Cotton Candy [Completed ✔️]

By carapherneliara

37.6K 4.9K 295

Jika kau melihatnya dari luar, dia adalah gadis yang kuat. Tapi jika kau melihatnya dari dalam, dia rapuh. -L... More

01
02
03
04
05
07
08
09 [Info]
09 [real]
10
11
12
13
14
15 [flashback]
15
16
17 [End]
18 [Epilog]
Liat dulu yuk!

06

1.7K 248 13
By carapherneliara

Meskipun cerita ini udah tamat vomment masih berlaku yaa!!^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Aku tidak mau dijodohkan Ma, Pa!" Nada suara lelaki ini semakin meninggi.

"Tapi kau harus! apa kau mau kami berdua berpisah hanya karenamu? Berhentilah bersikap egois Taeyong, kasihanilah adikmu, apa dia menginginkan Eomma dan Appa berpisah?" gertak seorang wanita paruh baya yang diteriaki sebagai Eomma.

Taeyong melihat ke arah Mark yang berdiri mematung.

"Akan kupikirkan." Taeyong beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan keluarganya ke tempat yang hanya ia tahu.

~

Taeyong mematung di depan pintu bertuliskan no. 013, ia tidak tahu harus bagaimana jika melihat Jooeun dalam pelukan seorang laki-laki, jauh didalam hatinya ia merasakan ada yang mengganjal. Ia ingin marah, tapi otaknya berputar 'atas apa aku marah?'. Taeyong meninggalkan rumah sakit itu dan pergi ke bukit.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!" Taeyong berteriak mengeluarkan semua beban yang mengganjal dadanya.

"APA YANG AKAN KULAKUKAN?!!"

"AKU TIDAK MAU!!!!"

"Mereka tidak pernah memperdulikanku, mereka juga seperti tidak mau aku ada, ini seperti aku diperalat saja, ARGHHHH, AKU TIDAK MAUUUU!!!!!!"

"Pikirkanlah, bukan hanya kakak yang berfikiran seperti itu, aku juga." Seorang lelaki menyodorkan minuman kaleng bersoda.

"M.. Mark? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Taeyong.

"Mencegah pita suaramu putus," jawab Mark dengan ulasan senyum.

"Apa yang akan kau lakukan jika aku menolak perjodohannya?" Taeyong menolehkan wajahnya ke arah Mark.

"Aku akan menerimanya, karena kau yang paling berpengaruh kedepannya." Mark tersenyum masam.

"Aku rasa April masih lama, kenapa kau mau mengorbankan keluarga demi aku?"

"Ya aku berbohong tentang menerimanya, tapi apa kau rela mengorbankan masa depanmu demi orangtua yang dulu pernah menjadikan masa lalumu menjadi masa yang menyulitkan? Apa kau rela seluruh kehidupanmu hanya untuk orangtuamu? Lalu yang mana yang benar tentang dirimu? Kalau aku sendiri, sudah pasti tidak rela," jelas Mark bertubi-tubi.

"Aku tidak bertanya tentang itu."

"Baiklah, aku mau mengorbankannya kenapa? Itu karena selama ini aku hidup dengan mereka tidak ada kesan, mereka memang ada, tapi rasanya berbeda. Ada atau tidak, mereka tetap menomor satukan pekerjaannya. Berbeda dengan adanya kau, kau merawatku dan menjagaku. Kau kakak yang baik. Tapi bisakah kau kali ini pikirkan dirimu saja? Kau tak seharusnya memikirkanku yang menyusahkanmu, Eomma dan Appa yang mementingkan bisnis, pikirkan tentang dirimu sekali saja."

"Entahlah, apa benar aku egois?" tanya Taeyong sekali lagi.

"Apa kau tidak salah bertanya seperti itu? Kalau aku jadi kau, aku akan bertanya balik kepada mereka, aku tidak mengerti. Memangnya mereka tuhan yang bisa mengatur hidup kami? Tapi aku tidak ingin menjadi kau, terlalu lemah," kata Mark diselingi tawanya.

"Bicaramu tidak sopan sekali yaa, aku jadi ingin mendorongmu agar kau jatuh."

"Terserah, toh kau hanya menaiki bukit terpendek."

~

08.00

"Apa Taeyong benar akan mengajakku ke taman bermain? Bagaimana menurutmu Jaemin?"

"Aku tidak pernah ke taman bermain kan? Aku tahu kau mendengarku, saat kau sadar nanti, aku yang akan mengajakmu, bagaimana? Aku juga akan rutin mengajakmu ke makam Appa dan Eomma."

"Aku mengajakmu pukul sepuluh, tapi tidak apa-apa kan kalu aku datang jam segini? Maaf telah mengganggu mu dengan jaemin," ucap seorang laki-laki.

"Ah Taeyong! Tidak apa-apa, silahkan duduk."

"Aku ingin bercerita sekaligus bertanya, apa itu boleh?"

"Tentu, tanyakan saja."'

"Kemarin malam kau sedang dengan siapa? Menurutmu aku orang yang egois atau tidak? Jika kau disuruh memilih antara orangtua dan dirimu kau lebih memilih mana?" tanya Taeyong bertubi-tubi.

"Aku disini ditemani Kak Taeil, anggap saja dia kakakku, dia seperti kakak sungguhan," Jooeun menghela nafasnya sejenak, "Kalau untuk itu, aku belum mengetahuinya, akan kujawab setelah mengetahui jawabannya. Itu pilihan yang sangat sulit, tapi kau harus lebih memilih mana yang lebih membuatmu bahagia, dan jika itu aku, aku akan memilih keluarga," lanjut Jooeun tersenyum, baru kali ini ada orang yang menanyakan hal yang ingin ia utarakan.

"Dari pertanyaan yang kedua, kemungkinan kau akan jawab aku egois atau tidak?"

"Tidak, kau selalu memikirkan adikmu, aku bisa lihat dari matamu." Jooeun menunjuk mata milik Taeyong.

'Apa kau mendukungku untuk dijodohkan oleh orang tuaku?'

"Jooeun, ini mungkin privasimu, tapi aku ingin bertanya, apa kau sedang menyukai seseorang?"

"Aku tidak tahu rasanya menyukai seseorang, aku juga tidak bisa bercerita karena pakar cinta yang aku kenal masih tertidur."

"Apa kau sudah makan?"

"Belum, apa itu termasuk salah satu pertanyaanmu?" Jooeun tertawa.

"Aish.. tidak, tapi tidak apa jika aku bisa membuatmu tertawa. Ini makan, aku membawakan sandwich." Taeyong menyodorkan sebungkus besar sandwich ke arah Jooeun.

"Waaa.. Terimakasih."

"Cepat habiskan."

"Aye Aye Captain!," seru Jooeun dengan mulut penuh sandwich nya, "Hahahaha" gelak tawa kini memenuhi ruangan nomor 013.

10.30

Mereka memasuki arena taman bermain dengan perasaan senangnya.

"Kau mau naik wahana apa?" tanya Taeyong kepada Jooeun.

"Bagaimana kalau kita membeli souvenir dulu? Aku menginginkan bando Minnie Mouse itu." Jooeun menarik tangan Taeyong ke arah toko souvenir.

"Bagaimana cocok tidak?" tanya Jooeun, "Kau juga harus memakai yang ini!" Jooeun mengulurkan tangannya untuk memasangkan bando dengan bentuk telinga Mickey Mouse.

"Apa kita tidak kekanak-kanakan?" tanya Taeyong heran.

"Kenapa? Bukannya kau ingin mengajakku kembali ke masa kecil?" Jooeun mengerucutkan bibirnya.

"Tidak, bukan begitu, hanya saja...., ah sudahlah ayo kita bayar." Taeyong membayar 2 bando itu dan membungkus 2 hadiah kecil yang ia umpatkan dibalik jaket hitamnya.

"Lama sekali." Jooeun daritadi menunggu Taeyong di kursi taman depan toko.

"Maafkan aku, ayo kita bermain!"

~

Setelah mencoba beberapa wahana yang membahayakan. Taeyong hanya bisa menahan tawanya ketika Jooeun berteriak ketakutan, kadang Jooeun lah yang tertawa dan Taeyong yang berteriak.

"Naik komidi putar mau tidak? Mau ya?" rayu Jooeun.

"Tapi aku capek, istirahat sebentar ya?" tawar Taeyong.

"Baiklah, kau lucu memakai bando itu. Apa kau menyesal mengajakku ke tempat ini?" Mereka duduk di salah satu bangku taman dekat sebuah kedai cotton candy.

"Tidak, aku tidak akan melupakan hal ini." Taeyong mengukir senyum manisnya.

"Taeyong, apa kau pernah menyukai seseorang? Bagaimana rasanya?"

Taeyong mengedarkan pandangannya ke arah Jooeun, "Apa kau menyukai kak Taeil?"

"Tidak, bagaimana jika aku menyukaimu?" tanya Jooeun spontan.

'Bodoh, harusnya tidak seperti itu, kau dan dia akan canggung' Jooeun terus merutuki dirinya, berbeda dengan Taeyong yang menatap bingung.

'Apa yang akan kukatakan?'

"Maafkan aku Taeyong, aku hanya bertanya, aku tidak mau menjadi canggung gara-gara itu, maksudku aku menyukaimu hanya sebatas teman. Kau teman yang baik. Lagipula aku kan bertanya 'bagaimana rasanya menyukai seseorang?' kau juga belum menjawabnya," terang Jooeun panjang lebar.

'Nado, bahkan jika kau mau sebagai perempuan dan lelaki, bukan teman'

"Tidak apa-apa, terimakasih telah menjadi teman baikku. Kau mau cotton candy? Sepertinya tenggorokanmu mulai membaik. Aku belikan ya?"

"Tapi aku ikut ya?"

"Tentu saja, toh kedainya dekat."

"Kalau kau belum mau mencoba menjawabnya tidak apa-apa, kabari aku saja kalau kau sudah tahu."

"Ya baiklah, aku bingung menjelaskannya bagaimana, pegang ini. Aku bayar dulu."

"Taeyong! Besar sekali permennya, wajahku tertutup."

"Lucu sekali, sebentar pegang dulu begitu!" titah Taeyong.

Cekrek

"Yak! Kenapa sekarang kau memotoku? Permen ini terlalu besar!"

Taeyong mengarahkan tangan Jooeun kesamping agar tidak menghalangi wajahnya.

"Makanlah perlahan, dan lihat ini. Kau cantik seperti ini." Taeyong memperlihatkan layar ponsel yang menampilkan foto Jooeun.

"Jahat sekali, wajahku tidak terlihat, apanya yang cantik?"

"Permen kapasnya."

"Ya! Kau ini!"

~

~

~

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

30.9M 1.8M 67
DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea men...
96.9K 18.5K 52
🍁Teen Lit - Fantasy - Minor Romance🍁 [ Pemenang Wattys 2021 - Fantasy ] Sebagai anak terlantar, aku cukup optimis. Aku tidak tau kenapa, tapi aku s...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
1.3M 35.5K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...