The Crown •REVISI•

By febriana61

4.5K 408 27

Aku pernah merasakan namanya jatuh cinta dan bahagia. Tapi, setelah itu aku jatuh Teramat jatuh hingga aku lu... More

The First
The 2nd
Come Back
'Dia'
Destiny?
Someone
Wine
Hug
Start
Memory

Bubble Tea

352 33 2
By febriana61

Sehun's

Entah dimana sekarang aku, aku merasa seperti pundakku kini sangat ringan tidak ada lagi beban yang selalu membuatku lelah dan menyerah.

Di sekelilingku hanya terlihat pepohonan, suara burung yang berkicauan terdengar jelas di sini. Angin sejuk berhembus kesana kemari. Disini sangat nyaman. Tapi dimana ini?

Seingatku, aku sedang berada di pesawat bersama Chanyeol. Apa pesawat yang ku tumpangi jatuh dan sekarang aku sudah meninggal. Jika aku sudah meninggal berarti aku di-

"Sehun-ah" suara lembut memanggilku, suara itu sangat familiar, bukan familiar lagi suara ini sangat ku kenal, ini suara ibuku. Aku sangat hafal dengan suaranya.

"Sehun-ah" panggil suara itu lagi, aku mencari-cari asal suara itu, tapi tidak ada seorangpun disini.

Tiba-tiba mataku menangkap sebuah bayangan, bayangan itu sangat jauh di depan sana. Aku berjalan menuju bayangan itu.

Bayangan itu adalah seorang perempuan, saat ini ia sedang membelakangiku, ia berpakaian dress panjang berwarna putih. Aku mencoba untuk memanggilnya tapi tidak bisa suaraku seperti ada yang menekannya tidak bisa keluar.

Aku memberanikan diri untuk lebih dekat dengannya, semakin dekat aku seperti mengenalinya.

Dan pada saat jarak hanya sekitar lima langkah, wanita itu berbalik betapa terkejutnya aku, dia adalah ibuku, dia tersenyum kepadaku. Matanya yang sayu menatapku lembut.

Dugaanku benar aku sudah meninggal.

Aku ingin segara memeluknya, tapi tidak bisa badanku seperti ada yang menahannya begitu pula juga suaraku.

"Sehun-ah~, percayalah appamu" ucapnya dan langsung menghilang di dalam cahaya.

"Eomma" batinku.

"Eomma selalu bersamamu Sehun-ah" ucapnya dari atas langit. Aku melihat kearah langit, terlihat wajah ibuku tersenyum bahagia.

Tiba-tiba semua menjadi gelap, aku tidak bisa melihat apapun, dan tanpa sengaja aku tersandung seseuatu.

Bukannya jatuh, badanku malah bergetar sangat hebat dan cahaya yang menyilaukan datang entah darimana, refleks aku menutup mataku. Tak lama, aku perlahan membuka mataku.

Aku melihat sekelilingku ini masih di pesawat, di sampingku ada Chanyeol yang sedang asyik bermain game.
Aku memperbaiki posisiku.

"Sehun" panggil Chanyeol. Aku menoleh ke arahnya.

"Kau menangis?" Tanyanya. Aku bingung dengan perkataannya, tapi benar air mata sudah membasahi pipiku.

Aku mengelap air mataku. "Kau kenapa? Mimpi buruk?" Tanyanya lagi.

"Tidak" gelengku.

"Lalu?"

"Eomma datang didalam mimpiku"

---------"---------

"cobalah ini" ucap Wendy, sambil menyodorkan sebuah dress kepada Irene.

"aku akan menemuinya di bandara Wen" ucap Irene, dress yang tadi dikasih dia taruh di kasurnya.

"Lagipula aku malas untuk bertemu dengannya, aku tidak mau bertunangan Wen" lanjut Irene yang duduk di kasur.

"Tidak, kau harus menemuinya. Kau harus membuka hatimu kali ini" ucap Wendy masih sibuk mencari pakaian yang cocok untuk Irene.

"Tapi Wen-"

"Tidak ada tapi-tapian Irene" ucap Taeyeon, ia berjalan menuju Irene sambil membawa beberapa pakaian.

Irene berdecak sebal.

"Bagaimana yang ini" tanya Taeyeon.

"Aku menemuinya bukan untuk dinner, mengapa kau menyuruhku memakai gaun" jawab Irene.

"Kalau yang ini"

"Tidak, itu sangat seksi" tolak Irene.

"Yang ini?"

"Terlalu formal" geleng Irene.

"Ini?"

"warnanya norak" Irene lagi-lagi menolaknya.

"mengapa kau beli jika warnanya norak hah?!" Ucap Wendy kesal.

"hadiah ulang tahun" jawab Irene santai.

"Oke ini yang terakhir, jika kau tidak ingin memakainya, pilih saja sendiri pakaianmu" Wendy menghela nafas ia menunjukkan setelan pakaian terakhirnya.

"Hmmm, Akan ku coba" ucap Irene yang langsung mengambil setelan pakaian itu dan masuk ke ruang ganti.

"Gimana?" Irene keluar dari ruang ganti dengan kaos lengan panjang berwarna putih polos dan rok mini bewarna navi.

"Omo! neomu yeppeo" ucap Wendy kegirangan.

"Tapi ini baru jam sembilan Wen, apa yang akan kita lakukan selama enam jam kedepan?" Tanya Irene.

"Banyak yang akan kita lakukan Irene. Kau saja belum memakai masker, belum mewarnai kuku, dan merias wajahmu itu butuh waktu yang lama" jawab Wendy panjang lebar.

Irene memutar bola matanya.

***

"yak, apa kau akan membuatku seperti anabele hah?!" Ucap Irene kesal.

"Sebantar lagi Irene" Wendy masih sibuk merias wajah Irene.

"Kau sudah merias wajahku selama setengah jam Tae, apakah belum selesai?!" Irene sangat geram dengan Wendy

Wendy tidak menjawab, ia hanya fokus merias wajah Irene.

"Wen! Aku ingatkan kembali yah, aku hanya menjemputnya di bandara, bukan untuk dinner dengannya. Jadi berhentilah merias wajah ku yang mungkin saat ini seperti ahjumma" omel Irene.

"Hey! jangan mengejekku. Kau akan kagum melihat wajahmu saat selesai nanti."

"Dan satu hal lagi, kesan pertama itu sangatlah penting"

Irene memutar bola matanya, ia ingin menjawab lagi, tapi ia terhenti karena Wendy menutup mulutnya.

"Sssttt! Kau ini tidak sabaran sekali" Wendy kini yang kesal.

"selesai" ucap Wendy setelah ia mengoleskan lip-tint di bibir Irene. Lalu ia memutar kursi Irene yang tadinya membelakangi kaca menjadi menghadap kaca.

Benar, Irene berdecak kagum ia menarik kata-katanya tadi. Pasalnya wajah Irene saat ini sangat cantik dan natural, riasan Wendy sangat alami yang membuat wajah Irene menjadi cerah.

"Kau sangat ahli merias wajah Wen" ucap Irene, ia memang baru kali ini dirias wajahnya oleh Wendy. Irene tidak pernah tau bahwa sahabatnya itu pandai merias wajah.

Taeyeon tersenyum bangga "oke, sekarang waktunya untuk rambutmu"

"Tenang, ini tidak akan lama" lanjut Wendy cepat, ia sudah melihat Irene yang ingin mengomel lagi.

"Taeyeon-ah, bagaimana kalau aku tidak menyukainya?" Tanya Irene tiba-tiba.

"Kau harus membuka pintu hatimu kali ini Irene" jawab Wendy yang sedang meng-roll rambut Irene.

"Bagaimana kalau dia adalah orang yang sangat menjengkelkan" tanya Irene lagi.

"yasudah, tinggalkan saja" Wendy masih sibuk dengan rambut Irene.

"Hmm.. bagaimana kalau kejadian itu terulang lagi?" Irene menatap Wendy di kaca.

"Kau tidak usah mengingatnya lagi. Lupakan yang sudah berlalu " Wendy meyakinkan Irene.

"Bagaiman-" ucapan Irene terpotong.

"Jangan bertanya lagi, ayo kita berangkat" Ucap Wendy.

Sesampainya di bandara Incheon, Irene dan Wendy menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, mengapa dua bidadari sedang berada disini bukannya di khayangan.

Irene sangat cantik hari ini, walaupun Irene memang setiap harinya terlihat cantik. Tapi kali ini sangat berbeda, ia terlihat seperti bidadari.

Dengan baju kaos putih panjang di padu dengan rok mini menambahkan kesan yang simple dan feminim pada Irene. Ia memakai topi painter bewarna merahnya yang membuat ia semakin anggun. Rambut bergelombangnya dibiarkan terurai.

(Abaikan barang-barang yang di bawa Irene :v)

Mereka sedikit telat, jadi saat sampai Sehun dan Irene berlari kecil masuk ke dalam bandara.

Tapi untungnya mereka belum telat, pesawatnya belum sampai dan akan sampai sekitar lima menitan lagi.

Banyak orang yang sedang menunggu seperti Wendy dan Irene. Kebanyakan dari mereka membawa papan nama atau ucapan selamat datang.

Taeyeon dan Irene hanya menunggu tanpa membawa apapun, mereka masih capek akibat berjalan tadi karena mereka tadi sedikit berlari dan sekarang mereka harus berdiri menanti datangnya seorang laki-laki yang wajahnya saja tidak tau.

Sebentar, apa?! mereka tidak tau siapa orang yang akan mereka temui?

"Wen?" Panggil Irene lemas.

"apa?" Jawab Taeyeon, matanya masih menulusuri bandara.

"Apa kau tau?" Tanya Irene.

"Tau apa?"

"Orang yang akan bertunangan denganku" ucap Irene.

"Mana aku tau, yang mau bertunangan kan kamu bukan aku" jawab Wendy santai.

"Nanti aku akan bekenalan denganya, saat kita bertemu nanti" lanjut Wendy bersemangat.

"Tapi... aku juga gak tau dia" ucap Irene.

"hah?!" Teriak Taeyeon.

"Kau tidak tau?!" Lanjut Taeyeon, Irene hanya mengangguk lemas.

"Hubungi ayahmu cepat, suruh ayahmu untuk mengirim foto calon tunanganmu itu" ucap Wendy berusaha tenang.

"Tapi, pesawatnya sudah tiba Wen" kata Irene sambil menunjuk sekumpulan orang yang datang dari dalam.

"Yak! bagaimana bisa kita bertemu denganya kalau wajahnya saja tidak tau!" Ucap Wendy geram.

***

Mereka berdua keluar dari gerombolan orang tadi, dan menghubungi ayah Irene. Tapi hasilnya nihil, jelas karena ayahnya Irene sangat sibuk.

"Sekretaris Park" Taeyeon menginstruksikan agar Irene menghubungi sekretaris Park. Tapi sama saja sekretaris Park tidak menjawab.

Wendy menghela nafasnya kasar. Ia kemudian duduk di kursi panjang yang berada di dekatnya. Irene pun mengikitinya duduk.

"Eomma mu?" Ucap Wendy tiba-tiba. Dan menyuruh Irene menghubungi ibunya.

"Mengapa menghubungi eommaku? ia belum tentu tau tentang pertunanganku. Hari ini saja aku tidak berkunjung kerumah sakit" tanya Irene polos.

Wendy memijat pelipisnya "bukan eomma kandungmu rene, eomma tirimu"

Irene hanya mengangguk "tapi, aku tidak mempunyai nomornya"

"Yak! Bagaimana bisa kau tidak mempunyai nomor ibumu, hah?" Ucap Wendy kesal.

"Dia bukan ibuku" jawab Irene santai.

Wendy mencibir.

"Aku lelah, belikan aku sesuatu yang menyegarkan, eoh?. Aku sangat haus" pinta Wendy manja.

"Aku juga lelah" jawab Irene.

"Jebal~" Wendy ber-agyeo

"Kau sangat menyebalkan" ucap Irene bangkit dari duduknya dan mencari minuman segar untuk mereka berdua.

-------"--------

Sehun's

"Sehun-ah" panggil Chanyeol.

"wae?" Jawabku yang sedang menuruni tangga pesawat.

"Apa kau mau bubble tea, aku akan mentraktirmu" tawar Chanyeol. Aku tau ini pasti ada udang dibalik batu.

"Hyung mau apa?" Tanyaku to the point.

"Kau tau saja, aku sangat lapar belikan aku cemilan nanti di bandara" jawab Chanyeol bersemangat.

"Mengapa kau tidak beli sendiri?" Ucapku.

"Aku harus menelpon ayahku saat di dalam sana dan aku malas berkeliling di bandara."

Aku tidak menjawab, dan terus berjalan masuk ke bandara.

"Oke, aku anggap iya"

Aku meninggalkan Chanyeol, yang sedang asik mengobrol dengan ayahnya disambungan telepon. Aku pergi mencari bubble tea, aku sangat ingin meminumnya.

Terakhir kali aku meminumnya dua minggu yang lalu dan aku sangat merindukan rasanya yang nikmat di lidahku.

Entah ada atau tidak bubble tea di bandara ini. Aku akan pergi mencarinya dan melepaskan dahagaku.

***

"Kamsahamnida ahjumma" ucapku seraya mengambil bubble tea ku yang tadi ku pesan.

Aku kembali menuju tempat Chanyeol, aku melihatnya dari kejauhan ia sedang berdiri dan masih asik menelpon. Sesekali aku melihatnya mengelus-ngelus perutnya. Dan aku baru teringat, aku belum membeli makanan untuk nya.

Akupun berbalik untuk kembali ke tempat ahjumma tadi yang mungkin menjual beberapa makanan. Tapi...

Brukkk!!!

Sepertinya aku menabrak seseorang.

Tidak, tidak. Bukan sepertinya lagi, aku memang menabrak seseorang. Dan seseorang itu adalah yeoja cantik, ia sekarang menunduk dan meminta maaf kepadaku.

"Jjuseunghamnida" ucapnya.

"aniyo, seharusnya aku yang meminta maaf," aku memperhatikan dari bawah sampai atas yeoja itu.

Dia sangat cantik, dan pakaiannya sangat stylist. Dan aku melihat noda coklat di kaos putihnya, itu sepertinya noda minuman yang tak lain adalah bubble tea ku.

Sebentar, bubble tea?!

Oh tidak, bubble tea ku. Aku bahkan belum mencicipinya tapi sekarang sudah tumpah dan berserakan di lantai.

"pakaianmu," ucapku kepada wanita itu. Ia hanya memperhatikan kaosnya yang sedikit kotor itu. Dan mengelapnya dengan tissue yang ada ditangan kanannya.

"Jjuseungamnida" aku meminta maaf.

"Eoh? Tidak apa-apa" ucapnya dan tersenyum kepadaku. Wajahnya terlihat sedikit pucat walaupun bibirnya bewarna pink.

Matanya menatap sekitar bandara itu, seperti mencari-cari sesuatu. Tatapnnya kemudian terhenti di suatu tempat. Ia melihat kearah belakangku, raut wajahnya sekarang sangat muram dan tidak bersemangat. Senyumannya pun kini sudah tidak ada.

Aku kemudian melihat ke arah tatapannya, yaitu tepat di belakangku. Aku hanya melihat orang ramai mondar-mandir. Tapi mataku terfokus sama satu orang, yang tak lain adalah Chanyeol.

Aku kembali melihat wanita itu, ia masih saja menatap Chanyeol. ah tidak! arah tatapannya melihat ke seseorang lelaki yang berada tepat dibelakang Chanyeol. Raut wajahnya kini tidak terbaca. Sedih, cemas, panik, tidak percaya, bahagia, kesal, itu semua terlihat di wajah cantik yeoja itu.

"Taehyung?"

----------------*-----------------

Vomment juseyo ^^
LUV you :*

Continue Reading

You'll Also Like

AZURA By Semesta

Fanfiction

219K 10.6K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
49.6K 6.8K 31
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
157K 11.7K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
413K 30.6K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG