Sweet // Markbam

By bamtunaa

62.8K 6.2K 1K

just give me something sweet. [160802 - ? ] More

Chapter 0: no sweets?
Chapter 1: Sweet Cake
Chapter 2: Stalker
Chapter 3: Fail
Chapter 4: Sweet Effect
Chapter 5: Past Story
Chapter 6: cctv
Chapter 7: Rooftop Kiss
Chapter 8: Gift
Chapter 9: The Truth
Chapter 10: Plan
Chapter 11: Frustrated
Chapter 12: Healing
Chapter 13: Follow Me
Chapter 14: Invitation
Chapter 15: Sweet Labirin
Chapter 16: Flash
NOT AN UPDATE!!! BUT READ JUSEYO~
Chapter 17: Mark's Room
Chapter 18: The Real Sweet NC
Chapter 19: Boyfriend?
Chapter 21: Move
Chapter 22: Distracted
Chapter 23: Solving
Chapter 24: Hesitate
Chapter 25: Unexpected
Chapter 26: On The Way to Jeju
Chapter 27: Perfect Roommate?

Chapter 20: Treat

2.7K 230 72
By bamtunaa


Awkward

Itulah yang dirasakan pertama kali ketika mereka berempat duduk di dalam mobil Mark.

Mark yang duduk dibelakang kemudi dan Bambam yang mendampingi, serta Jinyoung dan Youngjae duduk di kursi belakang.

Mobil sport berwarna hitam itu akhirnya bergerak, meninggalkan Parking area yang sudah mulai kosong.

Hening. Tidak ada yang berani membuka suara.

Jinyoung hanya menyilangkan kedua tangan di depan dadanya, menatap sinis ke arah Mark. memerhatikannya dengan mata tajamnya, seakan menginterogasi Mark yang mudahnya mendapatkan Bambamnya.

'sihir apa yang ia gunakan?'

Bambam sudah menjelaskan semuanya. Tentang bagaimana bisa ia memaafkan Mark, tertidur di dalam labirin, dan terjebak berdua di kamar Mark. bahkan Bambam menceritakan kejadian yang akhirnya membuatnya bisa menerima Mark sebagai pacarnya. Tidak ada yang terlewat sama sekali. Semuanya telah dijelaskan secara detil oleh Bambam.

Lalu mata Jinyoung beralih ke arah Bambam. yang sampai saat ini terus saja menunduk, tidak berani menatapnya, atau melihat Mark, atau sekedar menolehkan kepalanya ke arah Youngjae.

"Huuh," Jinyoung menghela nafas yang kesekian kalinya hari ini, kemudian memalingkan pandangannya ke luar jendela.

"Jadi.. sudah berapa kali?" ucap Youngjae memecah keheningan.

"Hm?" respon Mark dan Bambam bingung bersamaan.

"Sudah berapa kali kalian melakukan 'itu'?" jelas Youngjae.

"Ah-um,emh.." respon Bambam gugup.

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan jae-ah, kami baru melakukannya sekali, dan itu 2 minggu yang lalu,"

Blushhh, Bambam memerah seketika. Jantungnya berdegup kencang, desiran darahnya mengalir deras, dan keringat dingin membasahi tangannya sekarang. ia sangat malu.

"Aku tidak akan memaksanya kalau dia tidak mau melakukan 'itu' lagi," ucap Mark kemudian menepuk pelan kepala Bambam di sebelahnya.

"Aku sudah menjadi yang pertama baginya, dan dia juga yang pertama bagiku. Tidak masalah, karena aku sudah mengklaim semua bagian tubuhnya dengan.."

PLAAKK

Sebuah buku mendarat di kepala Mark dari bagian belakang. Pelakunya? Jinyoung, tentu saja.

"Bisa kau hentikan semua itu makeu-ssi, ini tidak menarik lagi," ucap Jinyoung datar dengan sedikit nada kesal ke arah Mark.

Bukannya tidak menarik, tapi hei, siapa yang tidak ingin mendengar cerita privasi-sex seseorang? Youngjae saja ingin mendengar semua cerita lengkapnya. Sedikit kecewa karena Jinyoung menghentikan semua ditengah jalan. Alasannya?

Itu semua karena Jinyoung menyadari dari awal, jika diantara mereka berempat hanya dia yang masih perjaka ting-ting a.k.a never fuck someone, or got fucked by someone. Poor Jinyoung.

Dan kenyataan yang lebih menyakitkan lagi adalah dia kalah pada 2 dongsaeng innocent-nya, yang sekarang sudah tidak cocok dengan gelar itu lagi.

"Baiklah aku akan berhenti. Lagi pula sepertinya Bambam tidak nyaman jika hal itu terus diungkit," ucap Mark tersenyum ke arah Bambam.

"Baguslah kalau kau mengerti," balas Jinyoung lagi.

"Tapi Mark..."

"Diamlah Youngjae! Berhenti menanyakan hal-hal tak berguna yang sebenarnya kau sendiri sudah tau jawabannya," potong Jinyoung lagi.

"Baiklah.." jawab Youngjae kemudian diam.

Jinyoung sengat sensitive hari ini. Well, mungkin karena gelar yang otomatis menempel padanya sekarang,.

Park Jinyoung a.k.a Virgin Jinyoung.

***

Mobil mewah itu sekarang terParkir di halaman sebuah café mewah yang terlihat asing bagi ketiganya kecuali Mark.

Im's café.

Dari namanya sudah bisa ditebak kalau ini adalah café milik keluarga Im, yang mempunyai satu pewaris tunggal yang tidak lain adalah im jaebum, teman mereka sendiri. Tapi tidak ada yang sadar dengan hal itu.

Jinyoung dan Youngjae keluar dari kedua sisi pintu yang berbeda, dan ketika Bambam akan membuka pintunya, tangannya di hentikan oleh Mark.

"Tunggu! Kau tunggu di sini," ucapnya lalu keluar dari mobil.

Bambam yang bingung hanya diam menurut.

Mark berjalan memutari mobil dan kemudian membuka pintu untuk Bambam dari luar.

"Silahkan bamie~ kau boleh keluar sekarang," ucapnya romantis.

Dan lagi, aksi sederhana Mark itu sukses membuat wajah Bambam kembali memerah.

"Bisakah kau hentikan sikap berlebihanmu itu Mark? dia bukan anak kecil lagi," ucap Jinyoung masih kesal.

"Ya, nyoung-ah apa yang salah denganmu? Biarkan saja mereka seperti itu, lagi pula mereka sudah resmi berpacaran kan? Jadi apa yang salah?" respon Youngjae.

Jinyoung terdiam.

Youngjae benar, tidak ada yang salah dengan mereka. yang salah di sini adalah dirinya sendiri, karena masih belum bisa menerima kenyataan kalau hanya dia yang masih virgin. Alasan yang tidak masuk akal.

"Hei, sudahlah, kalian ingin terus berdebat di sini? Apa kalian tidak lapar?" interupsi Mark.

Dengan raut muka kesal, Jinyoung kemudian mendahului mereka masuk ke dalam café itu.

Mereka memilih sebuah tempat di sudut ruangan yang berbatasan langsung dengan jendela kaca besar di sampingnya, menampilkan pemandangan langsung ke jalan kota.

Masih awkward.

Sampai akhirnya seorang pria tua menghampiri dan memecah keheningan mereka.

"Hai, Mark! apa kabarmu? Sedang apa kau di sini? Ini, teman-temanmu," ucap laki-laki itu menyentuh bahu Mark pelan.

Refleks Mark langsung berdiri dan memberi salam hormat pada pria tua itu, diikuti yang lainnya.

"Ah, ne ahjussi, kabarku baik-baik saja. Ya ini teman-temanku," jawab Mark menunjuk kedua orang di hadapannya.

"Dan yang ini adalah pacarku," lanjut Mark menggenggam tangan Bambam.

Ahjussi itu tersenyum.

"Kami akan menikmati makan siang di sini ahjussi, juga sebagai perayaan hari jadi kami," ucap Mark lagi kemudian tersenyum ke arah Bambam.

Bambam hanya menunduk malu, tidak berani menatap ahjussi yang sepertinya pemilik café ini, sedang Jinyoung hanya memasang wajah malas mendengar semua kalimat manis yang keluar dari mulut Mark.

"Ouh, kau perhatian sekali Mark. bahkan anakku saja tidak pernah membawa satupun temannya untuk mampir ke sini,"

"Oh benarkah? Kkkk, aku akan datang bersamanya lain kali ahjussi, sebagai teman," balas Mark lagi.

"Kau sangat baik Mark, Mr.Tuan beruntung punya penerus sepertimu, seandainya saja Jaebumie-ku sepertimu," lanjut pria tua itu menghela nafas.

Jaebumie?

'Jadi orang tua ini ayah jaebum,' simpul Jinyoung

'Tapi apa maksud Mark mengajak kami makan di sini? Oh, aku mengerti sekarang, Mark adalah teman si bastard Jaebum'

"Kalian belum pesan sesuatu? Pesanlah apa saja, tidak usah bayar, anggap saja sebagai ucapan terima kasihku karena telah berkunjung ke sini."

"Wah benarkah? Kami bisa pesan apa saja? Terima kasih ahjussi," respon Youngjae antusias dan membungkuk ke arah ayah jaebum itu.

Tuan Im hanya tertawa sekilas melihat betapa semangatnya Youngjae.

Lalu ia memanggil seorang pelayan, "Nona lee, cepat layani 4 tamu spesial kita di sini."

"Baiklah Mark dan juga.."

"Bambam, Park Jinyoung dan Choi Youngjae," jelas Mark memperkenalkan mereka satu per satu.

"Baiklah, Mark, Bambam, tuan Park dan tuan Choi, aku pergi dulu, ada urusan yang harus ku selesaikan," pamitnya.

"Nikmati waktu kalian di sini dan jangan sungkan untuk mampir lagi lain waktu," ucapnya lagi lalu meninggalkan keempat pria tampan yang duduk di sana.

"Ne, hati-hati ahjussi," balas Mark.

Pesanan mereka pun tiba. Youngjae dengan semangkuk besar ramyun, Jinyoung dengan 1 porsi pork ribs-nya, dan Bambam lebih memilih memesan seporsi besar kue krim coklat dan segunung eskrim sebagai makan siangnya.

Mark? dia akan makan apa saja yang Bambam makan.

"Selamat makan!" ucap ketiganya serentak.

Bambam mulai memasukkan satu sendok pertama potongan kue ke mulutnya dan reaksinya sungguh luar biasa.

"Emmmm, ini surgaaa,"" ucap Bambam menutup matanya sambil mengecap semua rasa manis di setiap bagian mulutnya.

Lalu suapan kedua.

"Emmmm, ini benar-benar surga," ucapnya lagi masih dengan posisi yang sama.

Mark hanya menatapnya bahagia, tersenyum karena melihat Bambamnya senang hanya karena sebuah kue.

"Kau yakin tidak mau pesan apa-apa Mark," ucap Youngjae di sela seruputan mie ramyunnya.

"Um, aku tidak lapar," responnya tanpa memalingkan pandangannya sedikitpun dari Bambam.

"Tapi berhentilah menatap Bambam dengan wajah mesummu," sanggah Jinyoung dan langsung di sambut tatapan sinis dari Bambam.

"Tapi Bambam suka dengan wajah si mesum ini," respon Mark lagi terus memandang Bambam.

"Bisa kau beri aku satu suapan kue itu?" lanjut Mark kemudian.

Refleks Bambam langsung mengambilkan sendok dan memberikannya pada Mark.

"Aku mau langsung disuapi," goda Mark.

Mata Bambam membulat, pipinya yang menggembung karena kue, berhenti begerak menuruti perintah mulutnya yang berhenti melumat. Ia menatap Mark dengan tatapan bodohnya.

"Ya, Mark! kau punya tangan kan? Ambil sendok itu dan makan sendiri," ucap Jinyoung sedikit berteriak.

Bambam mengangguk, menandakan ia setuju dengan kalimat Jinyoung.

"Tanganku sakit," rengek Mark.

"YA! NEO!" teriak Jinyoung kemudian berdiri dari kursinya dan ingin sekali memukul Mark. Beruntung Youngjae cepat menariknya untuk duduk kembali.

"Sudahlah nyoung-ah, nikmati saja makananmu. Biarkan saja mereka melakukan apa yang mereka suka, mereka sudah berpacaran, mereka juga sudah.."

Youngjae berhenti berbicara setelah Jinyoung menatapnya dengan the famous lion eyes miliknya.

"Sudah nikmati saja makananmu. Ini aaa~" lanjut Youngjae lagi memberikan satu suapan daging ke mulut Jinyoung dan di sambut ganas oleh taring di dalam mulutnya dan kemudian mengunyahnya kasar.

"Nah seperti itu lebih baik nyoung-ah," Youngjae kemudian kembali fokus ke makanannya.

Mata Jinyoung langsung menghadap lagi ke dua orang di depannya yang sekarang juga sedang menatap kearahnya.

"Apa yang kalian lihat? Apa ada yang lucu?" gertak Jinyoung dan di sambut senyuman oleh keduanya.

"Kau sangat manis nyoung-ah," goda Bambam.

"Diam. Urusi saja urusan kalian, lakukan apa yang kalian mau, aku tidak peduli. Dan maaf sudah menginterupsi," jawab Jinyoung kembali sarkas.

"Bam-ah.. ini di sini.. aaaa.." Mark kemudian membuka mulutnya menanti sebuah suapan dari Bambam.

Dengan tangan sedikit gemetar, Bambam lalu memasukan sepotong kue ke dalam mulut Mark, kemudian menunduk malu sambil memasukkan kembali lebih banyak kue ke dalam mulutnya sendiri.

"Ummm, ini tidak semanis yang ku kira," ucap Mark dan membuat Bambam melihat ke arahnya bingung.

'Tidak manis apanya? Ini sangat manis,' gumam Bambam.

"Seperti ada yang kurang.."

Bambam lalu mengambil satu potongan kue lagi, kali ini lebih besar ke dalam mulutnya.

"Ini manis.." ucap Bambam meracau di tengah lumatannya.

"Emm, benarkah? Kenapa aku tidak merasakan apa-apa," balas Mark berpura-pura menikmati kuenya.

"Tapi di mulutku ini terasa sangat.."

"Boleh aku menyicipnya langsung dari mulutmu?" ucap Mark kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Bambam.

Bambam diam, masih dengan pipi menggembung karena kue di mulutnya, bedanya sekarang suhu tubuhnya yang membuat warna pipinya menjadi berbeda.

"Diam berarti iya," Mark mengambil kesimpulan seenaknya.

Mark langsung meraup bibir Bambam yang terkatup, melumatnya perlahan walaupun tanpa balasan dari sang pemilik. Bagaimana Bambam mau membalas jika mulutnya saja tidak bisa menelan masuk semua kue dimulutnya. Dan juga, Bambam malu jika harus membuka mulutnya yang membuatnya bisa memuntahkan kue itu kapan saja.

Tapi jangan panggil dia Mark jika dia cepat menyerah.

Dengan sedikit paksaan akhirnya lidah Mark berhasil menerobos pintu mulut yang tertutup rapat itu, membuat sebagian kue yang sudah sedikit terlumat itu menyambut kedatangan lidahnya.

Bambam tidak bisa merespon apa-apa. Ia hanya sedikit kagum pada Mark yang sama sekali tidak merasa jijik dengan aksinya saat ini.

Dengan perlahan tapi pasti, Mark memindahkan sedikit lumatan kue itu ke dalam mulutnya, meneguknya dengan hati-hati dan mengambil lumatan yang baru lagi.

"Emmhh,"

Sebuah desahan lolos dari mulut Bambam, menandakan kalau tidak ada penghalang lagi untuk suaranya keluar.

Dengan beberapa sisa coklat dimulutnya, sekarang Bambam mulai merespon permainan. Lidahnya mulai bermain dengan lidah Mark, menari-nari, saling bertukar saliva dan menarik ulur saliva rasa coklat itu, memastikannya tidak tertumpah keluar.

Bambam menepuk dada Mark pelan, menandakan ia membutuhkan oksigen segera. Mark mengerti dan melepaskan ciuman itu perlahan, membuat benang panjang saliva yang berubah warna menjadi coklat membentang di antara mereka.

"Kau benar, rasanya sangat manis di mulutmu, sangat berbeda saat berada di mulutku," ucap Mark mengusap bibirnya sambil menatap seduktif ke arah Bambam.

"Atau karena memang pemiliknya yang manis?" lanjut Mark lagi lalu memindahkan jarinya mengusap sedikit krim yang tersisa di sudut bibir Bambam.

Bambam tersenyum. Untuk pertama kalinya ia tidak menunduk malu karena aksi Mark. ia mulai sedikit terbiasa dengan perlakuan romantis dari Mark.

Lalu Bambam menyuapkan satu sendok besar eskrim kemulutnya, dan lagi ia menggembungkan pipinya.

Dengan satu jari Mark meraih dagu Bambam dan membuat makhluk manis itu menoleh ke arahnya.

"Mau lanjut ronde kedua? Aku ingin merasakan eskrim dingin itu langsung darimu,"

Bambam hanya mengangguk tersenyum.

Tapi pada saat Mark mendekatkan wajah lagi, sebuah suara menginterupsi mereka.

"Ehem,"

Mark dan Bambam baru sadar bahwa mereka sedang bersama Jinyoung dan Youngjae sekarang.

"Oh my God! Bambam!" ucap Youngjae kemudian dengan mata dan mulut yang terbuka lebar.

"Aku mengizinkan kalian melakukan apapun, tapi bukan berarti kalian bisa bercinta seenaknya di depan kami," timpal Jinyoung.

"But it was hot," lanjut Youngjae, seakan bahagia dengan tontonan live making-love yang baru saja terjadi di hadapannya.

"YA! Choi Youngjae! Tutup mulutmu," teriak Jinyoung.

"Kau sungguh tidak ada sense nyoung-ah," balas Youngjae malas kemudian menyandarkan punggungnya.

"Dan kalian berdua, tolong lihat situasi jika ingin melakukan hal-hal mesum seperti itu,"

"Baiklah mom.." balas Bambam

"Siapa yang kau panggil ibu?"

"Baiklah nyoung-ah," ucap Bambam tersenyum meralat kata-katanya.

"Bisa kita pulang sekarang?" ucap Jinyoung lagi.

"Pulang?" Youngjae merespon.

"Ya pulang. Terima kasih pada kedua makhluk di depanku yang membuat selera makanku hilang," jelas Jinyoung.

"Maaf nyoung-ahh, aku tidak akan melakukannya lagi, sungguh~" Bambam ber-aegyo ria.

"Hu'um, tidak akan melakukannya lagi di depanku dan tetap melakukannya di belakangku kan? jurus aegyo-mu tidak berpengaruh padaku kali ini bam.,"

Bambam hanya mengusap leher belakangnya dan tersenyum malu.

"Bisa kita pulang, SEKARANG?" ucap Jinyoung dengan tingkat kekesalan sudah berada di ubun-ubun.

"Ok, ok baiklah, kita pulang. Aku akan mengantar kalian ke rumah masing-masing," ucap Mark kemudian berdiri.

"Kita benar-benar pulang?" respon Bambam kemudian.

"Iya bam..."

"Tapi.."

"Ayolah,"

Mark kemudian menarik pergelangan tangan Bambam dan mengajaknya keluar mendahului sang empunya ide pulang yang sebenarnya.

"Haah," Jinyoung hanya bisa menghela nafasnya lagi, lalu berdiri meninggalkan kursinya. Diikuti Youngjae yang berjalan di sampingnya, melangkahkan kaki bersama keluar melewati pintu dan pergi dari tempat itu.

***

nana's note

chap 20 up! Gimana moment markbamnya? Udah manis? Atau kurang? Seneng mereka kek gini, atau mereka berantem aja??

seperti biasa, voment juseyo~ seikhlasnya ga maksa kok, tapi kalo ga ngasih mendingan ga usah baca kkkk xD

plus baca juga ya book aku yang sebelah; Another World, kemungkinan besok diupdate, jadi vomentnya ditunggu~*wink *wink

sebagai salam penutup, gud bye aja..

and have a nice November semuaa..

thankiss kiss kiss💞

2naaaa✌

Continue Reading

You'll Also Like

374K 39K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
43.5K 5.4K 25
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
45.1K 10K 116
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
195K 30.4K 55
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...