Yoona and The Boys

By appaddal

58.4K 4.9K 541

Special for 1-3 shoot fanfic for Yoona and the boys. Keep waiting More

Eunhyuk - Kyuhyun : Miss Understanding
Kyuhyun : GEMINI
Deerburning : I'm In Love
Song Joongki : Happy Me
Yonghwa : Broken Heart
Kyuhyun: Behind Story The Journey Of The West
Kyuhyun : Happiness
Kyuhyun : You and I (Happiness Seq)
Kyuhyun: You & Me (Song Compilation)
Kyuhyun - Lee Jongsuk : Ain't Love
Lee Jongsuk : This is Love
Kyuhyun : Love Lies [Prolog]
Kyuhyun : Love Lies [1/2]
Kyuhyun : Love Lies [2/2]
Changmin: Daddy's First Love
Kyuhyun: Coagulation
Sehun: Regrets
Kai : Last Chance (NC 21+)
Sehun-Kai : Past
Kai : The Reason I'm Getting Married (1)
Kai : The Reason I'm Getting Married (2)
Kai : The Reason I'm Getting Married (3)
Kai: The Reason I'm Getting Married (4)
Kyuhyun: One More Chance (1)
Kai: The Reason I'm Getting Married (END)
Chanyeol: Our Family
Song Joongki: One Of These Night
Sehun : Rainbow After The Rain
Kyuhyun: Love and Hate
Chanyeol: I'll Never Love Again
Chanyeol x Suho : Move On
Chanyeol : True Love
Deerburning: Lies [1/2]
Deerburning: Lies [2/2]
Song Joongki : Bertahan Terluka
Song Joongki : Glimpse of Us
Chanyeol : Rumah Singgah
Suho : Rainbow After The Rain
Kai : Memories [1/?]
Chanyeol : Satu Bulan
Chanyeol : Berharap Kau Cembali

Ji Changwook : 우리 (WE)

2.3K 156 3
By appaddal


And we
After the day we promised together
Everything in the world has changed
You came into my days
Like a nice breeze, do you know?

"Im Yoona-ssi, the only one girl who made me fall into the deep. I promise to give you the best of myself. I promise to share with you my time and attention. I will love you through good times & bad. From this day forward, you will not walk alone. My Heart is your shelter. My arms are your home." Ucap pria itu dengan tegas tanpa gugup sama sekali dan membuat semua tamu ikut bahagia bersamanya.
"Mempelai wanita."
Perempuan cantik yang kepalanya terdapat sebuah mahkota cantik tanda bahwa hari ini ialah ratunya. Di bukanya lembaran kertas yang diberikan oleh bridesmaid untuknya.
"Ji Changwook-ssi. Todays and always, beyond tomorrow, I will beside you, always as your best friend, lover and forever soulmate. I Love you from all my heart." Ujarnya dan membuat para tamu tersenyum. Kalimat yang singkat dan padat itu tidak kehilangan arti yang sesungguhnya.
"Kalian sudah berjanji didepan Tuhan dengan saya sebagai saksi kalian. Mulai hari ini kalian resmi menjadi pasangan suami istri."
Pasangan itu melemparkan senyuman mereka.

Pria itu merenggangkan ototnya sambil berjalan keluar kamar menuju lemari pendingin yang ada di dapur. "Morning." Sapa seseorang saat ia masuk kedalam dapur. Pria itu tersenyum dan mengambil minuman di dalam lemari pendingin kemudian duduk diatas konter sambil menatap kegiatan istrinya yang sibuk dengan masakan.
"Sarapan hari ini nasi goreng kimchi dan telur mata sapi, tidak masalah?"
Pria itu mengangguk. "Apapun yang kau masak aku akan memakannya hingga tidak bersisa."
Perempuan itu tersenyum dan memecahkan telur keatas wajan dan kembali melakukannya untuk telur kedua. "Semalam pulang jam berapa?"
"Tengah malam. Kau sudah tidur saat itu."
"Nee, aku sangat kelelahan semalam."
Pria itu memeluk istrinya dari belakang dan mengangguk. "Kalau begitu aku tidak akan bekerja hari ini."
"Hei, kenapa seperti itu?"
"Aku ingin menemanimu di kios hari ini. Apalagi hari ini adalah white days, pasti banyak orang-orang yang ingin membeli bunga di kiosmu."
"Gwencana, aku bisa dibantu pegawai lain."
"No.No.. Hari ini aku ingin membantu ratu Im Yoona."
Yoona tersenyum. "Baiklah. Sekarang pergi ke kursimu, kita sarapan."
"Nee."

"Ingin pakai baju apa?" seru Yoona pada suaminya yang sibuk mandi.
"Terserah."
Perempuan itu mendesah dan menatap pakaian yang ia taruh diatas ranjang. Saat ini sedang musim semi membuat mereka tidak perlu memakai pakaian tebal, Yoona memasukkan kembali pakaian yang menurutnya tidak cocok hingga pada akhirnya pilihannya terjatuh pada kemeja biru muda dengan celana jeans berwarna coklat untuk sang suami dan sebuah dress kemeja berwarna sama serta syal untuk dirinya.
"Woah bukan pilihan yang buruk."
"Omo kapjagya."
Changwook terkekeh melihat wajah kaget istrinya dan membuatnya mencubit pipinya dengan gemas.
Yoona mengerucut bibirnya. "Sakit tahu."
"Mianhee." Ujarnya lalu melihat kearah kasur. "Jadi aku harus memakai ini?" Yoona mengangguk. "Tidak terlalu formal?"
"Tidak, menurutku ini sangat cocok untukmu. Berhenti memakai pakaian serba hitam, kau bukan bodyguard."
Changwook terkekeh. "Arrasseo."

When we're walking side by side
Every step we take
Makes the world larger
Your tired shoulders after a long day
I want to wrap around them every day, like a break

Changwook mengenggam tangan istrinya. Mereka sedang berjalan di trotoar menuju rumah mereka, kios bunga tadi begitu ramai membuat para pegawai dan juga mereka berdua sedikit kewalahan melayani para pelanggan yang memesan bunga untuk pasangan mereka. 'Bahkan aku tidak memberikan apapun padanya, padahal Valentine kemarin dia membuatkan coklat untukku.'
"Ingin mampir dulu?" tawar Yoona.
Changwook mengangguk. "Ingin makan malam dimana?"
"Disana." Tunjuknya kearah sebuah tenda yang menjualkan makanan.
"Kau yakin? Kita tidak pernah pergi ke tempat yang seperti itu, apa disana higienis?"
Yoona terkekeh. "Disana higienis oppa. Kita bisa minum soju disana."
"Benarkah?"
Yoona mengangguk dan menggandeng sekaligus menarik lengan suaminya. "Ayolah."
"Baiklah. Baiklah."

Yoona menatap suaminya yang menyantap makanan disana dengan lahap, ia terkekeh melihat kerakusan suaminya itu. "Tadi siapa yang bilang tempat ini tidak higienis."
Changwook menggeleng dan melahap makanannya tanpa menoleh.
Yoona tersenyum dan menuangkan soju ke cangkir lalu mendorongnya pelan. "Oppa hati-hati nanti tersedak."
"Hmm." Sahutnya lalu menyeruput kuah dari mangkuk itu. "Woaah enaknya."
Yoona terkekeh. "Enak?"
"Sangat enak. Lain kali kita ke sini lagi ya."
"Nee."
Changwook tersenyum dan meneguk minumannya.

Changwook melirik kesebelahnya dimana kepala sang istri bersandar dengan kaca jendel bis. Pria itu tersenyum dan memindahkannya ke pundaknya lalu menaruh sebelah tangannya di belakang tubuh istrinya untuk memeluknya. Hari ini mereka memang tidak ingin pergi menggunakan mobil mereka karena Yoona ingin menghabiskan sepanjang perjalanan seperti mereka sedang berkencan dulu.
"Nee. Aku akan membawanya. Sekarang aku sudah di kios bunga. Nee." Pria itu memutuskan sambungannya dan menatap kearah perempuan cantik yang tersenyum ramah kepadanya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.
Changwook terdiam mematung.
"Tuan."
"Aah jweisonghamnida." Ujarnya dan melihat sekitarnya. "Saya ingin membuat buket bunga untuk teman saya yang baru saja wisuda S2."
Gadis itu mengangguk. "Teman perempuan atau..."
"Teman laki-laki." Potongnya cepat membuat gadis itu tersenyum lalu mengeluarkan sebuah album.
"Disini sudah ada contoh buketnya, Anda bisa memilih sendiri."
"Aah nee ghamsamnida."

Yoona berdiri dari tempatnya saat melihat Changwook masuk kedalam kiosnya. "Selamat datang."
Changwook melihat sekitarnya. "Agassie."
"Nee."
"Bisa bantu saya?"
"Apa itu?"
"Hmm. Siapa nama Anda?"
"Yoona. Im Yoona imnida."
Pria itu mengangguk. "Yoona-ssi, bolehkah saya minta nomor ponsel Anda?"
"Ye?"
Changwook menggaruk lehernya. "Apa boleh?"
"Aaah." Yoona mengeluarkan sesuatu dari dompetnya lalu memberikannya pada pria itu. "Itu kartu nama saya."
"Ghamsamnida."
"Nee."
Changwook tersenyum mengingat kejadian lima tahun yang lalu. Kejadian saat pertama kali ia bertemu dengan istrinya dan pertama kalinya ia mengetahui kalau nama gadis yang sering di kios bunga itu adalah Im Yoona.
Yoona melenguh pelan kemudian menoleh. "Apa kita belum sampai?"
"Belum mungkin sebentar lagi. Ah itu haltenya."
Yoona mengusap wajahnya kemudian bersiap-siap.

When I quietly hear the sound of your breathing
It's so comfortable, as if I came back from a long trip
Your touch that touches me
Makes me exist
I will only look at you

Yoona sibuk dengan ritual malamnya saat sang suami baru saja keluar dari kamar mandi. "Ah segarnya." Seruan itu membuatnya tersenyum dan kembali mengoleskan krim di wajah dan tubuhnya.
"Tanpa krim itu kau sudah terlihat cantik sayang."
"Aku tahu."
Changwook menggeleng. "Aku dengar, wanita yang sering memakai krim seperti itu kulit wajahnya akan cepat tua dan menggelap."
"Aniyo. Aku memakai produk yang tidak akan membuat kulitku seperti itu."
"Jinjja? Darimana kau bisa tahu."
"Oppa." Rengeknya.
Changwook terkekeh dan memakai pakaiannya.
"Oppa bisa memakainya di sana."
"Aku ingin kau melihatnya."
"Tsk. Aku selalu melihatnya."
"Wae? Kau ingin main malam ini?"
Yoona menggeleng pelan kemudian berbalik. "Aku lelah."
Changwook tersenyum. "Arrayo. Cepat selesaikan ritualmu setelah itu tidur."
"Tidak mau."
"Wae?"
"Aku ingin tidur dipelukanmu."
"Arrasseo."

Yoona menatap wajah suaminya yang sudah tertidur dengan nyenyak bahkan saat seperti itupun wajah suaminya begitu tampan. Yoona mengelus wajah sang suami dengan lembut, takut membangunkan pria itu. Seharian ini mereka memang disibukkan melayani pelanggan sebenarnya dirinya sudah benar-benar mengantuk tapi pelukan suaminya berhasil membuat jantungnya berdebar dengan kencang seakan ingin keluar dan itu semua menghilangkan rasa kantuk matanya. "Aah aku benar-benar mencintainya." Gumamnya.
"Aku juga mencintaimu." Gumam Changwook lalu membuka matanya berlahan.
"Oppa." Wajahnya memerah. "Oppa mendengarkanku?"
Changwook mengangguk dan mengelus rambut sang istri. "Siapa yang bisa tidur bila di sentuh oleh orang yang kau cintai. Kau tahu jantungku berdetak sangat kencang."
Yoona terkekeh. "Nado.."
Changwoo mengeratkan pelukannya kemudian mengecup dahi istrinya. "Sudah malam, besok kau harus bekerja lagi."
"Apa besok oppa kerja?"
"Tentu. Aku harus pergi ke Jeju untuk melihat keamanan disana. Aku harus mendapatkan banyak uang untuk menghidupimu dan calon anak kita."
Yoona tersenyum. "Jangan bekerja terlalu keras. Kita hidup seperti ini saja sudah cukup bagiku."
"Arra. Tapi kita masih banyak kekurangan sayang. Kita harus menyiapkannya sebelum kekurangan itu datang."
"Baiklah."
"Saranghae." Bisiknya.
Yoona tersenyum. "Nado saranghae."

Saying I love you
Saying I miss you
Saying I care for you
I learned how to

Changwook masuk kedalam rumah yang begitu sepi. "Aku pulang." Serunya hingga terdengar suara sandal yang berjalan kearahnya. Pria itu tersenyum saat melihat sang istri berjalan kearahnya lalu memeluknya dengan erat. "Aigoo apa istriku sangat merindukanku."
"Nee."
Changwook tersenyum. "Saranghae." Bisiknya pelan.
Yoona tersenyum. "Nado."
Changwook mengecup dahi istrinya lalu memeluknya dengan erat. "Bogoshiepposeo."
"Hmm."
"Mianhee, aku meninggalkanmu sendirian selama satu minggu ini."
"Gwencana oppa, itu memang tugasmu sebagai anggota militer."
Pria itu menggeleng. "Tidak, itu tidak baik-baik saja. Bagaimana kalau kita membuat Changwook junior agar kau tidak kesepian."
"Oppa." Rengek Yoona malu dan berhasil membuat sang suami tersenyum bahagia.
"Bila ada Changwook junior, aku tidak perlu khawatir, kau pasti tidak akan kesepian."
"Tetap saja aku kesepian."
"Waeyo?"
"Karena tidak ada oppa yang memelukku saat tidur."
"Aigoo." Changwook menyentil hidung istrinya. "Istriku benar-benar istri yang manja ya."
Yoona tersenyum. "Oppa."
"Hmm."
Yoona mengecup bibir suaminya, melumatnya lembut hingga mata suaminya itu melebar. "Happy Anniversarry." Ucapnya setelah melepaskan ciumannya.
"YA!"
Yoona terkekeh. "Akhirnya aku yang pertama kali mencium oppa."
"Kau curang."
"Oppa selalu curang. Akukan juga ingin mencium oppa duluan."
Changwook berdecak pelan melihat tingkah manja sang istri. "Karena hari ini aku pulang setelah bekerja, kau harus melayaniku."
"Baiklah, aku akan memasak makanan kesukaan oppa."
"Bukan hanya itu."
"Ye?"
Changwook tersenyum menggoda. "Kita harus membuat Changwook junior malam ini."
"OPPA."
Pria itu tertawa sedangkan wajah sang istri merah padam. "Kita harus berhasil kali ini agar selama aku bertugas, kau ada teman."
Yoona tersenyum malu. "Arrasseo."
"Ayoo kita lakukan sekarang."
"YA! Oppa harus mandi dulu dan kita makan malam bersama."
"Tapi..."
"Ya Sudah kalau tidak mau."
"Aish jinjja. Aku lupa kalau istriku ini menyebalkan."
"Oppa."
Changwook terkekeh lalu mengecup pipi istrinya. "Baiklah aku akan mandi. Kau harus masak makanan yang enak ya."
"Hmm."

In this endless darkness
You are my light
You are my support in this rough storm
All of the paths of this world
Let's walk on together
Every moment with you

Yoona masuk kedalam rumah sakit dengan wajah panik sekaligus khawatir. Ia baru saja mendapatkan telpon bahwa suaminya mengalami baku tembak di lokasi perbatasan utara Korea. "Cogiyo.."
"Nee Nyonya ada yang bisa saya bantu?"
"Apa ada pasien bernama Ji Changwook? Beliau seorang militer."
"Tunggu sebentar."
Yoona mengangguk. Ia begitu khawatir bahkan wajahnya sangat pucat karena begitu mengkhawatirkan sang suami.
"Chagiya." Panggil seseorang dan membuatnya berbalik. Benar saja, suaminya berdiri tak jauh darinya dengan wajah tertempel kasa.
"Oppa." Serunya dan langsung memeluk suaminya yang berusaha menahan sakit saat tubuh istrinya itu menabrak tubuhnya yang terdapat luka. Yoona menangis dipelukan suaminya.
"Aku baik-baik saja sayang."
"Aku takut.. Aku takut kehilanganmu."
Changwook mendesah pelan kemudian membalas pelukan istrinya dengan tangan yang bebas dari balutan kain kasa. "Gwencana, dokter sudah mengobatiku."
Yoona menggeleng. "Aku tidak percaya."
Changwook mengelus rambut istrinya dan melihat kesekitarnya dimana terdapat anak buahnya yang ikut menyaksikan semuanya. Pria itu mendesah pelan.

"Komandan hanya terkena luka gores dari pisau lawan. Nyonya tidak perlu khawatir."
Yoona menatap suaminya yang sedang di periksa oleh dokter. "Apa lukanya parah?"
"Itu belum seberapa Nyonya."
Yoona mendesah pelan.
"Sepertinya komandan ingin Anda didekatnya."
Yoona menatap Changwook yang melambaikan tangannya tanda memanggilnya. Ia mengangguk dan berjalan mendekat. "Ada apa?"
"Aku ingin menunjukkan padamu kalau aku baik-baik saja." Ujarnya dan membuat dokter dan perawat itu tersenyum. "Lihat ini hanya luka gores."
"Tetap saja itu namanya luka. Aku yang sering terkena pisau saja kesakitan apalagi oppa."
Changwook terkekeh. "Uisa, istriku lucu sekali bukan."
"Nee. Nyonya terlihat begitu mencintai Anda komandan."
Yoona mengerucut bibirnya. "Oppa bilang, oppa itu petarung yang handal. Kenapa yang seperti ini saja tidak bisa dilawan."
"Dia memakai pisau sayang."
"Oppa juga bisa memakai pisau, aniyo bukankah di kantong samping ada pistol. Oppa bisa menembaknya."
"Arrasseo. Arrasseo. Lain kali aku akan melakukan apa yang kau suruh."
Yoona menatap sang dokter. "Dokter kali ini saja, bolehkah saja membersihkan lukanya."
"Silahkan Nyonya."
"Ghamsamnida." Ucapnya lalu meraih pinset kemudian menjepit kapas yang sudah terendam alkohol kemudian benda itu menyentuh kulit sang suami. Yoona meringisi. "Appo?"
"Aniya."
"jinjja?"
Changwook mengangguk sambil tersenyum.
Mendengar itu Yoona menekan kapas tersebut di atas luka sang suami hingga suaminya itu menjeritnya kesakitan. "Appo?"
"A...Aniyo.."
"Jinjja?"
Changwook mengangguk tertahan sedangkan sang istri tersenyum menyeringai dan kembali melakukannya bahkan menekannya lebih dalam. "Chagiya.. Tolong lakukan dengan lembut."
"Aku melakukannya dengan lembut."
Changwook menggeleng kearah dokter dan suster yang terkekeh melihat tingkah pasangan itu. "Uisa tolong jangan suruh istriku melakukannya. Dia tidak ahli dengan alat medis, dia hanya ahli dengan pisau dapur."
"Wae? Itu sama saja bukan."
"Chagiya." Ujar Changwook tertahan.
"Arrasseo."

&&&&&

Changwook memeluk erat istrinya dari belakang membuat istrinya itu menghentikan kegiatannya merapikan lemari.
"Waeyo?"
"Aku ingin seperti ini saja."
Yoona tersenyum dan memutar tubuhnya berlahan lalu memeluk suaminya tak kalah erat. "Ada apa? Ada masalah?"
"Tidak ada."
"Oppa."
"Aku mencintaimu, kau tahu itu kan?"
Yoona mengangguk. "Aku tahu oppa."
"Kau tidak akan pernah meninggalkan aku kan?"
"Tentu. Ada apa sebenarnya oppa?"
Changwook melepaskan pelukannya dan menatap istrinya dengan intens. "Yoona-ya."
"Hmm."
Changwook menunduk dan mengenggam erat tangan istrinya. "Aku... Aku mandul." Yoona terdiam. "Aku tidak bisa memberikan Changwook junior untuk menemanimu selama aku pergi."
"Darimana oppa tahu?" tanyanya pelan.
"Dari hasil pemeriksaan keseluruhan dan pihak rumah sakit mengatakan demikian."
Yoona menunduk dan itu membuat Changwook mendongak.
"Mianhee. Jeongmal mianhee."
Perempuan itu mendesah pelan, ada rasa kecewa di dalam hatinya namun ia tidak bisa melakukan apapun lagi. Ini sudah takdir Tuhan untuk mereka. "Gwencana oppa, kita berdua saja sudah cukup bagiku."
"Yoona-ya."
Yoona tersenyum dan menangkup wajah suaminya. "Dengan oppa selalu disampingku, aku akan baik-baik saja. Lagipula aku tidak berharap banyak tentang anak, dokterku juga bilang akan sulit bagiku untuk mendapatkan mereka karena tubuhku terlalu kurus."
"Chagiya."
"Gwencana oppa. Aku bisa menerimanya. Bukankah itu tugas kita sebagai pasangan."
Changwook mengangguk dan menarik sang istri kedalam dekapannya. "Mianhee. Jeongmal mianhee." Ucapnya parau bahkan ia menangis saat mengucapkan itu, begitu juga dengan Yoona yang matanya sudah berkaca-kaca.
"Kita akan bersama-sama hingga akhir."
"Nee."

And we
Because we in this world
Because you're with the start and end of my days
I am able to feel happiness
I'm dreaming forever with you

"A.."
Changwook membuka mulutnya lebar saat sang istri menyuapinya sebuah sandwich. Yoona tertawa melihat wajah jelek suaminya.
"Enak?"
Changwook mengangguk lalu menyeruput minumannya kemudian memberikannya pada sang istri agar ikut meminumnya. Yoona menurutinya lalu menyantap sandwichnya.
"Aah sudah lama sekali kita tidak piknik seperti ini."
"Nee. Semenjak..."
"Semenjak oppa di pindah tugaskan."
Changwook terkekeh dan menyentil hidung sang istri. "Mianhee."
Yoona mendengus. "Karena di pindahtugaskan, aku jadi jarang di belai."
"Tapi aku terus membelaimu saat dirumah."
"Memangnya itu cukup."
Changwook tertawa dan menarik pipi istrinya.
"Oppa sakit."
"Aigoo istriku menggemaskan sekali sih."
Yoona mengerucut bibirnya dan itu membuat Changwook mengambil kesempatan untuk melumatnya. "Oppa. Ini tempat umum."
Changwook tersenyum. "Biarkan saja. Kitakan pasangan suami istri."
"Tetap saja tidak baik dilihat orang."
"Eii istriku tidak pernah berubah. Selalu memikirkan pendapat orang lain, kalau kau seperti itu terus kapan hidupmu akan maju."
"Ani geotteun."
"Tapi itu terlihat jelas sekali, kau saja tidak merasakannya."
Yoona mendengus. "Pendapat orang lain tentang diri kita itu bisa membuat kita memperbaiki diri."
"Tapi kalau kau terus mendengarkan orang lain, kapan kau majunya."
"Oppa." Seru Yoona kesal.
Changwook menjulurkan lidahnya dan menyantap sandwichnya.
"Tsk.. Baiklah, aku akan mengalah."
"Tentu saja kau harus mengalah."
"Dimana-mana suami yang mengalah."
"Tapi itu tidak berlaku di kehidupan kita."
"Tsk menyebalkan."

&&&&&

"Arrrrghhhhh." jerit Changwook sambil meremas rambutnya membuat Yoona yang sibuk di kamar berlari kecil keluar setelah mendengar jerittan suaminya.
"Oppa ada apa?" tanyanya panik dan melihat sekitarnya. Ia masih memakai baju terusan yang tembus pandang.
Changwook menatap istrinya dengan mulutnya terdapat sayap ayam sedangkan tangannya terdapat botol cola. Bahkan di pipi namja itu terdapat tato bendera Korea. Pria itu mengeluarkan cengirannya hingga ayam itu terjatuh kelantai.
"OPPA." Serunya kesal.
"Mianhee." Sesalnya. "Ini semua karena dia." Tunjuknya ke arah tv. "Bodoh ekali tidak bisa menangkap bola itu. Kan dia bisa saja langsung menangkapnya."
Yoona menghela nafas kesal.
Changwook menghampiri istrinya lalu memeluknya. "Mianhee eoh. Aku tidak akan berteriak lagi. Kau bisa lanjutkan tidurmu."
Yoona mengerucut bibirnya dan duduk di sofa depan tv. "Aku akan tidur disini."
"Chagiya."
"Biar oppa tidak teriak lagi."
Changwook mengumpat kesal, dengan istrinya tidur disana membuatnya tidak fokus pada pertandingan.
"Ayo sini. Lanjut lagi nontonnya."
"Nee." Ujarnya dengan setengah hati.

"Aiish bodoh sekali." Umpatnya.
"Oppa." Panggil Yoona.
Changwook menoleh dan mengelus rambut istrinya. "Aah mian." Bisiknya lalu kembali menatap tv sambil mengumpat..
Yoona yang tidak tidur itu mendorong kepala suaminya. "Jangan mengumpat di belakangku tuan Ji Changwook-ssi."
"Aaniya.. Aku tidak mengumpat kok sayang."
Yoona mendengus kemudian bangkit dari tempatnya. "Aku tidur ke kamar saja."
"Wae? Kau bisa tidur disini."
"Tidak mau. Oppa saja yang tidur disini." Ujarnya berjalan ke kamar. "Oppa tidur disana sampai besok pagi, jangan mengetuk pintu kamar arra."
"Chagiya."
Yoona membanting pintung dengan keras dan membuat suaminya itu melompat kaget. "Aiish jinjja."

Right now, you're breathing next to me
Our breathing is resembling one another

Pasangan itu berjalan bergandengan tangan di pinggir pantai, menikmati angin pantai selatan Korea yang begitu kencang. "Aku ingin tinggal disini."
"Waeyo? Disini sangat sepi sayang."
"Karena itulah aku ingin disini."
Changwook menatap istrinya. "Kau akan semakin kesepian bila kita pindah kemari."
"Dirumah kita yang sekarang benar-benar berisik. Tetangga sebelah sering ribut bertengkar kemudian tetangga depan sering membawa teman-temannya berpesta. Aku tidak nyaman."
"Haruskah kita membeli rumah saja."
"Ye?"
"Aku rasa tinggal di apartment juga bukan keputusan yang bagus. Kita harus mencari rumah. Lagipula aku sedang mengajukan untuk bertugas di Seoul."
"Memangnya bisa?"
"Sedang di usahakan, semua kriteria sudah aku penuhi, jadi tidak ada salahnya untuk mengajukannya. Siapa tahu bisa pindah dan kita akan bertemu setiap hari."
Yoona tersenyum dan memeluk suaminya.
"Wae? Kau terharu?"
Yoona mengangguk. "Gomawo oppa. Aku bahkan tidak melakukan apapun padamu, tapi oppa selalu berkorban untukku bagaimana caranya."
Changwook memeluk istrinya dengan erat dan mengecup puncak kepalanya. "It's okay. Bukankah itu adalah tugas suami."
Kita harus menjadi orang yang saling menguatkan saat kita lelah dengan hidup, walau hanya berhadapan tanpa kata dan menjadi orang yang saling menghibur, saat kita merasa putus asa karena beban hidup yang terkadang melelahkan."
Yoona menjinjitkan kakinya lalu mengucup bibir suaminya sekilas dan tersenyum menggoda. "Saranghae."
"Aih cham. Kau selalu saja semaumu."
Yoona mengeluarkan cengirannya lalu kembali mengecup bibirnya membuat Changwook membalasnya, merengkuh leher istrinya agar ciuman mereka semakin dalam, melumatnya penuh mesra seakan tidak ada siapapun disana, sekana dunia ini milik mereka berdua.
"Saranghae." Bisik Changwook di tengah ciuman mereka.

end

k

Continue Reading

You'll Also Like

2.2K 254 22
SOO-JEONG, seorang dosen, dibuat bingung ketika harus berhadapan dengan JONG-IN, mahasiswanya. Pemuda itu selalu mencari-cari perhatiannya. Misalnya...
3.2K 600 17
Suzy harus terjebak dalam berita dating antara dirinya dan seorang member boy grup terkenal. Parahnya lagi agensi terpaksa membenarkan berita tersebu...
173K 11.8K 44
sekumpulan oneshoot, chaptered & drabble antara Kai dan Krystal, Jongin dan Soojung❤
672K 27.7K 55
Kumpulan oneshoot Kaistal