Greensleeves

By NUGO0815

12.6K 781 102

Menikah dengan vampire?!! SERIUSS!! Tapi itulah yang terjadi pada Rose. Sebuah perjanjian untuk membalas rasa... More

GREENSLEEVES (prolog)
PESTA ULANG TAHUN 2
PART 3 : Yes, My Lord!
PART 4 : Stranger
PART 5 : Saingan
BERUBAH
BERUBAH 2
Bitter Sweet
Between us
Gak penting, tapi baca aja ya!
I'll Be Your Man
Shallow Hearts
TRAP!
SNOW FLOWER
YOLO (you only live once)
Meet me on the Battlefield
Let's we dancing under the moonlight
The promise
180 degree
pengumuman

PESTA ULANG TAHUN I

2.3K 70 8
By NUGO0815

Sudah keberapa kali yah aku seperti ini. Mondar mandir tidak jelas di depan gerbang sekolah. 

Ya ampun, gadis itu benar-benar sudah membuat ku kesal. Cukup sudah, anggap ini kali terakhir bagi ku untuk membantunya.

Terkadang aku suka berpikir, kenapa yah dia senang sekali yang namanya terlambat datang ke sekolah. Seakan semua hukuman itu seperti sarapan pagi yang selalu dia nikmati. 

Begini, tidak ada satu pun hukuman dari guru yang membuatnya jera. Mulai dari lari keliling lapangan, merapihkan tumpukan buku di perpustakaan, sampai membersihkan toilet pun pernah di lalui oleh gadis super tomboy itu.

"Rose..!!" teriak seseorang yang berhasil memecah lamunan ku.

Kepala ku menggeleng pelan. Cantik-cantik tapi nakal. Huh, dasar Hani.

"aku gak telat kan ya?!" tanyanya sambil mengatur nafas.

"Pasti habis Clubbing lagi ya?" tanyaku balik yang di balasnya dengan cengiran khasnya. 

Sebagai sahabatnya, tentu aku sangat tahu kebiasaan buruknya satu ini. 

Terkadang aku harus lari seperti orang gila karena Hani yang mabuk berat. aku harus segera membawanya pulang ke apartemen atau tidak pria hidung belang akan menggodanya. Kau tahu kan jika itu terjadi. 

Bisa kau bayangkan betapa repotnya aku.

Tapi anehnya, aku tidak bisa marah padanya. mungkin untuk sedikit mengoceh, namun kalau harus membenci atau menjauhinya. Kurasa itu tidak mungkin.

"Oh iya, ini buku catatan inggris mu. Makasih loh, kalau ga ada kamu pasti tugas ku numpuk banget hehehe" kekehnya yang membuat ku ingin menjitak kepalanya.

"Hani, kita sudah kelas 12, sebentar lagi lulus. Setidaknya sedikit aja serius belajar, dan nggak telat. Jangan bikin masalah oke.." saran ku sambil mengacak poni rambut kecoklatannya.

"Ya ampun, Rose udah ah jangan bahas ini mulu, tuh udah telat 15 menit. Nanti kita ketahuan guru loh. Kamu mau kena hukuman kaya aku hoh?" godanya yang langsung berbuah jitakan manis di kepalanya dari ku.

Kami pun mulai mengendap-ngendap memasuki gedung sekolah. Mata kami bergerak liar ke seluruh penjuru arah. Khawatir jika pak satpam atau guru-guru lain memergoki kami yang terlambat masuk kelas. Kami pun berlari dan sesekali mengumpat seperti tikus yang di kejar oleh kucing yang kelaparan.

Tepat di persimpangan lantai 2 akhirnya kami bisa bernafas lega.

"Tuhkan aman, siapa dulu Hani gitu loh.." pujinya semangat.

Aku hanya tertawa melihat aksinya. Satu hal yang membuatnya menjadi spesial bagiku. 

Di balik sisi buruknya, dia adalah satu-satunya sahabatku yang sangat perhatian, berjiwa besar, pemberani, dan tangguh. Kesetiaan kawannya sangat teruji. Oleh karena itu dia termasuk salah satu daftar orang yang sangat berharga bagi ku.

"Nah, sekarang masuk deh ke kelas oke.." titahnya yang mulai mendorong ku ke arah kanan.

Aku menggeleng pelan. Membuatnya terheran-heran dengan keputusan ku.

"Gak mau Hani, aku males.." jawab ku sambil mengerucutkan bibir membentuk ekspresi imut yang di balasnya dengan ekspresi jijik.

"Hey, kamu kenapa sih? oh jangan bilang karena mata pelajaran bahasa inggris!" tebaknya yang langsung kututup rapat mulutnya dengan tangan ku. 

Kalau seseorang tahu dan mendengar bisa gawat nanti.

Jujur saja, aku memang sudah tidak suka dengan guru itu semenjak pertama kali muncul menggantikan Miss. Luna 3 bulan lalu . 

Pembawaannya yang tegas dan sok keren membuat ku jengah. Tiap hari tugas-tugas dan selalu tugas. 

Kau tahu, setiap ada soal pasti selalu aku yang pertama di panggilnya untuk menjawab. Dan kalau tidak bisa, haha siap-siap saja akan mendapat tugas dan sindiran super pedas darinya.

Anehnya, seberapa menjengkelkannya pun ia,tetap saja banyak murid dan guru yang menaruh hati padanya. Yah, kalau sudah bahas fisik sih sudah tidak terelakan lagi. 

Tinggi, tampan, jantan, dan cerdas tentu sudah menjadi kriteria idaman semua wanita. Dan yang menyebalkannya kenapa tuhan dengan suka rela memberikan berkah itu padanya sehingga ia begitu menyebalkan bagi ku.

Kenapa rasanya aku di perlakukan kurang adil olehnya?

"Aku pikir kau memahami ku Hani!" sentak ku memohon untuk merasakan yang namanya membolos. Hani menggeleng pelan kepalanya, dengan pelan ia berkata.

"Seberapa pun kesalnya kau pada guru tembok itu, kau harus ingat Rose. Kita hanya murid kelas 12 jadi jangan buat masalah. Aku tahu dia pasti merepotkan mu. jadi bersabarlah oke. Jangan bolos, nanti aku di omelin kak Rain loh. Kamu gak kasian sama aku. Terakhir kan gara-gara kamu telat pulang, aku di ceramahin abis-abisan sama kakak sulung kamu. Untung ganteng, untung sayang. Jadi gak bakal marah deh akunya hehe"

"Ya kan ini baru sekali Hani. Lagian bete tahu, di ajarin dia tuh makan hati. Coba deh bayangin yah terakhir aku disuruh bawain buku anak-anak sekelas ke ruangan dia coba. Kan itu berat banget. Kenapa gak bawa sendiri. Punya badan kekar kok gak di manfaatin gitu. Bisanya cuma godain guru sama murid doang. Gak habis fikir gitu kan jadinya.."

EKHHHHM...

Seketika aku langsung menutup rapat mulut ku. Bahaya ! Bahaya !

"Sudah bergosipnya?!"

Suara itu, pemilik suara berat itu sudah jelas sekali adalah dia, Mister Lucas. 

Hah, bau masalah sudah mulai tercium di hidung ku.

 Tatapan kami beralih pada pria dengan perawakan proporsional itu. 

Jika aku menjadinya, aku akan memilih menjadi model ketimbang menjadi guru.

"Eh Mr. Lucas, ini saya mau ke kelas kok. Umm Rose semangat ya, Bye!" tuturnya yang langsung berlari ke arah kiri karena kelas kami yang berbeda.

Kini hanya tersisa aku dan Mr. Lucas saja. Tatapannya yang tajam sudah membuat kaki ku melemas. 

Aku sudah pasrah, entah hukuman apa yang akan beliau berikan, terlebih aku membicarakannya tadi.

"Ku pikir ini sudah setengah jam dari waktu kelas dimulai Nona Roseline.."

"Saya, tadi ambil buku catatan saya Mister. Di pinjam Hani tadi, hehe.." jelas ku berharap agar ia mengerti. 

Tapi bukannya mengerti, ia malah memegang kedua pundak ku dengan kedua tangan kekarnya. Seakan menuntut penjelasan yang lebih jelas dari ku. 

Dengan pelan ia berkata.

"Kau berharap aku percaya!  padahal jelas-jelas faktanya kau mengumbar fitnah.."

Seketika mata ku membulat sempurna. Wah, aku benar-benar dalam masalah besar.

"Ta.. Tapi i- itu tidak seperti yang anda pikirkan sebenarnya.."

"CUKUP, IKUT KE KELAS SEKARANG!" tegasnya yang tiba-tiba menarik tangan kanan ku kasar. 

Jantung ku berdegub kencang, rasanya ingin sekali aku melarikan diri tapi tenaganya terlalu besar bagi ku. Ah sial sekali hari ini.

Hampir di depan kelas, beliau mendadak menghempas tangan ku kasar.

"Masuk!" perintahnya singkat.

"Eum itu saya mau ke toi.."

"Masuk sekarang, atau ku seret masuk ke kelas. jadi lah contoh kakak kelas yang baik. Jangan malas- malasan. Lihatlah ke tiga saudaramu Rain, Rachel, dan Ron. Mereka pintar, karir mereka bagus, dan mereka berkuliah di Harvard, apa kau tak malu hah?"

Lagi.. dan lagi ia menyebutkan ke-tiga saudara ku setiap kali sedang marah. Kenapa sih, dia senang sekali mebandingkan ku dengan mereka. Aku benci jika terus di bandingkan.

"Aku memang tak secerdas mereka. Aku sadar itu kok. Jadi jangan banding-banding kan aku terus mister. menyebalkan " gerutu ku yang dengan terpaksa masuk ke dalam kelas.

Mata ku kini gencar mencari bangku kosong yang syukurnya ku temukan di bagian belakang tepat barisan pertama sebelah kanan.

 Setidaknya aku bisa melihat pemandangan di luar jendela jika sedang bosan nanti.

Sekarang, aku mulai mengeluarkan buku catatan dan peralatan menulis. 

Beberapa menit kemudian, Mr. Lucas menyusul masuk ke dalam kelas. Dengan ekspresi datarnya ia kembali mengajar kami. Ah, entah apa yang selanjutnya terjadi pada ku.

 Doa kan saja semoga aku selamat.

AUTHOR POV's

Seorang pria berwajah campuran korea jerman sedang sibuk membaca berkas dengan cermat. Dahinya berkerut dan sesekali jarinya mengetuk di atas meja seakan sedang berfikir keras. Perlahan ia mulai menurunkan berkas itu dan menaruhnya kembali ke atas meja.

"Daddy tidak berniat untuk mengubahnya?" tanyanya sekali lagi memastikan.

"Maafkan saya tuan. Saya bahkan sudah menjelaskannya berulang kali soal resiko kekecewaan investor jika ia tetap memilih bocah tengik itu. Tapi tetap saja itu tak mengubah pendiriannya" 

ungkap pria paru baya tersebut. Kepalanya menunduk hormat kepada pria tampan yang kini sedang berdiri di depannya.

"Baiklah, kalau begitu keinginannya. Temui aku di rapat 2 minggu lagi oke. Kita bahas ini lagi nanti.." tutup pria itu yang langsung berjalan santai pergi meninggalkan ruang kerjanya.

Kakinya terus melangkah menuju lift. Hingga seseorang berhasil mencegatnya.

"Wow, mau kemana nih bos ganteng kita?" tanya seorang pria yang tak kalah tampan dengan pria tersebut. Tangannya ia lebarkan ke udara untuk menghalangi gerak temannya tersebut. Dengan kekehan pelan pria itu menyahut.

"Kau ini seperti anak 6 tahun, minggir sana.."

TRIIIIIIING

Pintu lift pun terbuka. Membuat ke-dua makhluk ini pun masuk ke dalam.

"hey, Rainhard. Tumben buru-buru? Mau kemana sih.." tanya pria tersebut yang mulai penasaran. Rain melirik sejenak lawan bicaranya. Tangannya terlipat rapi di depan dada. Matanya menatap sejenak wajah pria yang tak lain adalah sahabat sekaligus salah satu pegawainya ini.

"Ini tidak ada hubungannya dengan kantor Steve, jadi berhentilah"

"kau bohong, pasti wanita kan?"

"Steve ayolah,jangan begini nanti semua orang mengiraku yang tidak-tidak"

"Lalu?"

Pria bernama Rain itu pun menghembuskan nafas pelan.

"Hari ini tanggal berapa?" tanyanya pada Steve.

Dahi Steve mulai berkerut. Seakan-akan ada lampu di atas kepala, ia langsung berjengit dan menatap kearah sahabatnya tersebut.

"Oh ulang tahun Nona Rose? Really?" tanyanya memastikan yang langsung di balas anggukan oleh Rain.

"Wah kau memang kakak yang luar biasa, mengingat semua hari ulang tahun adik-adik mu.."

"Tentu saja, aku sangat menyayangi mereka Steve. Kau ini ada ada saja.."

"Tapi, apa kau yakin? Rachel kan sangat tidak suka padanya. Lagian kalian kan bukan saudara kandung nanti.." 

tiba-tiba kalimat Steve berhenti ketika melihat seorang wanita muda yang kini sedang berdiri di ambang pintu lift

Dengan gerakan cepat wanita itu melepas kaca mata hitam yang bertengger indah di hidung mancungnya. Tinggi, cantik, cerdas, dan sangat seksi. Yah sapa gadis ini dengan panggilan Rachel. 

Di usianya yang kini 23 tahun tapi sudah memiliki kekayaan yang lebih dari cukup. Selain itu ia lulusan Harvard jurusan hukum dengan nilai Cumloud. 

Jadi siapa yang tidak akan terpesona dengannya?

Bibir manisnya tersenyum ke arah pria yang kini terkekeh pelan.

"Oh Kak Rain, aku kangen..!!" teriak gadis itu semangat yang kini berhambur dalam pelukan pria tersebut.

Steve hanya dapat meneguk salivanya. Khawatir jika pembicaraanya tadi terdengar oleh wanita tersebut.

"Kau kenapa masih disini?!" tanya Rachel dengan nada menyentak membuat Steve seketika sadar, lalu memberi hormat dan langsung mengambil langkah seribu. 

Steve tidak mau hanya gara gara kecerobohannya ia di pecat.

2 tahun lalu, seorang pegawai tak sengaja menumpahkan kopi di mantel super mahal milik wanita itu.

 Dan kau tahu, pada detik berikutnya pegawai itu langsung di pecat. Sepele memang, tapi begitulah sikap seorang Rachel Oliver. Kurang lebih begini :

"TIADA AMPUN BAGI MU..!"

Begitulah kalimat yang tepat untuk menggambar sosok Rachel yang tak kenal ampun bagi mereka yang bermasalah dengannya. 

Sifat kekanakan dan kecerdasannya itu seakan menjadi bom waktu bagi setiap lawannya.

Dulu Steve pernah menaruh hati pada wanita itu. Ia mengagumi bahkan tak henti-hentinya merengek pada Rain untuk di kenalkan pada gadis pujaannya itu. Dan setelah mendapatkan nomer telponnya, kau tahu apa yang terjadi.

"Berhenti menelpon dan menanyakan ku terus pada kakak ku. Aku tidak suka. Kau bukan tipe-ku.'

Tuturnya dengan lancar. 

Kalimat itu benar-benar sangat menusuk dan menyakitkan bagi Steve. Awalnya ia ingin sekali membalas dan berkata kasar pada nya. Tapi ia sadar posisinya saat ini, sesuatu yang layak di sebut dengan "Karyawan" .

Setelah meminta maaf, ia pun akhirnya mengubur dalam-dalam rasa cinta tersebut. 

Dalam hati, pria ini berdoa agar wanita itu suatu saat nanti tersadar dan mau mengubah sikap buruknya.

'sayangkan kalau wanita cantik tapi sikapnya buruk pada semua orang' gumamnya pelan.

Mungkinkah Steve masih menyimpan rasa pada Rachel oliver?

Entahlah hanya Steve dan Tuhan yang tahu.

Setelah berpisah dengan adik kakak tersebut, Steve lantas mengambil smartphonenya. Menelpon seseorang yang entah dimana posisinya sekarang.

"Siapkan pesta ulang tahun yang megah untuk Nona Rose di Rumah. Oke, hubungi aku jika semuanya sudah siap ya. Jangan kecewakan aku." Perintahnya yang langsung di tutup.

Menjadi sekertaris seorang Rainhard memang diantara senang dan tidak. Senang karena sahabatnya merupakan bos nya, tapi sedih karena terkadang bos nya selalu memberikan perintah dadakan. Terkadang ia harus peka dan pandai menangkap maksud sang bos. Untunglah otak Steve ini terbilang encer. Jadi ia cepat tanggap jika sang bos memberikan perintah yang tersirat.

Setelah merasa beres. ia pun melangkah kan kaki menuju kafetaria. Pria tampan kan butuh nutrisi juga. Jadi mari kita biarkan pria tampan ini sejenak bebas dari tugasnya dan beristirahat lalu mengisi perutnya.

BERSAMBUNG...

APA SIH YANG TERJADI PADA MAMA RACHEL HINGGA MEMBUAT RACHEL BENCI SAMA ROSE?

*tebak hayooooooo..*

Vomment Jusseyo.. 

Ukeh Ukeh readers yang cantik dan ganteng. 

Biar aku tuh semangat nulisnya. 

Untuk silent readers love love lah biar mereka sadar dan peka kaya Steve. 

Kalian suka? Nih aku kasih plus deh langsung 2. Yuk check this out


Continue Reading

You'll Also Like

942K 77.2K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
736K 66.5K 47
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
644K 31.1K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
208K 19.5K 71
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...