Cotton Candy [Completed ✔️]

By carapherneliara

37.6K 4.9K 295

Jika kau melihatnya dari luar, dia adalah gadis yang kuat. Tapi jika kau melihatnya dari dalam, dia rapuh. -L... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09 [Info]
09 [real]
10
11
12
13
15 [flashback]
15
16
17 [End]
18 [Epilog]
Liat dulu yuk!

14

1.3K 187 19
By carapherneliara

Meskipun cerita ini udah tamat vomment masih berlaku yaa!!^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

19.03

"Jaemin? Apakah kau sudah membaik?"

"Ya kak, aku baik-baik saja," katanya parau.

"Kak, aku meninggalkan sebuah surat di bawah gelas kesayangan milikku di Appartement. Kalau sempat, kau baca ya? Maafkan aku telah menyusahkanmu selama ini."

"Jaemin? Apa kau tidak ingin berbicara denganku lebih panjang lagi?"

"Maaf kak, waktuku tidak banyak lagi. Kau baca ya surat itu. Mungkin kau akan bosan secara perlahan. Aku menulis banyak surat untukmu, itu adalah semua yang ingin kukatakan padamu. Maafkan aku, aku tidak kuat lagi berbicara. Kau tidak boleh menangis lagi, ada Mark yang akan menghiburmu dan Kak Taeyong yang akan menjagamu."

"Aku tidak akan pernah berhenti memanggil namamu, Jaemin."

"Tidak kak, kau akan menghentikan itu nantinya. Aku minta maaf kepadamu, aku tidak membencimu. Aku sangat menyayangimu sebagai kakak perempuanku."

Bayangan Jaemin tiba-tiba menghilang dari hadapan Jooeun.

"Jaemin?!"

"Huh, aku bermimpi lagi." Jooeun menghembuskan nafas beratnya.

Sudah hampir 1 bulan Jooeun mengalami mimpi seperti itu. Dr. Johnny menyarankan untuk mengikhlaskan Jaemin, tapi kakak mana yang mengikhlaskan adiknya meninggal? Jooeun sudah mencobanya, setiap mulutnya berkata 'Iya' hatinya tetap menolak.

Surat itu? Jooeun tidak pernah ke Apartment lagi, ia takut kalau memang benar apa yang dikatakan oleh Jaemin dalam mimpinya.

Jooeun juga sudah menyuruh Taeil untuk melihatnya, dan Taeil bilang ia tidak melihatnya.

Ting!

Mark
Bermimpi lagi eoh?

Jooeun
Ya, tapi apa benar surat itu ada?

Mark
I don't know

"Jooeun!" seru seseorang sambil mebuka pintu.

"Oh? Oppa?" Jooeun menolehkan wajahnya ke arah pintu.

"Kata Pak Winwin besok kita tidak bekerja."

"Kenapa?"

"Aku ada skripsi, dan kau diliburkan karena aku."

"Eh?"

"Katanya, kalau hanya kau yang bekerja bisa saja para senior menyuruhmu mengerjakan pekerjaanku, kau tahu kan? Pak Winwin sepertinya menyukaimu."

"Berhenti berbicara seperti itu, atau aku tidak akan berganti marga menjadi Moon?!" ancam Jooeun.

"Hahahah.. tidak tidak, aku berbohong. Mau kukenalkan dengan seseorang?"

"Siapa?"

"Pacarku~"

"Waaa.. kau mempunyai pacar? Ah aku tidak menyangka akan mempunyai kakak ipar."

"Kau pasti bermimpi itu lagi kan?"

"Hampir saja aku melupakannya, kenapa kau ingatkan lagi."

"Yasudah, ikut aku yuk."

"Kemana?"

"Kedai ice cream."

20.34

"Jalanan tak biasanya macet."

"Tumben sekali kedai ice cream, ada apa?"

"Katanya ingin kukenalkan dengan pacarku?"

"Waa.. ayo ayo!" kata Jooeun semangat.

Tringring!

Bel pintu kedai ini berdering.

"Hai Wendy!"

"Oh, hai Taeil!"

"Kenalkan, adik iparmu."

"Ah anniya, aku bukan adik kandungnya, Na Jooeun."

"Adik angkat? Aku Wendy. Tapi kalian cocok menjadi adik dan kakak," katanya sambil tersenyum.

"Tidak juga, kami hanya sebagai teman part-time."

"Tapi dia adikku dan akan mengganti marganya."

"Tidak, dia hanya berbohong kak."

Wendy daritadi hanya tertawa melihat tingkah Jooeun dan Taeil yang umurnya selisih satu tahun terus bertengkar seperti layaknya adik-kakak sungguhan.

"Sudahlah, kalian ini lucu sekali. Apa yang kalian inginkan, nanti aku akan bergabung."

Jooeun dan Taeil berhenti berdebat dan melihat ke arah Wendy.

"Apakah ice cream dengan flavour cotton candy masih ada?"

"Tidak, sudah habis beberapa jam yang lalu." Jooeun dan Wendy menurunkan sudut bibirnya membentuk emot sedih.

Taeil yang tidak ingin kehilangan moment itu buru-buru mengambil gambar Jooeun dan Wendy.

"Hahaha!" Taeil tertawa terbahak-bahak.

"Omo, gwiyopta."

"Ya! Kau mengambil fotoku?!" teriak Wendy, untung saja kedai ice cream ini sudah sepi pembeli. Tentu saja hari sudah malam tapi Jooeun dan Taeil tetap akan membeli ice cream.

"Nantinya dia akan menempelkannya di dinding kamar. Tapi tidak sembarang orang bisa masuk rumahnya, aku juga yang dianggap adik tidak pernah. Tapi aku yakin Kak Wendy pasti boleh kok."

"Ya!" Taeil hendak memarahi Jooeun, "Kau in-"

Jooeun buru-buru mengambil 4 buah cotton candy dengan cone yang di simpan dekat mesin kasir.

"Kak aku ambil ini ya empat, Kak Taeil yang bayar. Aku pulang dulu, dah!" pamit Jooeun segera berlari.

21.00

Jooeun berjalan kaki untuk pulang ke apartment, ia memberanikan diri untuk melihat surat itu.

Tapi ditengah jalan, Jooeun dibekap oleh orang yang tidak ia ketahui.

"Kau ini, berani-beraninya telah membohongiku. Kau kenal dekat dengan si Bajingan Taeyong kan? Jawab aku."

'Bagaimana aku bisa menjawab kalau mulutku dibekap' batin Jooeun.

Jooeun terus meronta berharap ada seseorang yang menolongnya, sampai semua berubah menjadi gelap.

02.38

Jooeun pov

Aku terus berusaha melepaskan ikatan yang terikat di kursi ini. Mataku terus mencari celah dimana aku bisa keluar. Salahku tidak membawa pisau seperti yang diajukan Mark, salahku tidak menjauhi Taeyong padahal sudah diperingatkan olehnya. Mataku mulai mengeluarkan air mata, aku kebingungan tentang apa yang harus kulakukan saat ini?

Ponsel? Aku meninggalkannya di rumah sakit.

Saat seperti inilah aku ingin Jaemin datang lagi ke dalam mimpiku, bukan untuk surat. Tapi untuk apa yang harus kulakukan sekarang ini. Aku tidak bisa hidup sendiri.

Aku mencoba memejamkan mataku berkali-kali berharap Jaemin akan mengajakku pergi bersamanya, tapi hasilnya nihil, yang aku temui hanyalah kegelapan.

Tangisanku tidak bisa diredam lagi, aku ketakutan. Yang aku lihat hanyalah ruangan kumuh nan sempit, yang aku dengar hanyalah nama Taeyong dan

Seseorang yang tidak kukenali,

Bobby.

Tak jarang telingaku mendengar nama Jisoo. Mark? Bagaimana dengannya? Bukannya yang lebih diincar adalah Mark? Kenapa sekarang harus Taeyong? Dan kenapa diriku harus ada disini?

Aku berhenti meronta, pergelangan tanganku mulai memanas ketika aku diamkan.

Hidungku mulai kehabisan oksigen.

Apakah aku akan bertemu denganmu?

Jaemin?

Jooeun pov off

05.00

Taeyong pov

Aku mencari Jooeun, aku sudah berkunjung ke tempat yang akhir-akhir ini sering dikunjungi olehnya. Hasilnya nihil, aku tidak menemukannya. Aku mencoba menghubungi Taeil dimana lokasinya.

Aku tidak menukan Jooeun disana.

Firasatku memburuk saat terbangun dari mimpi. Aku memimpikan Mark. Pikiranku terus bertanya kenapa Mark muncul dalam mimpiku. Jujur saja aku sangat senang bisa melihatnya.

Dia mengatakan 'Carilah Jooeun sebelum terlambat, hidup ini tidak bisa diulangi.' 

Aku melihat 4 buah cotton candy berserakan didepan sebuah kedai, satu diantaranya sudah tergigit setengah. Aku masuk kedalam kedai, untung saja kedai itu buka 24 jam. Aku mencoba untuk melihat rekaman CCTV -nya. Aku melihat Jooeun sedang berjalan dan gelap. Semua yang ada di dalam layar monitor gelap. Aku bertanya pada pemiliknya, apa yang terjadi?

Dia hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu. Aku mulai panik. Bagaimana bisa Jooeun hilang?

Apa ada hubungannya denganku?

Tidak cukupkah mereka dengan membunuh adikku?

Kenapa mereka tidak membunuhku saja?

Aku keluar dari kedai itu dan mencari kedai lain yang dilengkapi dengan CCTV, dan hasilnya sama. Ini sudah direncanakan.

Aku terduduk di jalanan, bingung tentang apa yang harus kulakukan.

Aku terlalu pengecut untuk mendatangi markas itu. Aku tidak berani.

Logikanya bertentangan dengan apa yang hatinya katakan.

Logikanya berkata bahwa untuk apa Jooeun? Apa dia berharga bagimu?

Hatinya terus menentang logikanya, kau memerlukan Jooeun! Kau menyukainya! Kau hanya tidak menyadari hal itu!

Taeyong pov end

Taeyong bangkit, tidak perduli apakah dirinya akan bernasib sama dengan Mark, yang jelas ia membutuhkan Jooeun dan menginginkannya.

Taeyong berlari ke arah dimana markas orang yang ia curigai.

Dia mendapati Winwin sedang duduk bersama Kun di sebuah kursi panjang.

"Apa yang kau lakukan pada Jooeun?" tanya Taeyong membentak

"Apa maksudmu? Kami hanya duduk disini," kata Kun.

"Jangan berbohong padaku, katakan mana Jooeun!" Suaranya perlahan meninggi.

"Kau ini memangnya ada masalah apa denganku? Bukankah sebulan yang lalu kau juga menemuiku dan mengatakan bahwa aku pembunuh? Dimana letak sopan-santun mu? Ubahlah pola pikirmu, jangan hanya memandang sebelah. Kau kira aku apa? Orang yang mau dikatai pembunuh tanpa membunuh?" kata Winwin sarkas.

Taeyong diam, salahnya jika menuduh rival masa kecilnya.

'Lalu siapa?'



~
~
~

TBC

____________


But where's Jaemin?

Continue Reading

You'll Also Like

8.6M 525K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
13.8M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...