The Crown •REVISI•

Oleh febriana61

4.5K 406 27

Aku pernah merasakan namanya jatuh cinta dan bahagia. Tapi, setelah itu aku jatuh Teramat jatuh hingga aku lu... Lebih Banyak

The First
The 2nd
'Dia'
Bubble Tea
Destiny?
Someone
Wine
Hug
Start
Memory

Come Back

385 37 2
Oleh febriana61

"aku tidak akan pernah menyesal dengan keputusanku" tegasku.
...
...

--------------------------

Sehun masih duduk terdiam merenungkan apa yang tadi diucapkan oleh sekretaris Chang. Hati kecilnya mengatakan dia harus kembali, tapi pikirannya sangat menolak untuk kembali.

Dia sangat bingung, benar-benar bingung.

Sehun sekarang sedang berada di apartemen Chanyeol yang terletak sangat jauh dari apartemen Sehun.

Dia sangat frustasi sekarang.

Chanyeol hanyalah satu-satunya orang yang Sehun kenal di kota london ini, dan hanya Chanyeol lah satu-satunya teman sekaligus kakak yang ia punya di kota london ini.

"Hyung, apa yang harus kulakukan?" tanya Sehun frustasi.

"itu terserahmu" ucap Chanyeol yang sedang mengemas barang-barangnya.

"yak!... aku bertanya untuk meminta pendapatmu!" ucap Sehun kesal.

Chanyeol hanya mengangkat bahunya, ia masih sibuk mengemas-mengemas barangnya.

"Hyung!! apa kau mendengarku!" teriak sehun, tapi teriakannya hanya dibalas anggukan acuh dari Chanyeol.

Sehun sekarang semakin frustasi, ia mengacak-ngacak rambutnya. Chanyeol sama sekali tidak merespon ucapan Sehun, ia hanya sibuk dengan pekerjaannya, mengemas barang untuk kembali ke korea.

"Hey! berhentilah mengemasi barangmu" Sehun sekarang tidak bisa mengontrol emosinya lagi.

"Lagipula pesawatmu berangkat minggu depan bukan besok" lanjut Sehun.

Sehun bangkit dari duduknya, ia berjalan menuju balkon apatermen Chanyeol.

Sehun memandangi bintang-bintang yang bertebaran di langit malam london itu.

Angin semilir datang menerpa wajah tampannya. Tak lama kemudian ia masuk kembali dengan tergesa-gesa, ia baru sadar akan satu hal. Matanya menatap tajam Chanyeol saat ia kembali masuk kedalam apartemen.

"apa kau mengubah jadwal terbangmu?" tanya sehun.

Chanyeol menghela nafasnya, ia berhenti mengemas barang-barangnya.

"bukan aku, tapi ayahku" ucap Chanyeol bangkit dari tempatnya dan duduk disofa yang tadi ditempati oleh Sehun.

Chanyeol menghela napas lemah. "kau ingin pendapatku?"

"pulanglah, temui ayahmu. Ia sekarang sedang mengkhawatirkanmu" lanjut Chanyeol.

"Hanya ayahmulah satu-satunya keluargamu, jangan biarkan wanita itu merebutnya"

•••••

Mobil sehun sekarang berhenti di salah satu perempatan kota London. Sehabis pulang dari apartemen Chanyeol, Sehun masih belum memutuskan apa yang dia pilih.

Iya, dia masih sangat marah kepada ayahnya. Sehun bisa saja meninggalkan ayahnya bersama wanita itu dan memulai kehidupan baru, ia bisa hidup berkecukupan dengan otak cerdas dan pengalamannya. Perusahaan mana yang tidak ingin menerimanya.

Tapi, hati kecilnya tidak mengijinkan Sehun melakukan itu. Hati kecilnya menuntun dia untuk menemani ayahnya apapun yang terjadi.

Sehun tau ayahnya sangat peduli dan mengkhawatirkannya tapi ia masih tidak tau, ia bisa memaafkan ayahnya atau tidak.

Butiran air tiba-tiba muncul dari langit London. Sehun membuka kaca mobilnya, angin malam langsung menerobos masuk kedalam mobilnya.

Tatapannya kosong menatap jalan diluar yang lama kelamaan basah terkena air hujan. Suara klakson mobil dibelakang membangunkan Sehun dari lamunannya.

Ia segara menancap gas, karena lampu sudah berubah menjadi hijau daritadi. Mobilnya kini terhenti di basement apartemennya.

Sehun berjalan keluar dari basement, menuju lobi apartemennya. Ia memilih untuk duduk sebentar di lobi gedung apartemennya.

Sekarang ia duduk di dekat jendela kaca yang langsung mengarah keluar. Langit London sampai saat ini masih mengeluarkan butiran-butiran air.

Pikiran Sehun saat ini entah berada dimana, yang jelas ia sedari tadi hanya menatap keluar melihat satu persatu air hujan turun dari langit.

Sehun mengambil ponselnya dari kantong celananya, ditatapi layar ponselnya itu.

Sekitar dua puluh menit Sehun hanya memandangi layar ponselnya itu. Tak lama kemudian ia beranjak dari duduknya dan berjalan santai menuju lift. Ponselnya ia genggam erat di tangan kanannya.

Sambil terus mengenggam ponselnya, Sehun menekan satu persatu password apartemennya.

Saat masuk kedalam apartemen, Sehun langsung menuju balkon. Balkon kamarnya adalah tempat favorit di apartemennya.

Karena dari balkon tersebut Sehun bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Seluruh kota London bisa terlihat dari atas sini.

Di balkon, Sehun kembali memandangi ponselnya, dan menghubungi seseorang.

"Sehun?!" Ucap seseorang dari sebrang sana.

"Apakah ayah sudah baikan, sekretaris Park?" Tanya Sehun tenang.

"I-Iya, tuan sudah lebih baik. Tapi ia sangat mengkhawatirkanmu. Kapan kau pulang Sehun?"

"Aku tidak tau" ucap Sehun.

"Apa kau belum memutuskannya" tanya sekretaris Park.

Sehun terdiam sejenak "akan ku hubungi lagi nanti" ucap Sehun dan memutuskan sambungan telepon.

---------------------------

Irene's

"Sreeettttt" gorden jendela kamarku dibuka, membuat sinar matahari pagi menembus masuk kedalam kamarku.

Mataku sangat berat untuk dibuka, aku mencoba melihat ke arah cahaya. Aku menyipitkan mataku, terlihat dua maid wanita sedang sibuk merapikan gorden jendela kamarku yang sangat besar.

Jendala kamarku hanyalah kaca polos yang besar dan bisa dibuka untuk menuju balkon kamarku.

Kamarku sangat luas, di dalamnya terdapat sofa dan tv dibagian pojok ruangan pintu masuk.

"Apa kau sudah bangun?" Ucap seorang wanita dibibir pintu kamarku.

Aku bangun dari posisi tidurku, aku melihat ibu tiriku berjalan masuk melewati tv dan menaiki lima anak tangga, untuk menuju tempat tidurku.

Saat ini ia sudah berada di sampingku

"Cepatlah mandi dan bersiap" ucapnya yang sekarang sedang berjalan membelakangiku, menuju lemari besar yang terletak tepat disamping pintu kamar mandiku.

Ia kembali berjalan kearah tempat tidurku sambil membawa seragam sekolahku. Ia meletakkan seragamku diatas tempat tidurku.

"Appamu sedang menunggu dibawah, ada yang ingin dia sampaikan kepadamu," ucapnya dan berlalu dari hadapanku.

Aku hanya diam, dan menatapnya yang berjalan menjauhiku.

"Keluarlah, aku ingin bersiap" ucapku kepada dua maid yang sedang sibuk merapikan kamarku yang tidak terlalu berantakan itu.

Dua maid wanita itu hanya mengangguk pelan dan berjalan keluar dari kamarku.

***

Aku kini sudah siap dengan setelan seragam sekolahku. Aku merias wajahku dengan make up yang tipis. Sunscreen, loose powder, dan lip tint.

Aku berjalan menuruni tangga utama, dari sini terlihat sekitar lima maid sedang sibuk dengan pekerjaannya, yaitu membersihkan mansion ayahku ini.

Saat sampai diruang makan, aku duduk di samping ibu tiriku, menyantap sarapanku. Di depanku ada sekretasis Kim yang juga menikmati sarapannya.

"Apa yang Ayah ingin katakan kepadaku?" Ucapku memecahkan keheningan.

Ayah menghela napasnya dan menatap ku.

"Kau akan bertunangan" ucap ayahku.

Aku memutar bola mataku malas.

"Dengan siapa kali ini?" Tanyaku tenang.

Aku telah terbiasa dengan perjodohan yang dibuat oleh ayahku. Ini sudah terjadi sejak 6 bulan yang lalu. . Tapi itu semua berakhir dengan cepat. Karena aku tidak mau dijodohkan, aku ingin menikah dengan seseorang yang aku cintai tanpa ada paksaan.

Walau sebenarnya hatiku telah tertutup dengan rapat, setelah dia meninggalkanku.

Selama satu tahun terakhir tidak ada yang mampu menerobos masuk kedalam hatiku. Tidak ada satu laki-laki pun yang bisa menarik perhatianku.

Bisa dibilang aku belum move on dari nya'. Walau aku sudah berusaha selama satu tahun tapi hasilnya nihil. Aku sama sekali belum melupakannya.

"Ini tidak seperti perjodohan yang sudah kau alami putriku" ucap ayahku.

"Aku tau"

"Ini serius, kau tidak bisa menolak perjodohan ini ataupun menghindarinya seperti yang kau lakukan pada perjodohan yang lalu" jelas ayahku.

Aku hanya diam sambil tetap menyantap sarapanku.

"Nona Irene, kau akan bertunangan dua minggu lagi dan menikah setelah kau lulus SMA" ucap sekretaris Kim sambil memegang Ipad ditangan kanannya.

"Hah?!"

Aku membulatkan mataku tidak percaya, bagaimana bisa aku bertunangan dengan orang yang tidak kukenal. Melihatnya saja belum pernah apalagi mengenalnya.

Biasanya ayah hanya memintaku untuk menjalani kencan buta, dan aku dengan senang hati menolak setelah kencan buta itu selesai.

"Ayah, aku saja tidak mengenalnya. Bagaimana bisa aku bertunangan dengan orang yang tidak kukenal."

"Kau akan mengenalnya" jawab ayahku santai.

"Bagaimana bisa mengenalnya? Melihatnya saja tidak pernah" ucap ku

"Kau akan segera bertemu dengannya" balas ayahku.

"Tapi-" ucapanku terpotong.

"Ayah sudah bilang ini berbeda dengan perjodohan yang kau alami. Kau tidak bisa menolak ataupun menghindarinya" ucap ayahku.

"Dan aku juga tidak akan mendengarkan ayah!" Aku mendengus kesal, saat ini aku sangat marah.

"Berhenti mengatur hidupku! terakhir kali ayah menjodohkanku, itu malah membuatku seperti ada di neraka"

Aku bangkit dari dudukku dan berjalan meninggalkan ruangan makan tanpa sepatah katapun.

Aku menuju pintu utama mansion, di luar sudah terdapat mobil dan supir pribadiku yang sudah siap mengantarku ke sekolah.

Aku langsung masuk kedalam mobil dan salah satu maid memberiku tas sekolahku, yang sedari tadi di pegangnya.

Pagi ini sangat menjengkelkan, ingin rasanya aku memuntahkan sarapan pagiku tadi, setelah mengingat keputusan sepihak ayah.

Walau mentari bersinar cukup cerah, tapi wajahku terlihat sangat lesu dan kusut.

***

"Hey! Ada apa?" Ucap Wendy menepuk pundakku.

"aku akan bertunangan" ucapku lemas. Aku menunduk memperhatikan makan siangku dan hanya mengaduk-ngaduk nya.

"Lagi?" Tanya Wendy yang sudah biasa dengan keadaan ini.

Aku mengangguk. "Sudahlah, mengapa kau sangat tidak bersemangat. Lakukan seperti biasa saja, tolak dia" ucap Wendy menyemangatiku.

"Siram dia dengan air, dan bilang "Maaf tuan, kau bukan tipeku". So Easy. Seperti yang biasa kau lakukan"

Aku menoleh dan menatap Wendy.

"Tidak, ini berbeda. Ayahku sekarang serius, aku tidak bisa menolaknya. Dan aku akan bertunangan dua minggu lagi dan menikah setelah aku lulus" jelasku.

"Apa! dua minggu lagi?" Teriak Wendy. Teriakannya menyita perhatian murid-murid yang ada dikantin ini.

Aku mengangguk lemas. Wendy hanya menatapku prihatin, dan berusaha menghiburku.

---------"----------

Sehun's

Pagi ini aku sudah memutuskan pilihanku. Aku mengendarai mobilku menuju apartemen Chanyeol. Tapi setelah aku sampai disana ia sudah tidak ada.

Aku lalu bergegas menuju bandara, disampainya disana aku mulai mencari Chanyeol.

Setelah beberapa menit aku mencarinya, aku melihat ia sedang duduk dengan satu koper disamping kirinya.

"Chanyeol!" Teriakku. Ia menoleh kearahku dan tersenyum.

Aku berjalan kearahnya dan duduk disamping kanannya.

"Ubah jadwal terbangmu" ucap ku sambil mengatur nafasku.

-------------------------------

I hope you enjoy with my new story :)

Don't forget to Vomment XOXO!! I love you all

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

485K 5.1K 87
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
42.6K 366 4
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
56.9K 11.3K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
67K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...