Broken Enough

By JeviliaAryento

145K 10.4K 1.8K

[COMPLETED] Kayla baru saja bertemu kembali dengan sahabat kecilnya setelah 6 tahun berpisah tanpa kabar apap... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Epilog
New Story!

Part 22

2.1K 160 15
By JeviliaAryento

"CAROLINE!"

Kayla, Caro, serta kedua temannya lantas langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut, dan menemukan Raymond yang telah berdiri di ujung koridor dengan tatapan tajam dan menusuk.

Caro yang masih kaget, segera melepaskan genggamannya pada rambut Kayla dan langsung kabur, diikuti dengan kedua temannya.

"Dasar ketua cheers payah. Bukannya tanggung jawab, malah kabur," gumam Raymond saat sudah berdiri di hadapan Kayla. "Lu ga apa-apa?"

"Ga kok," jawab Kayla sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan karena ulah Caro.

"Lu diapain sama tuh orang?" tanya Raymond dan ikut membantu Kayla merapikan rambutnya.

Kayla benar-benar terkejut dengan kelakuan Raymond, sehingga matanya membulat, dan ia menjawab Raymond dengan terbata-bata. "Cu-cuman dijambak kok, sama tadi gue jatuh gara-gara dia sengaja julurin kakinya di depan pintu toilet."

"Sinting emang tuh orang, ga punya otak. Nanti kalau lu kenapa-napa gimana?" geram Raymond yang jengkel dengan perbuatan Caro yang semena-mena.

"Biarin aja lah. Yang penting gue ga kenapa-napa sekarang," jawab Kayla setelah selesai merapikan rambutnya.

Raymond menarik tangannya dan memasukkannya ke dalam kantong celananya. "Lu ada masalah apa sama dia?"

"Ga tau, ga jelas. Dia suruh gue jauhin Joshua, tapi ya gue ga mau lah. Seenak jidat aja nyuruh-nyuruh gue."

"Oh. Kalau lain kali dia gitu lagi, bilang ke gue aja, bakal gue labrak," balas Raymond lalu mengacak rambut Kayla pelan. "Lu pelajaran apa sekarang?"

"Aduh! Lupa gue masih ada pelajaran!" jawab Kayla dengan polosnya sambil menepuk keningnya sendiri.

Raymond terkekeh melihat tingkah Kayla yang menggemaskan menurutnya. "Kasihan tuh jidat ga salah apa-apa."

"Eh?"

"Abis olahraga?" tanya Raymond setelah melihat keringat yang membasahi kening Kayla.

"Iya nih. Lu kok ga di kelas? Bolos?" tanya Kayla balik.

"Ga lah," sergah Raymond cepat. "Gue abis dari ruangan OSIS. Ini baru mau ke kelas. Gue anterin ke kelas lu sekalian yuk," ajak Raymond.

Kayla menimbang-nimbang. Mumpung koridor tidak ada orang, karena masih tergolong jam pelajaran, Kayla akhirnya mengangguk mengiyakan, membuat Raymond mengulun senyuman nan indah.

Kayla dan Raymond berjalan beriringan di sepanjang koridor lantai 2 dengan mengobrol sedikit. Raymond bahkan berusaha melawak beberapa kali, dan tentunya berhasil membuat Kayla tertawa terbahak-bahak.

"Kalau lu ada masalah, ga usah stres. Coba aja nyanyi kenceng-kenceng, lu bakal tau kalau ada sesuatu yang lebih parah dari masalah lu itu, yaitu suara lu sendiri."

"Leh ugha tuh."

"Terus, gue mau cerita deh. Kemarin gue tuh dikejar-kejar sama si Kenneth. Massa dia ngejar-negjar gue sampai muterin satu sekolah cuman buat nagih utang 2 ribu. Lu bayangin Kay, 2 ribu doang sampe muterin satu sekolah!" ujar Raymond dengan sangat antusias dan menggebu-gebu.

"Ya, terus kenapa ga langsung lu bayar aja kalau gitu? 2 ribu ini," balas Kayla setelah puas tertawa mendengar celotehan Raymond.

"Ya, duit gue udah habis buat jajan. Ujung-ujungnya, karena gue capek lari, akhirnya gue minjem duit kakak lu 2 ribu terus kasih ke Kenneth. Jadinya sama aja, gue utang sama kakak lu juga sekarang."

"Lu sekelas sama Kak Alex?" tanya Kayla dan dibalas oleh anggukan dari Raymond. "Berarti lu sekelas sama Joshua juga dong?" tambah Kayla.

"Iya. Dari kelas 10," jawab Raymond.

"Sial!" umpat Kayla setelah dirinya dan Raymond sampai di depan kelasnya. "Pintu kelasnya udah ditutup. Telat gue," dumel Kayla.

"Ga apa-apa lah, daripada ga masuk sama sekali. Gue tunggui disini sampai lu masuk."

"Ya udah. Habis itu, langsung balik ya ke kelas. Jangan bolos lu. Hati-hati nanti nginjek lantai," gurau Kayla dan membuat Raymond geleng-geleng kepala.

Setelah itu, Kayla segera mengetuk pintu kelasnya dan segera masuk. Raymond yang melihat pintu kelas Kayla telah ditutup kembali, lantas segera berjalan kembali ke kelasnya ditemani dengan senyuman yang tidak pernah pudar dari wajahnya.

***

"Kenapa kamu terlambat masuk kelas?" Baru saja Kayla menginjakkan kaki ke dalam kelas, ia langsung disemprot oleh pertanyaan super galak dari Bu Sinta, guru Fisika kelas Kayla yang memiliki badan berbentuk jam pasir nan lebar serta kaca mata berbingkai ungu yang selalu bertengger di batang hidungnya.

"Maaf Bu. Tadi ada masalah sedikit di toilet," jawab Kayla jujur, tetapi tidak berniat untuk menceritakan detail masalahnya.

"Ya sudah. Kali ini saya ampuni. Sekarang, cepat kembali ke kursimu," balas Bu Sinta. "Mari kita lanjutkan pelajaran."

Baru saja Kayla menempelkan bokongnya dengan sempurna di kursi, ia langsung mendapatkan pertanyaan dari Laura. "Eh! Lu habis darimana sih? Sampai telat gitu?"

"Tadi gue berantem sama si Caro," balas Kayla dengan sedikit berbisik, agar Bu Sinta yang sedang fokus menuliskan rumus-rumus Fisika di papan tulis tidak mendengarnya.

"Caro? Kakak kelas kita?"

"Iya."

"Kok bisa?"

"Hei! Saya bisa dengar ya bisikan kalian! Perhatikan ke depan! Jangan ada yang bisik-bisik, apalagi ngobrol!" sahut Bu Sinta dari depan membuat Laura dan Kayla segera bungkam.

Kayla yang tidak kehabisan akal, akhirnya merobek secarik kertas dari bukunya dan menuliskan sesuatu di atasnya, lalu disodorkan pada Laura.

Nanti pulang, lu sama Juju ke rumah gue aja. Gue ceritain deh.

Laura yang telah selesai membacanya, lamtas mengacungkan jempolnya ke arah Kayla.

Setelah itu, mereka lanjut mendengarkan penjelasan dari Bu Sinta dengan seksama, namun tetap saja, tidak ada yang nyangkut di otak Kayla.

"Lu ngerti ga Ra?" tanya Kayla sambil berbisik dan mencondongkan tubuhnya ke arah Laura.

"Kagak," balas Laura smabil menggeleng dan nyengir kuda.

"Gimana dong? Kita ga ada yang ngerti. Lagian, baru pertemuan pertama, langsung belajar aja. Perkenalan dulu kek gitu, biar enak," dumel Kayla.

"Sono request sama Bu Sinta."

"Ulangan nanti mau dapet nilai berapa ini gue? Ga ngerti apa-apa."

"Ga tau. Gue sih ada les, jadi gampang."

"Sial. Gue ga ada les," rutuk Kayla.

Dan tanpa mereka sadari, ada sepasang mata dari bagian pojokan kelas yang sedari tadi telah memperhatikan mereka.

***

"Permisi Pak. Maaf telat, saya baru selesai rapat OSIS." Raymond yang telah sampai di kelasnya, langsung masuk dan menyampaikan permintaan maafnya pada guru yang sedang mengajar.

"Ya sudah, kalau masalah OSIS, tidak apa. Sana duduk," perintah guru berkumis hitam lebat itu dan langsung dibalas oleh anggukan dari Raymond.

Begitu Raymond resmi menempelkan bokongnya ke kursi, ia langsung mencondongkan badannya dan berbisik pada Joshua yang memang duduk di sebelahnya. "Gue punya berita."

"Apaan?" jawab Joshua ogah-ogahan karena merasa terganggu. Joshua sedang fokus mendengarkan pelajaran Geografi yang disampaikan oleh Pak Anton, karena memang Joshua hanya menyukai pelajaran itu di sekolah.

"Tadi Kayla dibully sama Caro," lapor Raymond.

Joshua mengernyit dan alisnya berkerut. "Hah?"

"Iya. Tadi gue liet sendiri Caro ngejambak rambut Kayla. Kasihan Kayla," ujar Raymond pelan. Kejadian di koridor tadi terputar kembali dalam benaknya. Ia tidak tega melihat Kayla.

Joshua berdecak heran. "Emang ya si Caro, udah miring kali tuh orang," balas Joshua. "Kenapa Kayla sampai dibully gitu?"

"Kayla sih tadi bilang, Caro suruh dia ngejauhin lu, tapi Kayla ga mau."

Joshua mendengus pelan sambil memijit keningnya. "Caro emang keterlaluan. Apa sih maunya tuh orang? Nyebelin amat," celoteh Joshua.

"Tumben lu ngoceh gitu. Ya, Caro maunya lu lah. Dia liet Kayla deket sama lu, terus ga rela, terus Kayla diancam gitu deh," tebak Raymond berdasarkan dengan hasil analisanya.

"Dasar nenek lampir, cempreng pula," rutuk Joshua, membuat Raymond terkikik mendengarnya.

"Gila, semenjak satu tahun lalu, baru kali ini, lu bisa ngelawak kayak dulu lagi. Hebat bro, kemajuan, gue bangga," ujar Raymond lalu menepuk pundak Joshua tiga kali.

"Ga usah sentuh-sentuh gue. Tangan lu najis," balas Joshua ketus.

"Tai lu! Gue dikatain lagi. Emon ga bisa diginiin," omel Raymond sok dramatis sambil melipat kedua tangannya di depan dada, dengan bibir yang telah mengerucut.

"Najis. Pergi lu setan!" balas Joshua histeris di saat kelas sedang hening, membuat Pak Anton mengalihkan pandangannya dari papan tulis, dan menatap Joshua dan Raymond bergantian dengan tatapan membunuh.

"Kalian berdua! Jangan ngobrol terus! Ini peringatan pertama untuk kalian! Dua kali lagi kalian ketahuan, kalian keluar dari kelas saya!" teriak Pak Anton.

"Siap pak," jawab Raymond dan Joshua bersamaan.

Setelah Pak Anton kembali menatap papan tulis, Raymond mulai mencondongkan badannya ke arah Joshua lagi dan berbisik, "Gue bakal selalu jagain Kayla. Ga ada yang boleh nyakitin dia."

***

"Lu berdua duluan aja. Gue ada urusan sama Kayla," ujar seorang cowok setelah sampai di meja Kayla dan berhadapan dengan Laura serta Juju.

"Hah?" balas Lauran dan Juju bersamaan.

"Kita berdua mau ke rumah Kayla," ucap Laura sambil menatap aneh ke arah cowok itu.

"Ya udah. Lu berdua pulang dulu aja. Gue ada urusan sama Kayla. Nanti gue anterin dia pulang."

"Gue tungguin deh kalo gitu."

"Batu ya lu! Pulang duluan aja gue bilang!" bentak cowok itu, membuat Laura serta Juju kaget dan dengan tergesa-gesa beranjak dari tempat duduknya.

"Ya udah. Jagain Kayla ya, anterin pulang nanti. Jangan diapa-apain! Awas aja lu!" teriak Laura sambil berjalan keluar kelas bersama Juju.

"Dasar cewek toa, bikin naik darah aja," keluh cowok itu lalu mengambil tempat duduk, tepat di depan meja Kayla.

Cowok itu memperhatikan wajah Kayla yang sedang tidur dengan damai, membuat sebuah senyuman terukir di wajah tampannya.

Setelah cukup lama memperhatikan wajah Kayla, cowok itu akhirnya menyadari bahwa kedua kelopak mata Kayla mulai terbuka perlahan-lahan. Cowok itu gelagapan, dan akhirnya memutuskan untuk tetap menatap Kayla, namun dengan tatapan yang super tajam.

"Enak tidurnya?" celetuk cowok itu, membuat Kayla terlonjak kaget dan segera mengangkat kepalanya dari meja, memperhatikan cowok itu.

Kayla terperangah melihat sosok laki-laki yang duduk di hadapannya dengan tatapan tajam bagaikan elang. "Lah... Lu ngapain?"

----------------------

a/n : Halo! Maaf ya baru bisa post sekarang, tugas banyak banget. Jangan lupa vomments terus ya guys. Maaf kalau ada typo. Thanks for reading.
Published : 3 September 2016

Continue Reading

You'll Also Like

9.9K 1.1K 36
Putri tunggal Raja Adthera, Ravenska, menghilang. Dia, satu-satunya yang bisa diharapkan menjadi pembebas bagi rakyat Adthera. Ternyata Ravenska me...
8.5K 2.6K 35
[Paranormal-Teenfic-Horror Fantasi-Romance-Comedy] Menjadi remaja SMA yang bisa melihat hantu tidak semudah yang dibayangkan Daisy. Apalagi tiba-tiba...
7.1K 1.5K 10
kumpulan akhir yang tidak menyenangkan dari segelintir kisah yang berakhir tidak menyenangkan 2018-2019
3.7M 218K 58
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...