Love Two Side Of The Mirror

Oleh gopayy

126K 7.9K 932

Cuma cerita tentang anak sekolahan yang pulang kampung dan ketemu sama kembaran mantan nya doang. Tapi tau se... Lebih Banyak

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 19
Special Chapter 20
Special Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Final Chapter 27

Chapter 18

3K 177 0
Oleh gopayy

"Aaaaaaaaaaaaaaa"

"Ada apa, Bella?!" Teriak James dari kejauhan yang langsung lari ke arah istri tercinta nya itu. Ia pun langsung melihat apa yang istrinya lihat, ternyata terdapat dua orang lelaki tanpa pakaian, hanya memakai celana boxer, sedang berpelukan dengan mesra nya. Meski Bella sudah berteriak tetap saja kedua lelaki itu tidak bangun dari tidurnya.

"Ini apa sih kok berisik banget" ucap Jean yang masih setengah sadar sambil mengucek matanya.

"Oh, ayah dan bunda sudah pulang?" Tanya Jean lagi yang sudah 99,9% tersadar.

"Berisik banget" ucap Riksa yang sedang berjalan ke arah Bella dan James.

"Eh bunda sama ayah"

"Sayang, kalian tau nggak ini siapa?" Tanya Bella yang menunjukkan kedua lelaki yang sedang berpelukkan tanpa menggunakan pakaian. Langsung saja Jean dan Riksa melihat apa yang Bella tunjuk. Mereka kaget bukan main, itu Bagas dan Riky! Ya, itu mereka.

"Astaga! Riky! Bagas!" Teriak Jean. Namun tetap saja mereka tidak terbangun dari tidur nya.

"Woyy!" Teriak Riksa. Kali ini mereka langsung kaget dan terbangun. Mereka duduk sambil melihat ke sekeliling.

"Ah-umm om, tante" ucap Riky.

"Anjir, kenapa gue naked gini dah" tanya Bagas kepada dirinya sendiri.

"Kalian salah kamar cuy, ini kamarnya ayah sama bunda"

"Astaga! Om, tante kami minta maaf" ucap Riky yang langsung bangun dan mengambil pakaiannya. Sementara Bagas masih sibuk memakai baju dan celananya.

"A-ah tidak apa-apa, kalau begitu om dan tante tidur di kamar tamu saja. Good night boys" ucap Bella yang langsung mendorong James menjauh dari kamar mereka.

"Bajilak, gue ga ta kalo ini kamar ortu kalian. Gue malu banget sumpah" ucap Bagas yang sudah memakai pakaian nya lengkap.

"Ah udah gapapa, santai aja. Bunda sama ayah ngerti kok. kalian tidur lagi aja dah" ucap Riksa lalu mendorong Bagas san Riky ke dalam kamar dan menutup pintunya rapat-rapat.

"A-ah, untung Bunda baik" ucap Jean.

"Untung nya kak, yaudah sekarang kita juga balik ke kamar yok kak. Udah jam setengah 2 ini" ucap Riksa. Mereka pun kembali ke kamar mereka masing-masing dan tidur di dalam pelukan sang kekasih yang half-naked. Kehangatan terasa menyelimuti tubuh Riksa dan Jean. Mereka merasa nyaman dan tenang. Mata mereka mulai terpejam dan masuk ke alam mimpi.

Keesokan paginya, Jean dan Riksa sudah bangun dan siap dengan seragam nya masing-masing. Sementara kekasih mereka masih saja tertidur. Seakan belum puas dengan kelakuan yang mereka lakukan tadi malam.

"Sayang bangun, udah pagi ini. Ayo sekolah!" Teriak Jean tepat di telinga Calvin. Seketika itu juga Calvin langsung terbangun karena terkejut mendengar suara keras yang tiba-tiba terdengar jelas di telinga nya.

"Astaga! Sayang loe kagetin gue" teriak Calvin.

"Ihh aku nih bangun in kamu, udah sana cepet mandi terus kita berangkat ke sekolah!" Perintah Jean. Namun Calvin malah tertidur dan menutupi badan nya dengan selimut. Mau tak mau Jean pun menarik selimutnya, namun ada sesuatu hal yang tidak ia kira. Calvin menarik tubuh mungil Jean ke dalam pelukannya dan menciumi pucuk kepala Jean.

"Ahh sayang ayo bangun, ihh lepasin"

"Please, stay like this for 5 minutes. I really want to hug you tightly" ucap Calvin pelan di telinga Jean. Jean terkejut karena tiba-tiba saja Calvin bisa berbicara memakai bahasa inggris.

"U-umm, o-okay. Just for 5 minutes"  jawab Jean dan Calvin pun mengangguk lalu menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Jean.

Sementara itu di kamar Riksa,

"Beb! Bangun! Udah pagi! Anterin aku ke sekolah!" Teriak Riksa sambil memukuli tubuh Gavin dengan bantal. Namun percuma, Gavin hanya berpindah posisi saja.

"Beb! Bangun ato gue putusin lu!" Dan seketika itu juga Gavin langsung terbangun.

"Ahh, bebeb bercanda nya jelek deh. Ini gue udah bangun kok"

"Yaudah cepet ke kamar mandi" perintah Riksa, namun Gavin malah memaju-maju kan bibir nya.

"Ini bibir ngapain monyong-monyong?"

"Alah beb, morning kiss. Gue pengen morning kiss"

"Ahhh lu mah, gue kasih morning kiss tapi abis itu langsung mandi yak?" Tanya Riksa

"Oke beb, siap"

Gavin pun mengecup bibir merah milik Riksa dan sedikit menyerapnya. Setelah itu Gavin langsung masuk ke kamar mandi.

"Oh, gue kudu bangunin Bagas sama Riky. Sebelum mereka gabisa di bangunin" Riksa pun segera berjalan menuju kamar yang di tempati Riky dan Bagas.

Brrokk...
Brrokk...
Brrokk...

"Woyy, bangun! Mau sampe kapan kalian tidur cuk!"

"Ah, ganggu!"

BRAAKK..

Bagas pun melemparkan guling ke arah pintu dan membuat Riksa terkejut.

"Bajigur! Woyy cuk tangi! As mboh lah" Riksa pun berlalu. Dia sudah malas dengan mereka berdua. Di dalam hati, Riksa sudah membatin dan misuh-misuh. Seharusnya mereka tu sadar ini rumahnya sapa, batin nya.

"Eh Riksa! Riky sama Bagas dimana?" Tanya Jean yang sudah berada di meja makan bersama James, Bella, dan Calvin.

"Tauk ah, mereka ga mau bangun" ucap Riksa kesal dan langsung mengambil kursi di sebelah Bella.

"Kalau Gavin? Dia dimana?" Tanya Bella yang sedang mengambilkan nasi goreng ke piring James.

"Dia lagi mandi Bun, paling bentar lagi udah selesai. Tuh kan barusan aja di omongin udah dateng orang nya" ucap Riksa sambil menunjuk Gavin yang sudah rapi mengenakan kemeja dan celana Jeans hitam.

"Ada apa kok nunjuk gue?" Tanya Gavin.

"Ah, gapapa. Sini duduk" ajak Riksa.

Mereka pun segera menghabiskan sarapan dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah.

"Bunda, kami berangkat sekolah dulu ya. Nanti kalau Bagas dan Riky sudah bangun bilang aja kalo kita udah berangkat duluan" pamit Jean kepada Bella. Tak lupa ia mencium tangan Bella.

"Hati-hati ya, sayang" ucap Bella sambil menepuk-nepuk pundak Jean. Setelah mereka semua berpamitan, meteka segera berpencar ke kendaraan nya masing-masing.

-Jean POV-

Aduh gimana ini, aku ngerasa agak canggung sama Calvin. Tadi malem k-kita udah... ah apaan sih Jean, udah lah jangan di inget-inget lagi, ntar malah malu sendiri.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Calvin sambil tangan kiri nya menggenggam tangan ku erat.

"E-enggak papa kok sayang"

"Beneran ini? Ntar kalo ada apa-apa langsung cerita aja ya say, jangan buat kepo" ucap Calvin sambil mengelus-elus pucuk kepalaku.

"Aaaa-umm ga ada apa-apa kok. Beneran deh" ucap ku sambil sedikit tersenyum. Aku ga mau cerira ke dia, aku berusaha buat nyembunyiin rasa malu ku. Dan tiba-tiba.. Calvin mengecup bibir ku. Astaga! Aku benar-benar terkejut. Walaupun ini sudah yang kesekian kali nya kami bercumbu, namun kali ini rasanya beda. Benar-benar beda.

"Kalo gitu, gue kebutin ya mobil nya say. Nanti keburu telat" aku pun mengangguk. Tapi masih terdiam karena kecupannya tadi.

Tak butuh waktu lama, mobil milik Calvin pun sudah terparkir rapi di parkiran sekolah yang lumayan mewah itu.

"Say, pliss aku mohon, nanti waktu di kelas jangan nunjukin kalo kamu itu pacarku ya. Aku gamau kalo kamu ntar dapet masalah dari orang lain. I'm sorry.." ucapku lemah. Kata-kata itu meluncur bebas dari tenggorokan ku. Tak dapat aku tahan lagi. Namun memang benar kalau itu memang kata-kata yang ingin aku ucapkan.

"Hmm, udah gue duga kalo kamu emang ga suka sama kejadian yang tadi malem kita lakuin. Maaf ya say kalo aku buat kamu ga nyaman" sambil tersenyum fia mengusap pucuk kepalaku. Aku tau bahwa senyum nya itu adalah palsu. Ya, palsu. Aku ga mau buat dia kecewa. Bukan nya aku ga suka tapi ini juga buat kepentingan dia.

"A-aku ga maksud gitu say, aku..." belum selesai aku bicara dia langsung menyela.

"Yaudah ya say, aku masuk ke kelas dulu. Hati-hati di perjalanan ke kelas ya. Nanti kita ketemu lagi di kelas. Love you.." ucapnya lemah lalu mengecup kening ku. Bibir nya bergetar. Entah itu pertanda apa.  Belum sempat ku genggam tangannya, dia sudah membuka pintu mobil dan pergi meninggalkanku. Entah kenapa hati ini seperti retak, jantungku mulai berdegup kencang.

'Ini pilihanku, semoga aku tidak menyesal' kataku dalama hati. Perkataan untuk menyemangatiku.

》Back to Riksa《

-Riksa POV-

Ahhhhh! Badan gue pegel-pegel semua, anyiing emang kok tuh si Gavin. Dasar bule, pengennya yang ena-ena sama yang sadis. Ga mikirin gimana perasaan badan gue yang kecil dan mungil ini?

"Cemberut aja lu beb? Kenapa sih? Uluh-uluh" canda Gavin yang lagi nyetir mobil ke arah sekolahan gue

"Ahhh gue bete sama lu. Gak nyadar apa kalo badan lo itu gede sementara badan gue kecil? Main ena-ena yang bikin badan gue remuk lagi" dumel gue. Dia cuma ketawa, kenceng banget suaranya. Rasanya pengen nyumpel tuh mulut pake kaos kaki.

"Ya maap beb, gue kelepasan. Abis nya sih lu lucu bett, ya kan gue jadi gak nahan" ucapnya sambil ngelus-ngelus pucuk kepala gue.

"Ah tauk ah!" Fiks, gue bener-bener ngambek kali ini.

"Gitu aja ngambek beb, yaudah sebagai permintaan maaf nya, gimana kalo nanti malem lu gue ajak ke suatu tempat? Lu pasti suka deh. Mau ya?" Tanya nya sambil genggem tangan gue erat.

"Emang nya mau kemana?" Tanya gue cuek.

"Udahlah, tinggal bilang mau apa enggak" anjir, ceritanya dia bikin gue kepo nih? Ngajak berantem nih anak rupanya. Ya dari pada gue ntar kepo dan kebawa sampe mimpi mending gue iya in aja dah.

"Iya iya gue mau, emang nya mau kemana sih beb? Aku nih kepo"

"Ada deh, ntar lo juga tau ndiri lah beb. Eh btw udah nyampe sekolahan lo nih"

"Anjerr cepet amat dah" pekik gue. Rasanya ini gak sampe 10 menit.

"Ya kan cuma deket beb sekolahan lu" ucapnya. Gavin langsung ngehadep gue dan nelungkupin kedua tangannya di kepala gue.

"Semangat sekola ya beb, jangan skip pelajaran, jangan tidur di kelas, jangan jutek juga, sama yang penting jaga mata sama hati lu ya beb. Love you.." ucapnya. Langsung aja dia ngecup gue. Cukup lama. Untung aja kaca mobilnya di pakein v-kool.

"Ee-umm love you more beb. Yaudah gue masuk dulu ya" ucap gue. Gue buka pintu mobilnya dan keluar dari mobil. Gue lambaiin tangan gue dan langsung cus ke kelas.

Sesampainya di kelas gue ga lihat Farhan. Tumben banget tu anak belom berangkat, biasanya juga dia yang paling awal berangkat. Yahh... kalo Farhan ga berangkat, gue bakalan kesepian ini. Gaada Danny... jujur gue kangen dia. Kangen sifat nya yang dewasa. Tapi kenapa dia cepet banget sih yang ninggalin gue. Ini semua salah gue. Nggak! Riksa lo ga boleh gini! Ntat Danny ga tenang di sana!

"Oy!" Gue langsung tengok ke belakang.  Ini sapa sih? Cowo tinggi, putih, rambutnya agak panjang, dan kantung mata nya tebel banget.

"Lu ngalangin jalan, bego!" Anyingg ni orang ngatain gue bego! Belom tau kalo gue ini jawara silat waktu sd apa!

"Eh lu sapa, berani-berani nya ngatain gue bego!"

"Stop! Udah cukup! Arvi!" Lah ini suaranya Farhan kan?

"Eh han, lu kenal orang ini? Dia ngatain gue bego. Belom tau di tonjok kayaknya" gue pun nggulung lengen baju gue dan siap buat nonjok.

"Eh Riksa, sorry, ini sodara gue. Tiba-tiba aja dia pindah ke rumah gue. Katanya ortu nya lagi ada urusan di luar negri. Pliss maafin dia Rik" ucap Farhan sambil tangannya mohon-mohon ke arah gue. Berhubung ini sodara dari sahabat gue, gue ngurungin niat gur buat nonjok dia.

"Oh yaudah, dia lepas. Coba kalo dia bukan sodara lu, udah gue abisin dia" ucap gue sok berani.

"Yaudah tonjok aja gue. Gue juga ga takut kok sama lu. Udah ah lu anak kecil minggir!" Ucap nya. Dia ngedorong gue sampe badan gue kepentok pinggiran pintu dan itu bener-bener sakit.

"Eh Riksa, lu gapapa kan? Maafin sodara gue ya. Dia broken home jadinya kayak gitu deh kelakuannya" ucap Farhan. Dia nolongin gue bangun dan tetah gue sampe ke tempat duduk gue.

"Mau gue beliin minum Rik? Sebagai ucapan maaf"

"Ya boleh dah, es milo yak" ucap gue. Dia pun ngangguk dan langsung cus ke kantin. Sementara itu gue langsung arahin pandangan gue ke sodara nya Farhan. Dia malah tidur dan dia duduk di kursinya Danny. Isshhh, gue ga terima ini. Gue ga suka sama kelakuannya. Beda banget sama Farhan.

》Back to Bagas & Riky《

-Author POV-

Krriiinggggggg
Krriiinggggggg
Krriiinggggggg

"Ahhh, bacot lu!" Ucap Bagas lirih. Dia masih memejamkan matanya dan masuh bermimpi.

"Matiin!" Teriak Riky. Ya, mereka berdua masih ngebo di kediaman Alexadji. Dan dengan enaknya mereka tidur di kamar sang pemilik rumah.

Krrriiinggggggg
Krrriiinggggggg

"Ya ampun, iya-iya gue bangun!" Teriak Bagas. Dia mulai mengangkat tubuhnya dan duduk di pinggiran kasur. Mengucek matanya sampai pandangan nya fokus lalu melihat ke arah jam.

"Astaga! Ini uda jam 7! Riky bangun! Oyy bangun, anjeengg!" Teriak Bagas tidak karuan. Riky masih aja ngebo. Dia hanya menutupi telinganya dengan jarinya dan kembali tidur.

"Ahh dasar anjeng satu nih! Bangun cuk! Kita telat ke sekolah! Lu gamau kan nambah point! Inget point kita udah 64!"

"Aaaaa! Iya gue bangun, anjengg! Ayo cepet berangkat ke sekolah!" Mereka berdua pun akhirnya segera bangun dan tergesa-gesa ke dalam kamar mandi. Berhubung kamar mandi yang satu rusak, jadi mereka berebut kamar mandi yang ada di belakang.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Tanya seseorang yang berasa di belakang mereka. Mereka pun membalikkan badan dan menapaki sesosok wanita berkulit putih, dan memakai celana legging.

"A-ah anu tante, kami mau mandi tapi kamar mandi yang satu nya rusak. Jadi kami rebutan. Hehehe" jelas Bagas sambil tertawa janggal.

"Oh astaga kalian ini, bikin tante kaget saja. Ya sudah di buat gampang saja, kalian mandi bersama-sama saja. Riksa dan Jean juga sering kok" ucap Bellas dengan santainya, sementara Bagas dan Riky yang mendengar perkataan Bella pun hanya tertawa janggal, pipi mereka langsung memerah.

"O-oh begitu ya tante. Oh ya sudah, kami mandi bersama-sama saja. Ehehe" jawab Riky.

"Problem solve! Kalau begitu tante tinggal yoga lagi ya" ucap Bella begitu saja. Mau tidak mau mereka berdua harus mandi bersama. Padahal, di dalam pikirannya mereka, mereka menginginkan mandi bersama orang-orang yang mereka cintai. Bukan sahabat yang setiap hari membuat darah tinggi.

》Back to Jean《

-Jean POV-

Oh astaga, pagi hari ini begitu buruk. Jam pelajaran pertama dan kedua sudah berlalu namun Calvin tetap saja tertidur di atas mejanya. Ingin aku menyapanya dan meminta maaf, namun sangat canggung.

"J-E-A-N !" Teriak seseorang. Aku pun terkejut dan langsung menghadap ke belakang.

"Ah kalian rupanya, ada apa?" Tanyaku.

"Ke kanti yok Jean, aku laper nih" ucap Gina.

"Tapi kan nanti masih ada pelajaran Gin. Aku ga ber-" perkataanku langsung di potong oleh Gina.

"Alah gapapa, kali-kali lah kita skip. Nanti juga cuma pelajaran Seni Budaya kok. Paling cuma suruh gambar aja" ucap Gina. Dia pun menarik tanganku. Tenaga nya sangat kuat, dia tak seperti wanita pada umunya. Dia benar-benar seperti laki-laki. Macho sekali. Di bandingkan dengan aku yang hanya memiliki tulang berlapis kulit.

"Aaaahhhh!" Aku terpleset. Tenaga nya terlaly kuat dan kaki ku terjegal meja. Alhasil, wajahku menatap pinggiran meja. Benar-benar sakit. Sungguh sakit. Tapi untung saja hanya terkena jidat ku.

"Uwaa, Jean! Kamu gapapa kan? Maafin aku, aku terlalu semangat menarik mu" Gina pun mengulurkan tangannya ke arahku. Aku pun mendongakkan wajahku dan meraup uluran tangannya.

"Astaga! Jean! Batuk mu!" (Batuk=jidat). Teriak Gina. Logat jawa nya mulai muncul lagi.

"Hah? Kenapa jidat ku? Eh Gin.. kok aku... ngerasa melayang ya? Kaki ku kerasa hilang... aduh... maaf... ga... bisa... nemenin... kamu..." ucapku sebelum mataku benar-benar tertutup. Namun sebelum mataku tertutup, terlihat samar-samar tubuh laki-laki yang berlari mendekatiku dan memegangi pipiku. Kalau itu Calvin aku benar benar merasa senang...

📣Oaoeoaoe📣
Hallo readers! Author ovaayy come back nih, setelah lama berguru dan menimba ilmu, akhirnya saya dapat menerbitkan chapter yang tidak kelar-kelar ini :v . Hope you all like it :v because mencari mood dan ide itu sangat susah :v .

Doaakan author yang sebentar lagi bakalan UAS ya gengsss. Lope you all :*

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

28.4K 2.4K 6
Ada beberapa bagian dalam series ini... - Sayap-Sayap yang Hilang - Sayap Baru - Separuh Sayap - Separuh Sayap 2 (Just You and Him) - Dua Pasang Saya...
1.7M 68.1K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
274K 17K 32
[[ BOOK 2 OF 3 ]] Setelah ditinggalkan oleh Brandon, Will akhirnya bisa kembali bangkit dari keturpurukannya selama 2 tahun. Melanjutkan hidupnya dik...
150K 10.1K 41
Ini hanya cerita sehari-hari anak SMK. Dibumbui dengan romance biar sama kayak yang lain :v ☆☆☆ [!!!] BoyXBoy, Yaoi, Sho-Ai