenapa seperti itu? Apa Miyoung tidak ingin ditemukan?" Tanya Sooyoung heran

"Miyoung ingin semua orang menganggapnya sudah tiada. Jika hidup sebagai Miyoung tidak ada artinya di muka bumi ini maka dia harus hidup sebagai orang lain. Ia bahkan menemukan keluarga baru dan mengganti namanya" jelas jimin yang sebenarnya takut keceplosan memberitahu keberadaan Miyoung.

"Apa dia menceritakan sesuatu tentang aku? Aku mohon katakan semua yang dia ceritakan padamu" mohon Taeyeon

"Kalau itu aku tidak bisa, aku akan katakan apa yang bisa kukatakan saja" suasana menjadi hening, mereka ada di pikiran mereka masing-masing.

"Jimin-ah kumohon, beritahu aku tentang Miyoung. Bagaimana dia? Apa saja yang dia ceritakan padamu? Apa dia tersiksa hidup melarat?" Tanya Taeyeon tidak sabaran.

"Miyoung senang bisa bekerja unnie, ia tidak pernah mengeluh harus hidup melarat. Miyoung bilang ia akan cari uang yang banyak agar bisa membawaku dan dongjun samchon hidup enak"

"B-begitukah.." Taeyeon sangat merasa buruk terhadap Miyoung. Tidak seharusnya ia menelantarkan adik sematawayangnya hingga harus bekerja seperti itu.

"Tentang kau... umm m-miyoung.. katanya ia akan melupakan mu" Taeyeon tercekat, ia tidak ingin Miyoung melupakannya. Baru saja ia akan mulai memperbaiki semuanya, namun sepertinya ini sangat terlambat. Taeyeon membeku mendengar perkataan Jimin.

"Apa maksudmu? Coba jelaskan itu" kata Jessica dengan nada tidak terima.

"Dia sangat menyayangi Taeyeon unnie. Dia ingin melihat Taeyeon unnie bisa hidup dengan bahagia. Selama ini unnie selalu bilang bahwa seharusnya semuanya adalah miliknya seorang, sejak ada Miyoung semuanya menjadi milik Miyoung dan miyoung adalah pengganggu dalam hidupnya. Jadi Miyoung pikir ia harus menghilang dari kehidupan Taeyeon unnie, meskipun itu artinya harus kehilangan temannya yang lain." Mereka yang mendengar penjelasan jimin berlinang airmata. Sedih rasanya mendengar miyoung mengambil keputusan seperti itu.

"Aku sudah terlambat kan.." gumam taeyeon menitikkan airmata

"Tidak ada yang terlambat taeng" sahut Jessica.

"Miyoung masih menyayangimu, ia lakukan ini karna menyayangimu. Jika kau bilang kau akan berubah mungkin dia mau pulang dengan kita"

"Tidak. Dia tidak akan merubah keputusannya walaupun apapun yang akan kalian katakan. Keputusan miyoung sudah bulat" cela jimin.

"Setidaknya kami mencoba, ayolah guys kita pulang" ajak Yoona.

"Tapi kita belum mendapatkam alamat miyoung" bantah taeyeon.

"Jimin tidak akan memberitahukan itu pada kita. Dia orang yang setia kawan, kan jimin?" Yoona mengedipkan matanya pada jimin.

"Benar aku tidak akan memberitahukannya pada kalian sekalipun Miyoung memperbolehkannya. Aku tidak akan biarkan kim Taeyeon itu menyiksa teman baikku lagi. Sudah cukup selama ini dia kau perlakukan seperti itu kim taeyeon." Ujar jimin menatap taeyeon dengan penuh kebencian

"Aku akan berubah, aku sudah berjanji. Apa masalahmu" balas Taeyeon dengan marah.

"Masalahku adalah kau kim taeyeon. Aku benar-benar menyayangi miyoung sebagai teman baikku selama ini. Semua yang dia ceritakan walaupun dibumbui dengan kalimat "tapi taeyeon unnie tidak bermaksud begitu, ia masih menyayangiku kok" aku tidak percaya dengan kalimat penghiburnya itu. Dia masih berusaha agar kau tidak tampak buruk didepanku. Tapi kau, coba pikir lagi hal baik apa yang pernah kau lakukan untuknya"

"Kau-"

"Sudah sudah kita kesini tidak untuk bertengkar, ayo kembali ke van. Bukannya kita kesini cuma mau minta maaf ya. Sekarang ayo kembali ke van, tolong ikuti aku sekali ini saja unnie-deul" akhirnya mereka semua keluar dari rumah keluarga hong dan kembali ke mobil mereka.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Lalu bagaimana kalian bisa sampai kesini, Jimin tidak memberitahukan apapun pada kalian kan" tanya Dongjun.

"Benar, Jimin tidak mengkhianati kepercayaan Miyoung padanya. Hanya saja kami lebih pintar dari itu" jawab Yoona dengan bangga.

"Yap, Yoona ingat Jimin menyebutkan namamu sekali. Setelah itu Yoona menghubungi polisi di seoul yang menggusur gubuk-gubuk jelek itu dan meminta data tentang orang bernama Dongjun. Lalu voila" jelas Sooyoung dengan gembira.

"Jimin benar, pulanglah dengan sia-sia unnie. Keputusanku sudah bulat, aku akan tinggal disini selamanya" ujar Miyoung tanpa ekspresi di wajahnya.

"Apa yang kau katakan? Kau sudah gila? Kami jauh-jauh kesini itu untuk menjemputmu-"

"Aku tidak pernah menyuruh kalian menjemputku unnie, dari perkataanmu kau tampak tidak iklas sudah sampai kesini. Maaf sudah membuat kalian repot, tapi aku akan tetap tinggal disini" kata Miyoung dengan tegas.

"Apa ini semua karna perlakuanku padamu? Hm? Bisakah aku mendapat ampunanmu adikku? Aku benar-benar minta maaf, aku tau aku sudah begitu berdosa padamu, biarkan aku menebus dosaku padamu Miyoung-ah. Pulanglah bersama ku" pinta Taeyeon dengan menangis. Miyoung sungguh tidak tega melihat unnienya seperti itu. Ia bukannya marah pada Taeyeon, tapi ia hanya membuat keputusan yang paling baik untuk siapapun. Taeyeon tidak akan bisa menerima kehadirannya, kebencian Taeyeon padanya sudah melekat di jiwanya.

Miyoung hanya lelah terus menerima perlakuan unnie yang sangat dicintainya ini. Terkadang Taeyeon tampak sedikit baik padanya, tapi sejam berikutnya bertingkah seperti mereka sudah bermusuhan sejak bayi. Miyoung bingung, ia ingin menyudahi ke-tidak-jelas-an selama ini. Beberapa kali Taeyeon bilang akan lebih baik padanya, namun itu hanya di bibir saja, dan di angan Miyoung saja.

"Unnie. Aku yang minta maaf, selama ini menyusahkanmu. Aku merampas apapun yang harusnya menjadi milik unnie, aku membuat unnie berbagi semuanya denganku. Aku benar-benar minta maaf. Kini, aku akan kembalikan semua apa yang seharusnya menjadi hak unnie" nada Miyoung melembut. Namun perkataan itu menusuk Taeyeon dengan sangat.

"Unnie, pulanglah.."

####################

Continue Reading

You'll Also Like

9.4K 875 29
Cast : - Kwon Yuri - Kim Taeyeon - member snsd - Oh Sehun - Xi Luhan Yuri gadis cantik asal Korea itu mengalami kecelakaan pesawat bersama keluargany...
32.3K 3.1K 47
Sejak mata ini pertama kali melihatmu, kamu berhasil menyita perhatianku. Kala itu, kalau kamu masih ingat, kamu menggunakan sepatu nike, yang sepert...
158K 16.1K 63
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
114K 15.8K 30
Tentang wanita tegar yang berkali-kali patah. [gxg] [SEULRENE] END✔️