[Completed] I Just Wanted You...

By CattyWyn

139K 11.7K 2K

"BAGAIMANA AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA MELIHAT DIA BERCINTA DENGAN PACARNYA ITU?! HUH?!" ~~~~~ I just wanted you... More

1. I Wish You Were Never Born
2. Like a Shadow
3. I Can't
4. You Are My Beloved Unnie
5. You Love Her Taeng
6. You're Not a Kim Anymore
7. Unpredictable Kim
8. If This The Start?
9. Fitful
10. What Happened?
11. The Struggle
12. Where Are You Mi?
13. Annoying Twins
15. Just Go Home Without Me
16. Lost My Half
17. The Kisses
18. Hi Miyoung
19. I Like Hugging You
20. NO!
21. The Day Before You Leave
22.?
22. Never Leave Me Again
23. Brand New Day
24. END
24. Seriously?
25. Got Her Clingy
M!Countdown 170810
26. Another Fine Day
27. Sieun-ah..
28. It's a..
29. Fuck You Miyoung
30. She Grows AF
31. Another Change
32. Happy Belated Birthday Miyoung
32.5 Too Sweet To Judge
33. I Just Wanted You to Love Me
34. Lose Lost Loose
35. Saranghae
35.5 Saranghae II
36. Sweet Taetae
Go!!!
New Story

14. Rough Day

2.4K 280 56
By CattyWyn


"Huaahh..." Miyoung meregangkan badannya, ini sudah mulai musim dingin namun belum musim salju. Miyoung bangkit dari selimutnya dan melipat benda menghangatkan itu.

"Waah sudah tambah dingin" seru Miyoung, ia pergi membasuh muka dan menggosok gigi.

Begitu dingin suhu pagi itu, padahal belum lagi turun salju. Setelah selesai membersihkan diri ia lanjut membuat sarapan sebelum memulai aktivitas hari ini.

Kehidupan Miyoung begitu normal dan berjalan dengan baik. Sering mengganggu para orang tua bekerja, membantu mereka, dan menjalin hubungan dengan baik dengan warga kampung di situ.

Miyoung cukup terkenal karna sering jalan-jalan pagi di sekitar rumah-rumah warga, terkadang orang akan memanggilnya untuk mampir untuk mendapatkan cemilan bersama.

Meskipun ia terkadang masih suka rindu dengan Taeyeon, tapi ia menepis pikiran itu. Miyoung tidak ingin menjadi cengeng, jauh dari Taeyeon harusnya tidak masalah mengingat ini adalah sesuatu yang memang Taeyeon inginkan, menjauh darinya. Miyoung juga berharap Jessie unnienya tidak ricuh dengan Taeyeon.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Sieun-ah! Kau sudah buat sarapan belum?" Sorak Dongjun

"Sudah samchon duduk saja di depan meja, aku sedang memindahkannya ke mangkuk" jawab Sieun, lalu muncul dari belakang dengan nampan berisi mangkuk-mangkuk

"Aish kau ini, suka sekali berteriak pada Sieun" halmoni menepuk lengan Dongjun.

"Dia itu sebenarnya anak nakal eomma, di dekat eomma saja sok manis begitu. Dulu waktu tinggal berdua saja denganku, dia mana mau menurut denganku" kadu Dongjun pada eommanya.

"Tidak benar halmoni, samchon yang cerewet sekali, halmoni dengar sendiri kan? Aku sudah memasak tapi dia tetap saja berteriak" sela Sieun membela diri.

"Iya, sudah sana sisir rambutmu dulu baru kita makan bersama" suruh halmoni melihat rambut bangun tidur Sieun.

Mereka makan dengan diam, hanya suara sumpit beradu dengan mangkuk yang terdengar di ruangan itu. Sieun sudah bersiap dengan seragamnya hendak ke sekolah, hari ini hari terakhir sebelum libur musim dingin.

"Musim dingin nanti libur sekolah kan?" Tanya Dongjun.

"Ne" jawab sieun singkat.

"Kalau begitu saat tidak sekolah nanti kau akan membantuku di sawah"

"Andwe, aku akan berladang dengan halmoni, kan halmoni?"

"Iya dia akan membantuku, kau ke sawah saja sendiri" halmoni selalu saja di pihak Sieun.

"Geunde eomma, mengangkut itu akan lama sekali jika sendirian"

Eommanya tidak mengacuhkannya dan menyelesaikan makannya. Sieun mulai membereskan meja makan kecil mereka tanpa mengacuhkan Dongjun.

"Sebenarnya siapa yang anaknya disini" gerutu Dongjun mengguman kecil.

Sieun dan halmoni pergi ke ladang berdua, mereka mulai memanen kubis dan segala macam sayur. Sebelum ke sekolah Sieun akan membantu halmoni sebentar. Ini sudah musim dingin, sebentar lagi akan turun salju jadi mereka harus memanen.

"Kenapa kau tidak mau membantu samchonmu itu Sieun-ah?" Tanya halmoni sambil memasukkan sayur ke gerobak.

"Dia cerewet, aku jadi malas" jawab Sieun.

"Tapi biar begitu dia itu menyayangimu, kau tahu kan?"

"Iya aku tau, tapi aku tidak tahan mendengar ocehannya padahal belum tentu aku melakukan salah, dia seperti yeoja saja"

~~~~~~~~~~~~~~

"Bagaimana?"

"Sepertinya dia sengaja tidak keluar rumah, bagaimana kalau kita paksa saja?" Usul Sooyoung.

"Pabo, kalau dia teriak lalu warga desa ini menyerbu kita bagaimana" Sunny memukul kepala Sooyoung.

"Kau kasar sekali bunny, kepalaku kan sakit" ujar Sooyoung manja.

"Aigoo mianhae.." Sunny memeluk kepala Sooyoung dan mengelusnya.

"Ya! Siapa suruh pacaran disini, pikirkan sana cara membuat Jimin keluar" amuk Jessica.

"Kita datangi saja ayahnya unnie, kita bicara pada ayahnya agar membujuk Jimin untuk bicara. Niat kita baik, untuk menemukan teman kita yang hilang, ayahnya tidak akan mempersulit niat baik kita kan" usul Seohyun.

"Kau pintar sekali Hyunie, aku bangga padamu" Yoona memeluk Seohyun dari samping, Jessica memutar matanya melihat tingkah teman-temannya.

"Baiklah biar aku, Seohyun, dan Yuri yang kesana" kata Jessica lalu membuka pintu van.

"Permisi" kata Jessica sambil mengetuk pintu.

"Permisi tuan Hong" katanya lagi.

"Mau apa lagi kalian" ketus Jimin dari dalam.

"Aku kesini ingin bertemu ayah mu, jadi kau diam saja, mana ayah mu? Panggil dia sana" jawab Jessica agak kesal.

"Kalian tidak bisa menghasut appaku, jadi percuma saja, dia pasti akan mendukung ku"

"Heh anak kecil, sebenarnya apa masalahmu dengan kami? Kami hanya bertanya dimana Miyoung, kenapa kau kelihatan sangat benci pada kami?" Tanya Yuri sinis.

"Aku sudah bilang aku tidak kenal dengan Miyoung Miyoung itu, dan aku tidak suka dengan orang kaya yang sok seperti kalian, sudah sana pulang" usir Jimin sekali lagi.

"Dari sikapmu kau seperti mencoba menyembunyikan sesuatu, bisakah kau bilang sejujurnya pada kami? Kami bukan orang jahat, kami ini teman Miyoung. Aku yakin kau mengenalnya, jadi tolong beritahu kami dimana dia ataupun jika kau sungguh tidak tau dimana dia beritahu saja pada kami keadaan dia sebelum kalian berpisah" ujar Seohyun dengan pelan.

Tidak ada sautan dari dalam, Jimin tidak menjawab lagi. Mereka mencoba menempelkan telinga ke pintu untuk mendengar keadaan di dalam, namun hanya hening yang mereka dengar.

"Yah! Kalian mencuri dengar rumahku?!" Teriak Jimin dari dalam membuat ketiganya terlonjak kaget.

"Aku kan sudah bilang aku tidak tau dimana Miyoung dan aku tidak kenal yang namanya Miyoung, sudah sana aku mulai muak meladeni kalian"

"Yah! Mitchiya! Apa kau bilang? Seharusnya kami yang muak denganmu!" Teriak Jessica sudah sangat emosi.

"Baiklah kalau memang begitu Jimin-ah-"

"Yah apa yang kau bilang, aku tau dia tau dimana Miyoung ku" kata Jessica melotot pada Yuri.

"Kita kan kesini untuk bicara pada tuan Hong, ingat?" Kata Yuri, benar juga.

"Baiklah Jimin, terimakasih atas infonya. Kalau begitu kami akan pergi sekarang, tapi kami butuh bicara pada ayahmu. Kami ingin minta maaf dan berterimakasih pada beliau, bisa kau memanggilnya sebentar saja?" Kata Seohyun lagi.

"Tidak bisa, dia sedang sibuk bekerja tidak ada di rumah"

"Jangan berbohong Jimin-ah, kami di depan rumahmu dari pagi, tidak ada yang keluar rumah"

"Sudah kubilang dia tidak bisa diganggu, sudah sana pulang, biar aku sampaikan maaf kalian"

"Jimin, siapa lagi itu?" Terdengar suara ayah Jimin dari dalam.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Sore itu Miyoung duduk di bangku taman, ia duduk sendirian. Di bawah pohon rindang ia menatap ke langit. Ia rindu lagi pada Taeyeon. Sejujurnya ia tidak pernah dendam pada unnienya, ia mengerti kalau selama ini ia banyak menyita perhatian orang-orang dari Taetae unnienya jadi pantas saja jika Taeyeon sangat membencinya.

Namun, jujur ia tidak sengaja membuat orang-orang tertarik mendekatinya. Dari kecil yang Miyoung perhatikan hanyalah bisa bermain dengan Taeyeon, tapi Taeyeon tetap menolaknya dan mengerjainya.

Miyoung juga rindu pada Jessica, Yoona dan Sunny, juga Yuri, Seohyun dan yang lainnya di sekolah. Ia juga berpikir tentang perusahaan, bagaimana keadaan kantor? Apa berjalan dengan baik? Apa ada masalah? Semoga Taeyeon bisa menjalankan perusahaan dengan baik di samping perusahaan fashion sang eomma yang kembali mulai beroperasi belum lama ini.

Akhir-akhir ini Miyoung juga teringat pada kedua orangtuanya. Miyoung sangat rindu pada eomma dan appanya itu. Ia rindu dimanja oleh appanya, rindu dipeluk oleh eomma. Ketika ada appa, Taeyeon bisa menerima kehadiran Miyoung walaupun tidak menganggapnya ada.

Miyoung benar-benar sendiri sekarang. Wajar jika gadis itu masih berduka, ia tidak hanya kehilangan orangtuanya tapi juga kakak tercintanya. Kini Miyoung hidup sebagai orang lain, orang yang baru. Hidup sebagai yatim piatu yang sebatang kara yang harus bekerja kasar untuk mendapat sesuap nasi dan semangkuk sayur, jika beruntung ia bisa makan daging sesekali.

Miyoung sudah bertekad untuk terbiasa hidup susah. Ia tidak akan kembali pada Taeyeon dan membuat orang itu susah karenanya. Jika rindu, ia akan menikmati perasaan pilu itu dan meresapinya sendiri. Ia menganggap bahwa ia telah terlahir kembali, tidak ada masalalu. Hidupnya dimulai dari kampung ini dan akan tumbuh sebagai warga kampung ini. Mungkin saja, ia akan menikah dan berkeluarga dengan salah satu orang di kampung ini, lalu tua dan mati. Menghilang dari muka bumi ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Yeonghyun-ah, kau bisa berkunjung ke rumahku jika kau mau" ajak Sieun pada temannya.

"Boleh juga, tapi aku sudah bilang pada eomma agar pulang untuk membantunya. Bagaimana kalau besok atau lusa?"

"Baiklah, boleh juga lagian sudah terlalu sore dan sebentar lagi akan gelap" jawab Sieun.

"Um, kita harus cepat. Semakin gelap akan semakin dingin. Sekarang wajahmu yang cantik itu sudah memerah dan hidungmu lembab, kau tak apa kan Sieun?" Tanya Yeonghyun khawatir.

"Kau berlebihan Yeonghyun, aku tak apa"

"Aku serius, kau pasti sangat kedinginan ya?"

"Memang dingin, tapi tak apa aku bisa tahan, setelah kita berpisah di persimpangan, rumah ku tak jauh dari situ"

"Benar, jadi ayo percepat langkah kita" mereka tetap berbicara sambil berjalan.

Di sekolah Sieun duduk di sebelah Yeonghyun, wajar jika mereka sudah sangat akrab. Mereka mengenakan jaket hangat yang tebal, namun masih terasa dingin. Dengan tetap membahas sesuatu mereka bisa sedikit melupakan kedinginan mereka. Sedikit lagi mereka sampai di persimpangan dimana mereka akan berpisah dan berjalan ke arah rumah masing-masing. Namun Yeonghyun ikut berhenti melihat Miyoung mematung tepat sebelum mereka harus berbelok ke arah berlawanan.

"Wae?" Tanya Yeonghyun heran.

"Sieun-ah kau beku? Mau ku gendong ke rumah?" Tanya Yeonghyun lagi, ia sangat khawatir melihat bibir pucat sieun.

"Sieun-ah?" Yeonghyun mengguncang tubuh Sieun.

"Sieun?" Sebuah suara mengejutkan Yeonghyun.

"Eoh? Um agassi temanku Sieun sepertinya kedinginan dan susah bergerak"

"Sieun? Dia?" Tanya orang itu.

"Ne, dia Sieun. Apa unnie mengenal Sieun?"

"Dia adikku, Kim Miyoung. Apa maksudmu namanya Sieun?" Bantah orang tersebut dengan wajah berang.

"Sica-ya jangan marah lagi, kita sudah bertemu Miyoung" kata seseorang di belakang orang yang berang tadi.

"Tapi kami teman sekelas, namanya Hwang Sieun. Aku juga sudah melihat kartu sekolahnya, disana tertulis Hwang Sieun dan walinya Hwang Namyeon" bantah Yeonghyun balik.

"Yeonghyun aku dingin, bisa antar aku pulang? Sepertinya aku sakit" kata Sieun lemah.

"Baiklah Sieun-ah, aku gendong saja ya" Yeonghyun menyandang tas nya di depan, lalu menggendong Sieun di punggungnya.

Segerombol gadis yang menghalangi jalan tadi mengikuti yeonghyun dari belakang sambil terus bisik-bisik dengan berisik.

"Teman Miyoung baik ya"

"Um, dia menjaga Miyoung dengan baik"

"Tapi apa Miyoung menukar namanya?"

"Molla, kupikir dia baik disini"

"Apa yang kalian bicarakan, kita kesini untuk membawanya pulang"

"Aku suka anak ini, dia teman yang gentle"

"Untung tidak ada Taeyeon disini"

"Tapi Taeyeon kan sedang di rumah nenek tua itu"

"Yah! Bisakah kalian diam? Kalian mengganggu pendengaranku" kesal Yeonghyun ketika berhenti sebentar, sontak saja kelima gadis itu juga menghentikan langkah mereka.

"Mian" jawab mereka serentak.

Yeonghyun terus berjalan sambil menggendong Sieun. Sekarang sudah dekat ke rumah halmoni, Dongjun yang sadar lebih dulu mengambil Sieun dari punggung Yeonghyun.

"Aigoo ada apa dengan uri Sieun Yeonghyun-ah? Kenapa kau menggendongnya?" Tanya halmoni langsung mendekat kearah Miyoung.

"Dia kedinginan, tadi wajahnya sangat pucat lalu minta aku antar pulang. Karna kupikir akan lebih mudah jadi aku menggendongnya" jawab Yeonghyun.

"Haiyuu gomawo Yeonghyun-ah, maaf menyusahkanmu. Kau pasti keberatan menggendong Sieun, masuklah dulu kita minum teh untuk menghangatkanmu"

"Tidak usah halmoni terimakasih, eomma sudah menunggu. Aku akan langsung pulang saja, lagian hari semakin gelap sebaiknya aku cepat berjalan pulang" tolak Yeonghyun dengan sopan.

"Kalau begitu ambil ini, kau membutuhkannya di perjalanan" halmoni memberi 2 warmpack untuk Yeonghyun.

"Kamsahamnida halmoni, kalau begitu aku pamit pulang. Paman, semuanya, aku pamit pulang. Permisi" setelah itu Yeonghyun berbalik dan mulai berjalan pulang ke rumahnya

Di kamar Sieun, Jessica dan teman-teman sibuk mengurus Miyoung yang sakit. Kulitnya sangat dingin, namun tak sedingin tangan dan kakinya. Mereka mengusap tangan dan kaki Sieun.

"Miyoung-ah kau tak apa?" Tanya Jessica panik, namun Sieun hanya diam dan matanya sudah sangat lemah.

Taeyeon disana, tapi ia canggung. Taeyeon tidak bisa melihatkan kecemasannya pada Miyoung, ia tidak biasa melakukan itu. Ia benar iri pada teman-temannya yang dengan leluasa menyentuh dan menunjukan ekspresi mereka pada Miyoung. Taeyeon hanya bisa duduk agak di belakanh sambil memperhatikan teman-temannya membantu Miyoung.

"Apa yang kau lakukan? Ini Miyoung, tidak kah kau senang?" Tanya Sooyoung, Taeyeon hanya diam tak tau akan bagaimana.

"Permisi, biar ku ganti bajunya dulu dan menyeka badannya. Kurasa dia hypothermia, aku sudah menyiapkan obat untuknya. Tapi maaf sebelumnya bisakah kalian keluar? Kamar ini cukup sempit untuk bersama" kata halmoni, ntah mengapa wanita tua itu agak sensi pada gadis-gadis itu.

"Bisakah aku tetap disini dengannya?" Tanya Taeyeon tiba-tiba saat beberapa temannya mulai keluar dari kamar.

"Baiklah, kau boleh tinggal" jawab halmoni.

~~~~~~~~~~~~~

"Mana Taeyeon?" Tanya Jessica.

"Dia di dalam, dia meminta untuk tetap didalam" jawab Yuri.

"Aku kasihan padanya. Taeyeon sangat susah untuk menunjukkan perasaannya. Dia pasti bingung dan sedih. Bisa di hadapan Miyoung namun tidak tau harus bagaimana" ujar Sunny sendu.

"Mudah-mudahan setelah ini semua akan kembali membaik, bahkan lebih baik dari sebelumnya" doa Seohyun.

"Permisi, aku tau siapa kalian, dan aku tau siapa itu Kim Taeyeon yang didalam itu. Bisakah kalian pergi dan meninggalkan Sieun sendiri? Dia tidak akan pulang dengan kalian"

###################

Makasih ya reader yg udah ngedm ksih semangat catty buat lanjutin ff ini, makasih juga udah baca cerita2 catty, jangan lupa baca yang lain juga yaa..

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 19.4K 48
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...
226K 22.8K 43
[MATURE CONTENT] Dia aneh.. Dan aku suka..
17.9K 17 1
Naomi bukan lesbian. Dia hanya suka melihat perempuan. Tersenyum kepada perempuan. Dan sesekali... memikirkan perempuan. Tapi dia yakin bukan berarti...
149K 82.5K 73
Semuanya terasa aneh setelah Seulgi bertemu dengan wanita cantik misterius. Pertemuan pertama lalu kedua setelah itu pertemuan-pertemuan selanjutnya...