Jin & Jun

By mybabyjy

25.4K 2.6K 349

Serupa, namun memiliki sifat yang berbeda. More

Cast
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Duabelas
Empatbelas
Limabelas
Enambelas
Tujuhbelas
Delapanbelas
Sembilanbelas
Duapuluh
Duapuluhsatu
Epilog
dipilih dipilih

Tigabelas

818 103 19
By mybabyjy

Beberapa bulan kemudian...

Jinyoung baru saja tiba diasrama, ia baru saja menyelesaikan janjinya bersama Jaepark. Yaitu menjadi Junior dalam beberapa bulan untuk sebuah acara, dan sekarang perjanjian tersebut sudah selesai. Dan Jinyoung sudah kembali menjadi dirinya lagi,

"Aku dat..ang."

Ucapan Jinyoung seperti terputus ketika melihat Jaebum berada di kamarnya, bukan Mark atau Bambam.

"Jaebum? Kenapa kau ada disini?"

Jaebum pun menghampiri Jinyoung dan langsung mencengkram bahu Jinyoung,

"Kenapa kau lakukan itu?!! Apa yang ada didalam pikiranmu sehingga kau mau melakukan itu?!"

Jaebum menggoyangkan bahu Jinyoung yang ia cengkram, Jaebum marah pada Jinyoung yang menyanggupi permintaan Jaepark.

"Jaebum..."

"Katakan Jinyoung katakan! Kau tahu aku tidak suka jika kau melakukan itu."

"Cukup Jaebum! Apa yang kau lakukan padaku?!"

Jinyoung pun mendorong Jaebum yang sedari tadi mencengkram bahunya, Jinyoung tidak mengerti kenapa Jaebum seperti ini kepadanya. Ia baru saja pulang dan merasa lelah, dan sekarang Jaebum membuatnya tambah lelah.

"Kau tidak berhak seperti itu kepadaku."

"Tentu saja aku berhak, karena aku mencintaimu!"

Jinyoung membelalakan matanya, ia benar benar tidak percaya akan perkataan Jaebum barusan. Apa ia salah dengar? Tidak mungkin, Jaebum mengatakannya dengan sangat jelas dan lantang.

"Kau terkejut? Biar ku ulangi, AKU MENCINTAIMU JINYOUNG."

Jaebum pun langsung memeluk Jinyoung yang diam membeku,

"Bisakah kau mengerti akan sikap ku yang seperti padamu? Aku benar benar mencintaimu."

Jinyoung pun melepas pelukan Jaebum, lalu menatap Jaebum lama dan pergi meninggalkan Jaebum yang memandangnya dengan sendu.

***

"Apa yang mereka lakukan sampai selama ini." Gerutu Mark pada dirinya sendiri,

Mark sedang menunggu ditaman belakang asrama, ia sedang memberi kesempatan pada Jaebum untuk menyatakan cintanya pada Jinyoung. Sebelumnya Jaebum sudah berbicara pada Mark soal ini ketika Jinyoung sedang izin untuk pergi menjadi Junior sementara.

"Ahh persetan, aku benar benar lelah."

Sehabis itu Mark pun langsung pergi menuju kamarnya,

"Kau?"

Ucap Mark ketika mendapati Jackson sedang duduk manis diatas ranjang kamarnya,

"Kita bertemu lagi? Apakah ini tandanya adalah jodoh?"

"Keluar dari kamarku sekarang."

Jackson mendekat kearah Mark yang sedang menatapnya tidak suka,

"Apa? Bisakah kau keluar!!!" Emosi Mark benar benar di uji oleh Jackson.

"Kalau aku tidak mau?"  Tantang Jackson menaikan satu alisnya dan senyum liciknya terpampang di wajah tampannya,

"Ya tuhan bisakah aku menangis sekarang!" Mark mengeluh, ia benar benar tidak mengerti apa maksud Jackson yang terus menganggunya.

"Oh tentu saja kau boleh menangis, aku bersedia meminjamkan bahuku untukmu sayang."

"Lebih baik kau keluar sekarang!"

Mark menarik lengan Jackson dan mendorongnya keluar.

"Pergi! Jangan pernah ganggu aku lagi! Aku muak! Aku benci padamu, dan aku adalah anti fansmu!"

Mark mengeluarkan isi hati kebencianya pada Jackson dan menutup pintu sekeras mungkin.

Dan baru pertama kalinya bagi Jackson ada orang yang berani menutup pintu sekeras itu di depan wajahnya,

"Tapi sayangnya aku jatuh cinta pada anti fansku sendiri." Jackson berteriak karena ia tahu Mark masih di balik pintu kamarnya,

"Sudahku bilang pergi!"

"Iya aku juga cinta padamu." lalu Jackson tersenyum sebelum pergi.

***

"Mark menyebalkan!"

Bambam terus menggerutu pada dirinya sendiri, bagimana tidak, tadu ia hanya meminum teh milik Mark tapi Mark malah meminta ganti dengan yang baru. Bambam tidak mengerti pada sahabatnya itu yang terus marah marah tanpa sebab,

"Kalau aku jahat aku sudah mengganti gula dengan garam."

Ucapnya lagi seraya keluar dari dapur asrama,

Prangg

"Ya Tuhan! Bisakah kau- Yugyeom?"

"Astaga aku minta maaf aku tidak melihatmu."

"Tidak apa! Mungkin aku juga salah tidak melihatmu."

Kemarahan Bambam berubah menjadi kesenangan karena ternyata Yugyeom yang menabraknya, tidak mungkin sekali jika Bambam memarahi idolanya sendiri.

"Apakah ada yang terluka?"

"Tidak ada, hanya saja tanganku terkena teh panas ini."

Yugyeom pun langsung meraih kedua tangan milik Bambam,

Chuu~

"Semoga bisa cepat sembuh."

Bambam pun membelalakan matanya, ia terkejut karena perlakuan Yugyeom yang baru saja mencium punggung tangannya. Ia seperti ingin terbang, dan hampir saja ia berteriak kesenangan. Untung saja Bambam bisa mengkontrol dirinya,

"Kau baik baik saja?"

Bambam hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara,

"Ku dengar malam ini ada pasar festival malam, bagaimana kalau kita pergi kesana?"

"Kita?"

"Iya, kau dan aku. Bagaimana Bam?"

Lagi lagi Bambam hanya mengangguk, dan Yugyeom pun langsung menggandeng tangan Bambam keluar dari asrama. Dan Bambam pun melupakan teh milik Mark yang seharusnya ia ganti.

***

"Jin apakah Bambam sudah datang?"

Tanya Mark yang baru saja keluar dari kamar mandi, Jinyoung yang sedang menulis sesuatu dibukunya hanya menjawab tanpa menoleh ke arah Mark.

"Belum, memangnya ada apa?"

"Astaga anak itu lama sekali, dia membuat teh atau apa."

"Teh?"

"Iya, tadi dia meminum teh 'ku sampai habis dan aku suruh menggantinya. Tapi sampai sekarang dia belum juga tiba."

Jinyoung pun melirik jam dinding,

"Astaga Mark ini sudah hampir dua jam."

Mark pun juga langsung melirik ke arah jam,

"Jin, tiba tiba perasaanku menjadi tidak enak."

"Lebih baik kita susul Bambam."

Mark mengangguk lalu mereka pun keluar dari asrama melewati beberapa koridor sampai Jinyoung menghentikan langkahnya,

"Mark..."

"Ada apa Jin? Ayo,"

"Tadi kau bilang Bambam membuat teh bukan?"

Mark pun mengangguk, dan mengikuti arah pandang Jinyoung ke bawah. Terdapat pecahan gelas, membuat Mark membulatkan matanya.

"Jin bagaimana ini... aku takut terjadi sesuatu pada Bambam."

"Mark tenanglah."

Jinyoung berusaha menenangkan Mark yang sedari tadi mengguncang bahu Jinyoung karena cemas akan Bambam. Sampai pintu kamar dekat mereka terbuka,

"Ada apa ini ribut ribut?- hey ternyata kau."

Keluarlah Jackson dan Jaebum, karena pecahan gelas tersebut tepat berada depan kamar mereka. Jackson langsung menyapa Mark seperti biasa dengan sikap gilanya itu, sedangkan Jaebum dan Jinyoung hanya saling tatap tanpa berbicara.

"Ehm.. Jackson, apa Yugyeom ada?" Tanya Jinyoung pada Jackson,

"Tidak ada, ada apa kau mencarinya?" Jawab Jackson seraya melirik Jinyoung tapi kemudian ia kembali melirik Mark.

"Benar dugaanku, pasti ia pergi bersama Yugyeom." Gumam Jinyoung yang terdengar oleh Mark, Jackson dan Jaebum.

"Sepertinya iya, tadi Yugyeom sempat berkata padaku ia ingin pergi ke pasar festival malam." Jawab Jackson, sedari tadi hanya Jinyoung dan Jackson lah yang saling berbicara.

"Bagaimana kalau kita menyusul mereka?" Lanjut Jackson,

Jinyoung melempar pandangan ke Mark dan Mark hanya mengangguk patuh, alasannya karena adalah Bambam. Ia ingin cepat cepat bertemu dengan bocah itu lalu memarahinya karena sudah membuat Mark khawatir.

"Ayo." Pinta Jackson, setelah itu mereka pun keluar dari asrama dan berjalan kaki beberapa meter. Karena jarak festival dengan asrama tidak begitu jauh.

"Ehm.. Jinyoung, kau dan Jaebum cari ke arah sana. Sedangkan aku dan si Cantik ini ke sana."

Jackson pun langsung menarik tangan Mark, belum lama berjalan Mark pun menghempaskan tangan Jackson.

"Sudah ku katakan berapa kali padamu jangan dekat dekat padaku!!"

Lagi lagi Mark dibuat kesal karena Jackson, dan Mark benar benar tidak melihat dimana ia berada sekarang.

"Hey bisakah kau kecilkan suaramu."

"Aku tidak peduli! Pergi dari hadapanku sekarang!!!"

Orang orang yang berada disekitar mereka pun hanya memandang mereka heran, ada apa dengan kedua orang ini? Pikir orang orang tersebut.

"Ayo sayang kita bicarakan ini baik baik, kau jangan marah-marah seperti ini. Apa kau tidak memikirkan kandunganmu."

Jackson pun terus menarik Mark yang masih melawan aras perlakuan Jackson, Jackson hanya tersenyum sopan pada orang orang yang melihat mereka.

"Apa-apaan kau ini!!!"

Mark menghempaskan tangan Jackson begitu mereka sampai ditempat yang tidak begitu ramai.

"Aku hanya-"

Belum selesai Jackson berbicara Mark sudah lebih dulu meninggalakan Jackson.

"Sabar Jackson sabar, lebih perlahan lagi."

-

Di lain tempat Jaebum dan Jinyoung tidak saling berbicara, mereka juga selisih arah saat berjalan. Mata Jinyoung pun akhirnya menemukan sosok yang ia cari,

"Bambam-"

Baru saja Jinyoung ingin melangkah menyusul Bambam tapi tangan Jaebum lebih dulu menahan lengan Jinyoung,

"Aku minta maaf atas sikap 'ku yang seperti itu padamu."

Jinyoung pun mengurungkan niatnya untuk menoleh pada Jaebum,

"Aku tahu aku salah, ku mohon mengertilah."

Akhirnya Jinyoung pun menoleh dan menatap Jaebum,

"Aku mengerti dan aku memaafkanmu."

Jaebum pun langsung memeluk Jinyoung,

'Perasaanku memang tidak pernah salah.'

'Semoga perasaan ini tidak pernah salah.'

-

Tbc

Huaaaa maafkan aku yang kelamaan update:((

Continue Reading

You'll Also Like

1.2K 128 3
Selama bertahun-tahun Hongyi hanya tau bahwa ia dibesarkan oleh kedua kakak laki-laki nya Ruipeng dan Xueyi. Mereka hidup rukun dan penuh tawa. Samp...
155K 25K 46
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
1.5M 135K 70
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
847K 51.9K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...