Solbione

By SolbioneWriters

2.2K 234 260

Ini hanya kisah yang menceritakan tentang bagaimana 31 remaja yang memiliki sifat berbeda-beda dan di satukan... More

PROLOG
[About Anni] : A-B-C-D
[About Nabila] : Cila / Cilok?
[About Diba] Loyal;)(relationship)
[About Ainun] : Perpustakaan berjalan
[About Dwi]: Psycopath
[About Fauzi]: Gamers
[About Wina : Moody-an]
[About Dwinda] : Cewek barbar
Dibaca sayang
[About Inayah]: Isaac Newton Kw Super.
[About Fika] : Yes or No?
[About Rossi]: Si Tuan sok Tahu
[About Aqsha]: Dota 2
[About Tri]: Triplek
[About Farah] : The power of fangirl
[About Fikri]: si Gendut yang suka spam
Sepucuk Memori

[About Fadli] : Truth or Dare?

145 16 20
By SolbioneWriters

05. About Fadli

Memes, emmes, komes, omes, ms, fadil a.k.a Fadli. Itu nama apa absen kelas?banyak amat:v. Nama panggilan itu terbentuk dari nama lengkapnya Muh.Fadli MS yang di modifikasi sama teman temannya:v ya kali dikira ini barang bekas apa dimodifikasi?temennya jahat amat:"

"Masyaoloh napa ni gambar gue jadi kayak abis kecentol di comberan. Sapa yang lakuin?" teriak Dwinda yang menggelegar membuat seluruh anak 9a menengok ke arahnya.

"Emang napa Dwin?" tanya Dinda.

"Lo itu toak banget yah. Dwinda..Dwinda.." kata inayah lalu berbalik mengerjakan kembali tugas nya.

"Napa sih teriak teriak lo kira ini utan apa?" tanya Nabila jengkel karena mendengar suara Dwinda yang lebih mirip toak:b

"Gambar gue ancur gimana nih?" kata Dwinda.

"Ehh emmes tadi gue liat lo duduk disitukan sambil mainin warna?" tanya Rossi. Karna suara Rossi yang bertanya cukup keras maka otomatis semua melihat ke arah Rossi dan Fadli yang duduk bersebelahan.

"Ahh mati gue" kata Fadli pelan sambil menepuk jidatnya. Fadli lalu menghadap ke Dwinda sambil cengengesan. 

"Sorry Dwin, gua kira bukan gambar lo hehhe piss" Fadli lalu mengangkat tangannya membentuk peace.

"awassss....lo nyettt mati lo skarang noh cemplung ke laut. Pusing gue liat lo. Kok ada yh temen model kayak lo" Dwinda mengeluarkan sumpah serapahnya kepada Fadli. Bagaimana tidak gambar yang hampir selesai miliknya dirusak oleh Fadli yang sekarang malah masang muka gak berdosa.

                              ***
Kringkringgg......
Bel istirahat berbunyi semua siswa kelas 9a bersorak, karena sedari tadi guru yang menjelaskan malah bikin mereka semua mengantuk.

"Mes kantin yuk" ajak Fauzi.

"Maaf jika itu sebuah kalimat ajakan maka kata terakhir nya mohon ditekan agar si pendengar mengerti apa yang anda katakan" jelas Fadli panjang lebar dan dalam satu tarikan nafas.

"Semerdeka elo lah" Fauzi lalu berjalan ke luar kelas masa bodo lah dengan Fadli tadi yang ia ajak ke kantin.

"Memes jalan yuk bosen nih dikelas mulu" ajak Salsa.

"Emang mau kemana?" tanya Fadli.

"Keliling doang kok, mau yah" Salsa lalu menarik Fadli keluar kelas.

"Mau kemana lo berdua?" tanya Rossi.

"Kasi tau gak yah?" jawab Salsa lalu memasang muka seakan berpikir.

"Sok mikir lo"kata Rossi lalu menghadiahkan sebuah jitakan dikepala Salsa.

"Ikut dong" kata Rossi melirik Fadli yang mengangguk kan kepala nya. 

"Ya udah ikut aja" jawab Fadli enteng.

Mereka bertiga mengelilingi sekolah. Karna mereka sudah kelas 9 otomatis banyak yang kenal. Apa lagi adek kelas yang selalu cari cari muka, dikira kita muka dua apa. Atau mungkin penjual muka?bodo amat

"Ohh gila cogant tuh" kata seorang adek kelas ke temannya.

"Iyah. Kak Rossi sama kak Fadli kan?" kata temannya.

"Hai kak" sapa adek kelas yang tadi.

Rossi lalu tersenyum dan menjawab sapaan mereka sedangkan Fadli dan Salsa asik cerita.

"Jhaaa gila senyum kak Rossi manis banget diabetes gue"

"Gue udah meleleh nih ahh kak Fadli cool banget"

Banyak adek kelas yang mengidolakan mereka karena selain ganteng mereka juga cukup aktif di organisasi sekolah.

"Tuh adek kelas buta apa katarak yah?bisa bilang lo juga lo cogan?gue aja bosen liat muka lo berdua" kata Salsa sambil menunjuk Rossi dan Fadli secara bergantian.

"Emang gue ganteng dari lahir" kata Fadli dengan bangga.

"Ganteng dari lahir? Hahaa Yang ada yah kalian berdua kayak onta kesasar" kata Salsa mengejek mereka.

"Bilang aja lo syirik. Kan lo jomblo" Rossi mengatakan itu yang disambut oleh pelototan tajam dari Salsa.

"Nyantai aja kali yang udah punya doi. Seloowww...." Salsa lalu berjalan duluan meninggalkan mereka berdua.

Fadli adalah anak yang bad boy, sok, nakal?sudah pasti, pemberontak? Hobi banget, apa pun yang ia mau harus ia dapatkan, tapi otaknya encer, katanya sih nathan nya kelas :b parahkan temen kelasnya?:v

***

"Pengumumannn" teriak Uci ketua kelas 9a.

"Apaan Ci?" tanya Dwi.

"Ci apaan?" tanya Miqdad.

"Apaan emang?" tanya adheline.

"Emang apaan?" tanya anni.

"Penting apa?" tanya lulu.

"Apa penting?" tanya Wahida.

"Masyaalloh, banyak amat pertanyaannya satu satu napa?" Uci lalu maju kedepan.

"Apaan sih Ci jangan gantung gantung dong cukup doi aja yang gantung" jenifer mengatakannya dengan dramatis.

"Ahhhh bapeeerr, doi sih suka banget caper" Fika memegang dada nya lalu berakting seakan sedang sakit hati. Alay bin ajaib:v

"Doi bukannya caper, lo nya aja yang baper" jawab Rendi asal.

"Udah... udah... ini mau gak di kasi tau pengumuman nya?" uci langsung angkat bicara untuk melerai teman temannya yang tak berhenti berbicara. Uci menarik nafas lalu berbicara sangat keras.

"Hari ini free class"

Kalimat yang sangat mustahil keluar dari mulut Uci kini dikatakannya. Kalimat yang sangat ajaib di kelas 9a mengingat kelasnya salah satu kelas yang unggul. Kalimat yang merupakan nikmat tuhan yang indah.

Semua murid 9a lalu bersorak, mereka melanjutkan aktifitas nya yang sempat tertunda tadi.

Farah : main werewolf yukk.

Farah mengirim pesan singkat ke grup kelasnya. Selanjutnya bunyi notif dari semua ponsel temannya.

Diba : ayuk

Aqsa : ayuk (2)

Putry : ayuk (3)

Ainun : ayuk (4)

Amin : ayuk (5)

Tri : ayuk (6)

Egi : ayuk (7)

Lulu : ayuk (8)

Fadli : ikut:v beda sendiri (^v^)

Farah : oke kita main depan papan tulis aja

Mereka mulai bermain werewolf. Farah sebagai narator memulai permainan. Ketika semua diminta untuk menutup mata, Fadli diam-diam mengintip. Bukan Farah namanya jika tak melihat kelakuan Fadli yang curang.

"Emmes katarak lo sekali lagi ngintip" kata Farah yang menunjuk Fadli.

"Enggak apa lah yang penting nggak ngintip orang mandi" ucap Fadli sambil tertawa garing. 

"Ihh nyebelin banget sih" ucap Ainun.

"Gue ngitung sampai tiga, kalo lo nggak nutup mata lo gue keluarin lo!! Mau?" Farah mengancam Fadli, ancaman yang ampuh untuk menangani manusia setengah dewa seperti dia.

"Ihh takut.. Farah serem deh kalo marah hehehe. Oke gue tutup mata tapi aku nya jangan diapa-apain yh soalnya masih SMP heheh" Fadli lalu menutup matanya tapi sebelum itu ia berhasil mendapat jitakan dari Diba yang sedari tadi sudah tidak sabar untuk menghancur leburkan Fadli.

***

"Bosen nih, enaknya ngapain yh?" tanya Fadli ke Rossi.

"Enggak tau juga nih, padahal kan masih lama bel pulangnya" Rossi lalu menghembuskan nafasnya secara perlahan.

"Ehh TOD yuk, mumpung gue punya botol nihhh" ajak Fikri.

"Ikut yh gue" kata Arya.

"Hah?emang lu pada mau kemana?" tanya Wina yang ternyata sedari tadi mendengar percakapan mereka.

"Jhaaa gila pada mau bolos yah?gue laporin Uci tau rasa lo" kata Nisa yang bermaksud untuk menakuti fikri, Alif, Fadli, dan Rossi.

"Uciii hhhpptttt" teriakan Nisa terpotong karena ada seseorang yang menutup mulutnya.

"Jangan teriak teriak njirr..nih drakor nya lagi seru nih akhh ciaa...lee min ho gilaa ganteng buangettt" kata Iqha yang ternyata menutup mulut Nisa tadi.

"Gillaa loh bau banget tangan lo, abis megang apa sih lo kok bau banget" tanya Nisa ke Iqha.

"Ohh lupa tadi abis megang dasi si Fikri, ralat! maksud gue nggak sengaja, ehh tau taunya baunya ternyata kebangetan, gue cuci dulu yh" Iqha lalu bergegas ke luar kelas mencuci tangannya.

"Sambalado lo Iqha dasi gue nggak bau bau amat kok" ternyata Fikri tadi mendengar perkataan Iqha.

"Udah udah udah...kalo gini kapan kita mainnya, mending skarang putar botolnya" kata Rossi.

Fikri mulai memutar botolnya, botol berhenti tepat diantara Fadli dan Rossi.

"Awweh magaje' ie botolo naleppang okkoe?"Rossi mulai mengeluarkan bahasa aneh yang tak dimengerti oleh teman-temannya, alhasil mereka hanya menatap seakan mengatakan -lo ngeluarin bahasa apa?- ada juga - lo alien dari planet mana?-

Fadli yang mengerti arti kata yang dikatakan Rossi pun mangut-mangut tanda mengerti harus melakukan apa.

"Kalau gini mah harus di putar ulang botolnya, lo juga nggak usah ngeluarin bahasa itu disini cukup kita berdua aja yang tau" kata Fadli melirik Rossi sekilas lalu memutar botol itu kembali.

Botolnya berhenti tepat di depan Fadli. Ia lalu mendongak mendapatkan tatapan teman-temannya yang tampak ngeri.

"Ck!nggak usah yang aneh-aneh yah" katanya sambil memutar bola matanya malas.

"Truth or dare?" tanya Alif.

"Truth. Gue lagi mager soalnya" jawab Fadli sekenanya.

Teman-temannya kini terlihat berdiskusi sesekali melihat Fadli lalu melanjutkan diskusi mereka. Setelah berdiskusi sekitar seabad teman-temannya kembali pada posisi semula.

"Hari lo harus jujur ke kita berempat"kata Alif secara perlahan.

"Berempat?bukannya bertiga aja yh aku kamu sama Rossi?" kata Fikri sambil mencoba mencerna kata-kata Alif, yang malah membuat pria bertubuh buncit ini makin pusing.

"Iyh berempat elonya dihitung dua" kata Rossi dan memasang muka tak berdosanya.

Temannya lalu menatap Fadli dengan lekat, meneliti setiap gerak-gerik yang di lakukannya.

"Ck!Apaan sih lo (¬_¬)ノ" kata Fadli yang risih ditatap sedemikian oleh teman-temannya.

"Siapa yang lo suka saat ini? Maksud gue DOI loh gitu!"tanya Fikri secara perlahan agar suaranya tak didengar oleh temannya yang lain.

"Pokoknya lo harus jawab jujur sebelum TAHU berubah menjadi TAHI"Rossi aga menekankan kedua kata tersebut.

Saat ini Fadli terlihat kaget, namun tidak berapa lama mukanya berubah menjadi raut yang tak bisa dimengerti. 

"Oke gue bakal jujur tapi lo harus ngerahasiain ini dari siapa pun" kata Fadli tegas tapi suaranya masih diperkecil.

"Oke" jawab ketiga temannya serempak.

"Gue tuh suka nya samaa---"pembicaraan Fadli terputus karena bel pulang akhirnya berbunyi.

"Alhamdulillah nikmat tuhan yang indah"celutuk Fikri dan memperagakan seolah-olah ia sangat bersyukur.

"Yeah nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan" kata Rossi lalu beralih mengambil tasnya ingin langsung pulang.

"Yah gue kan belum selesai ngomongnya" kata Fadli lalu menekuk wajahnya.

"Masa bodo soal itu yang penting bisa pulang" Alif lalu meninggalkan Fadli yang masih menekuk wajahnya sembari membereskan Barang barangnya untuk dimasukkan ke tas lalu beranjak meninggalkan kelas.

'Kok tadi dia nggak ada yh?palingan lagi sama temen temen reseknya. Cih!males ah bodo amat' kata Fadli dalam hati.

                             ***

Oke, saat ini Fadli berada di dalam kamarnya bingung harus melakukan apa. Ia meraih ponselnya yang berada di atas kasur.
Ia melihat ada beberapa notifikasi yang masuk, tapi ia abaikan. Ia lebih memilih membuka sebuah kontak nomor. Nomor milik seseorang yang sekarang ia pikirkan, seseorang yang sekarang ia butuhkan, juga seseorang yang sangat ia sayangi. Tapi sangat disayangkan ia Tak berani mengungkapkan isi hatinya saat ini juga. Ia takut jika orang tersebut malah menjauh dan menghilang.

Fadli memang terkenal badboy, suka mainin cewek, tapi nggak bakal mutusin cewek.

Dia punya prinsip 'kalo gue yang berjuang gue nggak bakal  ngelepas, terkecuali dia yang minta. Dengan senang hati malahan' tapi dengan sikap ia ke cewek itu yang membuat sang cewek merasa sudah tak diperlukan lagi. Maka hubungan mereka akan kandas dan tak pernah bertahan lama.

Tapi baru kali ini ia sangat bimbang, entah mengapa ia seakan tak bisa mencapai cewek yang satu ini. Padahal ia bisa dengan sangat gampang mendapatkan cewek yang lain. Entah mengapa ia seakan tertarik dengan cewek yang satu ini.

Cewek ini memiliki tinggi semampai(semeter tak sampai:v canda:v), manis dan sangat cerewet, meskipun begitu entah mengapa setiap berada di samping gadis yang satu ini ia selalu terkena serangan jantung dadakan, untung saja tak sampai di bawah ke rumah sakit:v

Semenit

Dua menit

Tiga menit

Empat menit

Lima menit

Enam menit

Tujuh menit

Delapan menit

Ia menghela nafasnya gusar. Ia akhirnya memilih untuk menelfon sang pemilik nomor, toh hanya sekedar bercengkrama biasa seperti anak muda sekarang yang kebanyakan basa-basi.

Ia mulai menekan tombol lalu mendekatkan ponselnya ke telinganya, berharap sang pemilik nomor mengangkat panggilannya.

Lima detik

Sepuluh detik

Lima belas detik

Dua puluh detik

Akhirnya sang pemilik nomor mengangkatnya. Fadli mulai menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan. Ia lalu memulai membuka pembicaraan.

"Hallo" kata Fadli.

"Hmm iyh, ehh sorry yah lama ngangkatnya soalnya tadi abis dari kamar mandi boker perut gue tadi sakit amat gitu" cerocos orang yang berada di samping sana lalu tertawa. Orang ini memang selalu berkata apa adanya dan tak pernah menambah nambahi maupun mengurang ngurangi. Maka dari itu Fadli cukup tertarik dengan cewek yang satu ini. 

"Iyh nggak papa. Lo udah siram semuanya? Bersihkan?jangan sampe lo kamar mandi lo bau heheheh"kata Fadli mencoba untuk sedikit lebih rileks.

"Ihh nyebelin banget sihh. Ya udah lah emang lo anggep gue apa nyett"
Jawab orang di seberang sana dengan nada kesal.

"Iyh..iyh.. gitu aja ngambek. Nanti bibir lo tambah nonjol lagi hahaha" kata Fadli.

"Isshh lo aja tuh. Ati ati yh kalo sering ejekin orang nnti kena karmanya sendiri loh. Yang ada elo nanti yang bibirnya tambah doweerr wlee"kata sang gadis dengan nada saling mengejek.

Fadli sekarang sangat senang, bagaimana tidak ia bisa selalu membuat gadis ini tersenyum dan ia juga selalu dapat membuat gadis ini tersenyum.(sama aja yah?:v)

                           ***

Setelah menelpon cukup lama sekitar dua jam, lama kan?dengan pembahasaan diluar nalar karena mereka selalu membahas apa yang akan ia lalui di masa depan, bagaimana jadinya ia nanti, dan sebagian hayalannya juga ia ceritakan pada gadis itu.

Fadli melempar asal ponselnya ke atas kasur lalu ikut berbaring di atas kasur. Ia tampak berfikir untuk menentukan pilihannya, ia takut sala melangkah apa lagi ini menyangkut masalah hati.

Baru kali ia cukup berfikir masalah hati padahal biasa nya ia yang paling enggan untuk berfikir kesitu, tapi sekarang jadinya ia tak berhenti-berhenti berfikir tentang masalah yang ia alami saat ini.

'Oke fikss, gue udah nentuin. Gue lebih milih ia menjadi teman dari pada menjadikannya pacar. Yang ada kalo putus bakalan kayak orang nggak saling kenal, boro-boro sapa lewat aja saling sinis. Masih mendingan kalo diterima! Nah kalo ditolak?Lebih baik jadi temen, selain dekat kita bisa saling cerita satu sama lain dan mungkin lebih enak sebagai temen aja. Yah walaupun jantung kadang berada di batas normal toh itu nggak usah terlalu di peduliin pasti nanti bisa menyesuaikan sendiri. Tapi pasti sakit saat ngelihat dia bareng orang lain?nggak apalah yang penting gue bisa ngasih perhatian juga ke dia tanpa harus pake acara canggung segala. Oke sekarang gue dalam zona friendzone' batin Fadli dalam hati.

"Gue nggak jadi suka sama lo, gue lebih milih sayang sama lo"ucap nya pelan sangat pelan.

Intinya! Cinta tak harus memiliki.

'Gue bakal selalu ada buat lo. Nggak bakalan buat air mata lo jatuh. Menjaga seyummu tetap ada. Menyediakan ragaku saat kau butuhkan. Menggenggam tanganmu untuk sekedar menguat kan. Menjaga dirimu dari jauh. Serta selalu menyediakan bahuku untuk kau sandari sekedar menghilangkan rasa sakit sejenak. Biarlah aku mencoba menjadi apa yang kau butuhkan walaupun kadang harus ku akui rasa sakit kadang datang menyerang secara tiba-tiba'janji Fadli dalam hati.

Kadang yg kita ungkapin belum tentu sebenarnya, mulut bisa berkata lain, tapi hati?tdk bisa bohong dengan apa yg kita rasakan.

***
the overtunes-
sayap pelindungmu
***

~salam manis, SALSA

Continue Reading

You'll Also Like

5M 266K 60
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
617K 29.6K 46
selamat datang dilapak ceritaku. 🌻FOLLOW SEBELUM MEMBACA🌻 "Premannya udah pergi, sampai kapan mau gini terus?!" ujar Bintang pada gadis di hadapann...
415K 5.1K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
361K 44.5K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...