Taken by You 2 (K.Keydo Ellar...

By luisanazaffya

1M 65.5K 3K

Karena membantu pengantin wanita lari dari pernikahannya. Finar Keandra Sagara harus melarikan diri dari peng... More

1. Kaheza Keydo Ellard
2. Finar Keandra Sagara (FS)
3. Broken Heart
4. Taken by You
5. Fooled
6. Honeymoon?
7. Other Love
8. Hearts that have been Destroyed
9. Straighten Misunderstanding
11. Loyal?
12. In the Heart
13. Try for Conguered
14. You Have No Choice
15. Party
16. It's Time to Pay
17. As a Good Wife
18. She's Back Again
19. She's Back Again 2
20. Loyalty and Trust
21. A New Deal
22. Trying to Keep Trust
Ebook Keydo

10. Other Broken Heart

31.4K 2.9K 129
By luisanazaffya

Taken by you 2

###

Part 10

Other Broken Heart

###

"Kau sudah bangun?" tanya Keydo. Tiba-tiba saja suasana hatinya memburuk dengan Finar yang memergokinya.

Tatapan Finar menajam. Kesal karena pertanyaannya dijawab dengan pertanyaan oleh Keydo. Sekaligus kesal menyadari bahwa Herren pastinya melihat keadaannya di atas ranjang. Membuat kesalahpahaman di antara mereka semakin keruh. "Kenapa Herren berada di sini? Apakah kalian berbicara?" "

"Itu semua bukan urusanmu, Finar," desis Keydo. Memilih membalikkan badan dan melangkah menuju kamar mandi. Menghilang di balik pintu yang terbanting dengan keras. Ia butuh mandi untuk memperbaiki suasana hatinya.

***

Liburan macam apa ini? Finar mengumpat dalam hati sambil merebahkan badan di atas sofa empuk berwarna coklat tua. Sofa kamar baru mereka di hotel lain yang Finar tak tahu namanya. Ternyata dugaannya benar, Keydo menghindari Herren. Yang itu berarti Keydo masih mempunyai perasaan pada wanita itu.

"Kenapa kita harus pindah?" tanya Finar memancing. Sambil menatap Keydo yang duduk di sofa di hadapannya.

"Kau tak perlu tahu jawabannya," jawab Keydo datar dan sedikit enggan. Tahu ke mana arah pembicaraan wanita itu dan ia sama sekali tak tertarik membahasnya.

"Karena menghindari Herren?" tanya Finar dengan nada pernyataan. Memicingkan mata mengamati wajah Keydo.

"Kau hanya perlu menuruti keinginanku tanpa banyak bertanya dan mencari sesuatu yang tidak penting. Apalagi mengira-ngira tentang diriku," jawab Keydo penuh nada peringatan. Matanya membalas tatapan Finar dengan tajam.

Finar merasa jengkel dengan jawaban Keydo yang penuh kearogansian tersebut. Membuatnya tertantang untuk semakin mengusik pria itu. Ia mengangkat dagunya sedikit dan bertanya lagi, "Apa kau masih mencintai, Herren?"

"Sudah kubilang jangan mengira-ngira tentang diriku, Finar," desis Keydo dengan rahang yang mulai mengeras.

"Kalau kau sudah melupakannya, kau tidak perlu menghindari Herren dengan berpindah hotel seperti ini, bukan?" Finar semakin berani menantang Keydo karena reaksi yang ditunjukkan Keydo mulai meyakinkan tuduhannya. Pria itu jelas mulai tersinggung dengan kalimatnya yang menunjukkan bahwa Keydo masih mencintai Herren.

"Hentikan kalimatmu, Finar!" Suara Keydo sedikit menggeram menahan kesabaran. Ia tidak suka Finar mengira-ngira tentang dirinya. Apalagi itu sama sekali tidak benar. Namun ia malas jika harus menjelaskan tentang pemikiran wanita itu yang melenceng.

"Kau masih mencintainya, Keydo." Finar berhasil mengeraskan suaranya hingga terdengar lantang.

"Kau mulai membuatku marah. Hentikan ocehanmu atau aku akan benar-benar membuatmu menyesal dan memperlakukanmu dengan kasar," desis Keydo tajam dengan matanya yang menyala. "Kau tahu aku mampu melakukannya."

Wajah Finar memucat. Ya. Keydo mampu melakukannya. Membuatnya mendesis tak berdaya, "Kenapa kau harus mengikatku dengan cara seperti ini? Ini hanya akan membuat kita bertiga tersakiti, Keydo."

"Mungkin bagimu dan Herren, tapi tidak bagiku, karena memang itulah tujuanku. Memastikan kalian menerima akibatnya jika berani mengkhianatiku. Aku tidak peduli bagaimana perasaan atau pun keadaan Herren, tapi... jika kau bersikap manis, aku juga akan bersikap baik padamu. Seharusnya kau bersyukur dengan keberuntungan akan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahanmu itu, Sayang."

"Dengan menjadi pelacurmu?" desis Finar marah, "Keberuntungan dari sisi mana yang harus kusyukuri itu, Keydo?"

Keydo menyeringai, "Keberuntunganmu akan posisi istimewa yang kuberikan padamu. Sebagai istriku," jawabnya bangga.

"Kau memaksaku, dan aku sama sekali tidak bangga akan semua itu."

"Baiklah. Kau pikir aku akan sangat peduli dengan pendapatmu? Terserah hatimu berteriak atau menjerit sekeras apa, aku tidak akan peduli. Yang kutahu kau akan bersikap baik padaku. Apa kau mengerti?"

"Tidak!!" jerit Finar menolak mentah-mentah. Membuat Keydo menyeringai geli melihat kekeraskepalaan wanita itu. Memang butuh usaha lebih untuk menaklukkan wanita satu ini. Seperti yang sudah diduganya.

"Kau kejam sekali, Keydo!" maki Finar marah. Melempar bantal yang ada di sampingnya ke arah Keydo. "Aku membencimu."

Keydo menepis bantal yang dilempar Finar. Kemudian tersenyum sinis sambil bangkit dari duduknya. Melangkah memutari meja untuk mendekati Finar.

Finar menatap gerakan tiba-tiba Keydo dengan panik. Membuatnya beranjak dari sofa untuk menghindar. Akan tetapi, gerakan Keydo yang menangkap pinggangnya terlalu gesit. Membuat Finar jatuh tertidur di sepanjang sofa dengan tubuh kekar pria itu yang setengah menindihnya. Memenjara sisi wajahnya dengan kedua lengan Keydo dan sisi tubuhnya dengan kedua kaki pria itu.

"Maauu...mau apa kau?" tanya Finar terbata. Terlalu gugup akan wajah Keydo yang hanya berjarak beberapa centi di atas wajahnya. Menatapnya dengan kelicikan di matanya.

"Menurutmu..." bisik Keydo sengaja menggantung kata-katanya. Tangannya terangkat membelai pipi Finar dengan sentuhan seringan bulu. Matanya menatap intens tepat di manik mata Finar. Sama sekali tak bersusah payah menutupi sinar gairah yang terpancar di mata hitam itu. "...apa yang kuinginkan?"

Finar terdiam. Tatapan mata Keydo cukup menunjukkan padanya bahwa pria itu menginginkannya. Menginginkan tubuhnya. Membuat Finar marah dan menipiskan kedua bibirnya saat mendesis, "Aku bukan Herren, Keydo. Jadi jangan lampiaskan kerinduanmu padaku."

Seketika tatapan penuh gairah yang menyinari mata Keydo lenyap tak bersisa. Tatapannya berubah keras dan dingin. "Jangan bawa nama sialan itu di saat aku menginginkanmu. Membuatku tak berselera saja."

"Baguslah," ucap Finar, tak bisa menahan nada jengkel di kalimatnya. "Sekarang, bisakah kau menyingkir dari atasku?"

Mata Keydo memicing. Menatap wajah penuh keangkuhan di bawahnya. Finar kesal. Ia juga kesal pada bibir pedas wanita ini. Akan tetapi, entah kenapa kekesalannya tiba-tiba dialihkan oleh godaan untuk mencium dan melumat bibir merah itu. Sambil menyeringai sinis, ia menggeleng sekali dan berbisik, "Tidak."

Dan sedetik ia menyelesaikan katanya, Keydo menundukkan wajah dan menempelkan bibirnya di atas bibir Finar. Bibirnya bergerak dengan lihai menjelajahi bibir Finar. Menikmati sensasinya sekaligus meluapkan gairahnya. Rasa manisnya tak pernah berubah. Bahkan setiap kali ia menikmati, rasa manisnya selalu bertambah dan bertambah. Membuatnya semakin gencar untuk melumat dan meminta lebih.

Ciuman panas dan basah itu terhenti ketika Keydo menarik wajahnya ke atas. Membiarkan Finar menormalkan nafasnya sambil terengah-engah. Ia mengamati wajah merah padam yang ada di bawahnya dengan senyum kepuasan.

"Kau... benar... benar... sialan..., Keydo!" desis Finar di antara nafasnya yang masih terengah. Mendorong dada Keydo menjauh. Namun tubuh pria itu terlalu kuat dan kokoh oleh dorongan tangannya yang lemah dan kecil. Membuatnya semakin kesal, dan hanya bisa memukul-mukul dada pria itu untuk meluapkan kemurkaannya. "Kau pikir kau siapa bisa seenaknya saja padaku?"

Keydo menangkap kedua lengan Finar dengan satu genggaman tangan. Menariknya ke atas kepala. Pemberontakan wanita itu sama sekali tak ada guna di bawah kekuatan prianya. "Kau adalah milikku, Finar. Aku bisa melakukan apa pun yang kusukai kapan pun aku menginginkannya. Kau ada di sini hanya untuk memenuhi kebutuhanku sebagai seorang pria."

"Kurang ajar!" Finar menyembur marah. Keydo membawanya hanya sebagai pemuasnya. Hanya untuk menemaninya di atas ranjang. Dan didorong oleh rasa tersinggung dan kemarahan yang sejak tadi ditahan-tahannya, Finar memberontak. Meskipun tetap saja tubuhnya tak berdaya di bawa cengkeraman dan tindihan tubuh kekar itu. Bahkan pria itu sama sekali tak bergerak oleh tendangan dan rontaan tubuhnya dengan seluruh kekuatan yang dimiliki oleh Finar. Membuatnya terengah-engah oleh usaha yang sia-sia belaka.

Keydo hanya menyeringai sinis. Menatap mencemooh ke wajah Finar. Menunjukkan bahwa sekuat apa pun dan sekeras kepala apa pun Finar memberontak, wanita ini tetaplah miliknya. Istrinya.

"Jangan menyentuhku. Aku muak jika harus menuruti setiap kalimatmu lagi," sembur Finar. Walaupun dalam keadaan terjepit seperti ini, ia tak mau Keydo semudah itu menundukkan dirinya dengan kearogansian yang membuatnya semakin muak.

Keydo mendengkus, "Kau tahu kau tidak bisa menolak kalau aku ingin memaksamu, Finar."

"Aku tidak mau!! Lepaskan aku!!!" Finar semakin meronta. Memiringkan wajahnya ke samping ketika Keydo menundukkan wajah hendak mencium bibirnya. Sehingga bibir pria itu hanya mampu menempel di pipinya.

Keydo menggeram marah Finar menghindari ciumannya. Bibirnya menyeringai sekalipun tak mengangkat wajahnya. Ciumannya merembet naik ke telinga Finar dan berbisik lembut, "Aku menginginkanmu, Finar. Sekarang. Dan kalau kau lebih memilih menantangku, aku akan tetap menyentuhmu sekalipun itu dengan sikap kasar dan memaksa. Kau tahu aku mampu melakukannya, bukan?"

Seketika Finar menghentikan rontaannya. Bisikan lembut bercampur ancaman mematikan itu mampu membuat wajah Finar berubah pucat. Ia sadar kekuatannya tak akan sebanding untuk melawan Keydo. Dan tentu saja dengan kekejamannya, Keydo pasti mampu memaksakan kehendak dan mengasarinya tanpa pikir panjang. Termasuk melukainya.

Finar menelan ludah membayangkan kesakitan yang akan menimpanya jika ia lebih memilih menentang Keydo. Dan dengan akal sehat serta harga dirinya yang masih tersisa, ia pun memilih menuruti kemauan pria itu. Untuk sementara mengabaikan kemarahan dan kemurkaan yang bergemuruh di dadanya karena ketidakmampuannya melawan pria itu. Melawan dorongan untuk berteriak frustasi.

"Bagus." Sudut bibir Keydo menyeringai ketika merasakan tubuh Finar yang mulai pasrah di bawah tubuhnya dan berhenti meronta. Rupanya ancamannya cukup menakuti wanita ini. Ia pun menarik wajahnya ke atas. Menangkup pipi Finar hingga wajah istrinya itu menatap ke arahnya. "Dan sebelum aku membawamu ke atas ranjang. Aku ingin memperingatkanmu satu hal."

Finar membeku. Wajahnya merona sekaligus memucat mendengarkan permintaan terang-terangan Keydo tentang aktivitas yang akan mereka lakukan disambung dengan peringatan dan ancaman pria itu. Membuat jantung Finar berdegup dengan lebih kencang. Entah oleh pengaruh pria itu atau karena ketakutannya.

"Mulai sekarang, tidak ada lagi pembicaraan apa pun tentang Herren di antara kita. Pernikahan ini hanya tentang kita berdua. Tidak ada wanita lain. Tidak ada Layel maupun pria lain. Aku ingin, pernikahan ini bersih dari kata perselingkuhan dan pengkhianatan. Apa kau mengerti?"

Finar hanya diam. Bagaimana mungkin Keydo memintanya untuk setia pada pernikahan yang pria itu paksakan sendiri padanya. Memaksanya untuk setia pada seseorang yang tidak dicintainya. Pria ini memang benar-benar gila dan tak masuk akal.

"Apa kau mengerti, Sayang?" Sekali lagi Keydo mengulangi pertanyaannya. Jemarinya bergerak mengelus pipi Finar dengan sentuhan seringan bulu. Menggoda sekaligus mengancam.

Sentuhan jemari pria itu di pipi Finar memang sangat lembut dan menggoda. Tetapi tatapan mata Keydo yang bersinar penuh ancaman, mau tak mau membuatnya menganggukkan kepala sedikit. Sekedar menjawab.

"Bagus." Keydo tersenyum penuh kyepuasan. "Dan sekarang waktunya membawamu ke atas ranjang." Keydo mengerlingkan matanya sebelum melanjutkan kalimatnya, "Kau tahu, kita akan bersenang-senang. Kita berdua."

Finar terpekik kaget ketika Keydo tiba-tiba menarik tubuhnya. Mengangkatnya ke dalam gendongan pria itu.

Tak membutuhkan waktu lama bagi Keydo untuk menggendong tubuh mungil Finar dan membaringkannya di atas ranjang sebelum menyusulnya. Masih dengan senyum kepuasan pria itu, matanya menatap penuh gairah pada wajah di bawahnya yang hanya diam membeku tanpa perlawanan. Tanpa alasan yang jelas, membuatnya merasa lengkap.

Awalnya, Finar menarik nafasnya dalam-dalam. Menahan godaan untuk ikut terjerat oleh gairah panas Keydo, tapi sepertinya pria itu tak menyerah oleh tekad kuatnya. Keydo semakin gencar menarik dirinya untuk tenggelam dalam kenikmatan. Semakin tenggelam ketika tubuhnya tiba-tiba menghangat. Mengikuti alur yang dipimpin oleh Keydo dan mengikuti iramanya.

***



Bagi pembaca baru yang ga sabar nungguin repost dan pengen cepet-cepet baca cerita ini sampai end, bisa cek di Google Play. Ebooknya udah tersedia di sana. Repost tetep diposting sampai end kok, meski tetep ada beberapa part yang ga diposting di sini. wkwkkwk ....

Bisa langsung saja cek di link : https://play.google.com/store/books/details?id=GX-IDwAAQBAJ


Repost, Thursday, 25 July 2019

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 36.6K 34
Bagaimana jadinya jika seorang gadis menikah dengan ayahnya? Tidak, bukan ayah kandung tetapi ayah angkat. Bermula dari kejadian dimana Giya seorang...
217K 638 11
Isinya cuma cerita joyok ! yang masih minor minggir dulu ⚠️
166K 6.5K 25
Apa yang kamu lakukan ketika suamimu masih mencintai mantan kekasihnya? khusus pembaca dewasa dan mengandung plot twist. tokoh akan tegas pada waktu...
16.2M 575K 33
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...