Every New Step to Make a New...

By Yoaanii

1M 64K 536

"cuma kamu yang bisa bantu papa" "aku?" "menikah lah dengan nya" kembali ke negara asalnya setelah melewati... More

Back To Jakarta
1 problem CLEAR
new problem is waiting
first step
like a doll
being a bride
new life
foto keluarga
penderitaan baru
luka hati
first dating
membuka hati
Kejutan
Aku rasa.... Aku
hanya masa laluku
perdebatan batin
masa lalunya
kekecewaan
stay or ......
pertahanan yang lemah
kesempatan kedua?
Kebahagian Anasztazia
Guam Island
new members
ending of this story
GIVE AWAY

honeymoon

44.8K 2.4K 22
By Yoaanii

Setelah semua kejadian terjadi, disinilah aku sekarang. Cafe yang tidak jauh dari rumahku. Menunggu seseorang yang meminta penjelasan. Sebenarnya aku juga tidak enak menutup-nutupi tapi inilah yang sudah terjadi.

"Sudah lama?" suara itu membuyarkan lamunanku.

"Ga kok, pesen dulu gih. Gue udah pesen" Ucapku.

Akhirnya Riani memesan makanan dan minuman. Tidak lama makanan itu datang. sebenarnya cemilan. Untuk mengisi keheningan nantinya.

"Lu marah ya sama gue?" Tanyaku merasa bersalah.

"Ga lah. Ngapain marah. cuma gue shock aja, lu istrinya big boss." Cengengesnya. Fiuh! baguslah Riani tidak marah, aku tidak ingin dia marah padaku dan menjauhiku. karna aku sudah mulai menyayangi Riani . Mungkin karna aku yang jarang punya teman dekat. "Jadi kenapa lu sembunyiin semua itu? Gara-gara lu sembunyiin kan jadinya pada ngehina lu." lanjutnya sambil menyeruput jus mangganya.

"Gue ga sembunyiin sih, orang ga ada yang tanya ke gue. Lagian ngapain gue cerita-cerita ke orang" Ucapku

"Bener juga sih, eh tapi bagus juga biar tau rasa tuh keluarga si Viko yang suka hina lu. Dia ngina istri boss nya sendiri. Gue mau liat mukanya kalo ketemu lu lagi." Muka sinisnya persis sekali dengan yang sering aku lihat di sinetron.

"Ya ga lah, biarin aja. Bener kan lu ga marah?"

"Iya, gue ga marah. Eh big boss dingin-dingin kek air dong ya. Ugh cool banget tau dia."

"Lu muji suami temen lu sendiri ceritanya?"

Riani hanya tersenyum lebar. Kami berbagi cerita dan tertawa bersama. Mungkin memang terkadang kita harus membagi cerita dengan orang lain agar kita menjadi lebih lega. Karna menyimpan segala sesuatu sendiri itu sulit.

***
Aku sedang di jalan perjalanan pulang setelah haha-hihi dengan Riani. Sekarang saat nya bertemu dengan suamiku. Suamiku? Ya jelas saja dia sudah "resmi" benar-benar menjadi suamiku setelah kejadian malam itu. Memikirkan hal itu membuat pipiku panas. Bisa-bisa nya aku seperti ini.

Ketika aku sedang ingin membelokan mobilku, seorang menggunakan jubah hijau neon menyetopku, menyuruhku ke pinggir.

"Selamat sore ibu. Bisa dilihat surat-suratnya?"

Aku dengan gugup mencari STNK mobil ini dan memberikannya. "Anasztazia ya? boleh lihat SIM nya?"

Tau darimana namaku polisi ini? Lalu aku memberikam SIMku. "Ibu tidak boleh memutar balik karna ada rambu disana ditulis."

"Yah pak saya ga liat pak. Maaf ya pak."

"Ini STNK ibu" Aku melihat nama di STNK itu namaku. Tunggu, kenapa bisa namaku? bukankah aku mendapatkan mobil ini setelah beberapa hari tinggal dirumah Bima dan mami? Setau aku untuk memproses STNK membutuhkan waktu, tapi mobil ini menggunakan namaku.

"buu.. Ibu!" suara polisi itu membuyarkan lamunanku. "Ibu tenang aja, SIM nya cuma saya tilang kok. Nanti ibu bisa ambil di pengadilan. Jangan keliatan depressi gitu bu. Sampai melamun."

"maaf pak." kataku lemah.

"Yaudah ini surat tilangnya. Ibu bisa ambil di pengadilan 2 Minggu lagi ya."

Aku hanya menganggukan kepala dan jalan meninggalkan polisi itu. Aku tidak memikirkan tentang tilang itu, yang aku pikirkan tentang mobil ini.

Awalnya aku pernah menolak kunci mobil ini dari mami sebelum aku menikah, dan Bima memberikannya lagi. Akan aku tanyakan ini ke Bima.

***

Ketika aku sampai apartemen, aku tidak menemukan Bima. Aku langsung masuk ke kamar dan kosong. Aku membersihkan diri dan memasak untuk makan malam. Ketika sedang memasak, tiba-tiba pintu apartemen terbuka dan Bima muncul di balik pintu. Seketika senyumku mengembang tanpa disuruh. Segitu bahagiakah kamu Nasz melihat Bima datang?

"Hai, kamu udah pulang?" tanyanya sambil membuka sepatu dan menaruhnya di rak sepatu.

"Sudah, kamu abis dari mana?"

"Dari cafe sebentar ketemu Hengky. Ohya kamu siap-siapin barang kita ya. Besok kita akan ke Singapore untuk rapat disana."

"Saya ikut?"

"Yaiya kamu kan sekretaris saya." Sambil memelukku dari belakang. Aku hanya menganggukan kepala. Singapore? Asik bisa jauh beberapa hari dari polusi.

Aku dengan semangat packing barang-barangku dengan Bima. Kapan lagi kerja sambil liburan.

Tiba-tiba tangan kekar Bima memelukku dari belakang dan mencium puncak kepalaku. Lama-lama ciuman dari kepala turun ke leher. "Bim, dont make kissmark please" kataku menyindir.

"hmmm" Aku ikut terbuai dengan permainan Bima. Ia seketika membalikkan tubuhku menghadapnya, mencium bibirku lembut. Lalu, tangan nya menggendongku ke tempat tidur. Aku tau arah perlakuan Bima kemana. Aku tidak menyangka Bima bisa semesum ini! Tapi aku juga menikmati permainan nya.

Ia terus melumat bibirku lembut yang sudah sedikit berubah menjadi bergairah, tangannya sudah membuka kancing piyama tidurku. Hingga menyisahkan braku yang masih menempel. Ia kembali mencium leherku hingga aku mengeluarkan suara-suara.

Perlahan membuka braku dan celana ku. Ia membuka baju yang menempel ditubuhnya, lalu membuat aku dan Bima tidak menggunakan benang sehelaipun. Bima mulai dengan permainannya dan aku menikmatinya. Aku sudah seperti wanita mesum sekarang yang tidak bisa menolak perlakuan Bima.

***

Sudah 3 hari aku berada di Singapore. Meeting dari 1 perusahaan ke perusahaan lain. Aku tidak menyangka jika Bima sesukses ini, aku kira ia hanya perusahaan menengah dan tidak menyangka kekayaannya tidak akan habis 7 turunan. Penampilannya dan mami sangat tidak mencolok seperti orang kaya biasanya. Mereka sederhana tetapi elegan.

Hari ini adalah hari terakhir kami meeting bersama rekan-rekannya. Ah ternyata besok aku akan kembali ke Jakarta. Pertama kali aku pergi ke Singapore menggunakan mobil dari 1 tempat ke tempat lain. Beberala kali liburan selalu menggunakan MRT.

"Besok kita pulang jam berapa Bim?" tanyaku sambil membereskan berkas masuk ke dalam tasnya.

"Kayanya kita bakal perpanjang disini deh."

"Loh kenapa? bukannya sudah selesai?"

"Iya, urusan perusahaan selesai tapi urusan sama kamu kan belum" sambil memelukku dari belakang. Meskipun Bima sudah menjadi suamiku tetap saja jantung ku berdebar seperti tidak tau aturan.

"urusan kita?"

"Saya perpanjang waktu disini untuk honeymoon kita. Kita belum honeymoon kan?"

"Lalu Hengky?" Aku tidak mau bulan madu lalu ada orang yang mengikuti.

"Dia yang besok pulang. Kamu sama saya disini" Hatiku bersorak riang. Aku tidak jadi pulang ke Jakarta. Liburan telah datang!

"Tapi kita ga akan nginep disini besok kita pindah hotel"

***
Aku sampa di hotel yang akan kami tempati selama honeymoon. Hotel yang tidak akan aku sentuh jika aku berlibur kesini. Aku tau rate hotel ini berapa permalam. Jika aku membandingkan rate semalam dengan hotel yang kutinggali pasti akan membuatku geleng kepala. Paling tidak aku bisa menginap 3 malam di hotel biasaku dan di hotel ini hanya 1 malam.

Kamar ini tidak luas tapi berkesan mewah. Kasur dengan ukuran kingsize dipadukan dengan warna putih dan merah, sofa untuk santai, lemari dan kamar mandi yang indah.

kemungkinan aku akan tidur di bathtub karna pemandangan Singapore yang menawan bisa di nikmati dari kamar mandi ini.

"Kita bakal honeymoon 7 hari disini, kamu bikin tempat-tempat yang bakal kita kunjungi ya?"

"Saya punya rules buat honeymoon kita" Bima menyerit kan alisnya. "Apa?"

"Selama kita disini kita pakai bus sama MRT ya! jangan pakai mobil. Biar sehat jalan."

"Capek tau."

"Asik tau. Jadi setuju ga?"

"iya saya setuju. Tapi kalau kamu yang ga kuat jalan saya ga mau gendong ya."

Aku memberikan senyuman lebarku padanya. Aku yakin kamulah yang akan lelah Bim.

Hari pertama honeymoon :

Siang ini aku dan Bima akan mengunjungi Sea Aquiarium, kencan pertama di hari pertama yang menyenangkan.

Tidak aku sangka jika Bima banyak mengetahui nama-nama hewan laut aku kira ia hanya tau bagaimana memasarkan produk barunya. Aku menikmati waktuku di sini bersama Bima. Bercanda, ngobrol, bahkan ia merangkulku ketika kami sedang berjalan. Benar-benar seperti anak yang baru puber.

Setelah puas dengan Sea Aquarium, kita pun pergi ke Chinatown untuk makan dan melihat-lihat sekeliling. Menikmati makanan dan foodstreet yang ada.

Hari kedua :

Hari ini kami akan pergi ke Universal Studio Singapore. Bermain dan dating di area permainan adalah salah satu hal yang sebenarnya ingin aku lalui bersama. Dan Bima sudah menjadi kenyataan.

Kami membeli kaos pasangan yang tersedia di store sekitar USS. Membeli minuman, menaiki arena yang cupu sampai menguji adrenalin. Jujur saja aku tidak berani dengan permainan yang menguji adrenalin tapi karna aku tidak tau jadilah aku terjebak disini. Mummy! aku kira ini akan menjadi permainan yang tidak menguji adrenalin, ternyata.... Aku sampai mengumpat di ketek Bima dan menghasilkan ia menertawaiku habis-habisan.

Mainan favorite ku disini adalah Transformers 4D. Aku takut tapi aku menikmatinya. Lumayan kan bisa curi-curi meluk Bima disaat seperti ini.

Jajan, bermain, melihat pertunjukan dan berfoto ria dan saat nya kami meninggalkan tempat ini. Hari ini termasuk hari terbaik sepanjang hidupku.

hari ketiga :

Hari ketiga kami mengunjungi Orchard Road, menyusuri jalanan sambil bergandeng tangan. Makan ice cream $1. Menyusuri toko-toko yang sesuai kantongku bukan kantong Bima. Makan berbagai jenis makanan.

Sejujurnya kaki ku sudah merasa sakit. Tapi aku melihat Bima menikmatinya aku melupakan rasa sakitku.

Setelah puas di Orchard Road, aku mengajak nya ke mall terdekat. Berkeliling Mall, berpegangan tangan, bercanda gurau sampai kami tidam sadar waktu.

Hari keempat :

Tujuan utama kita hari ini adalah Marina Bay Sands. Aku pergi menikmati taman Garden By The Bay, kami sepakat mengunjungi Flower Dome. Terlalu indah tanaman disini sampai aku sangat suka disini. Kami berfoto ria dan berselfie ria. Setidaknya Bima tidak sekaku awal ketika aku ajaknya selfie. Ia sudah bisa bergaya.

Lalu inilah tempat yang Bima suka, Marina Bay Sands mall. Jika ia menyukai tempat ini, tidak denganku. Toko disini sangat tidak pas dengan kantongku. Meskipun aku sebenarnya mampu untuk membeli, tapi tidak! Aku tidak akan membelinya karna itu akan menyekik kantongku setelah aku membelinya.

Hari ke lima :

Hari ini aku mengajak Bima pergi ke Bugis. Surga dunia untuk pencinta baju dan oleh-oleh murah disini tempatnya. Aku semakin jatuh cinta dengan Bima karna ia sama sekali tidak berkomentar ketika aku memilih baju, atau mencari baju. Bima sangat sabar mengikutiku dan menemaniku.

Setalah aku puas berbelanja aku mengajak nya pergi ke Haji Lane, disini aku mengajaknya. Berfoto ria dan bersantai di cafe sekitar. Aku banyak berfoto dengan Bima karna aku ingin mengabadikan moment ini.

Setelah puas kami pergi ke Qlarke Quay untuk menyusuri dan bersantai ria di cafe-cafe ini menikmati live music.

Hari keenam:

Aku tidak membawanya kemana-mana karna hari ini kami akan keluar sore-sore. Mungkin karna kaki Bima yang sudah mau patah. Kemarin kami berdua merendam kaki kami di air hangat. Bagaimana tidak pergi ke 1 tempat ke tempat lain jalan kaki dan dengan jarak yang sangat jauh.

Bima mengajakku pergi dinner. Ia memberikanku kotak dan di dalam kotak itu terdapat gaun yang sangat indah beserta sepatu dan tas yang cocok untuk gaun ini.

Mataku di tutup olehnya lalu ia mengajakku pergi ke sebuah restaurant.

Ketika mataku di buka betapa kagetnya aku melihat pemandangan Singapore dari atas ini, dengan meja yang di hiasi dengan lilin. Pemandangan yang di sajikan sesuai dengan interior ruangan ini, sangat sempurna.

"Kamu suka?" tanyanya..

Aku menganggukan kepala dengan semangat. "suka banget" hanya perempuan bodoh yang tidak suka dengan ini. Hanya dengan makan di pinggir jalan denganmu saja aku suka, apa lagi makan dengan pemandangan seperti ini denganmu pula. Kurang sempurna apa lagi.

"Saya senang kalau kamu suka dengan ini." Lalu mengenggam tanganku. Jantungku berpacu dengan keras, bagaimana tidak sisi romantis Bima yang baru aku ketahui. Lalu tidak lama ia mengeluarkan kotak dari kantong celananya dan membukanya. Cincin? Ia memakaikan nya di tanganku. Kapan ia membelinya?

"Saya beli ini waktu kita jalan-jalan di Marina Bay Sands Mall. Waktu kamu lagi ke toilet." Ia menjawab pertanyaan yang tidak aku suarakan. "Anggap saja aku melamarmu lagi, tanpa paksaan. Nasz, will u marry me?"

"Tapi kita sudah menikahkan?" tanyaku.

"Iya, tapi aku mau kita menikah bukan karna paksaan lagi, karna kamu mencintai aku dan begitu pun aku mencintai kamu. " Ia mengganti saya dengan aku. Aku langsung menganguk dan memeluknya erat. Aku mencintai pria ini dengan segala sesuatunya. Bahkan bagiku ia tidak memiliki kekurangan sama sekali terlalu sempurna untukku.

Aku menciumnya lembut, lalu seorang pelayan membidik kami. Astaga, aku malu ketika seorang pelayan melihat ku beradegan seperti ini. Tapi ketika aku melihat hasilnya, aku jadi berterima kasih pada pelayan ini, foto yang sangat indah.

"oh ya, aku mau tanya sesuatu sama kamu." tanyaku.

"Kenapa?"

"Itu mobil yang kamu kasih ke aku kok bisa atas nama aku?"

" Ya memang kamu kira atas nama siapa? lagian itu mobilmu kan?"

"No, maksudku, aku ingat sekali mama kasih mobil itu beberapa hari aku tinggal dirumah kamu. Tidak mungkin membeli mobil dan mengurus apa lagi sampai jadi plat nomornya dalam beberapa hari."

"Oohh itu. Aku memang sudah membelinya untukmu ketika mama memberikan semua informasi tentang kamu ke aku. Ketika kamu membeli tiket ke Jakarta aku sudah membelinya."

"informasi tentang aku? Tiket?"

"Aku sudah tau semua tentang kamu. Dari hal kecil sampai besar. Aku mempelajari tentang kamu sewaktu mama memberikan ide ini. Awalnya aku menolak tapi ia sangat memaksa, dan menangis-nangis. meskipun aku tau ia hanya drama tapi aku mengiyakannya. Aku tau kamu membeli tiket ke Jakarta untuk mengurusi tentang masalah mantan pacarmu dan hutang papamu. Dan menurutku kamu akan menerima perjodohan ini. Jadi aku membelinya."

"kamu memata-matai aku? Bahkan keluargaku saja tidak tau aku kembali ke Jakarta." Aku tidak tau harus bilang apa. Antara senang dan kaget.

"Bukan memata-matai. Aku hanya mencari tau siapa yang akan menjadi istriku. Apa aku salah?"

"I love you" itu yang keluar dari mulutku dan ia memelukku. Tidakkah ini terlalu indah untukku? Aku mencintainya sangat mencintainya.

****

Continue Reading

You'll Also Like

46.6K 5.9K 41
Menangis seorang diri karena pengangguran sudah sering dia lakukan namun dia tidak menyerah, darah Batak dalam dirinya membuat ia pantang menyerah de...
362K 23.6K 38
#6 in Romance Tak ada yang tahu di usia yang baru menginjak 21 tahun, Tisha pernah menikah. Perpisahan menyedihkan dengan suaminya yang terpaut enam...
94.6K 17.2K 30
COMING SOON...
693K 39.3K 56
Highest rank #5 Romance Aika, Gadis cantik yang dulu memiliki sifat yang ceria, percaya diri, berasal dari keluarga kaya dan populer di sekolahnya ki...