Chapter 22

2.6K 164 10
                                    

-Author POV-

Setelah beberapa hari mereka di Amerika untuk melangsungkan pernikahan, kini Jean dan Calvin mencoba untuk tinggal bersama.

"BEEEEBBBBB!!!" teriak Jean dari kamar. Saat ini mereka berdua berada di rumah Calvin, karena Lisanna yang meminta nya untuk tinggal di sana. Karena James dan Lisanna sering pergi keluar kota maupun keluar negeri.

"Iya sayang, tunggu sebentar!" teriak Calvin dari arah dapur. Ia lansung berlari menuju kamarnya yang berada di lantai tiga sedangkan dapur berada di lantai paling bawah.

"Ada apa say?" 

"Ambilin es krim dong, aku mau es krim!" perintah Jean. Calvin melongo. Ia sudah capek-capek membuatkan Jean makanan dan sekarang ia di panggil untuk mengambil es krim?!

"Lah... dapur nya di bawah beb. Yang lain aja deh. Kan loe juga lagi gue buatin roti bakar, katanya loe mau roti bakar?" tanya Calvin sambil menahan emosi nya.

"Iiiihhhh! sekarang aku mau dua-duanya! kamu mau kalo anak kita besok ileran?! mau?!" teriak Jean. Ia berubah 360 derajat dari Jean yang kalem, baik hati, penyabar menjadi seseorang seperti Riksa bahkan lebih parah lagi.

"A-ah, yaudah-yaudah gue ambilin roti bakar sama es krim dulu. Mau di bawain yang lain nya sekalian ngak beb?" tanya Calvin.

"Itu aja, udah sana cepet ambilin" usir Jean lalu ia melihat televisi lagi. Ia keraskan volume hingga terdengar sampai ke lantai paling bawah

Setelah mengambil roti bakar yang ia buat dengan tergesa-gesa dan membeli es krim di indomaret, Calvin pun segera mengantar makanan tadi ke kamar nya yang berada di lantai tiga. Jean yang melihat makanan nya datang pun langsung sumringah. Ia terburu-buru untuk mengambilnya dari tangan Calvin lalu mengusirnya. Calvin hanya bisa tersenyum sambil menahan emosi.

---<30 menit kemudian>---

"BEEBBEEBBBB! BEEEBBBB!" teriak Jean lagi. Mau tidak mau Calvin yang baru saja selesai menyuci piring dan peralatan masak pun segera naik lagi. Pembantu Calvin hari  ini tidak masuk karena anaknya sakit dan pembantunya yang satu nya sedang pulang kampung  jadi dia yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, lengkap sudah.

"Ada apa lagi  sih beb?" 

"Ih kamu ngomong nya kasar, aku gak suka. Hmmpphhh!"  Jean pun mengambek. Calvin hanya melongo sambil membatin 'Lah kapan gue ngomong kasar?'

"Astaga sayang, yaudah gue ulangin. Ada apa sayangku cinta?" tanya Calvin dengan lembut. Ia pun segera duduk di samping Jean sambil memegang pundaknya.

"Nah gitu lho, aku kan jadi makin cinta" ucap Jean lalu memeluk Calvin dan mencium pipnya.

"Jadi, kamu mau apa lagi beb?" tanya Calvin, Jean pun menjadi antusias lalu berbicara tentang keinginannya untuk pergi berenang di kolam belakang.

"Bebeb, sekarang itu udah jam 7 malem. Nanti kalo loe kedinginan gimana?" tanya Calvin dengan lembut. Jean langsung mengambek utnuk kedua kalinya. Tangan nya ia lipat di dada.

"Iiihh, aku nih gapapa kalo berenang jam 7!" teriak Jean. Calvin pun menggeleng sambil membuang napas berat.

"Loe emang kuat sayang, tapi bayi kita? loe ga mikirin ke selametan bayi kita?" tanya Calvin. Jean pun menurunkan tangan nya lalu berbalik menghadap Calvin. Mata nya berkaca-kaca lalu memeluk Calvin dan menangis.

"Huaaaa! Calvin aku minta maaf. Aku lupa kalo lagi hamil!" teriak nya sambil menangis tepat berada di telinga kiri Calvin. Calvin hanya bisa mengelus-elus punggung Jean dan menciumi pipinya.

"Yaudah sekarang sayang tidur aja ya" ucap Calvin lalu tersenyum. Sebenarnya ia hanya ingin Jean untuk tidur agar tidak berisik, meminta ini itu hal-hal yang impossible untuk di dapat.

Love Two Side Of The MirrorDär berättelser lever. Upptäck nu