Possessive Stalker! ✔

By novamandakim

33.8K 2K 172

SOME PART ON PRIVATE. 18+ Ketika men-stalker ayahnya di NY, tidak disangka akan bertemu Sooyoung di salah sat... More

CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18

CHAPTER 12

1.1K 81 11
By novamandakim

Wah dunia sempit sekali ya" mereka hanya terkekeh. Lalu Boss menanyakan kami dengan hati - hati. "Maaf tuan Yook, kalian..." sahut cepat Oppa "Oh iya pekernalkan ini Park Sooyoung, calon istri ku" ucapnya santai sambil memeluk pinggang ku sambil mengusap punggung ku sekilas. Ah mati sudah riwayat ku! Oppaaaaaaaa jebaaaal ini tidak baik T.T

Mereka berdua hanya melongo dengan tatapan aneh. Oppa hanya tersenyum sumringah. Aku tahu Oppa mencoba jahil dengan situasi. Dasar mengambil kesempatan, pria mesum!

****

Kriiiiing....

Ponsel Boss berdering. Lalu menjawab telpon dan berakhir pamit dari mereka bertiga. Ada urusan penting di kantor pusat. Otomatis Si Won, Sungjae dan Sooyoung menaiki lift.

SOOYOUNG POV.

"Perkenalkan aku Ryu Si Won. Teman kuliah calon suami mu" dia memulai nya dengan bersalaman lalu aku mencoba bersalaman tapi di tepis oleh Oppa. Dia yang melakukan jabat tangan dengan temannya. "Kau ini pelit sekali. Aku hanya melakukan perkenalan dengannya" sahut Si Won kesal. "Tidak. Aku sudah mewakilkannya. Tangannya belum di cuci tadi memegang roti di mobil" Oooooh dia bohong. Mana ada tangan ku kotor. Astaga segitunya kah. Menyebalkan. Aku hanya tersenyum untuk temannya dan tidak untuk Oppa aku langsung fokus kedepan.

Ting!

Aku melangkah keluar. Mereka dibelakang ku. Lalu aku berbelok ke kanan tapi Oppa mencegah tangan ku.

"Mau kemana?"

"Ke toilet" ia hanya mengangkat alisnya. "Aku ingin mencuci tangan!" Baiklah aku sebal Oppa senang sekali mengerjaiku. Oppa hanya tersenyum mengejek "hati hati" ucapnya. Oh astaga Oppa kau membuat ku malu.

****

SUNGJAE POV.

"Kau benar - benar akan memberitahu hubungan kalian kepada semua orang??"

"Iya"

"Ya! Dia takut akal hal itu. Kulihat waktu kita bertemu, wajahnya sedikit takut. Ah mengingat Appa ku" aku hanya mengangguk mendengar ucapan Hyung.

"Kau tidak memikirkan kedepannya? Kasihan Sooyoung"

"Cerewet sekali! Iya. Iya aku tahu pasti semua akan menggosipkannya apalagi di kantor ayah mu"

"Mengertilah perasaannya. Aku takut jika dia down atau segala perasaan yang kini membuatnya takut. Jika kau mencintainya, kau harus tahu dan mengerti perasaannya" ah iya iya kali ini dia lebih cerewet setelah pulang dari New York. Eh, tapi ada benarnya juga sih. Kasian juga Sooyoung jika dia merasa tertekan akan hal ini.

"Kau jangan egois, disaat dia membutuhkan perhatian mu dan tentunya ayah ku adalah Boss nya. Bagaimana ekspresi ayah ku nanti saat tahu jelasnya kalian akan menikah, eoh? Kau tahu kan ayah ku galak. Ku dengar dari pegawai sini, semua orang hanya bisa patuh kecuali ada tangan kanannya" oke aku hanya mendengarnya saja. Apa ada tangan kanan?

"Kau tidak tahu? Ibu Ra Mi-ran. Ayah ku takut dengannya. Beliau adalah teman kuliah dan sampai sekerang ia masih bekerja disini. Kau pasti kenal"

"Benarkah? Aku tidak tahu jika ayah mu takut dengannya" ini kedengarranya sedikit lucu.

"Ah.. bagaimana dengan dia?" Dia? siapa? "Maksud ku dia apakah masih menganggu kalian berdua??" Oh aku tahu Seung Ho. Entahlah belum ada tanda - tanda darinya. "tidak. Sepertinya dia masih memikirkan hal yang untuk menganggu ku" "Kenapa kau berpikir dia akan menganggu mu lagi?" aku hanya mendesah pelan. "Entahlah, hyung. Perasaan ku tidak enak setelah bertemu dengannya. Dia mengancam ku..." aku menceritakannya dengan detail saat pertemuan ku dengan Seung Ho.

"Kau gila?! Jangan. Itu tidak baik. Ku saran kan kau jangan bertindak seperti itu. Dia tahu kelemahan mu" Ya aku mencoba melakukan kekerasan jika dia menyerang ku atau menyentuh Sooyoung. "Sooyoung. Dia akan mengincar Sooyoung karena dia kelemahan mu. Jangan memulai dengannya. Berdaimailah" damai? Justru aku mengingkan ini tidak terulang lagi. Tapi kalau dia melakukan lagi, aku akan siap. "Aku tidak tahu, hyung jika dia melakukan untuk balas dendam kematian Hyosung" "dia memang gila. awas saja jika aku bertemu dengannya akan ku pukul sampai dia jera"

********

SOOYOUNG POV

"Dia ada disini?! Dan Boss sudah melihat? Astaga..." Seru Wendy sangat kaget.

"Kau tidak mengerti posisi ku saat itu. Bagaimana ekspresi Boss saat itu. Aku takut.." "Apa kita harus berbicara dengan Ibu Mi-ran??" aku menggelengkan dengan cepat. "Tidak. Jangan. Aku tidak mau menambah masalah ini" tidak lama Boss keluar dari lift. aku dan wendy yang berdiri di samping pintu toilet melihatnya sekilas. Kaki ku terasa lemas untuk berjalan.

"Park sooyoung" Aku menoleh saat didepan ku Dong Wook. "Iya?" "Kau di panggil Boss keruangannya. Oke kaki ku makin lemas. Dong Wook pergi. Wendy membantu ku untuk berdiri.

"Hei, kau harus tenang. Jangan gugup. Boss tidak akan marah"

"Bagaimana ini"

****

Aku mengetuk pintu dengan pelan. Tangan ku menjadi dingin.

"Masuk" mendengar ucapan Boss dari dalam. Ku buka pelan dan melihat Sungjae oppa dan Si Won oppa. Oh tidak! kenapa mereka diruangan Boss??

"kemarilah sayang" ucap Oppa menarik tangan ku saat ku tutup pintunya. Boss dan Si Won oppa melihat kami berdua bergandengan tangan.

"Aku sudah tahu dari calon mu, Sooyoung dan aku... senang" Boss dengan bahagia. Apa ini? kenapa Boss senang? Bukannya tadi pagi sangat kecewa??

"T-tapi..."

"Kita akan menikah minggu depan" Seru oppa cepat. Minggu depan?? Omo

"Kami setuju" Ucap Boss dengan ekspresi tak terbaca.

Aku hanya melongo kaget. Oppa tersenyum puas dan menggenggam tangan kanan ku dengan erat. Hah? secepat itu kah?? Tanpa malu lagi aku melepaskan genggaman oppa. Oppa mengangkat alisnya.

"Maaf sepertinya ini urusan saya dengan Yook Sungjae-ssi. Maaf Boss.. saya belum bisa memastikan karena ini terlalu cepat" Aku memberi hormat dan keluar ruangan tanpa mendengar panggilan Oppa.

Aku harus pergi dari sini. Untuk menenangkan suasana hati ku. Lalu aku mengambil tas dan pergi. Tak lupa aku mengirimkan pesan kepada Wendy untuk Boss. Aku izin kerja setengah hari.

Tak lama langkah oppa terdengar oleh ku. Tanpa buang waktu aku masuk lift dan dari kejauhan oppa berlali ke arah ku. Untung saja lift nya sudah tertutup.

Ku harap oppa tidak mengerjar ku.

Ting!

Tiba di Dasar. Aku langsung menaiki taksi dan menyuruh melaju cepat.

Aku tidak melihat kebelakang. Aku yakin pasti Oppa memanggil ku dari kejauhan. Buliran air mata tetiba keluar begitu saja. Kenapa Boss menerima pernikahan ku dan Oppa. Apa semacam politik kah? Atau ini ada kesempatan naik perusahaan jika aku menikah dengan Oppa? Segitunya kah? Tidak. Tidak. Buang rasa negatif mu Park Sooyoung!

"Nona.. Mau kemana?" Oh aku lupa memberinya arah. Aku mengahapus air mata ku dengan tissue. "Ke stasiun Gangnam saja pak" oh iya aku kemana ya? Aku lupa arah entah kemana. Aku baru ingat jika Bibi sedang diluar. Aku harus menemui Bibi.

*****

Author POV.

Sungjae geram melihat Sooyoung pergi tanpa memberitahunya. Kemana dia pergi? Apakah dia marah padanya? Sampai - sampai ia belum bisa menyetujui pernikahan ini??

Ia beberapa kali menelpon Sooyoung. Tidak ada jawaban darinya. Ia merasa menyesal karena sudah merasa percaya diri untuk mengatakan kepada boss kekasihnya itu. Mau gimana lagi, ia harus menjelaskan hubungannya daripada ia harus menyembunyukin statusnya.

Sungjae mendapakat pesan dari Jerry, bahwa ia menemukan Sooyoung di salah satu stasiun Gangnam. Stasiun? Untuk apa ia kesana?

Tanpa buang waktu Sungjae melaju cepat.

Di waktu yang sama, Sooyoung sedang menerima telpon dari bibi.

Bibi akan pulang nanti malam tapi kau jangan menjemput bibi. Kau tidak kerja?

Aku sedang izin Bi. Baiklah aku menunggu di kantor bibi ya.

Klik.

Sambungan terputus. Sooyoung tidak jadi menjemput bibi. Ia harus menunggu di kantor bibi. Ada hal yang harus disampaikan kepada bibi.

***

6.00 PM KST

Satu jam kemudian.

Bibi sudah tiba di kantornya. Ia langsung melihat keponakannya yang sudah lama menunggu diruangannya.

"Maaf nak bibi agak telat" sahutnya didepan Sooyoung. "Gwenchana, Bi"

"Directly or Indirectly??" tanyanya. "Directly!"

5 Menit kemudian. Asisten bibi masuk sambil membawakan coklat hangat. dan pergi meninggalkan mereka berdua. Bibi sudah tahu apa yang terjadi. Ini pasti soal hubungan Sooyung dan Sungjae.

"Hmm... tentang aku dan Sungjae oppa" ucapnya ragu harus memulai darimana. Bibi terus mendengar ucapan dari Sooyoung. Seingat bibi, Sungjae sudah menelponnya sebelum bertemu Sooyoung.

Flashback on

Bibi. maaf aku menelpon jam segini

Tidak apa - apa. Ada apa nak?

Apakah Sooyoung bertemu bibi??

Tidak. Bukankan dia masih dikantor?

Hmm.. anu.. bi

*****

Aku mengerti. Tapi tolong jaga perasaan mu untuknya. Aku tahu ini terlalu cepat, Sungjaeyya tapi bisakah untuk menunggu. Maksudnya menunggu semua perasaanya kembali. Ini terlalu cepat untuknya. Kau harus berbicara dengannya secara baik - baik.

Maaf bi. Aku minta maaf

Meminta maaf lah kepada Sooyoung, nak. Ku harap kalian bisa menyelesaikan dengan baik

Flashback off

****

"Kau mencintainya kan?" tanya Bibi dengan rasa ingin tahu. Sooyoung hanya mengangguk pelan sambil menggenggam ujung bajunya. Bibi menarik tangan kanan Sooyoung dan menggenggamnya.

"Nak?" Sooyoung yang tadi hanya tertunduk lalu menatap bibinya. "Ikutti kata hati mu. Jika dia adalah pilihan mu yang tepat, maka raihlah cinta mu dan cintanya. Bibi tahu, kalian saling mencintai tapi kalian selama ini mengambil jalan yang rumit. Cobalah saling terbuka satu sama lai....."

"Dia yang berbohong, bi! aku sebenarnya ingin bertanya dengannya tapi tidak ada waktu"

"Aku tahu keluarganya. dia pasti sangat sulit apalagi dia kurang perhatian dari keluarganya. Mungkin ia belum bisa bilang sebenarnya kepada mu. Kau tahu? dia kan seorang pengusaha membantu ayahnya yang sedang sakit. Pekerjaannya yang sibuk membuat ia tidak bisa mengatur kehidupannya apalagi rasa perhatian dari keluarga. Bibi pikir, setelah bertemu dengan mu, ia merasa nyaman. Melihat sosoknya begitu damai bila kita harus mengerti keadaanya. Hanya waktu yang bisa menemukannya. Berilah dia kesempatan"

Perkataan Bibi sukses hati Sooyoung bergetir. Entah rasa apa ia harus lakukan. Ada lelaki yang setia dan mencintaimu tapi dia berbohong. lalu kau tinggalkan saja? Mengertilah jangan menjadi egois. Dia begitu mencintai mu, Park Sooyoung. Batin Sooyoung.

****

8.00 PM KST

Sooyoung dan Bibi keluar dari kantor dan menuju basement. dari kejauhan ia melihat Sungjae berdiri sambil melambaikan tangan ke arah Sooyoung. Sooyoung hanya tersenyum melihat orang yang ditunggunya pun hadir. Sooyoung menghampiri Sungjae dengan langkah senang. Begitu pun dengan bibi ia melihat keponakan dari kejauhan sangat senang.

Sungjae dan Sooyoung saling berpelukkan. Disela - sela pelukannya, Sungjae terus meminta maaf kepada Sooyoung.

DDUARR

terdengar suara tembakkan dari kejauhhan. Bibi terjatuh dan merasa kaget. Sungjae dan Sooyoung panik melihat Bibi nya terjatuh membungkuk di jalan. Sooyoung panik ia buru buru melepaskan pelukan dari Sungjae dan berlari ke arah Bibinya.

DDUARR

DDUARR

Tembakkan itu berkali - kali dari arah belakang Sooyoung. Baru setengah jalan ia membalikkan badan karna ia mendengar suara tembakkan begitu dekat dari jaraknya. Ia membalikkan badan. melihat dibelakangnya pun sudah tergeletak jatuh.

"OPPAA!!!"


To be continue.


Maaf banget baru bisa update. Terima kasih yg komennya pinta update lagi.



Continue Reading

You'll Also Like

293K 11.2K 29
"Karena dendam pasti berakhir dengan hal yang tidak terduga. Yang tidak direncanakan.... dan diluar akal" _________________________________________ P...
16.8M 731K 42
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
55.4K 1.5K 9
Wanita cantik yang hidup dengan seorang psychopath, membuat hari-harinya berbeda selalu mendapat perlakuan kejam dan juga kasih sayang yang iya tunju...
143K 3.9K 2
Jangan pernah lari dariku karena kamu milikku