Sweet // Markbam

By bamtunaa

62.8K 6.2K 1K

just give me something sweet. [160802 - ? ] More

Chapter 0: no sweets?
Chapter 1: Sweet Cake
Chapter 2: Stalker
Chapter 3: Fail
Chapter 4: Sweet Effect
Chapter 5: Past Story
Chapter 6: cctv
Chapter 7: Rooftop Kiss
Chapter 8: Gift
Chapter 9: The Truth
Chapter 10: Plan
Chapter 11: Frustrated
Chapter 12: Healing
Chapter 13: Follow Me
Chapter 14: Invitation
Chapter 15: Sweet Labirin
NOT AN UPDATE!!! BUT READ JUSEYO~
Chapter 17: Mark's Room
Chapter 18: The Real Sweet NC
Chapter 19: Boyfriend?
Chapter 20: Treat
Chapter 21: Move
Chapter 22: Distracted
Chapter 23: Solving
Chapter 24: Hesitate
Chapter 25: Unexpected
Chapter 26: On The Way to Jeju
Chapter 27: Perfect Roommate?

Chapter 16: Flash

1.7K 222 44
By bamtunaa

Sinar matahari pagi cukup terik untuk membangunkan 2 manusia tampan yang tertidur langsung di bawah naungan langit. Tapi mereka tidak terganggu, atau sedikitpun merubah posisi untuk bangun. Mereka sangat nyaman berada di sisi satu sama lain.

FLASH

Akhirnya sebuah cahaya seperti kilat masuk menusuk ke dalam mata mark yang tertutup rapat. Ia mengerjapkan matanya. Merasa terganggu dengan cahaya itu.

Ia membuka matanya perlahan, meluruskan lehernya yang tertekuk dan berniat meregangkan seluruh bagian badannya yang terasa sakit.

Saat ia akan mengangkat kakinya, ia merasakan sesuatu yang berat menimpa pahanya. Menghalangi niatnya untuk berdiri.

Mark melihat ke bawah. Matanya membulat ketika mendapati seseorang tertidur lelap di pangkuannya.

'Bambam?'

'Apa ini mimpi? Apa semuanya nyata?'

Ah, mark mengingat semuanya. Sebuah momen indah terputar kembali di otaknya, sebuah permainan kecil yang membuatnya terjebak dan tidur bersama namja yang mulai disukainya.

'Jadi ini bukan mimpi, ini semua nyata'

Mark tersenyum bahagia.

Matanya kembali menjelajahi wajah indah milik bambam. mata yang tertutup indah dan mulut yang terkatup rapat, seorang malaikat kecil sedang tertidur penuh kedamaian di pangkuannya.

FLASH

Cahaya itu lagi. Cahaya yang membuat mark bangun dari tidur nyenyaknya. Ia kembali sadar ke dunia nyata.

Ia mengangkat kepalanya untuk melihat dari mana cahaya itu berasal. Lagi-lagi..

FLASH

Sekarang cahaya itu benar-benar masuk ke dalam retina matanya dan membuatnya terpejam.

Ia lalu membuka matanya kembali dan melihat benda apa yang menyakiti matanya.

"Daddy!" teriak mark, melihat daddynya berdiri sambil memegang sebuah kamera di tangannya.

"Sekali lagi mark! senyum!"

FLASH

Dan sekali lagi cahaya itu menghalangi pandangannya.

"Aww, manis sekali," ucap daddy Tuan sambil melihat hasil jepretannya di kamera itu.

"Ya, apa yang daddy lakukan?"

"Ah tidak, hanya mengabadikan sedikit momen langka," jawab daddynya

"Apa.."

"Shh, mark, bisa kau pelankan suaramu? Kau mengganggu tidur malaikat kecil di pangkuanmu," ucap daddy Tuan menginterupsi.

Benar juga. Seorang malaikat masih tertidur pulas di pangkuannya. Mark kembali melihat bambam-nya yang mulai menggerakkan badannya tidak nyaman.

FLASH.. lagi lagi..

Mark menatap tajam daddynya, menandakan ia sudah sangat terganggu

"Baiklah-baiklah, ini yang terakhir, aku pergi sekarang,"

"Bersenang-senanglah mark," lanjut daddy Tuan, lalu pergi meninggalkan labirin itu.

Mark melihat ke arah bambam lagi, yang sekarang mulai mengerjapkan matanya menandakan dia akan segera bangun.

Bambam akhirnya membuka matanya penuh. Hal yang di lihatnya pertama kali adalah seorang namja putih bersurai coklat sedang menatap intens ke arahnya.

'Tunggu! Posisi apa ini?'

' Kenapa wajahnya terasa dekat sekali? Aku yakin aku sudah bangun sekarang,. apa ini mimpi di dalam mimpi?' batin bambam bingung.

Dan sebuah suara sukses menyadarkannya bahwa dia tidak sedang bermimpi sekarang.

"Kau sudah bangun? Apa tidurmu nyenyak?" suara berat khas milik Mark Tuan masuk ke dalam telinganya.

Bambam melebarkan matanya, setelah sukses menyadari semuanya. Ia bangun dari posisi tidurnya, menyibakkan jas mahal yang menjadi selimutnya semalaman.

Ia terduduk di sebelah mark, memproses kembali ingatannya tentang kejadian yang membuatnya ada di situasi ini.

Bambam mengingat semuanya. Situasi bodoh ini terjadi karena ulahnya sendiri, situasi yang membuatnya terlihat lemah di mata mark, situasi yang tidak pernah ia inginkan terjadi dalam hidupnya.

Terjebak semalan bersama mark tuan. Great!

Bambam memukul-mukul kepalanya, masih berharap ini semua mimpi. Ini semua masih dalam mimpinya, ia masih bermimpi.

"Hei, bam. Kau kenapa? berhenti menyakiti dirimu sendiri! Apa kepalamu sakit?" tanya mark khawatir.

"A-aku.. tidak apa-apa," jawab bambam gugup.

"Jadi.. apa kau memaafkanku?"

"Hm?"

"Permainan tadi malam, bukankah aku yang menang?"

'Ya, permainan bodoh itu'

"Uhm, menurutmu?"

"Jadi kau memaafkanku? Benarkah?"

"Aku laki-laki mark, aku konsisten dengan apapun yang aku katakan,"

"Aaah, terima kasih bam," teriak mark senang dan langsung memeluk bambam tanpa aba-aba.

"E-ehm," interupsi bambam

Menyadari perbuatannya, mark melepaskan pelukannya itu dan tersenyum awkward ke arah bambam.

"Ja-jadi,.. sekarang kita..."

"Aku mau pulang. Orangtuaku pasti khawatir karena anak tersayang mereka tidak pulang semalaman," ucap bambam memotong kalimat mark dan langsung berdiri, berniat meninggalkan mark sendiri di sana.

Ia melangkahkan kakinya cepat menghindari waktunya terbuang lebih lama bersama mark. mark yang melihat bambam pergi, hanya tersenyum menatap punggung itu menjauh, seakan tau apa yang akan segera terjadi.

Sampai di persimpangan, bambam menghentikan langkahnya. Ia ingat, kalau di tempat inilah ia tersesat dan berputar-putar mencari jalan keluar. Ia lupa, kalau ia masih membutuhkan mark untuk keluar dari tempat ini.

Dengan langkah yang berat, bambam memutar badannya untuk kembali ke tempatnya tadi, tempat di mana ia dan mark tidur bersama.

Mark melihat bambam kembali ke arahnya, tersenyum puas, merasa ini adalah kemenangan keduanya setelah permainan tadi malam.

"Ada apa bam? Kenapa kau kembali?" tanya mark seolah-olah tidak mengerti keadaan bambam.

"Uhm.. anu.. uhm.. ituu.. uhm.." jawab bambam ragu sambil memainkan kedua ujung telunjuknya

"Hm?" respon mark pura-pura bingung.

"Bisa kau tunjukkan jalan keluarnya padaku?"

Mark tersenyum penuh kemenangan, "Tentu saja bisa"

Lalu mark menarik pelan pergelangan tangan bambam, dan membawanya berjalan bersamanya. Bambam hanya diam, mengikuti tangan mark yang membawanya keluar.

***

"A-aku pulang dulu," ucap bambam membungkukkan badan pada keluarga Tuan yang sedang sarapan.

"Hei, kenapa cepat sekali. Ayo duduk, kita sarapan bersama," balas mama Tuan.

"Mark kau juga, ajak bambam duduk," sambung daddy Tuan tersenyum kemudian.

"Ta-tapi daddy, supirku sudah.."

"Dia sudah kusuruh pulang, aku juga sudah menghubungi orangtuamu kalau kau menginap di sini semalam,"

"Benarkah? Terima kasih," jawab bambam sopan.

"Jadi, bagaimana aku pulang?" lanjutnya panik.

"Tenang saja bam, mark yang akan mengantarmu nanti, sekarang duduk dan sarapan dulu di sini," ucap daddy Tuan lagi meyakinkan bambam.

Mark yang mendengar itu membelalakan matanya tidak percaya, antara senang, terkejut dan sedikit kesal pada daddynya yang terus membuat keputusan tanpa persetujuan darinya. Tapi dalam kasus ini, mark harus berterima kasih pada daddy nya tersebut.

"Mark, ada apa lagi. Ayo duduk," perintah mama Tuan menyadari anaknya sedang melamun.

"Di mana Mina?" tanya mark kemudian.

"Apa ada yang memanggil namaku?" teriak seseorang dari tangga.

"Ck," mark melirik ke arah mina dan memutar bola matanya malas kemudian menarik kursi di sebelah bambam dan duduk.

"Apa kau merindukanku mark?" goda mina setelah tiba di meja makan.

"Tidak. Dan jangan harap," jawab mark datar

"Aku merindukanmu nuna," respon bambam tersenyum membuat mark mengalihkan pandangannya ke arah bambam.

'senyum itu.. seandainya dia tersenyum seperti itu ke arahku..'

"Aww, kau manis sekali bambam-ah," balas mina kembali tersenyum ke arah bambam

"Padahal baru tadi malam kita bertemu, tapi kau sudah merindukan kakak ipar-mu, ups.." lanjutnya menutup mulutnya kemudian.

'kakak ipar? Maksudnya.. aku dan mark..'

BLUSSHH

Pipi bambam merah seketika setelah mengerti maksud dari ucapan mina.

"Mina.." ucap daddy tuan lembut.

"Baiklah dad, aku berhenti," ucapnya kemudian, mengundang tawa kemenangan dari mark.

***

1 jam bambam merasakan suasana kehangatan sarapan bersama keluarga Tuan, tidak ada rasa canggung sedikitpun, yang ada rasa bahagia di hati bambam. ditambah ia mulai menerima Mark dan mulai berfikiran positif tentangnya.

"Um, bisa aku pulang sekarang dad?" ucap bambam membuka suaranya.

"Kau sudah mau pulang? Tinggallah sebentar lagi" respon mama Tuan.

"Iya bam-ah, apa yang membuatmu terburu-buru ingin pulang? Ini baru hari kedua liburan," sambung Mina.

"Kau yakin ingin pulang seperti itu? bajumu sedikit kotor dan wajah bangun tidurmu.."

"Kenapa kau tidak mandi di sini saja? Dan pakai baju Mark sebagai ganti bajumu yang kotor itu?" ucap mina memotong kalimat ayahnya.

Mark tersentak dan langsung memalingkan kepalanya kearah mina dan mengirimkan sinyal 'ingin membunuhnya' pada kakak tersayangnya itu.

"Iya bam, mampirlah ke kamar mark sebentar. Dan nikmati liburan kalian bersama," timpal mama Tuan.

'Ya! Ada apa dengan keluarga ini? Kenapa mereka terus mendorongku untuk bersama mark?' batin bambam.

Bambam hanya tersenyum menanggapi semua kalimat itu. tidak tau bagaimana cara harus menjawab semuanya dalam waktu bersamaan.

Bambam tidak berani menolak, dengan satu anggukan kecil, mengundang senyuman dari semua keluarga Tuan. Tapi tidak dengan mark.

Wajahnya tegang seketika, tangannya mulai berkeringat, jantungnya mulai berdetak tak beraturan.

Dia akan bersama bambam berdua di dalam kamarnya.

'Oh Gosh, apa yang harus aku lakukan? Berdua dengan makhluk manis bernama Bambam di dalam kamarku? Hanya berdua? Apa yang akan terjadi? Tuhan mengawasi semua tindakanmu mark..'

Mark menolehkan kepalanya kearah bambam, mencoba memastikan semuanya benar. dan tanpa diduga bambam ikut memutar kepalanya kearah mark lalu tersenyum manis.

'Oh God, selamatkan nyawaku. Aku lupa bagaimana rasanya bernafas' batin mark lagi.

Ini adalah pertama kalinya bambam tersenyum kearah mark, sebuah senyuman yang ditujukan hanya untuk mark, sebuah senyuman hanya untuknya, untuknya! Bukan untuk jinyoung atau mina atau daddy atau mommynya. Senyuman itu hanya untuknya.

"Ehm," sebuah suara menginterupsi acara pandang memandang mark dan membuatnya kembali menghirup udara.

"Kurasa kalian sudah boleh mandi sekarang, udara di sini sudah mulai terasa tidak sehat untuk dihirup," ucap mama Tuan tersenyum.

"B-baiklah mom," jawab bambam berdiri sambil mengusap lehernya malu.

Mark yang baru mendapatkan oksigennya kembali, langsung menatap bingung mommynya.

"U-um, ya, jadi, apa?" responnya bingung.

"Ajak bambam ke kamarmu bodoh! Ajak dia mandi ber-"

"Mina.." interupsi daddynya.

"Maksudnya, kalian boleh pergi sekarang," ucap mina meralat kalimatnya.

Mark berdiri dari kursinya dengan wajah memerah menunduk dan berjalan meninggalkan ruangan itu. tanpa ia sadari ia menarik tangan bambam di belakangnya dan mengajaknya naik menuju kamarnya.

"Ahh, so sweet," ucap mina

"Kuharap mark memanfaatkan kesempatan ini dengan baik," harap daddy Tuan.

"Ya, sebaiknya begitu," respon mama Tuan.

"Kupastikan itu terjadi," lanjut mina lagi mengukir smirk diwajahnya.

***

nana's note

its been a long time since I'm not update, maaf sebelumnya reader-nim..

spoil dikit nih, buat next chapter mungkin keknya masih fokus sama momen markbam di rumah Papa Tuan, esp di kamarnya mark *hihi xD. mungkin juga cerita ini bakal nyampe 20+ chapter, bcs masih banyak momen yang belum kesampean buat ditulis. Idenya suka ilang-nimbul aja gtu, jangan bosen yaa~

least, aku udah nyelesain fanfic markbam oneshoot buat lomba, tinggal dikirim aja. Tolong kasih dukungan kalian ya kalau udah di post di akun official, Vote plus Komennya ditunggu loh.. dapet juara favorit kan lumayan kkkk xD

really really terakhir, makasih buat dukungannya selama ini, buat vote, comment dan follownya, I really appreciated that, jeongmal gomawo..

All the love for y'all❤

Thankiss reader-nim^^  

2naa 💕

Continue Reading

You'll Also Like

363K 38.1K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
104K 11.3K 34
Jaemin dikejutkan ketika sang pacar menyatakan bahwa bayi merah yang digendong oleh ibunya adalah anaknya. Sementara sang pacar sudah menghilang enta...
99.3K 8.4K 83
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
178K 19.5K 40
Xiao Zhan kabur dari kejaran orang-orang yg ingin melecehkannya dan tidak sengaja memasuki sebuah ruangan, ruangan dimana terdapat seorang pria yg se...