My Lovely Darkness

By Killyourbae_

63.1K 5K 565

(SASUFEMNARU!) Ini bukan yaoi beb, tulisannya kan sasufemnaru (fem itu female okd) Naruto tidak menyangka jik... More

Naruto
Pria Es Serut
Who
Kau, Aku dan Musim Semi
Meet The Panda Eye's
Kenapa harus TOMAT?
The Truth. Part 1
The Truth. Part 2
Brother Ponytail
Vampire World
Kedatangan Tamu
Secret Hidden Room
Naruto Hard Workout
Whether God is Real?
Am I Reincarnated ? (1)
Am I Reincarnated? (2)
Begins
Sebuah Kebohongan
Kebangkitan
He's Back.

For The First Time

2.9K 230 19
By Killyourbae_

Sebelumnya w ingetin dulu kalo di sini ada Rated M nya key? Dan kata temen² w yg "alim" mereka ga kuat baca nya okeh.

--------------------------

Setelah berhenti tersedak. Naruto menyodorkan kembali jus tomat itu pada sang empu.

"Lumayan. Dan kau sangat kurang ajar, Teme," ucapnya aneh sebelum melenggang pergi melayani pelanggan yang lain dengan tatapan kosong.

Gaara memandangi sosok Sasuke dengan lekat. Seakan jika ia tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh Sasuke bisa menghilang dari hadapannya dan muncul di belakangnya dengan belati di tangannya lalu membunuhnya.

Pria jade itu memang memiliki pemikiran yang. Kelewat jauh.

Tapi itu tidak berarti mustahil.

Tidak jika itu bersangkutan dengan seorang vampir labil. Yah, seperti Sasuke contohnya.

"Apa?" tanya Sasuke yang mulai jengah dengan tatapan Gaara yang selalu seperti itu. Tidak ada perubahan.

Seperti dia tidak melakukannya saja.

"Apa kau tidak dengar tadi. Naruto tidak menyukai sayuran."

Informasi yang bagus. Karena itu 100% salah. Dan Sasuke tahu itu.

Naruto bahkan akan sangat direndahkan jika ia hanya dijuluki sebagai ratunya sayur.

Sasuke mendecih. "Tahu apa kau?" cecarnya.

"Tentu saja aku tahu. Telingaku tidak tuli sepertimu," dan itu berhasil mengundang iblis dalam diri Sasuke bangkit bersama belati tuhannya.

"Kau harus mempelajari ungkapan ini. Jangan bicara jika kau belum pernah merasakannya," ucap Sasuke penuh geraman serta penekanan di tiap katanya.

"Dan, sebaiknya kau harus mengalaminya terlebih dahulu. Apa itu tuli," tambahnya dingin. Onyxnya hendak bertransformasi saat sebuah suara berteriak mencegahnya.

Sasuke, jangan lakukan itu! atau semua orang akan mengetahui jati dirimu yang sebenarnya!

'Siapa kau? berani mengaturku?'

Tapi tidak ada jawaban. Sasuke yakin jika suara itu adalah suara seorang vampir wanita yang bertelepati dalam jarak dekat dengannya.

'Wanita itu pasti ada di dalam kafe ini," pikir Sasuke siaga. Melupakan rencana awalnya untuk membunuh Gaara.

Lebih tepatnya, menulikan pendengaran pria itu.

Mengingat perkataan wanita itu benar adanya. Sasuke memutuskan untuk melakukannya dengan cara manual saja. Tanpa membongkar semua rahasianya.

'Pasti akan jauh menyenangkan," tambahnya yang hanya melempar seringaian peringatan pada Gaara yang masih menatapnya dengan datar.

.

"Hinata, kau datang ke sini? tumben sekali!" seru Naruto senang. Sekaligus masih merasa malu karena kejadian tempo hari.

"Iya. Aku sedang memiliki banyak waktu luang. Jadi, kupikir akan menyenangkan datang ke kafe. Tak kusangka aku akan bertemu denganmu di sini!" balas Hinata tak kalah senang.

Sudah sangat lama ia tidak mendapatkan senyuman Naruto secara langsung. Hanya untuknya.

Ia sangat merindukan sahabat baiknya itu. Namun sayang, yang dirindukan bahkan tidak pernah mengingatnya.

Dan itu semua lagi-lagi terjadi karena Ino.
Hinata sangat membencinya. Sampai-sampai napasnya memburu kesal hanya karena mengingatnya.

"Ahaha. Uhm ... kau ingin pesan apa? biarkan aku mentraktirmu ya?" tawar Naruto antusias. Namun rasa itu segera lenyap saat Hinata menggeleng sopan.

"Aku pesan affogatonya saja. Tapi mungkin kau bisa mentraktirku di lain waktu, Naruto," jawabnya lembut.

"Baiklah. Karena besok hari libur. Berjanjilah jika besok kita akan pergi bersama. Dan kau akan membiarkanku mentraktirmu. Setuju?"

Hinata mengangguk kikuk dan disambut oleh sorakan kecil Naruto yang sangat bahagia. Gadis pirang itu pamit untuk melanjutkan pekerjaannya dan meninggalkan Hinata.

Baru pertama kali ini ada seseorang yang bersedia diajaknya pergi.

.
.
.

Jam telah menunjukkan pukul 10 malam. Dan itu berarti jika shift Naruto telah usai. Waktunya untuk pulang.

Namun kali ini ia tidak berjalan sendirian. Ada dua langkah kaki berbeda lagi yang menemaninya.

Kalian tahu sendiri siapa mereka.

Namun salah satu dari pemilik langkah itu berhenti dan berpisah di persimpangan karena rumahnya yang tidak sejalur.

Kini tinggalah Naruto dan satu orang lagi bersamanya. Terus berjalan dalam heningnya malam tanpa sepatah kata pun.

"Teme. Memangnya di mana tempat tinggalmu?" tanya Naruto akhirnya.

"Tidak jauh dari rumahmu," jawab pria itu cuek.

"Uh ... kenapa kau berjalan kaki? bukankah jaraknya cukup jauh? kenapa tidak menggunakan mobil saja?" tanya Naruto kemudian.

"Karena aku ingin menemanimu," jawaban yang singkat, padat, baku. Juga sangat menyentuh. Menciptakan semburat merah di wajah Naruto. Tidak ada yang pernah berkata seperti itu padanya.

Pembicaraan pun selesai.

Hingga tak terasa langkah mereka pun turut selesai di depan rumah sederhana Naruto.

"Masuklah," ucap Sasuke datar.

"T-terimakasih karena telah menemaniku seharian ini. Meski tidak benar-benar bersama," Naruto mulai salah tingkah tanpa alasan yang jelas.

"Hn."

"K-kalau begitu. Aku masuk dulu. Jaa," Naruto menghambur ke arah pintu rumahnya. Sementara Sasuke mulai kembali berjalan.

"T-tunggu!" seruan gugup Naruto berhasil menghentikan langkah pria itu. Ia menatap gadis itu dengan tatapan penuh tanya.

Naruto mendekati Sasuke. Saat sampai di hadapan pria itu, ia mulai bergerak-gerak gelisah tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Ada apa?" tanya Sasuke dengan suara yang jauh lebih rendah dari biasanya. Dan itu membuat Naruto semakin gugup.

"A-ano ... eto ... S-sasuke. Uhm ... apa kau bisa ...." Naruto berhenti untuk menghirup napas dalam-dalam. Seakan untuk mengatakannya saja adalah suatu hal yang sangatlah sulit.

"Apa besok kau punya waktu? b-besok aku dan Hinata berencana untuk pergi bersama. Jadi kupikir kau mungkin ingin ikut?" tawar gadis itu yang disertai dengan ribuan rapalan bodoh dalam hatinya.

Sasuke menyentuhkan jemarinya pada dagu Naruto yang sedari tadi menunduk.

Dan Naruto terpaku akan pemandangan yang tengah disuguhkan padanya.

Senyuman itu. Sangat mempesona, hangat, lembut, sederhana. Sempurna.

Senyuman kecil Sasuke.

Yang sekaligus menjadi senyuman pertamanya sejak berabad-abad yang lalu.

"Tentu saja. Jam berapa kita akan pergi?" tanya Sasuke lembut.

Naruto mengerjap untuk menghentikan aksi terpesonanya. "Jam 10. Datanglah kesini," jawabnya masih terpesona. Meski senyuman itu telah lenyap ditelan ekspresi datar Sasuke yang seperti biasa.

Ia bahkan membutuhkan waktu beberapa saat untuk sadar jika Sasuke tengah mencuri ciumannya untuk yang kedua kalinya.

Gadis itu berusaha untuk mendorong tubuh Sasuke. Namun gagal. Tubuh mungilnya sama sekali tidak bisa ditandingkan dengan tubuh atletis pria itu.

Sasuke justru mencengkram kedua tangannya. Menahan tangan Naruto di atas kepala gadis itu dan mendorong tubuh gadis itu hingga terhimpit di antara tembok dan tubuh Sasuke yang makin terasa panas.

Meski itu kedengaran mustahil karena pria itu adalah vampir.

Sasuke menghilangkan jarak di antara mereka dan semakin memperdalam ciumannya. Dan Naruto, secara sadar atau tidak, membuka mulutnya dan menyambut Sasuke dengan suka cita.

Setelah lima menit yang dihiasi serangkaian desahan lembut dari bibir Naruto, serta cecapan yang tak kunjung berhenti. Sasuke menjauhkan diri dengan terpaksa. Jika saja Naruto tidak membutuhkan oksigen, ia pasti sudah melumatnya habis-habisan.

"Good night, sweetheart," Sasuke pun berjalan pergi. Meninggalkan Naruto yang tampak masih terkejut sembari terus menyentuh bibirnya yang bengkak.

"Dasar Teme bodoh!" makinya dengan senyuman yang merekah lebar diwajahnya.

.
.
.

Naruto menatap puas pantulan dirinya di cermin. Hari ini ia sengaja memilih dress orange selutut yang meski sederhana, tampak cukup elegan saat dipadukan dengan beberapa aksesoris lainya. Serta sepatu hak oranye yang tidak terlalu tinggi.

Hari ini Naruto ingin terlihat berbeda. Entah karena moodnya yang sedang baik, maupun karena akan bertemu dengan Sasuke.

Gadis itu tengah melamun ria saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. Dengan segera ia berlari dan membukakannya. Senyuman terus merekah saat membayangkan rumahnya dikunjungi seorang teman. Benar-benar temannya. Hinata sungguh menepati janjinya!

Namun senyuman bahagia itu berubah menjadi senyuman kikuk disertai degup jantung yang memburu saat yang berada di depan pintu bukanlah Hinata. Melainkan Sasuke.

Meski ingatannya jelek. Naruto masih ingat jelas kejadian semalam bersama pria dingin itu.


"H-hai ... ayo masuk," Naruto mempersilakan pria itu untuk masuk. Sasuke memerlihatkan senyuman menawannya lagi sebelum masuk ke dalam rumah Naruto.

Naruto menutup pintu rumahnya dengan lemas. Ini baru pertamakalinya seorang pria datang ke rumahnya. Terlebih seorang vampir.

"Kenapa kau datang?" tanya Naruto yang hanya mendapat tatapan aneh dari Sasuke.

"M-maksudku ... ini masih jam sembilan pagi, sedangkan kita baru akan pergi satu jam lagi," ralat Naruto cepat-cepat.

"Kenapa? tidak boleh? aku hanya merindukanmu saja," jawab Sasuke mendekati Naruto yang terus mengambil satu langkah ke belakang setiap kali ia maju selangkah mendekatinya.

"Merindukanku?" beo gadis sapphire itu yang mendapat respon negatif. Sangat negatif.

Sasuke mencengkeram lembut tangannya dan menariknya mendekat. Sangat dekat hingga tubuh Naruto menempel pada pria itu. Ia bahkan bisa merasakan hawa dingin dari tubuh pria itu menyeruak menusuk tulang-tulangnya.

"Sasuke," Naruto berusaha menjauh. Namun agaknya Sasuke merasa jika Naruto tengah menggodanya. Ia pun memeluk erat gadis itu dan mulai bermain dengan rambut pirang Naruto.

Naruto tidak begitu mendengar apa yang tengah Sasuke katakan karena hembusan napas Sasuke terus menggelitik lehernya dan membuatnya merinding sekaligus merindu.

Entah kenapa ia merasa ada yang basah di bawah sana.

Dan Naruto tetap diam seribu kata saat Sasuke mengaitkan kedua kakinya pada pinggul pria itu dan mengimpitnya di dinding. Membuat kejantanan pria itu menggesek 'barang suci' Naruto yang sudah sangat basah.

Naruto kelepasan desahan. Ia mendesah nikmat saat Sasuke mulai mencumbu lehernya. Pria itu mengusap, menjilat dan menggigit di tiap jengkal. Meninggalkan bekas merah di setiap tempat yang telah dijelajahinya.

"Ngh ... Sasu ... kehh ...." desahnya parau yang membuat napsu liar Sasuke yang tengah terjerat rantai penahan lepas dan tak terkendali.

Pria itu kini menjadi sangat liar karena dikuasai oleh napsu.

"Naruto," suara Sasuke begitu rendah dan parau ditelinga Naruto.

"Apa kau pernah melakukan ini dengan pria lain?" pria itu menggesekan kejantanannya hingga desahan kembali memenuhi ruangan itu. Naruto menggeleng samar dengan kepalanya yang tersentak kebelakang.

"Apa kau ingin melakukannya? bersamaku?" gadis itu hendak menggeleng. Tapi napsu telah mengendalikan pikirannya hingga ia justru mengangguk lemah.

Sasuke menyeringai senang. Ia melumat bibir Naruto dan mencumbunya. Lidahnya yang lihai bermain-main hingga Naruto menyambutnya. Lidah itu menjelajah ke setiap inci dari mulut gadis itu tanpa ada yang terlewati.

Naruto melepaskan tangannya dari genggaman Sasuke. Pria itu mengira jika Naruto akan mendorongnya dengan penuh penolakan. Namun, gadis itu bertindak sebaliknya.

Ia mengalungkan lengannya pada leher Sasuke dan mulai membalas ciumannya dengan sama liarnya.

"Apa kau tidak ingin melakukannya di kamar saja?" tawar Naruto dengan suara parau bernada menggoda disela-sela ciuman mereka.

Sasuke menjauh dan tersenyum menggoda. Ia lantas menurunkan Naruto dengan perlahan serta penuh gesekan sebelum berjalan dan mengunci pintu. Ia mengikuti ke mana arah Naruto pergi dan mendapati jika kamar Naruto sangatlah kecil.

Tapi ia tidak peduli.

Naruto sedang merapikan bajunya yang kusut saat Sasuke menariknya mendekat dari belakang dan mulai mencumbu kembali lehernya.

Tidak sampai di situ saja. Sasuke mulai mengerahkan tangan bebasnya untuk membuka retsleting Naruto dan membiarkan pakaian itu teronggok di lantai tanpa dipedulikan olehnya maupun sang empu yang jelas tengah sangat menikmati waktunya.

Selesai dengan baju. Tangan Sasuke meluncur perlahan melewati perut Naruto. Naik dan naik lagi hingga sampai ke dua gundukan besar yang menegang di balik helai satin yang menjadi penghalang.

"Ngh ...akh ... Sasuke ... mmh ...." Naruto terus mendesah tanpa henti saat Sasuke memainkan payudaranya. Meremas dan meremas dengan tingkat keerotisan yang liar.

Sasuke mengenyahkan bra Naruto yang sangat menggangu aksinya dengan asal. Ia mengangkat Naruto dan menghempaskannya liar di ranjang dan mengangkangi tubuh mungil itu. Sengaja memposisikian juniornya yang tergesek jeans pada kewanitaan Naruto yang masih terbalut sehelai satin.

Dengan agresif, pria itu mengecup puncak payudara Naruto dan mulai melumat, menggigit, dan menyedotnya nikmat. Sementara ia turut memperkenakan salah satu tangannya untu bermain dengan payudara yang terabaikan. Membuat ruangan itu dipenuhi oleh erangan-erangan mendamba Naruto.

"Sasuke ... aku ... sudah ti ... ngh! tahan lagi ... akh ...." erang Naruto yang telah mencapai klimaks dan siap untuk pelepasannya.

"Aku bahkan belum melakukan apa pun, dan kau sudah selesai? aku tidak akan membiarkanmu secepat ini, sweetheart," dengus Sasuke tak terima.

Ia kembali melanjutkan aktivitasnya pada kedua payudara Naruto yang telah menegang hebat serta berdenyut.

Naruto tidak sadar jika kain terakhir yang melekat di tubuhnya telah raib. Dan dua jari Sasuke tengah berusaha menyusup ke dalam tubuhnya.

"Ahh!!! mmh ... akh ...." erangan serta desahan semakin bergema saat Sasuke berhasil memasukan dua jemarinya ke dalam diri Naruto dan mulai bergerak keluar-masuk untuk mencari-cari titik sensitif dari gadis itu.

"Sasukeh ... ak-ngh ... aku tidak bisa menahannya ... mmh ... lagi ...." desah Naruto sebelum mulutnya tersumpal dengan mulut Sasuke. Bersamaan dengan bertambahnya satu jari lagi yang menyusup dengan gerakan cepat.

Naruto merasa penglihatannya berkunang-kunang bersamaan dengan perutnya yang terasa dipenuhi oleh jutaan kupu-kupu. Ia telah mencapai pelepasan. Bahkan saat Sasuke belum merasakan apa pun.

Sasuke menjauh dan menyeringai saat mihat tangannya yang dipenuhi oleh cairan hangat Naruto. Ia menjilatinya dengan gerakan sensual. "Kau sangat nikmat, Naruto," ucapnya parau. "Dan aku tidak pernah menyia-nyiakan sesuatu yang nikmat," timpalnya lagi.

Pria itu menunduk dan mulai menjilat nikmat. Sesekali lidahnya menyusup ke dalam lipatan daging Naruto yang kembali berdenyut.

Ternyata satu ronde saja belum cukup.
Dan ini masih dalam ronde fore playnya.

Naruto mencengkram erat spreinya hingga kusut saat buaian-demi buaian yang Sasuke curahkan pada lipatan daging di tengah pahanya.

Gadis itu mendorong paksa pria itu dan mengambil alih.

"Aku sudah sampai sejauh ini, dan kau bahkan belum merasakan apa pun?" Naruto melumat bibir Sasuke yang saat ini tengah ditindihnya. "Kali ini, biar aku yang bermain," ucapnya penuh janji.

Membuka jeans Sasuke. Ia terkesiap saat kejantanan pria itu menyambutnya dengan ganas.

Pria itu hanya menggunakan jeans saja. Tanpa dalaman apa pun. Sangat maskulin.

"Apa yang kau tunggu, sayang. Lakukanlah," ucap si pantat ayam yang se
akan tahu dengan apa yang tengah memenuhi pikiran Naruto.

Gadis itu mengangguk dan menunduk. Merasakan mulutnya penuh dengan barang besar yang terus berdenyut nikmat.

Naruto terus melumat barang Sasuke. Membuat pria itu mulai menyerang dan meneriakkan serangkaian umpatan tak senooh. Baik dengan bahasa yang Naruto mengerti atau pun bahasa yang tidak di mengertinya.

Sasuke mengangkat tubuh Naruto hingga kepala mereka sejajar. Ia mencium rakus bibir gadis itu. Menyesap rakus setiap jengkal rasa yang menempel di bibir itu tanpa ampun. Tangannya kembali mulai menjelajah ke dalam tubuh Naruto. Sementara yang satunya memijat lembut payudara gadis itu.

"Apa kau ingin aku melakukannya, sayang. Katakan padaku. Jangan ragu," desah Sasuke parau di telinga Naruto.

Naruto mengangguk. Meski harus diakui jika ia bimbang. Ia baru bertemu beberapa hari yang lalu dengan Sasuke dan hari ini ia justru berakhir di ranjang bersama pria itu. Tengah melakukan suatu hal yang bahkan tidak pernah dipikirkan akan ia lakukan bersama seorang kenalan barunya.

Apalagi dengan makhluk yang jelas-jelas berbeda jenis.

Kejantanan Sasuke mulai mendesak masuk. Membuat Naruto mengerang penuh damba.

"Aku melihat keraguan di matamu. Kita bisa berhenti jika kau tidak meng ...."

Naruto menghentikan Sasuke dengan melumat bibir seksinya.

"Tidak. Kumohon, penuhi aku ...." desah gadis itu disela-sela ciumannya.

Sasuke menyeringai. Dan pada detik selanjutnya, Naruto memekik saat sesuatu mendesak masuk dan merobek sesuatu di sana. Meninggalkan rasa sakit yang merambat hingga ke ubun-ubun.

"Akh!!! Sasu ... kee ...." pekik gadis itu seraya berusaha untuk menjauh dari Sasuke. Namun pria itu justru masuk semakin dalam lagi.

"Ssh. Nikmati saja, sweetheart, rasa sakit itu tidak akan bertahan lama," bisiknya kemudian. Naruto mengangguk sesegukan dan mulai berusaha mencari kenikmatan daripada merasakan rasa sakitnya.

Dan benar saja. Beberapa saat kemudian, rasa sakit itu mulai menghilang dan berganti dengan kenikmatan tiada tara. Terlebih saat Sasuke mulai bergerak keluar masuk dengan tempo sensual sekaligus sangat cepat dan brutal. Membuat Naruto kembali mencapai klimaksnya dengan cepat.

"Engh ... Sasuke ... I wanna cum ...." desahnya. Ia menusukkan kuku-kukunya pada punggung mulus Sasuke saat cairan panas kembali keluar dan jutaan kupu-kupu mulai memenuhi kembali perutnya.

Sasuke tidak memperlambat kecepatannya dan justru semakin menggila. Tempo yang dimainkannya pun kian lama kian meningkat, membuat erangan Naruto terus terlontar dari bibir mungilnya tanpa henti-hentinya. Hingga akhirnya pria itu menyentakkan kepalanya ke belakang sesaat sebelum tubuhnya bergetar. Dan cairan panas pun melebur ke dalam tubuh Naruto.

Pria itu keluar dari tubuh Naruto dan ambruk di sampingnya, masih dengan mendekap erat gadis itu sambil terus mengucapkan kata "miliku" pada gadis sapphire yang telah terlelap dalam buaiannya.

TBC


Anu, dd awalnya niatan cuma kasi kek gituan dikit, berusaha meminimalisir tapi eh tapi kebablasan. Yodah sih ya yang ga kuat baca pergi ae sono jauh" kan dd dah bilang kalo ini cerita 18+++ jadi jangan salahin dd, salahin diri sendiri mampir sini ya :*

SEE YA!

Continue Reading

You'll Also Like

66.8K 7.2K 60
Chris adalah seorang duda yang memiliki empat anak,anak nakal yang selalu sulit diurus semenjak cerai dengan istri. suatu saat ia bertemu dengan hyun...
219K 23.5K 26
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
135K 9K 40
KIM TAEHYUNG narenda, yaitu mafia yg terkenal dengn kekejamannya JEON KOOKIE liviendra, yaitu seorang namja cantik yg ditinggal mati kedua orang tua...
781K 48.2K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...