Possessive Boyfriend

By sulistiana_

618K 33.4K 2.7K

"Ketika rasa cinta kian mendalam." •••••••••• Entah rencana apa yang telah dibuat Tuhan untuk ku. Mempunyai s... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25

Part 10

21.8K 1.4K 125
By sulistiana_

"Suatu saat nanti bila kita bertemu kembali, bolehkah aku pura-pura tak mengenalmu?."

POSSESSIVE BOYFRIEND

Malam ini sangat membosankan. Biasa nya, disaat malam seperti ini aku sedang chating dengan Al dengan terpaksa. Ya terpaksa, karna entah kenapa aku sangat malas jika chating dengan nya.

Jika tidak dibalas, dia akan terus menerus chat dengan sesekali menelpon. Sekarang aku sangat rindu chat dari Al. Padahal baru kemarin malam aku putus, tapi rasanya seperti sudah berminggu-minggu.

Aku menoleh saat pintu kamar dibuka dengan tiba tiba. Aku sudah hafal, itu pasti bang Dion. Karna hanya dia yang tidak pernah mengetuk pintu terlebih dahulu jika ingin masuk kamar ku.

Bang Dion menampakkan diri nya yang mengenakan kaos oblong beserta celana sedengkul sambil tersenyum meremehkan yang menyebalkan. Aku hanya menatap nya dengan wajah datar.

"Ngapain lo?" Tanya ku saat dia tidak mengucapkan satu patah kata pun sedari tadi.

Aku mengalihkan pandanganku karna malas melihat wajah nya yang menyebalkan.

"Lo putus?"

Bukannya menjawab pertanyaan ku, ia malah menanyaiku balik seolah tidak mendengar pertanyaan ku sebelum nya.
Aku hanya mengangguk malas menjawab pertanyaan nya.

Seketika itu ia tertawa terbahak bahak seperti sangat senang mendengar jawaban ku. Ya Tuhan mengapa engkau mengirimkan kakak seperti bang Dion. Dia sungguh menyebalkan. Bukannya kasian, ini malah tertawa. Aneh bukan? seperti bukan manusia saja.

"Diem lo! Sana pergi kalo lo dateng ke kamar gue cuman buat ngetawain gue" Teriak ku kesal.

"Wetts selo dong" Ujar nya sambil melangkah mendekat.

"STOP! JANGAN DEKET DEKET" Teriak ku lagi tapi kali ini lebih keras sampai bang Dion menutup kedua telinga dengan tangan nya. Setelah itu ia memberhentikan langkah nya.

"Lo galau sampe bolos kuliah?" Tanya nya lagi sambil menahan tawa nya.

"Gak usah sok tau"

"Emang gua tau" Ujar nya percaya diri.

Lalu bang Dion memajukan kepala nya, memperhatikan wajah ku yang tidak menghadap ke arah nya.

"Apa lo liat liat"

"Mata lo sembab amat. Bener berarti kata Mama lo nangis semaleman" Komentar bang Dion sambil melipat kedua tangan nya di didepan dada.

"Lo nyesel?"

Aku menoleh menatap wajah bang Dion yang serius. "Nyesel apaan?"

"Lo nyesel diputusin Al?" Jelas nya.

Mendengar itu aku menghela nafas sambil mengalihkan pandangan dari bang Dion.

"Tau dari mana lo kalo Al yang mutusin?"

"Gak penting gue tau dari mana. Seinget gue lo pernah bilang kalo Al mau putus bikin lo seneng. Sekarang bisa buktiin kalo lo lagi seneng?"

Kalimat bang Dion menusuk hati ku. Aku seperti dipojokkan. Kalimat nya memang benar ada nya. Aku pernah bilang seperti itu. Tetapi kalimat nya begitu kasar seolah tidak ada kalimat lembut lainnya.

Tanpa terasa air mata ku jatuh. Aku menundukkan kepala agar air mata ku tidak terlihat oleh bang Dion.

"Nyesel? Nyesel emang terakhiran, kalo di awal pendaftaran"

"Gua udah pernah bilang jangan sampe nyesel kalo itu terjadi. Dan akhirnya sekarang terjadi dan elo nyesel"

"Lo gak bisa tanggung jawab sama kata kata lo dulu"

Tangisan ku tumpah sampai bahu ku bergetar. Aku terus menunduk sambil membekap mulut ku agar tangisan ku tidak terdengar sampai lantai bawah.

Bang Dion menghampiriku, naik ke atas ranjang lalu memeluk ku erat sambil mengusap punggung ku. Aku menyandarkan kepala tepat di dada nya sambil terus menangis.

Beberapa menit kemudian aku mengurai pelukan sambil mengusap sisa air mata yang berada di wajah ku. Aku dan bang Dion saling menatap.

"Bang" Panggil ku masih tetap menatap mata nya.

Bang Dion mengangkat kedua alis nya sebagai jawaban.

"Dean sayang Al"

Bang Dion tidak mengubah raut wajah nya sesaat. Tetapi setelah itu ia tersenyum lembut sambil tangan kanan nya mengusap rambut ku.

"Abang tau. Maaf, abang gak bisa bantuin kamu soal ini. Ini urusan hubungan kalian. Tapi inget kalo ada yang mau kamu jelasin sama Al, jelasin sekarang. Sebelum semua nya terlambat."

Kening ku berkerut saat mendengar kalimat terakhir yang bang Dion ucapkan. Ada yang janggal menurut perasaan ku.

"Maksud bang Dion terlambat apaan?"

Bang Dion tersenyum sambil bangkit dari duduk nya.

"Abang ke kamar ya. Besok harus kuliah. Jangan kek anak smp yang bolos" Lalu bang Dion berjalan menuju pintu kamar dan setelah itu keluar sambil menutup pintu nya kembali.

issh nyebelin. Kebiasaan kalo ditanya kadang gak jawab. Ya sudahlah mungkin hanya perasaan ku saja yang aneh. Mungkin maksud bang Dion itu, sebelum terlambat takut Al udah punya yang lain. Masuk diakal bukan?

•••••

Hari ini adalah hari ke 3 aku putus. Aku memustuskan hari ini saat nya kembali untuk menjalani kewajiban, yaitu kuliah. Sebenarnya aku belum siap menghadapi para manusia yang akan menanyai tentang hubungan ku dengan Al. Para perempuan pasti akan senang mendengar kabar bahwa aku sudah tidak ada hubungan lagi dengan Al. Dan para sahabat Al pasti akan menertawaiku dan mengejek. Huhh ini lah akibat jadi mantan orang ganteng dan terkenal dikalangan perempuan seperti Al.

Pagi ini mata ku tidak sembab seperti kemarin. Semalam aku berhasil menahan air mata yang keluar. Jadi sekarang aku tidak perlu repot repot memakai kacamata hitam.

Aku menatap cermin didepan ku sambil tersenyum. Pokoknya aku gak boleh keliatan sedih jika bertemu atau sekedar papasan. Aku harus selalu tersenyum layaknya orang bahagia.

Aku mengambil tas dan ponsel yang berada diatas meja rias. Lalu melangkah ke lantai bawah.

"Bang" Teriak ku saat kaki sudah ada di ujung tangga.

"Dean, jangan teriak teriak. Kebiasaan deh" Sahut suara yang terdengar lembut.

Mendengar suara kesal Mama, aku tertawa kecil dan langsung menghampiri Mama yang sedang mencuci piring di dapur.

"Maaf deh" Ujar ku sambil memeluk Mama dari belakang. "Bi Inah belum pulang Mah?"

"Belum, hari Minggu mungkin. Jangan peluk gitu, Mama belum mandi nanti kamu bau" Ujar Mama sambil mengurai pelukan.

"Kan aku bisa pake parfume lagi"

Mama menatap ku sejenak sambil menggelengkan kepala nya. Aku hanya tersenyum melihat itu.

"Bang Dion mana Ma?"

"Di Garasi, panasin mobil"

Aku terkejut mendengar bang Dion di Garasi. Karna biasanya, jam segini bang Dion masih tidur dan menyuruh ku menaiki taxi. Tetapi saat ini bang Dion sudah siap untuk mengantarku.

Lantas aku segera pamit dan langsung berlari menuju garasi.

"Tumben banget lo mau nganterin gue?"

Bang Dion yang ternyata sudah mengeluarkan mobil dari garasi dan sudah berada dalam mobil pun menoleh. "Lama lo. Buru kek sebelum gua berubah pikiran buat masuk terus tidur lagi"

"Iya iya. Lagian lo gak bilang mau nganter gua" UJar ku sambil berjalan memasuki mobil.

"Mulai sekarang setiap hari gua nganter lo ke kampus. Jadi jangan mandi kelamaan" Ujar nya saat kami sedang dalam perjalanan.

"Setan apa yang masuk ke tubuh lo?"

"Ngelunjak lo. Gue kayak gini biar lo gak ketara jomblo"

"Emang lo gak jomblo? HUUUU" Aku langsung mengeluarkan lidah mengejek bang Dion. "Dasar jones"

"YEEEE bodo amat. Udah sana cepet turun"

"Sabar kali" Ujar ku sambil turun dari mobil dan berjalan menuju gerbang kampus.

Tetapi saat aku sudah sedikit lagi ingin melewati gerbang, mungkin sekitar 5 langkah kaki aku akan sampai, tiba tiba ada seorang mengendarai mobil membunyikan klakson sebanyak dua kali. Aku terkejut mendengar suara klakson yang terdengar sangat keras karna mobil tersebut berada dekat ku. Lantas aku langsung mundur 3 langkah tanpa melihat mobil yang berada di belakangku agar mobil tersebut dapat memasuki gerbang.

Seseorang yang berada di mobil tersebut sangatlah tidak sopan dan tidak mau mengalah. Padahal untuk aku sampai ke gerbang tidak lah butuh waktu sampai 3 menit. Apa salah nya ia menunggu pejalan kaki untuk melewati gerbang terlebih dahulu. Dasar.

Aku melihat mobil tersebut melewati gerbang. Aku sangat mengenali mobil tersebut. Mobil milik Al. Tega nya Al membuat ku kaget seperti tadi saat ia membunyikan klakson nya. Apa Al begitu membenci ku? Secepat itukah ia melupakan ku?

Tidak mungkin jika Al tidak mengenali ku dari belakang. Itu sangatlah tidak mungkin. Berarti Al sengaja. Aku kecewa sama kamu, Al.

Aku berjalan di koridor sambil memperhatikan mobil Al. Beberapa detik kemudian Al turun dari mobil sambil menggendong tas nya. Lalu ia berjalan menuju pintu samping pengemudi dan membuka nya. Ternyata ada seorang perempuan dibalik pintu tersebut. Perempuan tersebut adalah sepupu Al.

Bahkan selama aku berpacaran dengan Al, Tidak sekalipun ia membukakan pintu seperti yang ia lakukan kepada sepupu nya. Bahkan sangat jarang kami berangkat bersama saat pergi ke kampus. Sungguh sangat beruntung sepupu Al diberlakukan seperti itu. Aku jadi iri. Seharusnya aku jadi sepupu nya saja. HEHEHE.

Aku langsung mengalihkan pandangan saat Al tak sengaja melihat ke arah ku. Aduh aku malu jika ketahuan aku sedang memperhatikan nya. Tetapi aku tetap berjalan lurus seperti biasa layak nya tidak sedang gugup.

Jika ingin ke kelas ku seharusnya lurus tetapi aku malah berbelok menuju kantin setelah ingat bahwa aku belum sarapan. Aku menunduk untuk melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiri ku, sekitar 15 menit lagi jam kuliah ku akan dimulai. Saat aku mendongak menatap ke depan, aku melihat Al dan sepupu nya sedang berjalan bersama dengan sesekali sepupu nya tertawa. Mereka berjalan berlawanan dari ku. Itu artinya aku akan berpapasan dengan mereka.

Jika aku berbalik arah, itu akan sangat ketara jika aku tidak ingin berpapasan dengan nya. Jadi aku memutuskan tidak berbalik arah. Tidak apa apa aku akan berpapasan dengan nya. Aku berharap aku tidak melakukan hal hal yang aneh saat kami berpapasan. Seperti tiba tiba memeluknya. Itu terdengar sangat konyol.

Aku menatap ke arah Al yang masih cukup jauh. Ia tidak melihat kearah ku, melirik sekilas pun tidak. Mereka sudah cukup dekat tetapi aku belum juga mengalihkan pandangan dari wajah nya. Aku ingin melihat, apakah ia melihat ke arah ku?

Saat sekitar 10 langkah lagi kami akan berpapasan, terdengar suara sepupu nya bertanya.

"Kak, itu pacar lo kan?" Ujar Kesya sambil menoleh ke arah Al.

Al melirik sekilas ke arah ku dengan wajah datar nya. Hanya sekilas, setelah itu ia kembali menatap lurus kedepan.

Aku tidak mengalihkan pandangan sedikit pun. Aku terus menatap nya hingga kami berpapasan. Aku menoleh ke arah nya yang berada tepat disamping ku.

"Bukan."

Tepat saat aku medengar jawaban Al, Aku membalikkan badan menatap Al dan sepupu nya dari belakang. Tiba tiba air matu ku menetes. Awalnya perlahan tetapi setelah mereka sudah berbelok, air mata terus menurun dengan deras.

Mendengar jawaban Al, membuat hati ku tersakiti. Entah lah padahal itu memang benar, bahwa aku bukan pacar nya. Mungkin hati ku belum bisa menerima bahwa saat itu aku hanya mantan pacar Al.

Kemudian aku berbalik kembali dan menuju toilet dengan berlari kecil sambil menunduk. Air mata terus mengalir seolah enggan untuk berhenti.

Saat sedang berlari, tiba tiba aku menubruk dada seseorang. Aku hampir saja terjatuh kebelakang tetapi ditahan oleh lengan lelaki tersebut. Aku mendongak menatap lelaki tersebut sambil menutup mulut ku sendiri dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri ku memegang tas. Ternyata lelaki tersebut Eron.

"De, lo kenapa nangis?" Tanya Eron terkejut melihat ku menangis dengan kedua tangan yang berada di bahu ku.

Aku hanya menggeleng sebagai jawaban nya sambil melepaskan tangan nya yang berada di bahu ku. Lalu berlari menuju toilet.

○○○○○○○○○○○○○○

Ehhh, aku telat update yaa? maaf yaa, kemarin aku lagi off terus males buka wattpad HEHE. Makasih yang udah mau nunggu ;).

info: Part seterus nya aku bakal pake Author POV. Jadi ini part terakhir Dean POV.

Vote 500 bakal aku update.

8/3/2017
Sulistiana_

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 195K 31
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...
241K 19.1K 33
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...
2.7M 289K 49
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
2.4M 174K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...