Sweet // Markbam

By bamtunaa

62.8K 6.2K 1K

just give me something sweet. [160802 - ? ] More

Chapter 0: no sweets?
Chapter 1: Sweet Cake
Chapter 2: Stalker
Chapter 3: Fail
Chapter 4: Sweet Effect
Chapter 5: Past Story
Chapter 6: cctv
Chapter 7: Rooftop Kiss
Chapter 8: Gift
Chapter 9: The Truth
Chapter 10: Plan
Chapter 11: Frustrated
Chapter 12: Healing
Chapter 13: Follow Me
Chapter 14: Invitation
Chapter 15: Sweet Labirin
Chapter 16: Flash
NOT AN UPDATE!!! BUT READ JUSEYO~
Chapter 17: Mark's Room
Chapter 18: The Real Sweet NC
Chapter 19: Boyfriend?
Chapter 20: Treat
Chapter 21: Move
Chapter 22: Distracted
Chapter 23: Solving
Chapter 25: Unexpected
Chapter 26: On The Way to Jeju
Chapter 27: Perfect Roommate?

Chapter 24: Hesitate

1.6K 189 56
By bamtunaa

"You are mine," deklarasi Mark.

Ia menarik tubuh Bambam berputar ke arahnya, menangkup wajahnya segera dan menempelkan bibirnya tanpa aba-aba.

Bambam membelalakan matanya terkejut, bibir yang awalnya hanya menempel sekarang mulai bergerak, melumatnya perlahan dan mulai sedikit agresif.

Mark menutup matanya, menikmati setiap tahap permainan yang ia buat sendiri.

Bambam yang awalnya terkejut, mulai tenang saat ia merasakan tidak ada paksaan dalam aksi Mark, ia melakukannya dengan lembut dan perlahan dan lagi, wajah Mark dengan mata tertutup terlihat begitu menikmati setiap celah bibirnya. Tidak ada alasan untuk Bambam menolak sekarang.

Ia mulai menutup matanya perlahan, menikmati setiap sentuhan Mark pada bibirnya. Merespon dan menyambut kedatangan sebuah bibir yang mencuri ciuman pertamanya.

Tanpa melepaskan tautannya, Mark mengangkat satu tangannya ke arah kamera dan menjentikkan jari.

Klik

"Ok aku mengerti," respon Jackson dari ruang kontrol.

"Padahal ini bagian yang paling menarik, hmmm," lanjutnya lagi.

Semua sambungan putus, tv setiap kelas mati otomatis di bawah kendali Jackson.

"Ahhhhhh," semua kelas merespon bak paduan suara, kecewa karena bagian paling menarik dari real drama yang mereka tonton diputus, hingga diikuti sebuah suara.

"Yeoreobun, drama hari ini berakhir tragis bagi Jaebum dan bahagia bagi Mark and the gank, serta mari kita doakan bersama semoga Markbam hidup bahagia selamanya. Aminn.."

" Dan sekarang, mari kita lanjutkan kegiatan seperti biasa, yeah, belajar!"

"Wang is King, King is Jackson, the handsome King, Wang Jackson akhirnya pamit, sampai jumpa di drama-drama berikutnya, annyeong~.."

Ting tong.

Pemberitahuan berakhir, semua membuang nafas kecewa. Pertunjukan berakhir, sekarang mereka kembali ke real life siswa yang sebenarnya. Belajar. Well, untuk itulah mereka disekolahkan bukan? Drama hanya bonus untuk selingan pikiran mereka.

***

"Kau kembali ke kelas literature!"

"Tapi dad.."

"Cukup Jaebum. Sudah cukup kau membuat masalah, ikuti perintahku sekarang,"

"Ray, tolong pindahkan anak ini ke kelas seharusnya dia berada," lanjut ayah Jaebum di ruang Mr.Tuan.

"Baiklah, itu urusan mudah. Tapi berjanjilah jae jangan buat masalah lagi. Kalau bukan karena ayahmu teman baikku, aku tidak akan melakukan sampai sejauh ini," balas Mr.Tuan.

"Kau dengar itu Im Jaebum? Sudah cukup kau permalukan aku sampai saat ini. Ini kesempatan terakhirmu, jika kau kembali berulah, aku akan mengirimmu ke tempat kakekmu di Amerika, kau mengerti?"

"Baik dad, aku.. mengerti," jawab Jaebum.

"Kau boleh pulang sekarang, istirahatkan pikiranmu. Kejadian hari ini mungkin sedikit melelahkan bagimu," ucap sang kepala sekolah.

"Terima kasih banyak Ray, aku sungguh tidak tau harus berkata apa lagi. Kau sudah sangat banyak membantu,"

"Tidak masalah Im, itulah gunannya teman kan? Membantu saat diperlukan,"

"Baiklah, aku pulang dulu sekarang. akan kubawa anak ini ke tempat perenungan untuk merenungi setiap kesalahannya dan segera bertobat," mr.im berdiri dan membungkukan badannya memberi salam pada mr.Tuan.

"Hahaa, jangan terlalu menekannya im. Terima kasih untuk kerja samamu hari ini. Hati-hati dijalan," mr.Tuan membalas.

"Oh iya Jaebum, besok kau langsung datang ke kelas literature A, karena disanalah seharusnya kau berada," lanjut mr.Tuan.

"Baik," respon Jaebum sambil menundukkan badannya kembali kemudian pergi mengekor ayahnya dan pulang kembali ke rumahnya.

"Haah, anak sekarang.. sangat sulit ditebak, dan untungnya aku suka main tebak-tebakkan," ucap Mark's Papa tersenyum bicara sendiri sambil melihat Jaebum barlalu hilang dari pandangannya.

***

"Mmmh," sebuah suara tedengar di telinga Mark disertai dorongan lembut di dadanya.

Bambam kehabisan nafas.

Ia melepaskan tautan itu secara perlahan, memastikan Bambamnya tidak tersakiti.

Matanya terbuka dan retinanya disambut oleh kedatangan wajah manis Bambam dengan bibir yang membengkak sempurna karena ulahnya.

Mark tersenyum bangga.

Ia mengangkat tangannya dan mengusap bibir lembut itu sembari membersihkan air liur yang tersisa dengan ibu jarinya. Menatap Bambam yang berusaha mencari oksigen dengan suhu tubuh yang tidak biasa dan warna wajah merah merona.

"Berhenti menatapku seperti itu Mark. kau selalu saja mencuri kesempatan dalam kesempitan," ucap Bambam.

"Tapi kau menikmatinya kan bamie~, bibirmu yang mengucapkannya langsung di bibirku, tidak usah berbohong."

Wajah Bambam memanas seketika, suhu tubuhnya naik, kepalanya tidak sanggup lagi tegak menahan raut malu karena perkataan Mark.

'well, kau benar, tapi aku tidak akan mau mengakuinya' batinnya.

Bambam menunduk, menghindari pandangan Mark yang terus saja menghakimi dirinya. Kemudian ia berbalik dan berjalan kearah pintu keluar.

"Aku mau kembali ke kelas, disini sangat panas, aku tidak tahan," ucapnya.

Dang.

Apa yang barusan ia ucapkan, Panas? Karena apa? Mark? Godaannya? Sentuhannya? Atau.. Ciumannya?

'Bambam bodoh!' umpat Bambam dalam hatinya.

Ia langsung berlari meninggalkan Mark dan membanting pintunya.

Mark hanya tersenyum melihatnya. Ia senang menggoda Bambam, ia senang melihat responnya yang tidak biasa, ia senang melihat Bambam bahagia, ia senang melihat Bambamnya kembali seperti semula.

"Acted like Trying Hard to get, well actually I already getting you, love you bam-ah," ucap Mark kemudian berjalan santai menyusul Bambam dengan senyuman yang tidak terlepas dari wajahnya.

***

Hosh hosh

Bambam mencoba mengatur nafasnya, memegangi dadanya, berusaha mengatur normal detak jantungnya.

Ia sudah tiba di depan kelas, dengan sebelah tangan bertopang pada dinding, ia masih mencoba terus menenangkan diri.

"Huuh,"

Satu tarikan nafas terakhir, ia memegang pintu lalu menggesernya perlahan.

Tidak ada guru di dalam. Bambam bisa bernafas lega.

Suasana yang tidak begitu tenang langsung diam seketika, saat Bambam menampakan diri di depan kelas.

Semua mata tertuju padanya sekarang.

'Ya, ada apa ini?' teriak Bambam dalam hati.

Semua melihat kearahnya. Dengan mata yang tidak biasa, kemudian berubah menjadi senyuman menggoda.

Menggoda Bambam karena adegan mesra barusan.

Bambam menggigit bibir bawahnya dan berjalan menunduk, menghindari tatapan teman-temannya. Tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Ya bam, kau beruntung sekali punya pacar seperti Mark, selain tamnpan ia juga romantis.."

"Dan juga Hot!"

Semua cekikian menggoda Bambam.

Bambam hanya menunduk menahan malu, entah apa alasan teman-temannya berkata seperti itu.

'Jangan bilang mereka melihat adegan itu, ciuman tadi.. di atap..CCTV!'

"Mark Tuan sialan," umpatnya.

Sia-sia sudah usahanya mengatur suhu tubuhnya tadi, Karena sekarang, ini sudah menghangat lagi.

Bambam duduk dikursinya, kursi paling belakang dengan chairmate Mark, yang entah berada dimana sekarang.

Ia menundukkan kepalanya lagi, menutup wajahnya dengan kedua tangan dimeja, menghindari kontak mata dengan siapapun, termasuk Jinyoung dan Youngjae.

Tidak lama, sang pacar pun tiba di kelas, mata-mata yang tadinya terus menggoda Bambam, sekarang berbalik melihat sosok lain di depan mereka.

"Sang pahlawan sudah tiba, namja tampan yang selalu ada untuk namja manisnya," celetuk seorang namja berkaca mata yang duduk paling depan.

"Yeoksi, hanya seorang Mark yang bisa menaklukan uri Bambam seperti itu,"

"Mark Tuan memang luar biasa, tidak ada yang bisa mengalahkan keromantisannya, dia sangat sempurna," sambung yang lainnya.

Mark hanya tersenyum mendengar pujian teman-temannya, dan kemudian berjalan santai menuju kursi paling belakang, tempat duduknya bersama Bambam.

Mark menyandarkan punggung, sesaat setelah ia duduk di kursinya.

Ia kemudian menatap orang disampingnya sedang telungkup menutup wajah di meja.

Mark lagi-lagi tersenyum.

Tangannya kemudian memegang bahu Bambam, selembut mungkin, berusaha tidak mengagetkannya.

Tapi sia-sia.

Bambam yang merasakan hawa kehadiran Mark mulai panik, tubuhnya mulai memberikan respon yang berlebihan lagi, di tambah sekarang tangan itu memegang bahunya.

Tubuhnya melonjak karena kaget, sehingga membuat ia menaikkan kepalanya.

Matanya tertuju kedepan, tidak berani menatap orang disampingnya.

"Bam-ah.."

Tanpa sepatah katapun, Bambam tiba-tiba berdiri, mengangkat tasnya kemudian berjalan ke kursi bagian tengah yang sudah kosong, karena Youngjae dan Jinyoung sudah duduk bersama di kursi depannya sekarang.

"Ya bam, kau kenapa? kenapa pindah lagi?" respon Youngjae melihat ke arah Bambam.

"Ah, entahlah aku.. hanya sedang tidak nyaman sekarang," jawabnya sambil mengusap leher belakangnya.

"Karena Mark?"

'Mungkin.."

"Kau tidak boleh seperti itu bam-ah, lagi pula dia pacarmu, jadi wajar ia mencium.."

"Tidak apa bam, sekarang tenang kan perasaanmu dulu, terlalu banyak hal yang terjadi hari ini, jadi wajar kau merasa tidak nyaman," ucap Jinyoung memotong kalimat Youngjae sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

"Terima kasih nyoung-ah," balas Bambam.

"YA Jinyoung, kau apa-apaan! Aku belum selesai bicara, tapi kau.."

"Ssshh, diam! Semua orang melihatmu sekarang," ucap Jinyoung.

Youngjae menunduk malu, dan kemudian memutar badannya kembali ke arah depan.

Jinyoung tertawa puas, sedang Bambam hanya tersenyum, melihat adegan aneh dua sahabatnya itu.

Mark hanya membuang nafasnya sembarang melihat Bambam pergi dari sampingnya, hanya ikut tersenyum miris melihat interaksi hangat ketiga orang yang berada beberapa meter dari kursinya.

'Apa Bambam masih meragukanku?'

'Atau hanya.. masih belum terbiasa?'

'Apa Bambam belum menerimaku sepenuhnya?'

'Apa mungkin.. ia menerimaku karena terpaksa?'

Pikiran-pikiran buruk melayang di kepala Mark sekarang, tapi semuanya langsung hilang seketika. Bagian positif dirinya, masih mendominasi otaknya sekarang.

"Terserah.. Entah apapun alasanmu, aku tidak akan menyerah, aku tidak akan melepaskanmu bam-ah, aku akan membuatmu jadi milikku seutuhnya.."

"Kau, dan Perasaanmu."

*****



n/n:

sorry update nya lama, masih baper sama Fanmeet kemaren masa TT

Juga agak kecewa, karena gak ada moment markbam yang ketangkep kamera, yang banyak malah markjae ama 2jae *youngjae beruntung banget bisa dapet kiss sama backhug sekaligus gitu. Btw, how to be youngjae?? Kkkk

Tapi gpp sih, asal mereka have fun aja dan seneng mereka pada hyper, ga kayak 2th lalu, passive banget menurut aku..

Haha, stop ngomongin fanmeeting, yang ada ga bisa move-on karena galau berkepanjangan.

Ya udah, seperti biasa jangan lupa voment nya ya, klik bintang terus baca, terus komen. Komen di paragrafnya langsung boleh, mau komen sekaligus di ending juga boleh.. yang pasti Voment ya, jangan lupa..

At least, sekian dan terima kasih.

Thankisskiss :***

Bye^^

See ya in the next chapter!

[nana]

Continue Reading

You'll Also Like

775K 78.2K 54
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
42.6K 5.3K 25
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
78.6K 10.1K 108
This is just fanfiction, don't hate me! This is short story! Happy reading💜
736K 34.9K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...