Tigabelas

818 103 19
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Jinyoung baru saja tiba diasrama, ia baru saja menyelesaikan janjinya bersama Jaepark. Yaitu menjadi Junior dalam beberapa bulan untuk sebuah acara, dan sekarang perjanjian tersebut sudah selesai. Dan Jinyoung sudah kembali menjadi dirinya lagi,

"Aku dat..ang."

Ucapan Jinyoung seperti terputus ketika melihat Jaebum berada di kamarnya, bukan Mark atau Bambam.

"Jaebum? Kenapa kau ada disini?"

Jaebum pun menghampiri Jinyoung dan langsung mencengkram bahu Jinyoung,

"Kenapa kau lakukan itu?!! Apa yang ada didalam pikiranmu sehingga kau mau melakukan itu?!"

Jaebum menggoyangkan bahu Jinyoung yang ia cengkram, Jaebum marah pada Jinyoung yang menyanggupi permintaan Jaepark.

"Jaebum..."

"Katakan Jinyoung katakan! Kau tahu aku tidak suka jika kau melakukan itu."

"Cukup Jaebum! Apa yang kau lakukan padaku?!"

Jinyoung pun mendorong Jaebum yang sedari tadi mencengkram bahunya, Jinyoung tidak mengerti kenapa Jaebum seperti ini kepadanya. Ia baru saja pulang dan merasa lelah, dan sekarang Jaebum membuatnya tambah lelah.

"Kau tidak berhak seperti itu kepadaku."

"Tentu saja aku berhak, karena aku mencintaimu!"

Jinyoung membelalakan matanya, ia benar benar tidak percaya akan perkataan Jaebum barusan. Apa ia salah dengar? Tidak mungkin, Jaebum mengatakannya dengan sangat jelas dan lantang.

"Kau terkejut? Biar ku ulangi, AKU MENCINTAIMU JINYOUNG."

Jaebum pun langsung memeluk Jinyoung yang diam membeku,

"Bisakah kau mengerti akan sikap ku yang seperti padamu? Aku benar benar mencintaimu."

Jinyoung pun melepas pelukan Jaebum, lalu menatap Jaebum lama dan pergi meninggalkan Jaebum yang memandangnya dengan sendu.

***

"Apa yang mereka lakukan sampai selama ini." Gerutu Mark pada dirinya sendiri,

Mark sedang menunggu ditaman belakang asrama, ia sedang memberi kesempatan pada Jaebum untuk menyatakan cintanya pada Jinyoung. Sebelumnya Jaebum sudah berbicara pada Mark soal ini ketika Jinyoung sedang izin untuk pergi menjadi Junior sementara.

"Ahh persetan, aku benar benar lelah."

Sehabis itu Mark pun langsung pergi menuju kamarnya,

"Kau?"

Ucap Mark ketika mendapati Jackson sedang duduk manis diatas ranjang kamarnya,

"Kita bertemu lagi? Apakah ini tandanya adalah jodoh?"

"Keluar dari kamarku sekarang."

Jackson mendekat kearah Mark yang sedang menatapnya tidak suka,

"Apa? Bisakah kau keluar!!!" Emosi Mark benar benar di uji oleh Jackson.

"Kalau aku tidak mau?"  Tantang Jackson menaikan satu alisnya dan senyum liciknya terpampang di wajah tampannya,

"Ya tuhan bisakah aku menangis sekarang!" Mark mengeluh, ia benar benar tidak mengerti apa maksud Jackson yang terus menganggunya.

"Oh tentu saja kau boleh menangis, aku bersedia meminjamkan bahuku untukmu sayang."

"Lebih baik kau keluar sekarang!"

Jin & JunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang