(Room)MATE

By Pelampiasan-Ane

19.1K 2.2K 346

Multi Chapter. Draft remake. Naruto butuh uang buat jalan - jalan boros di Eropa. Dia memulai dengan menyewak... More

Penyewaan Kamar
Perhatian
Seling
Terungkap
Insting
KACAU!!!
Bertindak
Bersikap Jantan

Awal Perkara

2.3K 258 41
By Pelampiasan-Ane

W A R N I N G
Dicerita ini gay udah lumrah. MinaKushi gak masalah ama anak gay. Asal gak One night stand. Jadi gak usah tanyak2 lagi ya.

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝

Barusan Shikamaru menelepon Naruto, menanyakan jam berapa mau dijemput di kantor. Setelah empat hari marah dan melayangkan aksi perang dingin dengan tidak mau bicara, akhirnya Shikamaru luluh juga.

Naruto mengaku pada kekasihnya itu, jika Sasuke hanya menyewa kamar di rumahnya untuk waktu-Naruto ngamm mengaku-dua bulan. Shikamaru sudah tahu siapa Sasuke karena pernah diperkenalkan padanya.

Sebenarnya Shikamaru sebal bukan main. Bayangkan, kekasihnya serumah dengan laki - laki lain! Meski Sasuke bukan seorang gay, siapa tahu?

Maka, dimulailah pengajuan alasan berlogika dari Naruto.

"Dia baru sebulan kerja, belum ada simpanan untuk pengeluaran tak terduga." Alasan pertama.

"Tidak perlu cemburu, dia udah punya kekasih. Hubunganya lebih lama dari kita." Alasan kedua.

"Dia bukan gay dan dia penganut monogami, aku juga." Alasan ketiga.

"Kamu kekasihku, aku mencintaimu" Alasan keempat. Lumayan menyentuh.

"Ini kan rumahku, jadi aku berhak ngapain aja." Yang ini cuma di dalam hati Naruto tentu saja.

Jujur, reaksi Shikamaru bukan faktor pemberat bagi Naruto mengenai hidup berbagi atap dengan seseorang atau siapa saja, bukan hanya Sasuke.

Semenjak tahun kedua kuliah, Naruto memutuskan masih satu kota dengan keluarga. Membantu Neneknya yang masih memegang kendali usaha restourant (sekarang malah udah ada cafe, karaoke, dll). Maklum, waktu itu tempat tersebut tidak mampu kasih keuntungan besar, makanya anak - anaknya, yakni Papa Naruto dan Om Iruka, tidak ada yang mau meneruskan usaha itu. Cucu yang sudah cukup umur adalah kakak beradik Kyuubi - Naruto. Kyuubi memilih menjadi pialang saham. Jadilah Naruto yang didaulat untuk bekerja di sana.

Sejak saat itu, Naruto menikmati yang namanya tinggal sendiri, yang dapat diartikan kebebasan privasi seluas - luasnya. Memang sih para teman, saudara, kekasih sering bertandang, tapi pada akhirnya mereka pulang dan Naruto kembali memperoleh waktu pribadinya.

Sedangkan sekarang?

Geraknya jadi tidak bisa semau - maunya. Tidak ada lagi acara berkeliaran telanjang bulat, nyanyi - nyanyi histeris tanpa peduli kunci nada dan picth control, menari jingkrak - jingkrak kayak kodok mulai disudut depan sampai dapur, kentut dengan nada dasar C, G, semua huruf deh.

Yang terberat, tidak lagi leluasa melakukan adegan bermanjaan dengan Shikamaru, perpelukan di sofa, depan TV. Ruang gerak sih masih sama, tapi "macam" gerak itu yang sekarang lebih terbatas.

Bermanjaan di rumah Shikamaru juga tidak mungkin mengingat laki - laki itu serumah dengan orangtua dan saudaranya.

Sebenarnya bisa aja Naruto tetap melakukan "iya - iya" tersebut, toh dia yang punya rumah. Namun ia terlalu Jaga image.

Sebagai penghiburan diri, berkali - kali ia berkomat - kamit dalam hati kalau semua itu hanya berlangsung beberapa bulan, tidak sampai setengah tahun. Selanjutnya, kalau penyewanya wanita, dan harus maniak boys love. Jadi, dia bisa bertingkah lebih longgar, jika perlu adegan bermanjaan dengan Shikamaru tidak usah disensor.

Untuk beberapa bulan, mungkin ia akan sering berada di luar.

Naruto yang punya rumah, kenapa justru Naruto yang menghindar?

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝  

Sesampainya di rumah, Naruto tidak langsung masuk kamar seperti malam - malam biasanya. Jarum jam menunjuk celah antara angka sepuluh dan sebelas tapi dia belum merasa capek. Iseng dia melongok kamar Sasuke. Merasa heran jam segini pintu kamar Sasuke masih terbuka.

Iseng dia menghampiri dan melongokkan kepala di ambang pintu kamar. Ada dua tas plastik besar entah berisi apa teronggok di lantai.

"Masih bangun?"

Sasuke yang sedang terduduk membelakangi pintu menoleh. "Lagi cari training."

"Besok mau nge gym?"

"Hn." Sasuke meneruskan pencarian celana renangnya.

"Perlu bantuan?" Naruto beranjak masuk, duduk berselonjor di lantai.

"No. Terima kasih atas basa - basinya," sahut Sasuke.

"Minta alamatmu, aku mau minta ibuku ngirim berkas aku yang tertinggal," Sasuke mengeluarkan ponselnya.

"Tante Mikoto tahu kamu tinggal di rumahku? Dan Shion?" tanya Naruto menuju pertanyaan inti. Shion adalah kekasih Sasuke.

"Ibu tahu. Kalo Shion, tentu saja tidak. Terimakasih, Cari mati." Sasuke kemudian membalikkan badan ke arah Naruto.

"Shikamaru, gimana?"

" Dia nyantai aja kok," jawab Naruto, berbohong.

"Pembohong."

Naruto menjulurkan lidah. "Week."

"Selama aku disini, biar aku aja yang bersih - bersih rumah, hitung - hitung bantu kekurangan biaya sewa."

"Aku tidak semeskin itu."

"Ya sudah."

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝  

"Sasuke. Kenapa kamu beneran bersihin rumah? Mau gusur pekerjaan orang ya? Kasihan kan orang yang aku sewa, kerjaanya kamu rebut." Sebenarnya ia sungkan mendapati temannya membereskan rumahnya.

"Aku hanya tidak mau kau berpikir aku memanfaatkan kamu."

"Santai aja. Aku tahu resikonya berteman ama orang susah, salah satunya ya begini ini." timpal Naruto nyengir.

Mereka melanjutkan obrolan dari sore sampai hampir jam dua pagi. Saat itu sempat terselip dalam benak Naruto, mungkin punya teman serumah tidak seburuk yang dikira.

Sasuke jalan berjingkat melewati ruang tengah, takut membangunkan Naruto yang tidur meringkuk di sofa. Kali ini sendirian. Televisi masih menyala. Bajunya sudah berganti kaus butut.

Dalam perjalanan pulang tadi, Sasuke agak ragu antara pulang atau tidak. Dia tidak enak seandainya pulang dan mendapati Naruto tengah berasyik - masyuk dengan kekasihya. Malas menjadi penggangu. Tapi kalau tidak pulang, dirinya malas mengungsi ke tempat lain. Pada akhirnya, ia memilih pulang.

Ternyata Shikamaru memang sudah tidak ada.

Pelan - pelan Sasuke mematikan layar televisi, lalu membetulkan letak tangan kanan Naruto yang mengulur terkulai ke lantai. Dirasakan tangan Naruto agak panas. Perlahan Sasuke meraba kening Naruto.

Naruto ini demam.

Berdebat pikir bagaimana cara memindahkan Naruto, akhirnya Sasuke membangunkan Naruto agar pindah ke kamar, tapi sebelumnya Sasuke menyodorkan obat penurun demam dan segelas air putih.

"Aku demam, ya?" gumam Naruto ketika dibangunkan. Sasuke mengangguk.

"Shikamaru sudah pulang, belum?" tanya Naruto bergumam saat merebahkan diri di tempat tidur dituntun Sasuke.

"Sudah," jawab Sasuke.

"Sial. Dia marah - marah lagi. Apa salahnya membantu teman. Bikin emosi. Tapi aku cinta."

Sasuke tertegun sesaat setelah menyelimuti Naruto.

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝  

Menjelang siang , Naruto bangun dari tidur tanpa menyisakan kejengkelannya semalam. Hilang bersama berubahnya hari.

"Enak." Naruto berjalan tersaruk keluar dari kamar. Hidungnya mengendus - endus. " Baunya sedap."

Ia duduk di depan meja pantry, dagunya ditopang kedua tangan yang tegak dia atas siku. Sesekali matanya terpejam. Rambut pendeknya mencuat berantakan.

"Masih demam?" tanya Sasuke memerhatikan wajah Naruto yang lesu.

"Udah baikan, tapi kepala pusing, tenggorokan sakit, kayaknya mau flu."

"Aku masak sup ayam, bagus untuk flu." Sasuke menyodorkan sepanci sup ayam panas lengkap dengan mangkok dan sendok untuk Naruto.

"You're angel of the morning, Teme." ujar Naruto. "Enak," komentarnya pada suapan pertama.

Sejenak mereka tidak mengeluarkan suara, asyik dengan isi mangkok masing - masing. Apalagi ada telur mata sapi segala. Ada nasi, tapi Naruto tidak terbiasa makan terlalu berat di pagi hari, jadi dia melewatkan bagian nasi.

"Aku minta maaf. Jika gara - gara aku, Shikamaru marah."

Naruto mengangkat muka. "Dari mana kamu tahu Shikamaru marah?"

"Semalam kamu bicara gitu."

"Ow." Naruto berusaha mengingat. "Itu kan lagi ngaco, gak usah digubris."

Sasuke beranggapan sebaliknya, justru kalau seseorang berada di bawah kesadaran, dia akan mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam pikirannya tanpa dibuat - buat.

"Kalau dia sulit menerima-"

"-kan aku pernah bilang, gak usah dipikirin. Kemarin Shikamaru lagi banyak pikiran, jadinya sensitif gitu." Lagi - lagi Naruto sedikit memanipulasi fakta.

"Aku tetap aja merasa bersalah keberadaanku di sini menambah bad mood Shikamaru, sekecil apa pun."

"Sasuke, kalau tidak di sini, kamu mau di mana? Nambah pikiran tante Mikoto? Kamu bilang mereka udah kerepotan. Selama aku bisa bantu, ya aku akan bantu. Kalau memang aku tidak sanggup bantu, ya aku akan bilang apa adanya. Lagi pula kamu sudah kasih bantuan yang tidak sedikit untuk aku." Naruto menyenggolkan sikunya ke lengan Sasuke, mencoba membesarkan hati temannya itu.

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝  

Memang tidak gampang "menyelundupkan" laki - laki lain di rumah, apalagi dalam hitungan bulan. Antipasi beberapa titik yang memiliki potensi bikin runyam karena salah paham telah dilakukan. Misalnya nih, mewanti - wanti keluarga Naruto dan teman - teman untuk tidak datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Naruto berdalih kalau sekarang ia jarang di rumah, banyak kerjaan, banyak urusan, dsb. Dan dia jadi lebih sering setor muka ke rumah orangtuanya, jadi mereka tidak perlu datang ke rumahnya.

Lantaran mereka semua hidup di alam, maka berlakulah hukum alam, salah satunya adalah manusia boleh berencana, tetap Tuhan - lah yang menentukan. Jadi, selalu ada satu - dua hal meleset di luar rencana.

Pasangan yang pakai kontrasepsi aja bisa kebobolan, apabila yang bukan pasangan. Ha?

Pagi ini mereka janjian untuk jogging bareng Sakura, tapi berhubungan gerimis, mereka sepakat membatalkannya. Sakura mengajaknya ke gym sebagai alternatif olahraga pagi itu. Tapi masih nanti siang, jadi ia memutuskan untuk tidur lagi.

Balik ke dalam rumah, Naruto baru menyadari bahwa Sasuke tidur di sofa. "Tidur aja posenya sok cool. Emang cool sih," gumam Naruto iseng sembari menyeret langkah ke kamar.

Naruto sempat terlelap sampai suara berisik di halaman sedikit membangunkan. Namun begitu mendengar sura seseorang yang paling dihafal Naruto luar dalam, ia langsung terjaga. Bukan hanya melek, tapi mendelik. Bahkan nyaris terjungkal. Langkah kakinya benar - benar telah menyatu di dadalnya.

Karena pertama, suara itu berupa lengkingan. Kedua, lengkingan itu keluar dari pita suara mamanya. Ketiga, mamanya melengking di ruang TV!

"NARUTOOOOOOOOOOOO!!"

Sasuke gelagapan terjaga, Luar biasa kaget. Remote control jatuh ke lantai. Selimutnya terjatuh ke samping. Tersedak ludahnya sendiri. Matanya melihat awas.

Naruto menghambur keluar.

"MAMA! Kenapa bisa masuk?!"

TO BE CONTINUED

Continue Reading

You'll Also Like

331K 6.3K 14
DON'T BE PLAGIARISM! Jangan lupa krisar, vote, dan follow ya Isinya one shoot atau two shoot jorok dengan pair jaeyong. (anal, boypussy, genderswitch...
169K 17.3K 68
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
58.4K 3.1K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
223K 23.8K 26
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...