After marriage [ SELESAI ]

By UsiDestilawati

351K 9.1K 525

Ini season 2 dari cerita Kiss Love, makanya yang belum baca jangan berani baca yang ini langsung baca dulu ya... More

Bagian 1: Kelyn
Bagian 2: Persiapan
Bagian 3: Honeymoon (1)
Bagian 4: Honeymoon (2)
Bagian 5: Honeymoon (3)
Bagian 6: Rencana
Bagian 7: Pesta
Bagian 8: Mimpi Buruk
Bagian 9: Penjelasan
BACA
Bagian 10: kedatangan
Bagian 11: AKHIRNYA!
Bagian 12: Deg!
Bagian 14
Bagian 13: kebenaran
Bagian 14: Masih Cinta
Bagian 15: Masa Lalu Karin
Bagian 16: Ungkapan
Bagian 17: Darel atau Rey?
Question!
Bagian 18: Cerai?!
Bagian 19: A-apa?
Answer!
Bagian 21: Diculik
Bagian 22: Kritis
Bagian 23: Koma
Answer Part 2
Bagian 24 : Koma (2)
Bagian 25: koma (3)
Bagian 26: Lagi?
Bagian 27: 7 Bulan
Bagian 28: Tak diduga
Bagian 29: Situasi Gawat
Bagian 30: Kena
Bagian 30: Perasaan yang dulu
Bagian 31: Detik-Detik Akhir (1)
Bagian 32: Detik-Detik Akhir (2) (TAMAT)
IN TO THE FO
SEASON 3

Bagian 20: Kiss

6.6K 178 7
By UsiDestilawati

Happy Reading!

"Ck! Diskotik? Yang benar saja!"

Tak perlu tunggu lama, Olla segera mengikuti Rey untuk masuk. Jantung Olla berdegup tak biasanya. Ini hal pertama baginya untuk masuk ke tempat maksiat ya walaupun dia selalu berbuat maksiat tapi dia tidak pernah ke tempat maksiat secara langsung seperti ini.

Olla mengikuti Rey dari belakang. Suara riuh, gemuruh sangat terdengar jelas di telinga siapa saja yang memasuki area ini. Sebenarnya apa yang Rey pikirkan? Kenapa dia ke diskotik? Kenapa dia mengajak Olla? Padahal Rey tidak pernah memasuki tempat seperti ini sebelumnya.

Saat Olla mengikuti Rey dari belakang tiba-tiba saja Olla merasakan sesuatu yang membuat dirinya tersentak. Ada sebuah tangan yang nakal memegang bahkan sedikit memukul bokongnya. Itu membuat Olla terhenti melangkah dan menoleh kearah belakang untuk mengetahui siapa yang melakukan hal yang membuat dirinya kesal seperti itu.

Tetapi, disini terlalu banyak orang dan efek lampu yang kelap-kelip seperti itu, membuat pandangan Olla tidak bisa begitu jelas siapa yang melakukan itu. Saat Olla mencari-cari orang tersebut Olla merasakan tangan yang lembut meraih tangan kanannya dan menariknya sedikit paksa.

"Jangan terlalu jauh" Olla bisa melihat begitu jelas punggung Rey dan tangannya yang memegang erat tangan Olla. Rey menarik tangan Olla agar tidak terlalu jauh darinya. Entah kenapa dada Olla saat ini kembali berdebar tak tentu. Olla hanya pasrah ketika Rey terus menarik tangannya agar mengikutinya.

"Rey"

"Apa?"

Rey terhenti begitu saja ketika mendengar Olla memanggil namanya. Padahal Olla memanggilnya dengan suara sedikit kecil dan disini sangat bising, tapi kenapa dia bisa nendengar? Olla yang melihat Rey menoleh kearahnya tiba-tiba bingung harus berbicara. Sorot mata Rey dalam lampu kelap-kelip seperti ini membuat dirinya mendadak bingung.

"Ah ti-tidak!" Olla menggelengkan kepalanya cepat. Rey yang melihatnya tidak peduli ia kembali menarik tangan Olla untuk mengikutinya.

"Aku...menyukaimu, Rey"

Tanpa sepengetahuan Rey, Olla tersenyum manis. Dengan matanya menatap tangannya yang digenggam oleh Rey. Perlahan tangan Olla yang digenggam oleh Rey membalas genggamannya itu. Olla seakan tidak ingin melepaskan genggaman Rey. Dan dia seakan tidak peduli jika Rey telah beristri.

"Dengar! Aku tidak suka jika harus minum sendiri jadi kamu temani aku minum, oke?!" Kata Rey dengan sedikit berteriak kepada Olla. Saat mereka sudah duduk. Olla hanya diam saat Rey berkata seperti itu. Rey mulai memesan minumnya. Malam ini Rey akan melampiaskan rasa kesalnya di tempat maksiat ini. Rey hanya ingin melupakan sesaat masalahnya dengan Cirra. Masalahnya dengan Cirra membuat pikirannya berantakan dan sangat berat untuk ditopang.

****

"Ayah! Ayah harus dengarkan aku dulu!" Darel terus saja membujuk ayahnya untuk tidak membunuh Cirra dan bayinya. Tapi, El tetap bersikukuh ingin menyingkirkan Cirra beserta bayinya secepatnya, karena keadaan kaumnya dan kaum rephaim semakin memburuk. Kaum rephaim sekarang sebagian sudah mengetahui jika akan lahir seorang bayi dari percampuran antara manusia dan nephilim.

Dan jika kaum rephaim yang lainnya mengetahui itu semua. Perang atau bahkan kehancuran tidak dapat dihentikan. Karena satu bayi sangat berharga bagi mereka untuk menciptakan kekuatan baru.

"Tidak Darel! Ayah tahu tindakanmu itu tidak dapat ayah percaya! Kamu tidak akan segera membunuh gadis itu dan bayinya! Ayah harus melakukannya sendiri, jadi kamu diamlah!" Darel semakin kesal mendengar keputusan ayahnya. Sekarang apa yang harus Darel lakukan? Mungkin jika dulu Darel gagal dalam melindungi Cirra, sekarang Darel tidak akan mengulangi kegagalan itu. Dengan cara apapun Darel harus melindungi Cirra dan bayinya, tidak peduli jika ia harus mati.

"Ayah! Kenapa ayah harus melakukan tindakan yang Darel benci ayah?! Ayah egois! Dulu ayah menikahi manusia kan? Dan manusia itu...Ibu kandung Darel sendiri ayah! Dan Darel adalah anak pencampuran ayah dengan ibu! Kenapa ayah bisa melakukan itu? Kenapa Darel tidak bisa?! Kenapa ayah membiarkan Darel hidup? Kenapa ayah memperjuangkan ibu untuk tetap hidup? Dan...ibu itu udah jahat ayah! Ibu udah nyakitin perasaan ibu kandung kak Varel! Sampai ibu kandung kak Varel dan kak Varel memiliki dendam pada kaum kita ayah! Dan Darel jadi korbannya! Harusnya ayah tahu kalau ibu itu PEREMPUAN MANUSIA YANG TIDAK TAHU DIRI!"

plak!

Sebuah tamparan keras mendarat pada pipi Darel membuat sudut bibir Darel berdarah. Ayah Darel tidak terima dengan ucapan Darel itu. El terdiam melihat anaknya yang baru saja ditampar oleh tangannya sendiri. Darel mengepalkan tangannya erat menahan semua kesalnya. Ini hal pertama yang El lakukan terhadap Darel, ini hal pertama untuk Darel merasakan tamparan dari seorang ayah. El menghela napas berat.

"Darel maafkan ayah, hanya saja ayah ingin memperjelas semuanya. Ibumu, ibumu tidak seperti yang dikatakan Melia dan Varel. Ibumu adalah sosok wanita manusia yang berhati suci, jangan terpengaruh oleh Melia, karena Mel--"

"Stop! Ayah tidak perlu mengarang cerita disaat seperti ini! Bagaimanapun Darel sudah tidak mempercayai ayah!" Darel menepis tangan ayahnya ketika kedua tangan ayahnya akan menyentuh kedua pundak Darel. Lagi lagi Darel selalu tidak percaya dengan semua penjelasan ayahnya. Ayahnya sudah berusaha dari dulu menjelaskan semuanya, tapi, Darel tetap tidak mau percaya.

"Dengarkan ayah kali ini Darel! Ibumu tidak salah apapun disini! Ayah yang salah! Jangan pernah membenci ibumu sendiri, rel, jika dia melihatnya, dia akan merasa sedih. Sekarang ayah ingin tanya, kenapa kamu mencintai gadis manusia itu?" Darel enggan menjawab, menurutnya ini tidak penting.

"Mungkin kamu berpikir, kenapa kamu bisa mencintai manusia itu? Kamu sendiri juga tidak tahu kan? Karena untuk mencintai seseorang itu tidak butuh yang namanya alasan. Itulah yang dulu ayah rasakan saat pertama kali melihat ibumu, ibumu adalah wanita yang sangat menarik, dia mampu menghidupkan dan menerangi kembali sisi gelap ayah yang dulu ayah sempat putus asa karena perceraian ayah dengan Melia. Sampai saatnya ayah melakukan tindakan yang seharusnya tidak untuk dilakukan. Ayah menikahinya dan ayah menyentuhnya. Tanpa sadar Ayah sudah membunuhnya dan merenggut kebahagiaannya. Saat itu usia ibumu masih cukup muda, dia berusia 23 tahun berbeda dengan ayah yang sudah hidup lama. Seharusnya di usia seperti itu ibumu masih bisa untuk bermain dengan teman-teman seumurannya dan bergaul, tetapi...gara-gara dia menikahi ayah, diusia segitu, ibumu menghabiskan hidupnya untuk selalu berlari dan berlari, berlari ke tempat satu dan terus berlari ke tempat yang lain. Untuk bersembunyi dari kejaran kaum rephaim. Demi menyelamatkan bayinya, yaitu kamu. Sampai saatnya ayah sudah putus asa dan memohon kepada ibumu untuk menjadikannya sebagai kaum kita. Tapi, dengan tersenyum ia menolak, menurutnya "jangan ubah apa yang tuhan sudah tentukan. Jika aku manusia maka aku harus selalu hidup sebagai manusia. Sampai mati aku harus tetap menjadi manusia, karena aku lahir sebagai manusia dan dari manusia. Aku tidak menyesal jika nantinya aku harus mati, ingatlah itu El" saat itu ayah berpikir untuk memenuhi perkataannya. Dengan kekuatan ayah, ayah berusaha melindunginya dan kamu, Sampai saatnya dia melahirkanmu, dan dia mengalami pendarahan yang hebat. Saat itu didalam pikiran ayah hanya ada, ayah harus bisa menyelamatkannya. Tapi, saat ayah ingin menyelamatkannya, Melia tiba-tiba saja datang, lalu ia menusuk ibumu dengan kekuatannya sendiri tepat pada jantungnya. Disaat itu juga sebelum ibumu meninggal ibumu memelukmu dalam pelukannya dan "tolong, beri nama dia Darel" dia menciummu penuh kelembutan dan kasih sayang sampai akhirnya ia menutup matanya selama-lamanya. Disaat itu juga ayah tidak dapat melakukan apapun. Saat itulah ayah sadar, sebesar apapun kita memiliki kekuatan semuanya itu, akhirnya tidak berguna."

Darel terdiam mendengar penjelasan dan cerita ayahnya. Perlahan kedua tangan ayahnya kembali ingin menyentuh kedua pundak anaknya itu.

"Sekarang kamu tahu kan? Kenapa dulu ayah mengatakan kamu itu istimewa? Karena kamu lahir dari seorang ibu yang tidak takut apapun walaupun dia itu hanya manusia. Dan kamu tahu kenapa ayah selalu bersikeras untuk memisahkanmu dari gadis manusia itu? Karena ayah tidak ingin kamu merasakan apa yang ayah rasakan. Ayah tidak ingin kamu merasakan kehilangan seseorang yang kamu cinta seperti ayah, karena itu rasanya sangat menyakitkan melebihi apapun. Butuh waktu yang lama untuk bisa bangkit kembali. Tapi, ayah gagal dalam mencegahmu untuk itu. Sekarang perasaanmu itu sudah terlalu jauh dan ayah tidak bisa berbuat apapun untuk menghentikannya. Tapi, ayah harus membunuh gadis itu dan bayimu, rel. Karena ayah tidak ingin peperangan yang dulu akan terulang kembali, ayah tidak ingin lagi melihat banyak korban yang jatuh hanya satu bayi dan satu manusia. Ayah harus melindungi semua kaum nephilim. Jadi, ayah mohon mengertilah, Darel"

Darel terdiam. Tangannya yang sempat ia kepalkan, perlahan kepalannya itu melonggar. Darel semakin tidak tahu apa yang harus ia perbuat.

"Dan jika kamu membiarkan dia hidup dan melahirkan, kamu sama-sama akan kehilangannya. Karena mustahil bagi seorang manusia untuk melahirkan seorang bayi nephilim dengan selamat. Itu sangat beresiko, yang ada dia semakin menderita. Seperti ibumu. Dan saat kehamilannya memasuki 6 bulanan maka dia terkadang akan merasakan pusing dan terkadang sakit pada perutnya, itu karena bayinya, yang mulai bereaksi didalam perutnya. Dan bisa saja, bayi itu menyerap sebagian darah dan cairan didalam tubuhnya. Sebagai asupan makanannya untuk terus berkembang. Itulah yang disebabkan mengapa terkadang akan mengalami pusing karena kurangnya cairan didalam tubuh."

Darel tetap diam mendengar semua penjelasan ayahnya. Apa tidak ada kesempatan baginya untuk menyelamatkan Cirra? Apa Darel memang harus membiarkan Cirra terbunuh? Tidak! Darel tidak bisa melihat Cirra terbunuh, Darel tidak bisa melakukan itu! Bagaimanapun Darel harus menyelamatkannya dan melindunginya, Darel harus melindungi Cirra dan...anaknya sendiri.

"Pikirkanlah kembali, Darel" ayahnya melepaskan sentuhannya dari kedua pundak Darel. Darel yang seakan tidak peduli dengan ayahnya membalikan badannya untuk pergi. Tetapi sebelum melangkah pergi Darel terdiam sesaat tanpa menoleh kearah ayahnya

"Aku tidak peduli. Jika ayah terus dan terus akan membunuh Cirra dan anakku. Maka aku juga akan melakukan hal yang sama, aku akan terus dan terus melindunginya. Apapun akan kulakukan demi melindunginya. Walaupun aku akan mati." Darel pergi begitu saja meninggalkan ayahnya yang terus melihatnya pergi. Darel sekarang sudah yakin, apapun cara ayahnya untuk membunuh Cirra dan anaknya. Maka Darel juga akan melakukan apapun cara demi melindunginya. Mungkin sekarang Darel tidak akan kembali lagi pada ayahnya.

Saat Darel keluar dari ruangan ayahnya, Darel berpapasan dengan Sheila. Adiknya. Namun, Darel seakan tidak melihatnya, ia terus saja berjalan melewati Sheila tanpa berkata apapun. Darel hanya memasang wajah kekesalannya dan matanya yang tajam menatap ke depan. Sheila yang sadar dia terhenti seketika melihat punggung Darel dari belakang.

Sheila merindukan sosok Darel di kehidupannya. Sheila ingin sekali memeluk kakaknya itu, erat. Sudah lama sekali Sheila tidak pernah berbicara atau bahkan bertatap muka dengan Darel. Sheila rindu masa-masa dulu, dimana keluarganya utuh. Dan hanya canda, tawa, bahagia, senang, senyum, yang hadir dikeluarganya. Berbeda dengan sekarang.

"Aku merindukanmu...kak"

****

"Rey! Ayo pulang! Kamu udah kebanyakan minum!" Olla berusaha menarik lengan Rey untuk segera pulang. Pasalnya Rey tidak berhenti untuk minum, dan sekarang dia sudah mabuk. Bahkan perkataannya kadang ngelindur efek mabuk. Rey menepis tangan Olla dari lengannya.

"Diam! Aku masih ingin minum, oke? Jangan ganggu!" Rey kembali mengambil gelasnya yang berisi alkohol. Rey sekarang benar-benar mabuk. Olla yang melihatnya heran, kenapa Rey bisa begini? Ini kali pertamanya untuk Olla melihat Rey sehancur ini.

Olla sendiri malah kesal melihatnya. Olla kembali duduk. Saat Olla sibuk memperhatikan Rey, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyentuh pahanya. Olla tersentak kaget dan langsung menepis tangan itu.

Seorang laki-laki mendekati Olla dan menggodanya.

"Kamu sendiri?" Tanyanya dengan mata yang terus memperhatikan tubuh Olla. Olla yang melihatnya risih sendiri, dan tangan lelaki itu tak bisa diam, dia terus berusaha menyentuh paha Olla yang berbalut rok pendek. Olla memang suka memakai rok pendek ketika ia kerja di perusahaannya. Tak jarang jika banyak kaum adam yang tergoda.

"Apa sih?!" Olla membentak lelaki itu yang tangannya tak bisa diam.

"Oh, jangan galak-galak dong sayang" lelaki itu mencolek dagu Olla. Dan perlahan lelaki itu ingin mencium Olla, Olla yang sadar berusaha mendorongnya tapi tak bisa, karena kekuatannya berbeda jauh dengan lelaki itu.

Bruk!

Saat akan dicium Olla terkejut, tiba-tiba saja lelaki yang menggodanya itu terjatuh ke lantai. Dan sebuah tangan merangkul pundaknya, Olla menoleh ke samping.

"Sorry bro, jangan ganggu dia oke? She is my girlfriend" Olla tidak percaya dengan apa yang dikatakan Rey. Ya Rey tadi memukul lelaki penggoda itu dan dia berkata jika Olla adalah...pacarnya.

Rey masih mabuk. Dan mungkin makanya dia asal bicara. Tapi, tetap saja. Bagi Olla itu sudah cukup untuk membuat hatinya senang.

"Are you seriously?" Kata lelaki penggoda itu kembali berdiri dan seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Rey.

"Of course, I will prove it" setelah berkata seperti itu tiba-tiba saja Rey menarik pinggang Olla untuk menghadapnya dan lebih dekat. Olla yang bingung Rey akan melakukan apa terdiam.

Cups!

Olla membulatkan matanya ketika merasakan sesuatu dibibirnya. Lembut, hangat, lembab, dan...alkohol. Rey mencium bibir Olla didepan semua orang di tempat itu, termasuk lelaki penggoda itu.

Apa Rey benar mabuk? Apa Rey sadar yang dilakukannya? Jantung Olla kembali berdetak lebih kencang. Ia tidak tahu harus bagaimana. Rey menciumnya dengan sangat lembut, dan tangan Rey menekan tengkuk leher Olla untuk memperdalam ciumannya. Perlahan Olla membalasnya dan menutup matanya. Mereka hanyut dalam ciuman mereka. Ini sungguh diluar dugaan.

Bersambung..
The sash ringing , the flash singing the fash pinging the the the has slinging slasher! Demi dewa trang tring trung!!! :p
Next? Vote and komen.
Maaf banyak salah.
Arigatou.
Follow ig: destii97 komen follback, oke?

Continue Reading

You'll Also Like

305K 4.3K 32
Gavin haidar damtinson (20) zahra humairatul saadiyah (19).............. seorang lelaki nan tampan yang bisa dibilang memiliki puluhan atau bahkan r...
1.5M 20.8K 14
(Tersedia di Playbook dan Kubaca) Mature! Follow sebelum baca! "Apa salahku padamu? Kenapa kau hancurkan hidupku?" -ALANA SWARINI RIGUELA- "Salahmu a...
26.3K 334 10
(18+) ROMANCE - YOUNG ADULT - DRAMA - COMEDY ••Do what u wanna do, whatever it is. Don't think about age, 'cause age is an number!•• NOTE : THIS STOR...
308K 9.2K 23
R-🔞 Keputusasaan melanda saat aku kehilangan kesadaran karena tidak sengaja minum alkohol saat dihadang oleh tiga pria tidak di kenal dan di seret k...