Sweet // Markbam

By bamtunaa

62.8K 6.2K 1K

just give me something sweet. [160802 - ? ] More

Chapter 0: no sweets?
Chapter 1: Sweet Cake
Chapter 2: Stalker
Chapter 3: Fail
Chapter 4: Sweet Effect
Chapter 5: Past Story
Chapter 6: cctv
Chapter 7: Rooftop Kiss
Chapter 8: Gift
Chapter 9: The Truth
Chapter 10: Plan
Chapter 11: Frustrated
Chapter 12: Healing
Chapter 13: Follow Me
Chapter 14: Invitation
Chapter 15: Sweet Labirin
Chapter 16: Flash
NOT AN UPDATE!!! BUT READ JUSEYO~
Chapter 18: The Real Sweet NC
Chapter 19: Boyfriend?
Chapter 20: Treat
Chapter 21: Move
Chapter 22: Distracted
Chapter 23: Solving
Chapter 24: Hesitate
Chapter 25: Unexpected
Chapter 26: On The Way to Jeju
Chapter 27: Perfect Roommate?

Chapter 17: Mark's Room

2.3K 231 57
By bamtunaa

forenote: 

1. buat yang belom tau, manga (ma;n-ga) = komik. biar ga bingung aja nanti pas bacanya. 

2. apa ada adegan nc di chapter ini? idk, you must found it by yourself ><

3. happy reading, enjoy~~

*****

Klek

Mark menutup pintu kamarnya dan menghela nafasnya berat. Ia tidak tau kenapa keluarganya suka sekali mencampuri urusannya, dalam hal ini urusan hati.

Ia menyandarkan kepalanya di pintu yang baru saja ia tutup sambil menutup matanya, masih tidak sadar kalau ia membawa orang lain ke dalam ruang privasinya itu.

"Ehm," sebuah suara menyadarkan Mark.

Matanya terbelalak melihat seseorang yang tengah berdiri dengan tatapan bingungnya menatap ke arah Mark.

"Jadi, di mana kamar mandinya Mark?"

Mark masih tercengang.

"Kenapa kau bisa ada di sini?"

"Hei, yang benar saja. Bukannya kau yang menarikku ke tempat ini?"

"A-aku?"

"Huuh, sudahlah Mark, aku sedang malas berdebat. Sekarang tunjukkan saja di mana kamar mandinya," ucap Bambam malas.

"Di-di sana.." jawabnya gugup, menunujuk sebuah ruangan di sudut kamar.

"Oh, baiklah aku duluan," respon Bambam kemudian berjalan menuju kamar mandi.

'Apa benar ini nyata? Bambam ada di kamarku? Apa semua nyata?' batin Mark sambil melihat arah Bambam pergi.

Klek

Suara pintu kamar mandi tertutup, dan Mark dengan wajah bodohnya masih berdiri di tempat yang sama.

"Hei Mark," teriak Bambam keluar menyembulkan kepala dari pintu kamar mandi.

"U-uh?"

"Mmm, tolong siapkan pakaianmu yang akan kugunakan nanti ya," jawab Bambam.

"Uh i-iya," responnya bodoh.

"Ok baiklah, terima kasih sebelumnya," jawab Bambam tersenyum, kemudian menutup pintu itu lagi.

"Tenangkan dirimu Mark, bersikaplah seperti biasa," Mark memegangi dadanya dan memberi sugesti pada dirinya sendiri.

Mark berjalan menuju lemari besar miliknya, mencari pakaian yang akan di pakai Bambam, juga yang akan di pakai olehnya.

Saat ia membuka dua gagang besar pintu lemari, suara desiran air terdengar dari kamar mandi. tanda Bambam sudah mulai mandi, tanda air sudah menyentuh tubuhnya, juga tanda kalau Bambam sudah tidak memakai apa-apa.

Mark meneguk ludahnya, membayangkan cucuran air menyentuh kulit mulus Bambam, membayangkan sabunnya membersihkan tubuh lengket milik Bambam, membayangkan tubuh naked Bambam.

Wajahnya panas, jantungnya berdetak lebih cepat dari pacuan kuda, tangannya berkeringat dingin, dan jika ini manga maka hidung Mark sudah mengeluarkan darah karena pikiran byuntae-nya itu.

'Tidak Mark, tidak! Apa yang kau pikirkan! Berhenti berpikiran kotor,' Mark menggelengkan kepalanya kasar untuk membuang semua pikiran-pikiran itu.

Tapi..

'Ini satu-satunya kesempatanmu, jangan lewatkan. Cepat pergi dobrak pintunya sekarang!' bagian negatif dirinya bersuara.

'Jangan Mark, kau hanya akan menyakitinya,'

'Tidak, dia akan menyukainya. Kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali!'

Batinnya terus berperang satu sama lain, mengabaikan sang pemilik tubuh yang sudah lelah dengan peperangan itu.

"Baiklah lebih baik aku turun dan meneguk segelas air. Mungkin itu bisa membuat pikiranku bersih untuk sementara," ucapnya lalu meletakkan pakaian yang akan di pakai Bambam di atas tempat tidurnya.

Ia berjalan ke arah pintu kamarnya, dan saat akan memutar knop pintu..

Klik

Terdengar sesuatu terputar dari arah berlawanan.

Mark menarik-narik paksa knop pintu itu dan mulai mendorong-dorongnya.

"Hihi, maaf Mark, untuk hari ini aku yang pegang kunci kamarmu. Aku tidak akan membukanya sampai ku dengar sesuatu dari dalam sana," ucap mina cekikikan.

"Hei mina! Aku tau kau di depan sana, cepat buka pintunya!"

"Aku tidak mau, kau mau apa?" teriak mina kemudian.

"Heii wanita iblis, buka pintunya sekarang!" balas Mark berteriak.

"Daddy!! Mark memanggilku iblis, dia harus di hukum.." respon mina berteriak menjauh dari pintu kamar Mark.

"Haissh, wanita sialan. Sekarang apa yang harus kulakukan untuk menetralkan tubuhku?" ucapnya membentur-benturkan kepala ke pintu kamarnya. Sampai akhirnya, suara pintu lain terbuka, dan menghentikkan aktivitas Mark membenturkan kepalanya.

Masih dengan posisi menghadap pintu, Mark mendengar suara langkah kaki perlahan mendekati arah tempat tidurnya.

Mark menutup mata dan meneguk salivanya berulang-ulang, menahan diri untuk tidak berbalik. Tapi sebuah suara menginterupsi semua pikiran kotornya.

"Apa yang kau lakukan di sana Mark? kau kelihatan seperti orang bodoh," ucap Bambam.

Mark terpaksa membalikkan tubuhnya.

Pertahanan yang ia buat hancur seketika, saat ia melihat Bambam sedang duduk di kasurnya dengan hanya lilitan handuk melingkar di pinggangnya. Kedua tangannya memegang handuk yang lebih kecil dan mulai bergerak mengeringkan rambutnya yang basah.

Wajah Mark memanas lagi. Pemandangan sensual terjadi di depan matanya.

Siapa yang tidak tergoda melihat tubuh half-naked seorang Bambam? ditambah lagi sisa-sisa air mengalir bebas melewati leher dan dadanya, menambah kesan sexy di tubuh Bambam. Mark sangat berharap bisa bertukar posisi dengan air itu.

"Berhenti menatapku mesum seperti itu, aku bukan objek fantasi seksualmu," ucap Bambam sambil tetap mengacak rambunya yang basah dengan handuk.

Mark meneguk salivanya lagi, tersadar dari otaknya yang sudah mulai tidak waras.

"Oh, ini pakaian yang akan kupakai?" ucap Bambam sambil memegang pakaian yang di siapkan Mark untuknya.

"Sebenarnya ini tidak sesuai gayaku, tapi tidak apa, hanya untuk sementara," lanjutnya.

"Hei sampai kapan kau berdiri di situ? Kau tidak mandi?" ucap Bambam lagi.

"H-hm," jawab Mark berjalan gugup ke arah kamar mandi. Dan pada saat ia melewati kasurnya yang di duduki Bambam, ia teringat sesuatu.

Akan lebih baik, jika dirinya langsung memakai pakaian di kamar mandi.

Refleks Mark membalikkan badannya untuk mengambil pakaiannya yang tepat berada di sebelah tempat tidurnya.

Ia terkejut dan matanya melebar seketika, saat ia menemukan Bambam tidak lagi dalam posisi duduknya, melainkan sedang berdiri membelakanginya dengan handuk yang tidak lagi melindungi pinggang kecilnya.

Bambam naked.

Itulah yang diterjemahkan mata Mark ke otaknya.

Tidak hanya wajahnya, badannya ikut memanas seketika, jantungnya berdetak seperti akan berlari keluar dari tempatnya. Darahnya berdesir mengirimkan sinyal-sinyal aneh pada tubuhnya, dan yang paling parah adalah, little tuan sudah tak terkontrol lagi di bawah sana.

Sepasang pipi bagian bawah mengundang untuk di genggam, punggung yang mulus mengundang untuk di sentuh, leher yang jenjang mengundang untuk di tandai. Mark tidak bisa mengontrol dirinya lagi.

Ia langsung menyergap Bambam dari belakang, memeluknya , melindungi tubuh halusnya dari penjelajahan liar mata Mark.

Bambam terkejut dan membelalakan matanya seketika, dia tidak tau apa yang terjadi saat ini. Ia diam mematung, membiarkan tubuh naked-nya disentuh oleh benda asing yang menyergapnya.

Tunggu. Naked?

Bambam sadar, dia sedang tidak menggunakan apa-apa sekarang, dan benda asing yang menyentuhnya..

Siapa lagi kalau bukan Mark Tuan?

Ya, tidak ada orang lain lagi di ruangan ini.

Seseorang yang memandangnya dengan tatapan mesum beberapa menit lalu, sekarang akan merealisasikan pandangannya itu secara nyata.

'Oh tidak. Apa yang harus kulakukan? Memukulnya, menendangnya lalu berteriak? Tidak! Aku akan mempermalukan diriku sendiri kalau begitu' batinnya.

'Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?'

3 menit dalam posisi seperti itu. Mark yang masih menggunakan kemeja, dan Bambam tanpa satu helai pun benang menutupi tubuhnya.

'Jadi sekarang apa Mark? apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Mundur atau..'

Belum sempat hatinya menyelesaikan kalimatnya, Mark langsung mengecup leher bagian kiri milik Bambam. perlahan dan mulai menggigitnya lembut hingga menimbulkan sebuah kiss Mark berwarna merah keunguan yang di ciptakan langsung oleh Mark.

Kepalanya beralih ke leher bagian kanan, Mark mengecupnya kembali dan membuat beberapa tanda yang sama seperti bagian leher sebelah kiri.

Aktifitasnya terhenti ketika ia merasakan sebuah tetesan air hangat jatuh menyentuh bagian punggung tangannya.

Bulir hangat ini.. Bambam..

'Oh tidak, aku membuatnya menangis lagi'

Mark tersadar kembali ke dunia nyatanya. Menyadari kalau yang ia lakukan ini salah, ini bukan waktu yang tepat, ini hanya akan menambah ketakutan Bambam pada dirinya, ditambah lagi.. mereka belum ada hubungan apa-apa.

Mark membalikkan tubuh Bambam menghadap kepadanya, melupakan kalau Bambam tidak menggunakan apa-apa sekarang.

Matanya memandang mata basah milik Bambam, sebuah ketakutan terpancar jelas dari pupil indahnya.

Oh Tuhan, Mark hampir saja menyakiti malaikat kecilnya lagi..

Mark kemudian langsung menarik Bambam kedalam pelukannya. Mencoba menenangkannya dangan usapan lembut di kulit punggungnya.

"Maafkan aku bam, aku tidak bermaksud.."

"Tidak apa-apa Mark, aku hanya.."

"Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi," jawab Mark kemudian melepaskan pelukannya dan melihat keadaan Bambam lagi.

Mark mendudukkan Bambam lagi di atas kasurnya dan membantunya memakai pakaian, malihat kakinya yang gemetar, Bambam ketakutan.

Mark mencoba menghilangkan semua pikiran kotornya dan berusaha keras untuk membawa kembali otak warasnya. Sampai akhirnya ia selesai memakaikan pakaian ke tubuh Bambam.

"Baiklah aku akan mandi dulu sekarang, setelah selesai aku akan mengantarmu pulang," jelas Mark mencoba menenangkan Bambam.

"Hm, ok," jawab Bambam singkat dan mengukir sedikit senyum di wajahnya.

Mark mengambil pakaian yang akan di pakainya dan masuk ke kamar mandi.

Di tengah guyuran air Mark menundukkan kepalanya, merutuki dirinya sendiri atas apa yang baru saja ia lakukan.

'Aku hampir melukai Bambam lagi. Tidak. Aku sudah melukainya,' umpatnya.

"Cobalah kontrol dirimu Mark jika kau ingin terus melihat senyum manisnya," ucapnya kemudian.

Bambam mendengar bunyi desiran air yang menyentuh lantai, ia yakin Mark sudah benar-benar mandi sekarang.

Ia mengistirahatkan tubuhnya di kasur lebar milik Mark, dan memutar kembali kejadian yang baru saja dialaminya.

Tidak di pungkiri, kalau Bambam memang takut, tapi di siisi lainnya, ia malah mengumpati dirinya sendiri.

"Bodoh," ucap Bambam sambil sedikit tertawa.

Tapi entah mengapa, firasatnya mengatakan kalau Mark memang tidak akan melakukan tindakan yang lebih jauh yang bisa melukainya. Entah kenapa, tapi dia yakin itu.

Ia bangkit dari posisi tidurnya dan mengamati seluruh ruangan pribadi milik pewaris keluarga Tuan itu.

Sekilas tidak ada yang istimewa dari ruangan itu, dindingnya putih polos tanpa sedikit pun tempelan di sana, hanya ada beberapa foto yang tergantung, itupun hanya fotonya dan foto keluarganya, tidak ada foto teman atau foto yang lain.

"Anak aneh," bisik Bambam lagi.

Pandangan Bambam tertuju pada sebuah rak besar berisi buku di samping jendela balkon, sederetan manga tersusun rapi di sana. Tidak hanya manga, tapi juga ada beberapa novel romance, juga beberapa buku besar berseri fantasi di sana. Bambam simpulkan kalau Mark suka membaca.

Ia mengambil satu dari seri manga bergenre fujoshi. Seri terakhir, terlihat dari sampulnya.

Bambam membuka satu per satu halaman, mencoba memahami apa isi cerita bergambar di sana. Lalu ia berhenti pada sebuah halaman yang menampilkan gambar seorang laki-laki memeluk laki-laki lain dari arah belakang yang mulai menciumi punggungnya.

"Ck, jadi dari sini ia mencontoh semuanya, dasar otak mesum," ucap Bambam sedikit tersenyum.

Kemudian ia membuka halaman selanjutnya. Di sana ia melihat kelanjutan adegan dari halaman sebelumnya, sebuah adegan inti.

Wajah Bambam memerah, bayangan kejadian beberapa menit lalu menghampirinya. Jika saja dia tidak menangis, mungkin sekarang dia ada di posisi seperti gambar di manga itu.

Tidak kuat melihat lebih jauh lagi, Bambam langsung membuka halaman terakhir manga itu, mencari tau bagaimana akhir cerita dari pasangan kekasih yang saling mencintai.

Ia membelalakan matanya ketika menemukan sesuatu yang tidak ia duga.

Sebuah foto dirinya yang sedang tersenyum melihat ke arah seseorang.

Bambam ingat foto ini. Ini saat ia dan jinyoung membicarakan sesuatu yang lucu.

Tapi bagaimana bisa Mark mengambil gambar ini?

Dan apa maksudnya ia menyimpan foto Bambam di manga mesumnya?

Bambam mengalihkan pandangannya pada gambar di balik foto itu. sebuah akhir cerita yang ingin ia lihat sebelumnya.

Sebuah gambar yang menampilkan sepasang kekasih sedang duduk bersandar satu sama lain menikmati matahari terbenam di sebuah pantai.

Dengan kalimat penutup yang menyatakan cerita itu berakhir bahagia.

"..Aku akan membuatmu selalu tersenyum, melindunginya dan memastikannya terus terukir di wajahmu, hanya tetaplah tinggal di sini, bersamaku, di dalam hatiku.. "

Bambam membaca kalimat itu dengan seksama. Ia tersentuh. Ternyata tidak semua bagian manga ini berisi adegan mesum.

Bambam melihat fotonya lagi dan memutuskan untuk meletakkannya kembali ke dalam manga itu, hingga ia sadari ada sesuatu tertulis di belakang fotonya.

Sebuah kalimat yang sama dengan kalimat akhir cerita yang baru saja ia baca.

'Apa maksudnya ini? Kenapa Mark..'

"Ehem," sebuah suara menyadarkan Bambam dari pikiran detektifnya.

Refleks ia langsung menyelipkan foto itu ke tempatnya semula dan meletakkan manga itu sembarang.

"Apa itu mengejutkanmu?" tanya Mark.

"U-uhm, a-apa?" respon Bambam gugup, merasa ia tertangkap basah melihat privasi seseorang.

"Itu, emm, maaf, aku menyukai hal-hal seperti itu," jawabnya tertunduk.

"Maksudmu, manga bergenre bxb ini?" Bambam menunjuk ke manga yang baru saja ia baca.

"I-iya.."

"Hahaha, tidak apa-apa Mark. Jinyoung bahkan punya lebih banyak dari ini," ucap Bambam.

"Bahkan ia mengkoleksi dvd-nya," lanjutnya lagi.

"Hm? Benarkah?"

"Dia hanya terlihat polos di luar, tapi hobi dan pemikirannya sudah jauh melebihi dari apa yang kau lihat," jawab Bambam lagi.

Hening sejenak..

"Oh, bisa kau antar aku pulang sekarang?" ucap Bambam memecah keheningan.

"Um, Ok,"

Sebenarnya Mark ingin berlama-lama bersama Bambam, menghabiskan waktu berdua, dan mengobrol santai seperti barusan. Tapi keheningan barusan menyadarkan Mark, kalau Bambam masih belum nyaman untuk berdua dengannya. Jadi tidak ada alasan untuk menolak keinginannya untuk pulang.

Bambam membawa tas plastik berisi pakaiannya yang kotor, bersiap untuk pergi dari sana dan mengikuti langkah Mark ke arah pintu keluar kamarnya.

Saat Mark akan memutar knop pintunya, ia tersadar bahwa pintunya terkunci dari luar.

Sebuah umpatan lolos dari mulutnya, sedikit berbisik tapi cukup terdengar di telinga Bambam.

"Oh shit, mina.." ucap Mark.

"Ada apa Mark?" tanya Bambam bingung.

"Maaf bam, sepertinya kau belum bisa pulang sekarang."

***


nana's note:

Maaaaff, ga bisa buat nc-nya sekarang.. mereka masih sma loh, masa depan masih panjang, plus Bambam masih polos, nanti ilang manisnya gimana? Ada yang mau tanggung jawab? Kkkk xD

Mau promosi lagi nih, fanfic aku udah di post loh di akun official mbffc, baca yaa, ga panjang kok cuma 7k+ words xD tinggalin dukungan juga berupa vote sama komen kritik dan saran yang membangun.
Thanks juga buat yang udah sempetin baca dan kasih voment di sana, aku terhura ternyata kalian suka, jeongmal gumawooo *bow*🙏

Least, tinggalin jejak di chapter ini juga, vote plus komennya di tunggu okkk..

Really least, thankisskiss buat semua😍

And, byebye, have a nice day,

2naa💕

****


spoiler alert:

Chapter 18 FULL NC!! Tapi private ok, baby under 18 dont allowed to read xD tapi kalo masih mau baca, gpp kok, dosa tanggung sendiri-sendiri ya ><

with full of love,

2naa^^

Continue Reading

You'll Also Like

727K 34.7K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
101K 7.4K 50
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
30.5K 3.3K 14
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
772K 78K 54
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...