After marriage [ SELESAI ]

By UsiDestilawati

351K 9.1K 525

Ini season 2 dari cerita Kiss Love, makanya yang belum baca jangan berani baca yang ini langsung baca dulu ya... More

Bagian 1: Kelyn
Bagian 2: Persiapan
Bagian 3: Honeymoon (1)
Bagian 4: Honeymoon (2)
Bagian 5: Honeymoon (3)
Bagian 6: Rencana
Bagian 7: Pesta
Bagian 8: Mimpi Buruk
Bagian 9: Penjelasan
BACA
Bagian 10: kedatangan
Bagian 11: AKHIRNYA!
Bagian 12: Deg!
Bagian 14
Bagian 13: kebenaran
Bagian 14: Masih Cinta
Bagian 15: Masa Lalu Karin
Bagian 16: Ungkapan
Bagian 17: Darel atau Rey?
Question!
Bagian 18: Cerai?!
Bagian 19: A-apa?
Bagian 20: Kiss
Answer!
Bagian 21: Diculik
Bagian 22: Kritis
Bagian 23: Koma
Answer Part 2
Bagian 24 : Koma (2)
Bagian 25: koma (3)
Bagian 26: Lagi?
Bagian 27: 7 Bulan
Bagian 29: Situasi Gawat
Bagian 30: Kena
Bagian 30: Perasaan yang dulu
Bagian 31: Detik-Detik Akhir (1)
Bagian 32: Detik-Detik Akhir (2) (TAMAT)
IN TO THE FO
SEASON 3

Bagian 28: Tak diduga

4.5K 167 6
By UsiDestilawati

Happy Reading!

"Rey bangun, udah jam 8 ayo nanti kesiangan" Cirra berusaha membangunkan Rey yang masih tertidur pulas.

"Hmm" Rey hanya ber'hmm' dengan masih menutup mata saat Cirra membangunkannya, dengan tangannya yang menarik bedcover menutupi wajahnya yang masih mengantuk. Cirra yang melihatnya segera menarik bedcover dari Rey

"Rey bangun ih" Rey yang dibegitukan masih terdiam menutup matanya Cirra yang melihatnya hanya menghela napas. Perlahan Cirra mendekati jendela kamarnya dan membuka gordennya membuat sinar matahari menembus jendela kamarnya dan mengenai wajah Rey.

"Ngh.." percuma. Rey tetap saja tidak bangun. Ia malah membalikan badannya menjadi membelakangi Cirra. Cirra yang melihatnya mulai sedikit kesal. Tidak tahu apa kalau sebentar lagi Dinda dan Varo menikah seharusnya Rey sudah bersiap-siap. Dinda sekarang pasti sedang menunggu Cirra.

"Kebo banget sih asli" Cirra yang tidak bisa diam saja melihat Rey tidur terus, tiba-tiba muncul ide yang bisa membuat Rey terbangun dengan cepat. Cirra tersenyum licik memikirkan ide itu. Sebelum melakukannya Cirra menghela napas terlebih dulu dan...

"Aduh! Rey, tolong! perut aku...perut aku sakit akh!" Cirra berpura-pura sakit pada perutnya dan mengubah ekspresi wajahnya menjadi kesakitan.

"Rey! Sakit! Tolong!" Rey yang mendengar rintihan Cirra segera membuka matanya dan membalikan badannya. Rey membulatkan matanya ketika melihat Cirra yang tengah kesakitan sembari tangannya memegang perutnya. Rey segera bangun dan mendekati Cirra.

"Ra, kenapa ra? Apanya yang sakit? Sakitnya dimana? Perutnya? Kenapa dedek bayinya? Kenapa ra? Gimana sakitnya?" Rey sangat panik dan khawatir ketika melihat Cirra yang begitu kesakitan. Tapi, berbeda dengan Cirra yang menggigit bibir bawahnya untuk menahan tawa saat melihat ekspresi wajah Rey yang begitu khawatir dengannya.

"Ppfffttt....hahahaha" seketika Rey mengernyitkan dahinya saat Cirra tiba-tiba saja tertawa lepas dihadapan Rey. "Hahaha haduh lucu banget sih kamu Rey, emang enak aku kerjain hahaha"

Cirra tak hentinya tertawa dengan meledek Rey sembari menjulurkan lidahnya. Rey yang sadar telah dijahili hanya menatap Cirra dengan tatapan flat datar tanpa ekspresi.

"Jadi iseng ceritanya? Yaudah aku mandi biar puas bye" kata Rey sembari pergi melewati Cirra menuju kamar mandi sebelumnya ia mengambil handuknya yang tergantung.

"Dih ngambek hahaha" Cirra hanya sedikit tertawa ketika melihat Rey yang marah seperti itu. Karena Cirra tahu itu bukan marahnya yang asli. Cirra yang melihat Rey sudah masuk ke kamar mandi segera merapihkan tempat tidur dan harus segera mengganti pakaiannya yang tadi selesai mandi masih memakai baju tidurnya.

Tak butuh waktu lama setelah beberapa menit kemudian Rey keluar dari kamar mandi dengan fresh. Rey keluar dari kamar mandi bertelanjang dada hanya memakai boxernya. Ia melihat Cirra sudah memakai dress putih panjangnya. Dan sekarang istrinya itu tengah duduk didepan cermin rias sedang berdandan.

Rey mendekati Cirra dan dengan perlahan Rey memeluk Cirra dari belakang. Cirra sedikit terkejut. "Kamu ngagetin aja sih Rey" Rey hanya tersenyum, sesekali ia mencium rambut wangi Cirra yang belum tersisir dengan rapi itu. Rey sangat suka wangi Cirra membuat nyaman.

"Aku mau hukum kamu yang udah berani isengin aku" Cirra hanya melihat Rey dari cermin, dengan tatapan bingung. Sedangkan Rey hanya tersenyum. Perlahan Rey melepaskan pelukannya dan dengan pelan Rey sedikit memutarkan tubuh Cirra agar menghadap kearahnya.

Cups!

Dikening

Cups!

Pipi kanan

Cups!

Pipi kiri

Cups!

Hidung

Cups!

Dagu

"Dan terakhir"

Cups!

Bibir.

Rey mencium seluruh bagian wajah Cirra dengan lembut dan singkat. Cirra yang diperlakukan seperti itu hanya menutup matanya. Rey tersenyum manis kearah Cirra.

"Itu hukumannya"

"Yeee itu mah bukan hukuman tapi maunya"

Cirra kembali membalikan badannya mengarah ke cermin dan melanjutkan dandanannya. Saat Cirra mengambil sisir dan akan menyisir dengan cepat Rey merebutnya.

"Biar aku sisirin" Rey dengan lembut menyisir rambut panjang Cirra. Cirra hanya terdiam melihat dirinya dicermin yang tengah disisir oleh Rey.

"Dibaju sana siap-siap, udah aku siapin tuh ditempat tidur bajunya, trus nggak malu apa telanjang gitu nggak ada roti sobeknya"

"Eh lihat dong sixpack gini dibilang nggak ada roti sobeknya, lagian aku nggak malu telanjang didepan istri sendiri soalnya kan kamu udah lihat semuanya begitu juga aku" Cirra yang mendengar perkataan Rey mendadak ngeblush.

"Dih kamu tuh bukan sixpack tapi zeropack. Trus lagian aku..aku nggak lihat semuanya kok didiri kamu wlee pede banget sih" Rey tertawa kecil saat sadar akan muka merah Cirra. Rey sangat bersyukur hubungannya dengan Cirra tidak menjadi retak. Dan Cirra masih disisinya, Rey sangat ingin Cirra selalu ada disampingnya sampai kapanpun. Rey tidak ingin seseorang merebut Cirra dari sampingnya. Karena Cirra adalah kebahagiaan Rey.

Kurang lebih satu jam. Semuanya sudah siap untuk pergi. Rey sudah siap dengan kemeja putih dengan jas hitam betapa tampannya dia tak kalah dengan Rey, Cirra begitu sangat cantik dengan dress putih panjang dengan rambut twisted sister hairstyle, dan gaya rambut itu dibantu dengan Rey. Begitu juga Sheila, Sheila pastinya harus ikut kemanapun Cirra pergi karena Sheila harus menjaga Cirra. Sheila tak kalah cantik dengan Cirra dengan dress hitam selutut dan dengan rambut The Messy Twist hairstyle.

Pernikahan Varo dan Dinda memang memiliki tema monokrom. Dimana semuanya harus memakai pakaian berwarna black or white. Begitupun pengantinnya.

Saat Rey sudah membukakan pintu depan mobil untuk Cirra. Cirra malah masuk ke belakang bersama Sheila.

"Loh kok dibelakang sih?" Tanya Rey saat dirinya sudah masuk dan langsung menoleh kearah Cirra.

"Aku maunya dibelakang sama Sheila. Kasian Sheila kalau sendiri"

"Aku juga sendiri loh ini"

"Udah deh Rey manja banget sih, aku maunya sama Sheila, ya kan Shei?" Cirra memeluk Sheila erat dari samping seakan Cirra tak ingin terpisah dari Sheila. Sedangkan Sheila hanya tersenyum. Rey yang melihatnya hanya menghembuskan napas ia mengalah. Lalu dengan perlahan ia melajukan mobilnya.

Setelah menempuh perjalanan yang tak membutuhkan waktu yang lama, mereka akhirnya sampai disebuah hotel ternama. Acara pernikahan Dinda dan Varo memang di hotel ternama.

"Rey aku sama Sheila ke ruangan Dinda dulu ya, kamu mending ke Varo nanti kita ketemu lagi, oke?" Rey hanya mengangguk setuju. Acara pernikahannya memang belum di mulai makanya Cirra ingin sekali bertemu dengan Dinda sebelum acaranya dimulai.

"Dinda!!!!!!!" Teriak Cirra saat masuk ke ruangan Dinda. Dinda yang mendengar teriakan Cirra langsung menoleh dan Dinda langsung mendapat pelukan erat dari Cirra. Dinda tentu membalasnya.

"Dindaaa!!! Gila kamu cantik banget asli!" Cirra begitu pangling saat melihat Dinda yang sangat cantik dengan gaun pengantin kebaya modern yang sangat panjang seperti putri kerajaan. Dinds tersenyum mendengarnya

"Cantikan juga kamu waktu sama Rey. Oh iya gimana dedek bayinya? Pengen pegang dong ih" dengan gemasnya Dinda mengelus perut buncit Cirra. Dinda memang geregetan orangnya. Cirra yang melihatnya tersenyum. "Jadi pengen punya juga"

"Makanya nanti malam langsung din jangan ditunda" kata Cirra yang sedikit berbisik membuat Dinda tertawa kecil, begitupun Cirra.

"Oh iya maaf ya ra, waktu kemarin aku enggak dateng diacara 7 bulanan kamu. Soalnya kan aku dipingit nggak boleh keluar ke rumah"

"Iya nggak apa-apa Din, aku ngerti kok"

"Yaudah kamu duduk aja ra aku masih harus siap-siap" Cirra mengangguk dan ia menarik Sheila untuk duduk. Dinda kembali merias dirinya yang dibantu oleh penata rias. Selama menunggu acara dimulai Cirra mulai mengajak bicara Sheila tapi dalam pembicaraannya itu semua. Cirra tidak menyebut nama Darel sedikitpun. Apa Cirra sudah melupakan Darel? Apa tidak ada Darel lagi didalan hati dan pikiran Cirra? Apa Cirra tidak tahu Darel menolong Cirra saat Cirra diculik oleh suruhan ayahnya dan sampai sekarang Darel masih ditahan oleh ayahnya sendiri, jika Cirra tahu itu semua bagaimana? Sheila sengaja tidak menceritakan tentang Darel karena Sheila tidak ingin mengambil resiko yang akan memperkeruh suasana lagi.

Acara pun dimulai dan janji suci antara Varo dan Dinda telah diucapkan. Mereka akhirnya resmi menjadi sepasang suami istri. Cirra tak pernah lepas pandangannya dari pasangan muda yang sedang dilanda kebahagiaan itu, Cirra tak pernah menyangka jika Dinda akan menikah dengan Varo kakak kelasnya waktu SMA. Senyuman manis terus terpancar dari keduanya. Tapi saat Rey akan memberi selamat kepada Dinda keduanya saling canggung mungkin mereka masih tidak enak dengan bertengkarnya mereka berdua pada saat itu.

Untuk mencairkan suasana akhirnya Rey meminta maaf begitupun Dinda. Mereka saling meminta maaf dan akhirnya berbaikan kembali. Cirra yang tidak mengerti hanya melihatnya saja.

Selama di acara tersebut Rey terus mengobrol dengan rekan-rekan kerjanya yang datang dan diundang. Cirra terus disamping Rey menemaninya. Sedangkan Sheila, ia terus memakan makanan yang ada disana tanpa henti. Sebenarnya Sheila memiliki perut karet atau apa sih. Dia sudah banyak sekali makan ini itu tapi rasanya dia tidak kenyang.

"Rey" panggil Cirra sembari sedikit menarik lengan baju Rey. Rey yang sedang mengobrol tentu berhenti dan menoleh kearah Cirra.

"Kenapa ra?" Cirra berbisik pada telinga Rey. Rey yang mengerti segera pamit minta izin untuk pergi kepada rekan-rekannya. Rey menuntun Cirra untuk menuju ke sebuah kursi.

"Maaf ya aku lupa kalau kamu nggak bisa berdiri lama, sekarang kamu duduk aja disini, aku ambilin kamu makanan ya? Kamu tunggu disini ya sayang" Cirra hanya mengangguk, Rey mengelus puncak kepala Cirra dengan lembut lalu ia pergi untuk mengambilkan Cirra makanan.

Tadi Cirra memang membisikan kepada Rey kalau dirinya sangat pegal berdiri terus. Cirra memang dari tadi semenjak acara dimulai ia berdiri terus sampai akhirnya ia merasa pegal pada pinggangnya. Tapi, jujur saja Cirra memang pegal tapi bukan hanya itu. Cirra mulai merasa sedikit pusing dan sepertinya dia akan mual.

"Ra, ini" tak lama Rey datang dengan sepiring nasi ditangannya. Cirra yang menyadarinya langsung mendongakan wajahnya yang sempat ia tundukan.

"Ra? Kamu pucat, kamu pusing?" Rey sedikit terkejut ketika melihat muka Cirra yang sudah pucat dan sedikit berkeringat dingin. Cirra hanya mengangguk lemah, Rey yang melihatnya segera menaruh piring nasi itu di meja.

"Kita pulang ya oke? Tapi kamu tunggu disini sebentar aku mau pamit ke Dinda sama Varo, aku juga mau kasih tahu Sheila. Oke?" Lagi lagi Cirra hanya mengangguk. Dengan cepat Rey pergi untuk pamit terhadap kedua pengantin. Dan memberi tahu Sheila. Cirra mulai merasa pusingnya bertambah ia hanya menunduk dan meremas tangannya sendiri.

Tanpa diketahui ada seseorang yang terus memperhatikan Cirra. Seseorang itu mulai melangkah untuk mendekati Cirra. Tapi, baru beberapa langkah datanglah Sheila yang menghampiri Cirra dengan makanan yang berada ditangannya diikuti oleh Rey yang datang yang langsung menuntun Cirra untuk segera pulang. Seseorang itu terpaksa menghentikan langkahnya.

****

"Rey maaf ya gara-gara aku kamu harus pulang cepet padahal disana banyak rekan-rekan kerja kamu" kata Cirra saat mereka berdua sudah sampai di kamar dan Sheila sudah ke kamarnya sendiri. Cirra dibaringkan dengan lembut dan perlahan oleh Rey. Dan Rey duduk disampingnya.

"Nggak apa-apa kok ra. Kan kamu utama bagi aku. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa. Sekarang masih pusing?" Rey merapihkan rambut Cirra yang menghalangi wajahnya dengan lembut. Cirra menggeleng pelan.

"Udah enggak kok, tadi dikasih minyak angin sama Sheila waktu di mobil. Jadi, sekarang udah mendingan"

"Yaudah kamu istirahat ya aku mau ganti baju dulu" Rey mencium kening Cirra dan mulai beranjak dari duduknya. Tapi, dengan cepat Cirra menahan tangan Rey membuat Rey menoleh kearahnya.

"Kenapa? Hm?" Cirra tidak menjawab ia malah mengigit bibir bawahnya dengan tatapan dan  ekspresi seperti menginginkan sesuatu dari Rey. Rey yang sadar akan ekspresi itu hanya menghela napas dan tersenyum

"Ngidam lagi?" Rey seakan tahu akan ekspresi itu langsung menebaknya, Cirra memang suka ngidam dan kalau ngidam dia memang selalu memasang wajah ekspresi seperti itu. Cirra mengangguk pelan. Rey meraih tangan Cirra dan digenggamnya.

"Yaudah mau apa? Bilang aja biar aku cari sekarang"

"Mau masakan kamu, apa aja asal masakan kamu. Telur goreng juga nggak apa-apa asal masakan kamu. Aku pengen makan masakan kamu" Rey yang mendengarnya tersenyum lalu mengacak-ngacak rambut Cirra.

"Yaudah tunggu ya sayang, aku masakin makanan spesial buat kamu" Cirra tersenyum senang mendengarnya dan mengangguk cepat. Rey segera pergi dari kamar menuju dapur tapi sebelumnya ia mengganti pakaian dulu.

Malam pun datang lebih tepatnya tengah malam. Cirra terbangun dari mimpi indahnya. Setelah tadi sore makan masakan Rey dan mengganti pakaian, Cirra beristirahat dan tak terasa ia tertidur. Akhirnya tengah malam begini Cirra terbangun.

"Re--" Cirra menghentikan bicaranya saat akan membangunkan Rey. Cirra merasa haus tapi saat melihat Rey tertidur sangat lelap Cirra tidak berani membangunkannya. Dia tidak tega, Rey pasti lelah. Entah sejak kapan Cirra tersenyum menatap wajah polos Rey yang tengah tertidur. Perlahan tangannya menyentuh pipi Rey.

"Rey, sekarang aku yakin. Aku cinta kamu"

Cirra segera beranjak dari tidurnya. Ia akan ke dapur untuk mengambil minum. Dengan pelan Cirra menutup pintu kamarnya, ia tidak ingin membangunkan Rey.

Cirra mulai menuruni anak tangga, dapur memang dibawah. Sehingga Cirra harus turun tangga. Tak lama Cirra akhirnya bisa meneguk segelas air ia mengisi gelasnya lagi untuk persiapan di kamar jika ia haus lagi. Tapi, saat ia membalikan badan untuk menuju ke kamar tiba-tiba...

Prang!

Gelas yang dibawa oleh Cirra tiba-tiba terjatuh ke lantai dan pecah begitu saja. Cirra sangat terkejut ketika ia mendapati seseorang tepat berada didepannya. Kenapa dia bisa disini? Kenapa bisa ada disini? Cirra mulai ketakutan, tubuhnya sedikit gemetar ketika seseorang itu mulai mendekatinya dan menatapnya tajam. Dengan cepat Cirra berlari menjauhi seseorang itu untuk menuju kelantai atas.

"Re--"

Dug!

Bruk!

Namun sayang saat Cirra ingin berlari dan meneriaki nama Rey untuk meminta tolong. Dengan cepat seseorang itu memukul kepala bagian belakang Cirra sehingga Cirra pingsan begitu saja dan ditangkap oleh seseorang itu. Tanpa Rey tahu Cirra akhirnya ditangkap dan dibawa oleh seseorang itu. Entah akan dibawa kemana.

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

42.4K 1.6K 16
[ON GOING] Eliza Parveen perempuan muda berparas cantik dan sexy harus terjebak dalam kisah asmara dengan bos nya sendiri, bukan nya ia tak mau hanya...
16.9M 751K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
112K 2.6K 11
()18+ () SAYA TIDAK PANDAI MEMBUAT SINOPSIS. PENASARAN??? BAca saja. "intinya...... Ini menceritakan kehidupan gila yang dialami gadis berumur...
1.5M 20.8K 14
(Tersedia di Playbook dan Kubaca) Mature! Follow sebelum baca! "Apa salahku padamu? Kenapa kau hancurkan hidupku?" -ALANA SWARINI RIGUELA- "Salahmu a...